Anda di halaman 1dari 7

CATATAN SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN : Pend. Teknik Bangunan FAKULTAS : FPTK


KELOMPOK :4 DOSEN : Dr. H. Mulyana Abdullah M. Pd. I
HARI : Rabu TANGGAL : 27 Oktober 2021
MODERATOR : Adhitya Pandu Dewanto NOTULIS : Hikmah Danur Meita
PENYAJI : 1. Ayu Cahyati NIM 1900931
2. Dhea Amelia NIM 1909650
3. Ghina Laili Shafiyya NIM 1909764
4. Muhamad Nabil Muflihudin NIM 1900415
5. Nurhani Yunita NIM 1901677
6. Riky Anjasmara NIM 1904911

NOTULEN SEMINAR
RANGKUMAN MATA KULIAH UTAMA

Tema: Islam dan Politik


Judul: Kampanye Hitam dan Janji Manis Pemimpin dalam Pandangan Islam

Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata polis (bahasa Yunani), yang artinya negara
kota. Namun kemudian dikembangkan dan diturunkan menjadi kata lain seperti polities
(warga negara), politikos (kewarganegaraan atau civic), dan politike tehne (kemahiran
politik), dan politike epistem (ilmu politik). Dalam islam, politik di dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah siyasah. Oleh sebab itu, di dalam buku-buku para ulama dikenal istilah siyasah
syar’iyyah. Dalam Al Muhith, siyasah berakar kata sâsa - yasûsu. Dalam kalimat Sasa
addawaba yasusuha siyasatan berati Qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusinya,
melatihnya, dan mendidiknya).

Berpolitik dalam Islam

Kepemimpinan politik Islam adalah kepemimpinan yang unik. Islam sebagai sebuah
pandangan hidup mampu menggabungkan kepemimpinan dunia dan akhirat, sebagaimana
yang dikatakan Ghazali, bahwa Islam dan negara adalah ibarat dua saudara kembar. Islam
adalah aqidah spiritual sekaligus aqidah politik. Kepemimpinan islam, bukan kepemimpinan
lokal maupun regional. Dengan adanya seruan dakwah dan jihad yang menjadi asas politik
luar negeri negara Islam, maka sangat memungkinkan batas wilayah negara Islam akan terus
melebar hingga mencakup seluruh dunia. Rasulullah SAW bersabda; “Aku diutus untuk
bangsa yang berkulit merah hingga yang berkulit hitam”. (HR. Imam Ahmad dalam musnad
Imam Ahmad).

Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Politik Islam

a. Prinsip kedaulatan,

b. Prinsip keadilan,

c. Prinsip musyawarah dan Ijma’,

d. Prinsip persamaan,

e. Hak dan kewajiban negara dan rakyat, dan

f. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar.

Pengertian Kampanye Hitam


Istilah kampanye hitam terjemahan dari Bahasa Inggris yang artinya Black Campaign
yang artinya berkampanye dengan cara buruk atau jahat. Menurut Yanti Setianti bentuk
umum kampanye hitam adalah menyebarkan keburukan atau kejelekan seseorang politikus
dengan tujuan menjatuhkan nama baik seorang politikus sehingga dia menjadi tidak
disenangi teman-temannya separtainya, khalayak pendukungnya dan masyarakat umum.
Kampanye hitam (Black Campaign) adalah kampanye untuk menjatuhkan lawan politik isu-
isu yang tidak mendasar, metode seperti itu digunakan desas-desus dari mulut ke mulut.
Dapat Kelompok 4 simpulkan bahwa kampanye hitam adalah menyebarkan
informasi suatu pasangan calon yang berkenaan dengan halhal pribadi atau lainya kepada
masyarakat umum tidak sesuai dengan faktanya yang hanya berupa isu-isu fitnah dan
penghinaan melalui media sosial dan media massa.

Faktor Penyebab Terjadinya Kampanye Hitam


a. Faktor psikologis politis,

b. Faktor sosiologis politis, dan

c. Faktor ekonomi politik.

Perbedaan Black Campaign dan Negative Campaign

Kampanye Hitam biasanya tidak memiliki data dan fakta yang valid, hanya
menimbulkan fitnah yang tidak relevan kepada parpol atau pihak kandidat lain. Sedangkan
Kampanye Negatif berisi pengungkapan fakta yang disebarkan secara jujur dan terbuka,
menyangkut kekurangan suatu calon atau parpol yang dinobatkan sebagai lawan saing.

Kampanye Hitam dalam Perspektif Hukum Islam


Black campaign berkaitan dalam perspektif hukum Islam. Karena hukum Islam sendiri
diistilahkan sebagai al-hukmu as-syar’i, yang merupakan kumpulan penjabaran syarat yang
berkaitan erat dengan soal akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Syarat akidah akhlak
terdiri dari:
a. Ghibah
b. Qadzaf
c. Fitnah
d. Menuduh
e. Namimah

Kampanye Hitam pada Contoh Kasus Pilpres 2019


Menurut hukum Islam, kampanye dapat diartikan sebagai dakwah. Secara bahasa
dakwah berasal dari bahasa Arab yang artinya ajakan. Kampanye hitam merupakan bagian
dari problematika pelaksanaan kampanye pemilu dikarenakan pelaksanaan kampanye hitam
tidak didasari dengan moral yang baik dan tidak mengajak atau memanggil dengan proses
yang benar.

