Anda di halaman 1dari 7

BAB III

MEDIA

2.3.1. Tujuan Percobaan

- Mengetahui teknik-teknik pembuatan media


- Mengetahui jenis-jenis media yang dibuat

2.3.2. Teori Dasar


2.3.2.1. Pengertian
Media yang biasa kita sebut medium adalah suatu bahan yang tersusun atas
campuran nutrien yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba, pengujian sifat
fisiologi, untuk isolasi dan memperbanyak jumlah mikroba serta untuk perhitungan jumlah
mikroba. Media juga dapat diartikan sebagai nutrien yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk pertumbuhan secara in vitro.
Kriteria media yang ideal adalah :
1. Mengandung nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
2. Sesuai dengan faktor lingkungan yang dibutuhkan seperti pH, O2, dan air
3. Tidak mengandung senyawa penghambat bagi mikroorganisme tersebut
4. Harus steril
5. Praktis dan ekonomis
Fungsi media dibagi menjadi dua cara, yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif.
Media secara kualitatif, digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroorganisme
sedangkan media secara kuantitatif digunakan untuk perbanyakan dan perhitungan jumlah
mikroorganisme
Ketersedian media terdapat 2 macam, yaitu :
1. Media Konvensional, merupakan media dibuat berdasarkan komposisi nutrien,
ditimbang, dilarutkan, didistribusikan di dalam wadah dan di sterilisasi
2. Media Praktis, media ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu media ready made dan
media ready use. Media ready made adalah media dalam berntuk instan,
ditimbang, dan dilarutkan serta disterilisasi, sedangkan media ready use adalah
media dalam bentuk siap pakai dan steril, biasanya dalam wadah disposibel.
Penggolongan Media :

1. Media padat (solid media), mengandung agar-agar 1,2-1,5%, biasanya dalam bentuk
plate agar (lempeng agar) atau slant agar (agar miring).
2. Media semi padat (semi solid media), mengandung agar-agar 0,6-0,75%, Berdasarkan
konsistensi, media dibagi menjadi 3 macam :
a. contoh media SIM (Sulfida, Indol, Motilitas) untuk pengamatan motilitas.
b. Media cair (liquid media), tanpa mengandung bahan pemadat, contoh media
nutrien cair, BHI (Brain Heart Infusion).
3. Berdasarkan bahan penyusunnya, ada 2 macam :
a. Media alami, terdiri dari bahan-bahan alami contoh ekstrak kentang, sari
wortel, ekstrak daging.
b. Media sintetis, terdiri dari bahan-bahan yang telah diketahui komposisinya.
4. Berdasarkan sifat dan fungsinya
a. Media transport, merupakan media untuk pengiriman spesimen atau sampel,
contoh nutrien cair, carry and Blair, dan lain-lain.
b. Media diperkaya, merupakan media kompleks atau nutrien lengkap antara
lain penambahan darah, fungsi untuk memperbanyak dan mempersubur
mikroorganisme, contoh media BHI.
c. Media eksklusif (exclussive media), merupakan media dengan penambahan
bahan tertentu untuk pertumbuhan organisme.
d. Media selektif dan diferensial, merupakan media dengan penambahan zat
penghambat atau senyawa tertentu, sehingga dapat digunakan membedakan
golongan atau sifat mikroorganisme.
e. Media umum (universal media), merupakan media dengan bahan yang dapat
dipakai untuk pertumbuhan kelompok mikroorganisme, contoh nutrien agar
untuk pertumbuhan bakteri.
f. Media pengujian (assay media), merupakan media untuk pengujian sifat-sifat
fisiologis mikroorganisme atau reaksi biokimiawi.
g. Media perhitungan jumlah, merupakan media untuk menghitung jumlah sel
secara tidak langsung.
h. Media pertumbuhan bakteri anaerob, merupakan media yang mengandung
senyawa pengikat oksigen dalam media, contoh medium tioglikolat untuk
pertumbuhan bakteri anaerob
i. Media minimal (minimal media), merupakan media yang mengandung
senyawa mineral tertentu dan digunakan untuk menumbuhkan golongan
bakteri tertentu (biasanya bakteri tanah).
j. Media kompleks (complex media)
k. Media yang mengandung bahan-bahan alami/senyawa kompleks dan
senyawa sintetis tertentu, contoh media Dulbeco untuk kultur sel epitel.

