Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dita Aprilia Maharani

NIM : 1902373

Prodi : PTB A

Mata Kuliah : STruktur Baja II

JAWABAN UTS STRUKTUR BAJA II

1. Jelaskan perbedaan mendasar antara konsep perencanaan struktur baja metoda LRFD
(Load and Resistance Factor Design)dengan metoda Allowable Stress Design (ASD)?
Jawab:
- ASD (Allowable Stress Design) adalah suatu metode desain dimana perencana
menghitung beban kerja (working loads) sesuai dengan peraturan pembebanan yang
berlaku dan menghitung besarnya tegangan yang diakibatkan olehpembebanan tersebut.
Metode ini mensyaratkan bahwa besarnya tegangan pada komponen struktur akibat beban
kerja tidak boleh melebihi tegangan izin (allowable stress) bahan komponen struktur
tersebut. Nilai tegangan izin ditentukan lebih rendah daripada tegangan leleh bahan dengan
memperhitungkan faktor keamanan (safety factor)
- LRFD (Load and Resistance Factor Design) adalah suatu metode yang didasari oleh
konsep keadaan batas dimana keadaan batas tersebut dicapai melalui proses interaksi antara
faktor kelebihan beban dan berkurangnya kekuatan material. Kedua faktor ini dianggap
sebagai variabel-variabel acak (random) atau variabel probabilistik yang tidak saling
mempengaruhi. Berbeda dengan metode ASD, metode LRFD ini memberikan faktor
keamanan parsial untuk masing-masing kondisi dengan nilai yang berbeda-beda pula
sesuai dengan nilai kemungkinan terjadinya.
Perbedaan ASD LRFD
Rumusan

Faktor Diterapkan hanya pada sisi Diterapkan pada dua sisi, beban
keamanan tahanan dan tahanan
Beban Tidak diterapkan, langsung beban
terfaktor kerja terfaktor

Analisis Menggunakan analisis orde Menggunakan analisis orde


elastis pertama pada kondisi beban kerja kedua (efek P-delta) yang
untuk mendapatkan gaya dalam diperhitungkan dengan
pada komponen struktur menggunakan factor pembesar
momen B1 dan B2

2. Dalam analisis metoda LRFD, besarnya kuat lentur nominal struktur balok baja
dipengaruhi oleh beberapa kondisi batas. Sebutkan dan jelaskan masing-masing kondisi
tersebut?
Jawab :
Dalam analis LRFD, kuat lentur nominal Struktur Balok Baja dipengaruhi oleh beberapa
kondisi batas yaitu :
a. Kondisi Batas leleh Penuh (Kondisi Plastis )
Yaitu Seluruh bagian penampang mencapai leleh dengan tegangan nominall leleh sebesar
Fy.
b. Kondisi Batas tekuk Lokal (Pelat Badan &Sayap) (Local Buckling)
Kondisi Lokal Buckling Tekuk terjadi pada bagian pelat badan dan pelat sayap yang
tertekan oleh gaya terkonsentrasi. Pada perletakan dan pada beban terpusat permanent.
c. Kondisi Batas tekuk Torsi Lateral (Torsional Bucking)
Kondisi Batas Tekuk Torsi Laterial ( lateral-torsional bucking ) Yaitu suatu kondisi yang
tidak stabil akibat balok yang melintir sekaligus sayap tekannya mengalami tekuk.