Dasar Hukum Larangan Kampanye Hitam


a. UU No. 7 Tahun 2017,
b. Pasal 280 Ayat (1), dan
c. KUHP Pasal 14, Pasal 15, Pasal 310, dan Pasal 311.

Bentuk Tindakan Kampanye Hitam


Media sosial merupakan alat yang sering digunakan dalam merencanakan kampanye
hitam dan ujaran kebencian dalam Pilpres 2019, antara lain yaitu media sosial Facebook,
Instagram, dan Whatsapp. Aspek utama yang diserang adalah suku, agama, aliran
keagamaan, ras, etnis, gender, dan kaum difabel.

Dalil Terkait Kampanye Hitam


a. Q.S. Al-Qalam ayat 10 – 12
b. H.R. Al-Bukhari dalam Kitab Al-Adab Al-Mufrad

Dasar Hukum Janji Manis Pemimpin


Di Indonesia sendiri, belum ada dasar hukum yang mengatur permasalahan janji
yang tidak ditepati oleh pemimpin, akan tetapi dalam Islam sendiri menjadi pemimpin
hendaknya menghindari penipuan, sumpah palsu, janji palsu, dsb. Dalil mengenai dasar
hukum janji manis pemimpin yaitu H.R. Abu Daud dan Q.S.An-Nahl ayat 91 – 92.

Solusi dan Cara Untuk Meminimalisir agar Terhidar dari Kampanye Hitam serta Janji Manis
Para Pemimpin
1. Tim Sukses/ Pasangan Calon
a. Menerapkan etika pemilu,
b. Melaksanakan kampanye sesuai peraturan yang berlaku,
c. Meninjau ajaran agama, dan
d. Mengingat niat dan tujuan awal.

2. Masyarakat
a. Pendidikan,
b. Bijak dan cermat, dan
c. Tidak mudah percaya dan tergiur.

3. Lembaga/Badan Khusus Pemerintahan


a. Moral,
b. Adil, dan
c. Adanya pengawasan dari lembaga/badan khusus.

Kesimpulan
Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis, yang artinya negara kota. Namun
kemudian dikembangkan dan diturunkan menjadi kata lain seperti polities (warga negara),
politikos (kewarganegaraan atau civic), dan politike tehne (kemahiran politik). Sedangkan di
dalam Islam, politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah.
Pada dasarnya kampanye hitam dan kampanye negatif merupakan suatu tindakan
dalam kampanye yang dilarang oleh undang-undang. Pun para pakar menyatakan bahwa
praktek kampanye hitam jelas dilarang penggunaannya, namun kampanye negatif
dibutuhkan demi memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.
Tindak pidana yang didapat dari melakukan kampanye hitam terdapat dalam KUHP
Pasal 310 s.d Pasal 315. Dalam menindaklanjuti aturan mengenai kampanye hitam dan
kampanye negatif terdapat kendala-kendala yaitu salah satunya adalah adanya
ketidakjelasan aturan mengenai kampanye hitam dan kampanye negatif dalam Undang-
Undang Pemilu. Namun hal itu bisa diatasi jika kita mengetahui kendala penegak hukumnya,
akan lebih baik apabila lembaga atau badan khusus pemerintahan yaitu pengawas Pemilu
dan penegak hukum dapat mencari solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang cukup
kompleks mengenai kampanye Pemilu ini.
CATATAN KEGIATAN SEMINAR

Penyanggah/Penanya : Kelompok 9
Nama/NIM : Rafly Eka Novirandas / 1903209
Sanggahan/Pertanyaan
Menurut pandangan kalian apabila ada seseorang yg sholeh/iman nya bisa diaktakan baik,
tapi masuk ke dala dunia politik, apakah orang itu nantinya bisa terpengaruhi?

Penyanggah/Penanya : Kelompok 1
Nama/NIM : Angga Permana / 1906304
Sanggahan/Pertanyaan
Bagaimana caranya kita sebagai mahasiswa menghadapai dan menyikapi politik yang tidak
sehat?

Penyanggah/Penanya : Kelompok 7
Nama/NIM : Nanda Abdullah / 1905164
Sanggahan/Pertanyaan
Tindakan langsung dari kampanye hitam seperti apa? Di dunia maya dan dunia nyata apakah
ada perbedaannya?

Moderator Notulis

Adhitya Pandu Dewanto / 1904911 Hikmah Danur Meita / 1900782


CATATAN DOSEN SEMINAR

Kuliah Seminar Ke : …………………………………….. Tanggal : ……………………………………..


Jurusan : ……………………………………..
Mahasiswa yang tidak hadir :
1. …………………………………………………………. 6. ………………………………………………………….
2. …………………………………………………………. 7. ………………………………………………………….
3. …………………………………………………………. 8. ………………………………………………………….
4. …………………………………………………………. 9. ………………………………………………………….
5. …………………………………………………………. 10. ………………………………………………………..

Nilai Makalah (Kelompok) : ………………………………………………………….


Nilai Penyajian (Individual) : ………………………………………………………….

1. Nama : ……………………………………………. Nilai …………………………………………..


2. Nama : ……………………………………………. Nilai …………………………………………..
3. Nama : ……………………………………………. Nilai …………………………………………..
4. Nama : ……………………………………………. Nilai …………………………………………..
5. Nama : ……………………………………………. Nilai …………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai