Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sapta Hadi Kesuma

NIM : 13521226
Proses Industri Kimia - Rangkuman Proses Produksi Amoniak dan Gas Alam

Pada proses pembuatan Amoniak (NH3) dan Gas alam melalui beberapa tahapan ialah
sebagai berikut :
 Pengolahan Gas Alam

Pada proses pengolahan Gas Alam,


proses ini terdapat beberapa tahapan yaitu
pengolahan natural gas (CH4 , C2H6 , C3H8 ,
C4H10 dan H2S) masuk ke tangki Preheater
yang mana pada proses ini dilakukan
pemenasan awal. Kemudian, dari preheater
CH4
dimasukan
C2Hke
6
dalam tangki Desulfurizer
yang Cberfungsi
3H8 untuk mereduksi
C4H10
(menghilangkan) sulfur yang ikut
H2S
bercampur pada gas alam. Sulfur
dihilangkan diawal proses karena sulfur sendiri dapat mengganggu proses pembuatan amoniak dan
merupakan zat yag dapat merusak alat-alat pada proses karena sulfur bersifat asam. Yang mana
asam sendiri dapat menyebabkan korosi pada perpipaan dan tangki yang terbuat dari logam tanpa
lapisan steinless steel. Gas alam yang keluar dari proses Desulfurizer ialah CH4 , C2H6 , C3H8 dan C4H10.

 Primary Reformer
pada Proses Primary Reformer,
yaitu proses pembuatan gas H2. Pada proses
ini gas alam setelah keluar dari Desulfurizer
akan dicampurkan dengan steam (uap
air/H2O) kemudian dimasukan kedalam
tungku furnace. Terlihat pada gambar
disamping sebelum masuk ke dalam vassel
campuran gas alam dan steam mengalami
pemanasan awal pada pipa yang berada
sebelum masuk kedalam tangki reaksi,

Gas alam : [H2O (g)]


CH4 , C2H6 ,
C3H8 dan C4H10
kemudian dimasukan kedalam tangki untuk dilakukan perekasian gas alam dan steam. Reaksi yang
terjadi pada tangki yaitu sbb :
CH4 (g) + H2O (g) ↔ CO (g) + H2 (g)
Rekasi diatas berlangsung pada suhu tinggi ( reaksi endotermis ) dengan kondisi reaksi berlangsung
pada suhu 700 – 750 oC dan tekanan 35 atm dengan bantuan katalis Cobalt-Molibdenium.
Kandungan gas yang keluar dari Primary Reformer yaitu :
- H2 >>> - CH4 - C3H8
- CO >>> - C2H6 - C4H10
Note : bahan bakar yang digunakan pada furnace ialah memakai fuel gas (gas alam).

 Secondary Reformer
Seksi Oksidasi
partial

Seksi
N2 & O 2 Reforming

Pada proses secondary


reformer yaitu proses selanjutnya
setelah proses primary reformer yang
Primary refromer
H2 , CO , CH4 , mana pada proses ini bertujuan untuk
C2H6 , C3H8 dan menghilangkan kandungan hidrokarbon.
C4H10
Pereduksian kandungan hidrokarbon
dilakukan dengan mereaksikannya dengan
udara. Yang mana nantinya dari reaksi antara gas alam dan
udara akan menghasilkan panas yang dapat digunakan
untuk memurnikan kandungan N2.
Pada bagian ini terbagi 2 bagian reaksi yang pertama yaitu reaksi pada seksi oksidasi partial
yang mana pada oksidasi ini akan mereksikan semua hidrokarbon dengan oksigen dan menghasilkan
karbon dioksida dan air . Berbeda pada bagian seksi reforming akan terjadi rekasi antara methan dan
air yang menghasilkan karbon monoksida dan hidrogen. Berikut reaksi yang terjadi :

Seksi Oksidasi Partial :


- CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
- C2H6 + 3/2 O2 → 2 CO2 + 3 H2O
- C3H8 + 5 O2 → 3 CO2 + 4 H2O
- C4H10 + 13/2 O2 → 4 CO2 + 5 H2O
- H2 + ½ O2 → H2O
- CO + ½ O2 → CO2
Seksi Reforming :
- CH4 + H2O ↔ CO + 3 H2
Kondisi rekasi pada seksi reforming ialah berlangsung pada suhu 950 oC, tekanan 32 atm dan dengan
menggunakan katalis : Cobalt-Molibdenium.
Kandungan yang keluar dari secondary reformer ialah :
- H2 >>> - CO2 <<<
- N2 >>> - H2O <<<
- CO >>>

Note :
- pada bagian secondary reformer ini hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah pengaturan
jumlah udara yang digunakan untuk mereduksi kandungan hidrokarbon, yang mana jumlah udara
yang digunakan itu hanya cukup untuk mereaksikan hidrokarbon, memang tidak dapat dipungkiri
sebahagian gas H2 juga akan bereaksi dengan udara. Namun jika jumlah udara inlet nya terlalu
banyak maka akan lebih banyak lagi H2 yang akan bereaksi dengan O2.
- panas yang dihasilkan dari pembakaran gas alam, berfungsi untuk memurnikan kandungan N 2 dan
akan membantu untuk menghilangkan kandungan hidrokarbon.

