"DEMOKRASI"
Disusun oleh :
1. Ariyanda saputra (2011102411111)
Daftar Isi
KATA
PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................
1.LATAR BELAKANG........................................................................................
2.PERMASALAHAN.........................................................................................
3.TUJUAN.......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................
BAB III
PEMBAHASAN
KHUSUS........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang di
berikan-Nya sehingga makalah pembahasan "Demokrasi" ini dapat
kelompok kami selesaikan. Makalah ini kami buat dalam kewajiban materi
presdentasi diskusi kelompok mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Politik.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi dipraktekan di seluruh
dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Dan Negara Indonesia merupakan
salah satu negara berkembang yang berusaha untuk membangun sistem politik demokrasi sejak
menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada tahun 1945.
Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara itu
dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap warga negara sama kedudukannya
dalam pemerintahan, dimana mereka diberi kebebasan untuk memilih ataupun dipilih. Di
Indonesia, hal ini telah diwujudkan dalam bentuk Pemilihan Umum yang dilaksanakan setiap
lima tahun sekali dan juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan dengan Demokrasi.
Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan berpendapat dan sangat erat
kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali terwujud dengan adanya aksi demonstrasi
dimana rakyat turun ke jalan untuk menyampaikan beberapa aspirasinya kepada pemerintah.
Dewasa ini, sudah banyak aksi-aksi demonstrasi yang mengatasnamakan demokrasi dan
beberapa diantaranya banyak menyita perhatian umum, baik dalam negeri maupun luar negeri.
2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Demokrasi?
2. Apa pengertian Demokrasi?
3. Apa saja macam-macam Demokrasi?
4. Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi?
5. Jelaskan asas pokok Demokrasi?
6. Apa saja ciri-ciri Demokrasi?
7. Adakah nilai-nilai yang terkandung dalam Demokrasi?
8. Apakah manfaat Demokrasi?
9. Bagaimana Demokrasi dalam sistem NKRI?
10. Apa prospek Demokrasi di Indonesia dimasa yang akan datang?
11. Apa contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi?
3.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang terdiri dari
dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, kratos/kratein yang berarti kekuasaan/ pemerintahan.
Secara harfiah, demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan dengan
rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya demokrasi, nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam praktik kehidupan demokratis yang
tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi juga dalam berbagai bidang kehidupan.
Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, menyebut demokrasi sebagai
sebuah pergeseran dan penggantian kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah -istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun terdapat
perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan para ahli itu mempunyai kesamaan
prinsip. Berikut ini adalah pandangan demokrasi menurut beberapa pendapat :
c. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang
penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesempatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa
d. Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat memerintah
sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam merusmuskan keputusan-keputusan yang
memengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil-wakil mereka.
1. Konsep Demokrasi
2. Sejarah Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5
SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan
dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan rakyat, atau yang lebih kita
kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara
(umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang
diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu
untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan
anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk
rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada
mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.
3. Jenis-jenis Demokrasi
Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan dalam pelaksanaannya
diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu, pembagian jenis demokrasi dapat dilihat dari
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Termasuk jenis
demokrasi ini terdiri dari :
a. Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam
proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini
dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
pemilu. Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk
di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat
(referendum) yang dapat diklasifikasi :
1 Referendum wajib
2 Referendum tidak wajib
3 Referendum fakultatif
d. Demokrasi formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu
secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi.
e. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang
politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi material dikembangkan di
Negara sosialis-komunis.
f. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua
demokrasi tersebut. Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan
seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap
orang.
g. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu.
Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah
bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).
h. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan
kelas. Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam hukum dan
politik.
2. Demokrasi sistem presidensial. Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan demokrasi
berdasarkan titik perhatian atau prioritas. Jenis demokrasi ini dapat diklasifikasi; Demokrasi
berdasarkan prinsip ideologi. Demokrasi diklasifikasikan :
a. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat
kelengkapan Negara, dapat diklasifikasi ke dalam;
1 DPR lebih kuat dari pemerintah
2 Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri
dan memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang
bertanggungjawab kepada DPR.
3 Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik
anggota parlemen.
4 Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan,
biasanya hanya berfungsi sebagai simbol Negara. Tugas kepala
Negara sebagian besar bersifat ceremonial seperti melantik
kabinet dan duta besar sebagai panglima tertinggi angkatan
bersenjata (kehormatan).