3. Sebutkan dan jelaskan langkah dan tahapan perencanaan portal baja sederhana?
Jawab :
● Tahapan Perencanaan Portal Baja
A. Hitung Pembebanan Portal Baja Gable
Pembebanan portal baja gable akibat beban-beban yang dipikul oleh gording ( sepanjang
jarak kuda-kuda portal baja gable ) :
1) Akibat beban mati = beban konstruksi yang diakibatkan oleh berat sendiri elemen
elemen struktur, bisa berupa beban terpusat P atau beban titik P dan bisa juga berupa
beban terbagi rata qdl. Yaitu terdiri dariBerat sendiri penutup atap, Berat sendiri gording,
Berat sendiri portal, Berat sendiri brancing = 25% x berat sendiri portal. Didapat berat
total akibat beban mati ( P ) dan ( ½ P ) yang dijadikan sebagai beban yang dipikul oleh
gording.
2. Akibat beban hidup = beban yang bergerak / berpindah-pindah yang bekerjanya
setelah bangunan difungsikan, bisa berupa beban terpusat P dan bisa juga berupa beban
terbagi rata qLL. Berat akibat beban hidup ( P ) = 100 kg
3. Akibat beban angin = eban angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur,
akibat pengaruh struktur yang mem-blok aliran angin, sehingga energi kinetic angin
akan dikonversi menjadi tekanan energi potensial, yang menyebabkan terjadinya beban
angin.
B. Hitung Gaya Dalam (dengan Program SAP)
Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000 Nonlinear V.8.0.8
dimana untuk kombinasi pembebanannya yaitu ;
1. Kombinasi 1 ( DL + LL )
2. Kombinasi 1 ( DL + LL + WL ) Sehingga didapat dari hasil kombinasi tersebut dan
diambil hasil yang maksimum yaitu berupa reaksi tumpuan, momen, gaya normal/aksial,
dan gaya lintang untuk dilakukan perhitungan selanjutnya.
C. Penetapan Dimensi Portal Baja Gable
Untuk dimensi portal baja gable untuk balok dan kolom menggunakan profil IWF
dilakukan dengan dicoba-coba (trial and error) dan dilakukan kontrol terhadap momen
tahanan, tegangan lentur, tegangan geser, KIP (perubahan bentuk penampang) maupun
lendutan. Apabila setelah dilakukan pengontrolan dan ternyata aman, maka dimensi
portal gable tersebut dapat digunakan. Kemudian dimensi profil IWF tersebut ditetapkan
untuk dipakai pada portal.
D. Cek Stabilitas Portal terhadap KIP/Kontrol Profil
a) Kontrol stabilitas portal terhadap KIP Profil yang digunakan dicek terlebih dahulu
apakah penampang berubah bentuk atau tidak. L (jarak gording) gording ini
berfungsi sebagai sokongan lateral terhadap balok:
Cek keadaan profil
- L/h ≥ 1,25 b/Ts dan
- h/ tb ≤75
dimana :
h = tinggi balok
b = lebar sayap
tb = tebal badan
ts = tebal sayap
L = jarak antara dua titik dimana tepi tertekan dari balok itu ditahan terhadap
kemungkinan terjadinya lendutan ke samping.
Setelah di cek terhadap stabilitas balok-balok yang di bebani lentur (KIP) maka balok
tersebut apakah berubah bentuk atau tidak.
-c1 = L.h/b.ts
-c2 = 0 ,63 . E/σ
σ = tegangan dasar dimana pada perencanaan ini sebesar 1600 kg/cm2
b. Kontrol terhadap tekuk Pada suatu batang yang menerima gaya tekan sebelum
hancur terlebih dahulu akan menekuk. Jadi sebelum sampai pada tegangan hancur
akan timbul tegangan tekuk. Tekuk dari bagian-bagian konstruksi yang memikul
tekanan harus memenuhi persyaratan yang diizinkan.
k ≤ σ
dimana :
k = tegangan tekuk yang diizinkan
σ = tegangan yang diizinkan
Euler : Pk = π2 . E . I/Lk2
dimana :
Pk = gaya tekuk
E = modulus elastisitas (2,10 . 106 ) kg/cm2
I = momen inersia
Lk = panjang tekuk
c. Gaya normal / aksial Dimensi portal selain dikontrol terhadap bahaya tekuk, beban
krisis, faktor keamanan, dan panjang tekuk. Selain itu perlu juga dikontrol terhadap
kombinasi pembebanan momen dan gaya aksial.
d. Cek Tegangan Dengan rumus :
maks= M/Wx ≤ σ
e. Cek Kelangsingan Batang
- Pelat sayap
λ< λp
λ= b/ts
λp= 1680/√fy
dimana :
 = Kelangsingan
λp = Batas kelangingan
ts = Tebal sayap
tb = Tebal badan
f. Perhitungan Sambungan Sesuai dengan alat yang akan digunakan untuk
menyambung, maka sambungan untuk baja terdiri dari sambungan las. las adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan
lumer atau cair.
Las ditempatkan pada sekeliling profil harus sanggup menerima momen yang
bekerja untuk tebal las 1 cm. las-las itu mempunyai I las.
I Las = 2 . 1/12 . 1 (Z1)3 + 2 (Z2). 1 (½b)2
Gaya pada las yang menghubungkan flens dengan base plate :
P = M . y/Las . 1
Alas = 2 (1) (Z2) + 2 . 1 . Z1
τ las= P.(z2+ z2+z2+z2 ) /A
Tebal las = τ las 0 ,58 . σ __ → didapat tebal las.
g. Perhitungan Pelat landas Pembebanan
- Berat sendiri kolom
- Berat dinding ½ bata
- Beban kolom (gaya normal)
Maka total pembebanan didapat (P) Dengan dimensi kolom IWF yang telah ada
maka luas plat dasar yang diambil ditentukan panjang L dan B.
 Tegangan yang timbul
Tegangan geser pada baut angker
Perhitungan gaya-gaya tiap bout
Menetukan tebal plat
Perhitungan las
h. Perhitungan Pondasi Dalam penentuan pondasi dilihat dari struktur tanah di lokasi
proyek, pilih alternatif pndasi apakah yang cocok dengan struktur tanah tersebut.
Lalu menghitung daya dukung tanahnya.
4. Sebuah gelagar dari profil WF dengan panjang bentang 15 meter, memikul beban mati
D = 500 kg/m’ dan beban hidup L = 1500 kg/m’. Rencanakanlah dimensi profil gelagar
tersebut, efek tekuk torsi lateral diabaikan. Mutu baja BJ 37.