 Shift converter

Gas:
H2 >>> HTS
Pada proses shift converter ini akan memproses gas hasil
N2 >>>
CO >>> keluaran dari secondary reformer yang mana akan bertujuan untuk
CO2 <<< mengubah gas CO  CO2 yang kemudian nantinya akan dipisahkan
H2O <<<
pada proses selanjutnya. Pada proses ini terdapat 2 proses yang
berbeda yaitu HTS (high temprature shift converter) dan LTS (low
LTS temprature shift converter). Pada gambar disamping terlihat bahwa
Gas: gas CO yang masuk dan keluar dari shift converter mengalami
H2 >>>
perubahan. Perbedaan antara HTS dan LTS yaitu pada kondisi
N2 >>>
CO2 >>> berjalannya reaksi yang mana pada HTS reaksi berlangsung pada
H2O <<< suhu dan tekanan tinggi sedangkan pada LTS reaksi berlansung pada
CO <<<
suhu dan tekanan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena gas
sebelum masuk ke kolom LTS mengalami penurunan suhu oleh heat
exchanger.

Berikut reaksi-reaksi yang terjadi pada kolom shift converter :

 Reaksi pada HTS :


CO + H2O ↔ CO2 + H2
Kondisi berlangsungnya reaksi : T = 350 oC – 450 oC
P = 30 atm
Katalis : Fe2O3 , Cr2O3

 Reaksi pada LTS :


CO + H2O ↔ CO2 + H2
Kondisi berlangsungnya reaksi : T = 250 oC
P = 25 atm
Katalis : CuO , N2O3
Dari hasil reaksi diatas pada HTS dan LTS sama-sama mengubah gas CO menjadi CO 2
sehingga komponen gas CO tinggal sedikit sedangkan gas CO 2 mengalami penambahan dari hasil
reaksi pada kolom HTS dan LTS. Setelah proses ini gas keluarannya akan menuju ke proses CO2
removal.
Sehingga gas yang keluar dari proses shift converter yaitu :
- H2 >>> - H2O <<<
- N2 >>> - CO <<<
- CO2 >>>

 CO2 Removal Gas :


H2 >>> CO2 >>> CO <<<
N2 >>> H2O <<<

Gas:
H2 CO
K2CO3 N2

Pada proses CO2 removal terdapat 2 proses yaitu


CO2 absorption yang mana berfungsi untuk memisahkan gas CO 2
yang masuk dari LTS dengan bantuan CO 2 absorption. Dengan
KHCO3

K2CO3

CO2 Stippper
menggunakan 2 senyawa CO2 absorption yang sering digunakan yaitu : . larutan amine : MDEA
(mono diethanol amine)

. larutan benfield : K2CO3

Pada proses kali ini kita menggunakan larutan benfield dengan reaksi yang terjadi yaitu sbb:

CO2 + K2CO3 + H2O → 2 KHCO3

Dari reaksi diatas terlihat gas CO 2 yang direaksikan dengan larutan benfield dan air akan
membentuk senyawa kalium bikarbonat. Dengan kata lain senyawa inlet yang masuk ke CO2
absorber akan berikatan dengan larutan benfield dan air sehingga membentuk senyawa baru
danterpisah dari gas H2 , N2 dan CO.

Pada gambar, setelah terbentuk senyawa KHCO 3 maka akan diumpan ke dalam kolom CO2
Stipper, kolom ini berfungsi untuk memisahkan KHCO 3 dengan CO2 sehingga akan kembali
membentuk larutan benfield (K2CO3) yang dapat digunakan kembali sebagai CO 2 absorption.
Sedangkan gas CO2 dikeluarkan dari kolom. Biasanya pabrik pembuatan amonia akan berdampingan
dengan pabrik pupuk urea, yang mana CO 2 yang dikelurakan dari kolom akan dikirim ke pabrik CO 2
untuk proses pembuatan pupuk urea.

Gas hasil keluaran CO2 removal yaitu hanya tinggal kandungan : H 2 , N2 dan CO.