5 Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR
(parlemen) dapat meminta mosi tidak percaya kepada parlemen
untuk membubarkan pemerintah. Jika mayoritas anggota
parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, dan kendali
pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sementara sampai
terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.
Sistem presidential, adalah :
1. Negara dikepalai presiden.
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan oleh
rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
4. Prinsip-prinsip Demokrasi
2. Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara demokrasi
perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak menimbulkan konflik.
3. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya sifat
solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap masyarakat
maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
4. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
5. Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran.
Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
6. Menghormati penalaran
Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu, membela
tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law) antara lain
sebagai berikut :
1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. Kedudukan yang sama dalam hukum.
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
1. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan
yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan
demokrasi adalah sebagai berikut:
a. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
b. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga
negara).
c. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
d. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
e. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
f. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol
perilaku dan kebijakan pemerintah.
g. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
h .Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin
negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
i. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).
3.Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku
yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai
dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga keberagaman
yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap
warga Negara.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip
musyawarah prinsip mufakat, dan mementingkan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar
akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut kesediaan
masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara yang
sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya
keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan mencapal tujuan.
6. Manfaat Demokrasi
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:
1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah
sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-
pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan
rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan
kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus 1945,
para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
(selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan
(kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong sebagai negara
yang menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representatif Demokrasi).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara rakyat disatu
pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia yang duduk di BPUPKI
tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah
mengecap pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa Barat
(khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan pendidikan
tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa
dasawarsa sebelumnya,
sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropah
Barat dan Amerika Serikat. Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara
penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang Dunia-II.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini,
ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model
demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.
Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950) Indonesia
mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau dinamakan juga Demokrasi Liberal),
yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang instabilitas pemerintahan dan nyaris
berujung pada konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI tersebut di atas, maka
pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang
memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin
yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang
mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun dilaksanakan-nya
Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik dan
ideologi yang berujung pada peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan
turunnya Ir. Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI,
menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba),
untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan
ideologi negara Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan dengan
model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu
sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita sedih dengan lengsernya
Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei 1998, dan meninggalkan kehidupan
kenegaraan yang tidak stabil dan krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi
yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batang
tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde
Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar lembaga-
lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model demokrasi
yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir ini,
nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk mengarah-kan tatanan kehidupan
kenegaraan yang stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang utama, yaitu lembaga eksekutif
(Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR dan DPD) telah terbentuk melalui
pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan sebagai mekanisme demokrasi.
8. Demokrasi Dalam Sistem Negara Indonesia
Sistem parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan dan
kemudian di perkuat dalam Undang-undang Dasar 1949 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk
Indonesia meskipun dapat berjalan secara memuaskan dalam beberapa Negara Asia lain.
Persatuan yang dapat di galang untuk selalu menghadapi musuh bersama menjadi kendor dan
tidak dapat di bina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif
Dekrit Presiden 5 Juli dapat di pandang sebagai suatu usaha utuk mencari jalan keluar
dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang-undang dasar
1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang-kurangnya
lima tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS No III/ 1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai
presiden seumur hidup telah membatalkan
pembatasan waktu lima tahun ini (Undang-Undang Dasar memungkinkan seorang presiden
untuk di pilih kembali)yang di tentukan oleh Undang-undang Dasar. Selain itu,banyak lagi
tindakan yang menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan-ketentuan undang
undang dasar. Misalnya dalam tahun 1960 Ir.soekarno sebagai presiden membubarkan dewan
perwakilan rakyat hasil pemilihan umum,padahal dalam penjelasan UUD 1945 secara eksplisit
ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat demikian. Dewan
perwakilan rakyat gotong royong yang mengganti dewan perwakilan rakyat pilihan rakyat di
tonjolkan perananya sebagai pembantu pemerintah,sedangakan fungsi kontrol di tiadakan.