Cara pembuatan media :

1. Penimbangan bahan.
Bahan ditimbang sesuai komposisi dan kebutuhan.
2. Penacampuran dan pelarutan bahan
Bahan dicampur dan ditambah akuadest. Bial media padat maka dipanaskan
sampai agar-agar larut.
3. Distribusi dalam wadah
Media dibagikan ke dalam wadah, seperti tabung reaksi,erlenmeyer,cawan petri,
lalu ditutup dan dibungkus.
4. Sterilisasi
Media disterilisasi dengan alat autoclave (suhu 121oC selama 15 menit atau
tindalisasi pada suhu 100oC selama 30menit dan diulang 3 kali dengan interval
waktu 24 jam).

Pertumbuahan mikroorganisme dalam media dapat tumbuh dengan baik


apabila memenuhi persyaratan, antara lain:
- Media harus mengandung semua nutrient yang mudah digunakan
oleh mikroorganisme.
- Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan
pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme.
- Media tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
- Media harus steril sebelum digunakan, supaya mikroorganisme dapat
tumbuh dengan baik (Waluyo, 2008).
Catatan : Ada perlakuan khusus pada media tertentu yang tidak perlu disterilisasi dan atau
penambahan bahan yang termolabil. Contoh pada pembuatan media agar darah, maka
penambahan darah secara aseptik pada media dasar, media BSA (Bismuth Sulfit Agar)
tidak disterilisasi.

2.3.3. Alat dan Bahan


A. Alat
- Batang pengaduk
- Mortar
- Stemper
- Beakerglass 600 mL
- Kompor
- Saringan kasar
- Termometer
- pH meter
- Pipet tetes
- Kertas saring
- Autoklaf

B. Bahan
- NaCl
- Aquades (H2O)
- Daging
- Agar-agar
- Sukrosa (C6H12O6)
- Toge
- Laktosa (C11H22O11)

2.3.4. Prosedur Kerja


A. Kaldu Nutrisi
- Timbang NaCl sebanyak 5 gram.
- Timbang daging sebanyak 30 gram lalu tumbuk hingga halus.
- Campurkan NaCl dan daging kemudian larutkan dalam aquades sebanyak 600 mL
dalam beakerglass,
- Panaskan sampai mendidih kemudian saring.
- Turunkan suhunya sampai 50℃.
- Atur pH media sampai 7.
- Tutup beakerglass dengan plastik kemudian sterilkan ke dalam Autoklaf selama 20
menit pada suhu 121℃ .
- Setelah disterilisasi tunggu media hingga dingin kemudian simpan di dalam lemari
es.
B. Nutrisi Agar
- Timbang daging sebanyak 30 gram lalu tumbuk hingga halus.
- Campur daging dan agar-agar (1 bungkus) kemudian larutkan dalam aquades
sebanyak 600 mL dalam beakerglass.
- Panaskan sampai mendidih kemudian saring.
- Turunkan suhunya sampai 50℃ .
- Atur pH media sampai 7.
- Tutup beakerglass dengan plastik kemudian sterilkan ke dalam Autoklaf selama 20
menit pada suhu 121℃.
- Setelah disterilisasi tunggu media hingga dingin kemudian simpan di dalam lemari
es
C. Toge Agar
- Timbang sukrosa sebanyak 600 gram.
- Timbang toge sebanyak 100 gram, lalu tumbuk kasar.
- Campur toge, sukrosa dan agar-agar (1 bungkus) kemudian larutkan dalam aquades
sebanyak 600 mL dalam beakerglass.
- Panaskan sampai mendidih kemudian saring.
- Turunkan suhunya sampai 50℃.
- Atur pH media sampai 7.
- Tutup beakerglass dengan plastik kemudian sterilkan ke dalam Autoklaf selama 20
menit pada suhu 121℃ .
- Setelah disterilisasi tunggu media hingga dingin kemudian simpan di dalam lemari
es.
D. KFL (Kaldu Fermentasi Laktosa)
- Timbang laktosa sebanyak 5 gram.
- Timbang daging sebanyak 30 gram lalu tumbuk hingga halus.
- Campur daging dan laktosa kemudian larutkan dalam aquades sebanyak 600 mL
dalam beakerglass.
- Panaskan sampai mendidih kemudian saring.
- Turunkan suhunya sampai 50℃.
- Atur pH media sampai 7.
- Tutup beakerglass dengan plastik kemudian sterilkan ke dalam Autoklaf selama 20
menit pada suhu 121℃ .
- Setelah disterilisasi tunggu media hingga dingin kemudian simpan di dalam lemari
es.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Augustin Wydia. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta. PT Niaga


SwadayaS

Hartarti, Dra. Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta. CV ANDI OFFSET
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum Edisi Revisi. Malang UMM Press

Anda mungkin juga menyukai