 Methanator

Gas :
H2 Pada proses ini akan mengubah gas CO menjadi methana,
N2
yang mana tujuan dari penguabahan CO yaitu untuk mencegah
COGas :
H2 terjadinya reaksi antara katalis yang digunakan saat mensitesis N 2
N2 dan H2 pada proses sintesis amonia nantinya. Dengan kata lain CO
CH4
H2O bila bertemu dengan katalis (Fe) pada proses produksi amonia maka
mereka akan bereaksi sehingga menghambat pembentukan amonia.

Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu :

CO + 3 H2 ↔ CH4 + H2O

Kondisi reaksi berlangsun pada suhu: 200 oC – 250 oC , tekanan : 20 atm dengan bantuan
katalis Cobalt-Molibdenium.
Methana (CH4) yang terbentuk tidak akan bereaksi pada proses selanjutnya sehingga proses
pembuatan amonia sudah dapat dilakukan karena gas keluaran dari methanator hanya tinggal gas
untuk pembuatan amonia yaitu : N2 , H2 , CH4 , H2O.

 Synthetic Gas Compressor

Dalam proses pembuatan amonia, nantinya akan berlangsung


pada tekanan tinggi, sehingga untuk mencapai tekanan tinggi gas hasil
keluaran methanator akan diumpankan ke alat synthetic gas
compressor, yang berfungsi untuk menaikkan tekanan. Pada proses
pembuatan amonia nantinya akan berlangsung pada tekanan tinggi
yaitu 135 atm. Nah dengan menggunakan synthetic gas compressor akan dapat mencapai
tekanan tersebut. synthetic gas compressor disusun secara beratahap (stage) yang mana
berfungsi agar kinerja alat untuk menaikan tekanan lebih mudah dilakukan, dan life time alat
juga akan semakin panjang karena kinerjanya tidak terlalu berat dibandingkan hanya
menggunakan synthetic gas compressor secara tunggal.

 Amonia Converter

N2 , H2 ,
CH4 , NH3

Gas: Gas:
N2 N2
H2 H2
CH4 CH4
H2O NH3 : 12%

(NH3 cair 99%)

Pada proses pembuatan amonia setelah gas keluar dari proses synthetic gas compressor
maka pada proses pertama akan langsung diumpan ke dalam proses synthesis converters yang mana
proses ini akan mengubah / mensintesis gas N 2 dan H2 menjadi amonia dengan reaksi sbb:
N2 + H 2 ↔ 2 NH3

Reaksi berlagsung pada suhu : 400 – 500 oC , tekanan : 135 atm dengan bantuan katalis : Fe 2O3.

Konversi reaksi pembentukan Amonia hanya mencapai 12 %. Dan amonia yang terbentuk
tidak dapat langsung didapatkan hasil amonianya. Gas hasil keluaran dari synthesis converters (N2 ,
H2 , CH4 dan NH3) yang mana sebahagian akan diumpan ke kolom HRU (hydrogen recovery unit)
proses ini dilakukan untuk memisahkan gas CH 4 dan merecovery gas H2. Karena CH4 tidak ikut
bereaksi selama sintesis pembuatan amonia maka jumlahnya selama masuk dan keluar akan tetap
sama. Sehingga untuk mencegah bertambahnya CH 4 semakin bertambah, jumlah komponen CH 4
yang direcovery dan nantinya akan diumpan ke gas recycle ke pengolahan gas alam harus sama
dengan jumlah komponen CH4 yang masuk ke dalam kolom synthesis converters. Gas hasil keluaran
HRU akan di masukan ke dalam synthetic gas compressor untuk menaikan tekanan dan dicampur
dengan dengan fresh gas kemudian diolah kembali ke synthesis converters untuk membentuk NH3.

Untuk proses selanjutnya gas NH 3 yang masih bercampur dengan gas N 2 ,H2 , CH4 dan sedikit
H2O akan melewati refrigeration section yang akan mengubah NH3 dan H2O menadi fase cair lalu
diumpankan ke kolom separator yang akan memisahkan fase gas dan fase cairan, sehingga NH 3 dan
H2O akan terspisah dan keluar menuju storage sedangkan gas N2 , H2 dan CH4 akan masuk kembali ke
proses synthesis converters untuk membentuk NH3. Dan begitulah siklus seterusnya. Konsentrasi
NH3 yang keluar dari tangki separator dapat mencapai 99% kemurniannya.

Note : hal yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan amonia ialah :

- Konsentrasi fuel gas


- Konsentrasi steam
- Konsentrasi udara

Anda mungkin juga menyukai