Bahkan pimpinan dewan perwakilan rakyat di jadikan menteri dan dengan demikian di tekankan
fungsi mereka sebagai pembantu presiden,disamping fungsi sebagai wakil rakyat. Hal terakhir
ini mencerminkan telah di tinggalkannya doktrin Trias Politika. Dalam rangka ini harus pula di
lihat beberapa ketentuan lain yang memberi wewenang kepada presiden sebagai badan eksekutif
untuk campur tangan di bidang lain selain bidang eksekutif. Misalnya , Presiden di beri
wewenang untuk campur tangan di bidang Yudikatif berdasarkan UUD No. 19/1964, dan di
bidang legislatif berdasarkan peraturan presiden No. 14/1960 Dalam hal anggotan dewan
perwakilan rakyat tidak mencapai mufakat.
Landasan formal dari periode ini ialah Pancasila,UUD 1945, serta ketetapan MPRS. Dalam
usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD yang telah terjadi dalam masa
demokrasi terpimpin telah di adakan sejumlah tindakan korektif. Ketetapan MPRS No. III/1963
yang menetapkan masa jabatan seumur hidup untuk Ir. Soekarno telah dibatalkan dan jabatan
presiden kembali menjadi jabatan elektif setiap 5 tahun. Ketetapan MPRS NO. XIX/1966 Telah
menentukan di tinjaunya kembali produk-produk legislatif dari masa demokrasi terpimpin dan
atas dasar itu UU No. 19/1964 telah di ganti dengan suatu UU baru (No.14/1970) yang
menetapkan kembali ke asas kebebasan badan-badan pengadilan. Dewan perwakilan rakyat
gotong royong di beri beberapa hak kontrol di samping tetap mempunyai fungsi untuk membantu
pemerintah. Pemimpinnya tidak lagi mempunyai status materi. Begitu pula tata tertib dewan
perwakilan rakyat gotong royong yang baru telah meniadakan pasal yang memberi wewenang
kepada presiden untuk memutuskan permasalahan yang tidak dapat mencapai mufakat antara
anggota badan legislative. Golongan karya, di mana anggota ABRI memainkan peranan penting,
di beri landasan konstitusional yang lebih formal. Selain itu beberapa hak asasi di usahakan
supaya di selenggarakan lebih penuh dengan memberi kebebsan lebih luas kepada pers untuk
menyatakan pendapat dan kepada partai-partai politik untuk bergerak Dan menyusun
kekuatannya terutama menjelang pemilihan umum 1971 . dengan demikian di harapkan
terbinahnya partisipasi dengan golongan-golongan dalam masyarakat di samping di adakan
pembangunan ekonomi secara teratur serta terencana .
Perkembangan lebih lanjut pada masa republik Indonesia III (yang juga di sebut sebagai
orde baru yang menggantikan orde lama) menunjukkan peranan presiden yang semakin besar.
Secara lambat lain tercipta pemusatan kekuasaan ditangan presiden karena presiden Soeharto
telah menjelma sebagai seorang tokoh yang Paling dominan dalam stem politik Indonesia tidak
saja jabatanya sebagai presiden dalam system presidensial tetapi juga karena pengaruhnya yang
dominan dalam elit politik.
Tumbangnya Orde Baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan demokratisasi di
Indonesia. Pengalaman Orde Baru mengajarkan kepada bangsa Indonesia bahwa pelanggaran
terhadap demokrasi membawa kehancuran bagi Negara dan penderitaan rakyat. Oleh karena itu
bangsa Indonesia bersepakat untuk sekali lagi melakukan demokratisasi, yakni proses
pendemokrasian sistem politik Indonesia sehingga kebebasan rakyat terbentuk, kedaulatan rakyat
dapat ditegakkan, dan pengawasan terhadap lembaga eksekutif dapat dilakukan oleh lembaga
wakil rakyat (DPR).
Presiden Habibie yang dilantik sebagai presiden yang akan memulai langkah-langkah
demokratisai dalam Orde Reformasi. Oleh karena itu, langkah yang dilakukan pemerintahan
Habibie adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah penting dalam
demokratisasi. UU politik yang meliputi UU Partai Politik, UU Pemilu, dan UU Susulan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD yang baru disahkan pada awal 1999. UU politik ini jauh lebih
demokratis dibandingkan dengan UU politik sebelumnya sehingga pemilu 1999 menjadi pemilu
yang demokratis yang diakui oleh dunia internasional. Pada masa pemerintahan Habibie juga
terjadi demokratisasi yang tidak kalah pentingnya, yaitu penghapusan dwifungsi ABRI sehingga
fungsi sosial-politik ABRI (sekarang TNI atau Tentara Nasional Indonesia) dihilangkan. Fungsi
pertahanan menjadi fungsi satu-satunya yang dimiliki TNI semenjak reformasi internal TNI
tersebut.
