NIM : 13521226
Proses Industri Kimia - Rangkuman Proses Produksi Amoniak dan Gas Alam
Pada proses pembuatan Amoniak (NH3) dan Gas alam melalui beberapa tahapan ialah
sebagai berikut :
Pengolahan Gas Alam
Primary Reformer
pada Proses Primary Reformer,
yaitu proses pembuatan gas H2. Pada proses
ini gas alam setelah keluar dari Desulfurizer
akan dicampurkan dengan steam (uap
air/H2O) kemudian dimasukan kedalam
tungku furnace. Terlihat pada gambar
disamping sebelum masuk ke dalam vassel
campuran gas alam dan steam mengalami
pemanasan awal pada pipa yang berada
sebelum masuk kedalam tangki reaksi,
Secondary Reformer
Seksi Oksidasi
partial
Seksi
N2 & O 2 Reforming
Note :
- pada bagian secondary reformer ini hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah pengaturan
jumlah udara yang digunakan untuk mereduksi kandungan hidrokarbon, yang mana jumlah udara
yang digunakan itu hanya cukup untuk mereaksikan hidrokarbon, memang tidak dapat dipungkiri
sebahagian gas H2 juga akan bereaksi dengan udara. Namun jika jumlah udara inlet nya terlalu
banyak maka akan lebih banyak lagi H2 yang akan bereaksi dengan O2.
- panas yang dihasilkan dari pembakaran gas alam, berfungsi untuk memurnikan kandungan N 2 dan
akan membantu untuk menghilangkan kandungan hidrokarbon.
Shift converter
Gas:
H2 >>> HTS
Pada proses shift converter ini akan memproses gas hasil
N2 >>>
CO >>> keluaran dari secondary reformer yang mana akan bertujuan untuk
CO2 <<< mengubah gas CO CO2 yang kemudian nantinya akan dipisahkan
H2O <<<
pada proses selanjutnya. Pada proses ini terdapat 2 proses yang
berbeda yaitu HTS (high temprature shift converter) dan LTS (low
LTS temprature shift converter). Pada gambar disamping terlihat bahwa
Gas: gas CO yang masuk dan keluar dari shift converter mengalami
H2 >>>
perubahan. Perbedaan antara HTS dan LTS yaitu pada kondisi
N2 >>>
CO2 >>> berjalannya reaksi yang mana pada HTS reaksi berlangsung pada
H2O <<< suhu dan tekanan tinggi sedangkan pada LTS reaksi berlansung pada
CO <<<
suhu dan tekanan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena gas
sebelum masuk ke kolom LTS mengalami penurunan suhu oleh heat
exchanger.
Gas:
H2 CO
K2CO3 N2
K2CO3
CO2 Stippper
menggunakan 2 senyawa CO2 absorption yang sering digunakan yaitu : . larutan amine : MDEA
(mono diethanol amine)
Pada proses kali ini kita menggunakan larutan benfield dengan reaksi yang terjadi yaitu sbb:
Dari reaksi diatas terlihat gas CO 2 yang direaksikan dengan larutan benfield dan air akan
membentuk senyawa kalium bikarbonat. Dengan kata lain senyawa inlet yang masuk ke CO2
absorber akan berikatan dengan larutan benfield dan air sehingga membentuk senyawa baru
danterpisah dari gas H2 , N2 dan CO.
Pada gambar, setelah terbentuk senyawa KHCO 3 maka akan diumpan ke dalam kolom CO2
Stipper, kolom ini berfungsi untuk memisahkan KHCO 3 dengan CO2 sehingga akan kembali
membentuk larutan benfield (K2CO3) yang dapat digunakan kembali sebagai CO 2 absorption.
Sedangkan gas CO2 dikeluarkan dari kolom. Biasanya pabrik pembuatan amonia akan berdampingan
dengan pabrik pupuk urea, yang mana CO 2 yang dikelurakan dari kolom akan dikirim ke pabrik CO 2
untuk proses pembuatan pupuk urea.
Gas hasil keluaran CO2 removal yaitu hanya tinggal kandungan : H 2 , N2 dan CO.
Methanator
Gas :
H2 Pada proses ini akan mengubah gas CO menjadi methana,
N2
yang mana tujuan dari penguabahan CO yaitu untuk mencegah
COGas :
H2 terjadinya reaksi antara katalis yang digunakan saat mensitesis N 2
N2 dan H2 pada proses sintesis amonia nantinya. Dengan kata lain CO
CH4
H2O bila bertemu dengan katalis (Fe) pada proses produksi amonia maka
mereka akan bereaksi sehingga menghambat pembentukan amonia.
CO + 3 H2 ↔ CH4 + H2O
Kondisi reaksi berlangsun pada suhu: 200 oC – 250 oC , tekanan : 20 atm dengan bantuan
katalis Cobalt-Molibdenium.
Methana (CH4) yang terbentuk tidak akan bereaksi pada proses selanjutnya sehingga proses
pembuatan amonia sudah dapat dilakukan karena gas keluaran dari methanator hanya tinggal gas
untuk pembuatan amonia yaitu : N2 , H2 , CH4 , H2O.
Amonia Converter
N2 , H2 ,
CH4 , NH3
Gas: Gas:
N2 N2
H2 H2
CH4 CH4
H2O NH3 : 12%
Pada proses pembuatan amonia setelah gas keluar dari proses synthetic gas compressor
maka pada proses pertama akan langsung diumpan ke dalam proses synthesis converters yang mana
proses ini akan mengubah / mensintesis gas N 2 dan H2 menjadi amonia dengan reaksi sbb:
N2 + H 2 ↔ 2 NH3
Reaksi berlagsung pada suhu : 400 – 500 oC , tekanan : 135 atm dengan bantuan katalis : Fe 2O3.
Konversi reaksi pembentukan Amonia hanya mencapai 12 %. Dan amonia yang terbentuk
tidak dapat langsung didapatkan hasil amonianya. Gas hasil keluaran dari synthesis converters (N2 ,
H2 , CH4 dan NH3) yang mana sebahagian akan diumpan ke kolom HRU (hydrogen recovery unit)
proses ini dilakukan untuk memisahkan gas CH 4 dan merecovery gas H2. Karena CH4 tidak ikut
bereaksi selama sintesis pembuatan amonia maka jumlahnya selama masuk dan keluar akan tetap
sama. Sehingga untuk mencegah bertambahnya CH 4 semakin bertambah, jumlah komponen CH 4
yang direcovery dan nantinya akan diumpan ke gas recycle ke pengolahan gas alam harus sama
dengan jumlah komponen CH4 yang masuk ke dalam kolom synthesis converters. Gas hasil keluaran
HRU akan di masukan ke dalam synthetic gas compressor untuk menaikan tekanan dan dicampur
dengan dengan fresh gas kemudian diolah kembali ke synthesis converters untuk membentuk NH3.
Untuk proses selanjutnya gas NH 3 yang masih bercampur dengan gas N 2 ,H2 , CH4 dan sedikit
H2O akan melewati refrigeration section yang akan mengubah NH3 dan H2O menadi fase cair lalu
diumpankan ke kolom separator yang akan memisahkan fase gas dan fase cairan, sehingga NH 3 dan
H2O akan terspisah dan keluar menuju storage sedangkan gas N2 , H2 dan CH4 akan masuk kembali ke
proses synthesis converters untuk membentuk NH3. Dan begitulah siklus seterusnya. Konsentrasi
NH3 yang keluar dari tangki separator dapat mencapai 99% kemurniannya.
Note : hal yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan amonia ialah :