Jawab :

Diketahui :

L = 15
meter DL =
500 kg/m
LL = 1500
kg/m
Perencanaa
n:
a) Mutu baja gelagar BJ-37, fy = 240 Mpa.

b) Beban Terfaktor

qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 . 500 kg/m + 1,6 . 1500 kg/m

= 3000 kg/m = 3 ton/m

c) Momen
NominalMu
= 1/8 qu . L2
= 1/8 (3 ton/m) . (15 m)2

= 84,375 ton.m

Mn = Mu/Ф = 84,375/0,9 = 93,75 ton.m

d) Persyaratan Tekuk lokal

Penampang kompak Penampang tak kompak

1. Sayap, - Sayap,
170 170 370 370
λp = = = = 11 λp = = = = 28,4
√𝑓𝑦 √240 √𝑓𝑦−𝑓𝑟 √240−70

2. Badan, - Badan,
1680 1680 2550 2550
λp = = = 108,4 λp = = = 164.6
√𝑓𝑦 √240 √𝑓𝑦 √240

e) Perencanaan Dimensi

Direncanakan gelagar penampang kompak, maka modulus penampang plastis


yang diperlukan,
𝑀𝑝
Mp = fy . Z, atau Zx ≥ 𝑓𝑦

Dimana,

Mp = Mn = 93,75 ton.m = 93,75 x 104 x 103 N.mm

Maka,
𝑀𝑝 93,75. 107
Zx ≥ = = 3906950 mm3 = 3906,95 cm3
𝐹𝑦 240 𝑀𝑝𝑎

Modulus penampang elastis (Perkiraan Sx =


Zx/1,1)Sx = Zx/1,1 = 3906,95/1,1 = 3551,1
cm3
Pakai Profil WF 600.300.12.20

Data – data dari tabel baja

Berat (Weight) = 151 kg/m r = 28 mm

H = 588 mm A = 192,5 cm2

B = 300 mm Ix = 118000 cm4

Tw = 12 mm Sx = 4020 cm3

Tf = 20 mm

f) Pemeriksaan Kelayakan Dimensi


1. Tekuk Lokal
- Sayap

b/2tf = 30/(2 . 2) = 7,5 < λp = 11 ... OK!

- Badan

{h – (2tf + 2r)}/tw = {58,8 – (2x2 + 2x2,8)} / 1,2 = 41 < λp = 108,4 ...OK!

Gelagar berpenampang kompak.

2. Kekuatan Lentur Penampang Terfaktor


Modulus penampang plastis

Zx = {(tw . hw2) / 4} + {hf . tf .bf}


Dimana,
hw = h – 2.tf = 58,8 – 2x2 = 54,8cm
hf = h – tf = 58,8 – 2 =56,8 cm
Maka,
Zx = {(tw . hw2) / 4} + {hf . tf . bf}

= {(1,2 . 54,82) / 4} + {56,8 . 2 . 30}

= 4308,9 cm3 > 3906,95 cm3 ...OK!

Mn = Mp = fy . Zx = (240 Mpa) . (4308,9 . 103 mm)

= 1034136000 N.mm = 103,4 ton.m > 93,75 ton.m ... OK!

Ḿu = 0,9 . Mn = 0,9 . 103,4 ton.m

= 93,1 ton.m > 84,375 ton.m

Atau,
𝑀´𝑢 93,1
Fk= 𝑀𝑢 =84,375 = 1,1 >1 ……OK!!!

Anda mungkin juga menyukai