Langkah terobosan yang dilakukan dalam proses demokratisasi adalah amandemen UUD 1945
yang dilakukan oleh MPR hasil Pemilu 1999 dalam empat tahap selama empat tahun (1999-
2002). Beberapa perubahan penting dilakukan terhadap UUD 1945 agar UUD 1945 mampu
menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemeran DPR sebagai lembaga legislative
diperkuat, semua anggota DPR dipilih dalam pemilu, pengawasan terhadap presiden lebih
diperketat, dan hak asasi manusia memperoleh jaminan yang semakin kuat. Amandemen UUD
1945 juga memperkenalkan pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung (pilpres). Pilpres pertama dilakukan pada tahun 2004 setelah pemilihan umum untuk
lembaga legislative.
Langkah demokratisasi berikutnya adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah
secara langsung (pilkada) yang diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. UU ini mengharuskan semua kepala daerah di seluruh Indonesia dipilih melalui pilkada
melalui pertengahan 2005. Semenjak itu, semua kepala daerah yang telah habis masa jabatannya
harus dipilih melalui pilkada. Pilkada bertujuan untuk menjadikan pemerintah daerah lebih
demokratis dengan diberikan hak bagi rakyat untuk menentukan kepala daerah. Hal ini tentu saja
berbeda dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang bersifat tidak langsung karena dipilih
oleh DPRD.
Pelaksanaan pemilu legislative dan pemilihan presiden pada tahun 2004 merupakan
tonggak sejarah politik penting dalam sejarah politik Indonesia modern karena terpilihnya
anggota-anggota DPR, DPD (Dewan Perwakilan Daerah), dan DPRD telah menuntaskan
demokratisasi di bidang lembaga-lembaga politik di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa
demokratisasi telah berhasil membentuk pemerintah Indonesia yang demokratis karena nilai-nilai
demokrasi yang penting telah ditetapkan melalui pelaksanaan peraturan perundangan melalui
dari UUD 1945. Memang benar bahwa demokratisasi adalah proses tanpa akhir karena
demokrasi adalah sebuah kondisi yang tidak pernah terwujud secara tuntas. Namun dengan
adanya perubahan-perubahan tadi, demokrasi di Indonesia telah mempunyai dasar yang kuat
untuk berkembang.
Harold Crough mengungkapkan pesimisme yang kuat, akan tetapi Afan Gaffar mempunyai
keyakinan yang sebaliknya yaitu demokrasi akan dapat ditingkatkan kualitas
pelaksanaannyadengan alasan selama dua dasawarsa terakhir ini, masyarakat Indonesia telah
mengalami transformasi sosial yang sangat fundamental (Gaffar, 2002: 41).
Proses transformasi sosial ini merupakan produk dari pembangunan nasional yang berlangsung
selama lima Pelita. Tidak dapat disangkal, bahwa pembangunan nasional telah membawa hasil
positif di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekalipun dengan tingkat distribusi
yang masih belum baik. Hal ini dapat kita lihat dari meningkatnya pendapatan perkapita yang
sudah mencapai sekitar 75%, urbanisasi yang semakin menampakan dirinya serta semakin
banyaknya masyarakat yang diekspos media masa.
Satu hal lagi yang jelas adalah peningkatan proporsi orang yang telah mengalami peningkatan
kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari besarnya jumlah pemilih muda yang semakin
bertambah pada setiap pemilu. Mereka adalah generasi baru yang mempunyai pengalaman
politik yang berbeda, yang mengalami sosialisasi atau pendidikan politik yang kemudian
memiliki aspirasi dan tuntutan politik yang berbeda pula dari generasi-generasi sebelumnya.
BAB III
PEMBAHASAN
KHUSUS
Kasus Ahok Hingga Aksi Demonstrasi Sebagai Salah Satu Wujud Demokrasi
Aksi 4 November lalu yang melibatkan ratusan ribu muslim, sedikit banyak telah mempengaruhi
proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Aksi ini dianggap sebagai salah satu bentuk ekspresi demokrasi masyarakat dan sudah
sepatutnya untuk dihargai dan diperhatikan serta dilaksanakan tanpa adanya anarkisme antar
pendemo. Seperti yang dikatakan oleh Ketua Bidang Keadilan dan Perdamaian Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Henrik Lokra, – Itu ekspresi demokrasi, itu harus
diberi ruang, tapi tidak anarkis – Jadi, ekspresi para peserta aksi biar bagaimanapun juga harus
dihargai oleh semua pihak.
Semua orang di negeri ini harus diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya. Aksi ini
juga dipandang sebagai wujud demokratis yang luar biasa, dalam aksi ini setiap orang diberi hak
untuk mengutarakan pendapatnya. Dan ini merupakan bentuk kematangan demokrasi Indonesia.
(Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI),
Romo PC Siswantoko)
Kasus ahok dan aksi demonstrasi ini juga sangat erat kaitannya dengan isu politik yang memang
sedang berhembus kencang di kalangan masyarakat DKI Jakarta yang memang akan
melangsungkan Pemilihan Umum Cagub dan Cawagub baru. Banyak yang mengira aksi ormas
Islam itu tak Luput dari hembusan angin politik di belakangnya. Namun kalangan ormas selalu
menepis pendapat itu. dengan tegas mereka mengklaim bahwa aksi yang mereka lakukan tidak
ada sangkut pautnya dengan politik, apalagi dengan Pilkada DKI Jakarta.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas permasalahan
yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara
langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum,
karena Demokrasi sangat erat kaitannya dengan politik dan hukum.
Sejak tahun 1998 – sekarang, Indonesia menjalankan Demokrasi Pancasila Era Reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila. Namun
perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pancasila
dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu :
2.SARAN
Indonesia telah melewati berbagai jenis bentuk demokrasi, mulai dari Demokrasi Parlementer,
Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi pada Pemerintahan Orde Baru. Untuk sekarang demokrasi
yang sedang berjalan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila Era Reformasi yang dimulai sejak
runtuhnya pemerintahan Orde Baru hingga sekarang.
Dari panjangnya perjalanan Indonesia dalam melewati berbagai jenis demokrasi ini, sudah
sepatutnya kita sebagai Warga Negara Indonesia mampu bersikap bijak akan demokrasi dan
mampu menjalankan demokrasi dengan semestinya, baik dilingkungan yang paling kecil yaitu
keluarga sampai lingkungan yang paling besar yaitu pemerintahan.
Mengutip dari pendapat Harold Crough yang mengungkapkan pesimisme yang kuat akan
Demokrasi dimasa yang akan datang, maupun pendapat Afan Gaffar yang mempunyai keyakinan
yang sebaliknya. Kita hanya harus percaya bahwa Demokrasi adalah pilihan yang terbaik untuk
kita dan Negara Indonesia kita tercinta. Sebagai Warga Negara yang baik, kita harus pandai
memilah cara mengekspresikan demokrasi, yaitu dengan mengekspresikan suatu demokrasi
dengan cara yang baik, tanpa adanya anarkisme, isu SARA dan tujuan-tujuan lain yang dapat
meruntuhkan negara Indonesia. Hancur tidaknya suatu negara ada di tangan rakyatnya. Maka
dari itu kita harus siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa
mendatang dan senantiasa selalu melakukan yang terbaik untuk Indonesia
Daftar Pustaka :
Drs. Sunarto, dkk, 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang: Pusat
pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang
http://robihartopurba.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-demokrasi-di-indonesia.html
http://m.tribunnews.com/nasional/2016/11/21/aksi-4-november-harus-dihargai-sebagai-ekspresi-
demokrasi
http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/10/10/oxlbf9440-pemilihan-rektor-ipb-babak-
baru-demonstrasi-di-perguruan-tinggi-indonesia
http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi
http://www.kamusjenius.com/2015/6/mengenal-macam-macam-demokrasi-di.html
https://maratussyolikha.wordpress.com/2017/10/27/makalah-pkn-tentang-demokrasi-di-indonesia-dan-
contoh-kasus-demokrasi/
http://blognursafitri.blogspot.com/2014/11/makalah-ilmu-politik-demokrasi.html