Dosen Pengampu :
Mustafid M.H.
Oleh :
1. Ahmad junaid 2110300026
2. Handra harmadansyah 2110300021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Bab l Pendahuluan ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2
Bab ll Pembahasan ........................................................................................... 3
A. Pengertian Black Campaign .................................................................... 3
B. Pencegahan Black Campaign.................................................................... 6
C. Black Campaign Dalam Pespektif Hukum Islam ................................... 11
Bab lll Penutup ............................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kampanye hitam (black campaign) adalah kampanye yang
penggunaannya menggunakan cara yang negatif, dengan menyebarkan berita
yang belum benar adanya supaya masyarakat mengangapnya tidak baik.
munculnya masalah black campaign dalam konteks hukum Islam sangat
beragam dan terkait erat dengan dinamika sosial, politik, dan ekonomi.
Persaingan politik yang sengit seringkali memicu pihak-pihak terlibat untuk
menggunakan strategi tidak etis, seperti menyebarkan informasi palsu atau
merusak reputasi lawan politik. Perkembangan media sosial dan teknologi
mempermudah penyebaran informasi dengan cepat, namun, pada saat yang
sama, meningkatkan risiko munculnya berita palsu yang dapat menjadi bahan
bagi kampanye hitam.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah atau individu
tertentu dapat menjadi pemicu, dengan orang-orang yang merasa tidak puas
cenderung menggunakan kampanye hitam sebagai bentuk ekspresi
ketidakpuasan. Persaingan bisnis yang ketat dan lingkungan politik atau sosial
yang tidak stabil juga dapat menjadi pemicu serangan terhadap reputasi.
Kurangnya kesadaran akan hukum dan etika, bersama dengan perbedaan
ideologi atau kepercayaan, turut berkontribusi pada terus berkembangnya
masalah black campaign. Oleh karena itu, penanganan efektif terhadap black
campaign dalam hukum Islam memerlukan pendekatan holistik yang
memahami dan mengatasi berbagai latar belakang kompleks yang menjadi akar
permasalahan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian black campaign?
2. Bagaimana pencegahan black campaign ?
3. Bagaimana Black campaign dalam perspektif hukum islam ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian black campaign
2. Untuk mengetahui pencegahan black campaign
3. Untuk mengetahui Black campaign dalam perspektif hukum islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rosadi Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 23.
2
Natapraja, “Analisis Black Campaign (Kampanye Hitam)”, Jurnal Kajian Ilmu
Administrasi Negara, Vol.4 No.2 (2016), h. 185 (On-Line). Tersedia di
https://journal.uny.ac.id>index.php (diakses pada 25 Agustus 2019, pukul 12:02), dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
3
komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada
sejumlah khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu.28
Istilah kampanye hitam adalah terjemahan dari bahasa Inggris black
campaign yang bermakna berkampanye dengan cara buruk atau jahat. Menurut
Yanti Setianti bentuk umum kampanye hitam adalah menyebarkan keburukan
atau kejelekan seorang politikus dengan tujuan menjatuhkan nama baik seorang
politikus sehingga dia menjadi tidak disenangi teman-teman separtainya, khalayak
pendukungnya dan masyarakat umum.29 Apabila teman-teman separtai tidak
menyenanginya, maka bisa berakibat yang bersangkutan dikeluarkan dari
partainya dan ini berarti karir politiknya di partai tersebut hancur .
Cara agar calon atau kandidat meraih sebanyak mungkin suara ialah dengan
melakukan smart campaign atau setidaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Model kampanye terbaik ialah sepanjang usia dengan asumsi menjadi orang
baik, sehingga orang tersebut akan dipercaya ketika membutuhkan
dukungan.
2. Kampanye terbaik ialah menyampaikan cira sosial dan figure diri di depan
publik supaya publik akan mengertikarakter orang tersebut dan kalau perlu
sampai sejelas-jelasnya.
3. Praktek kampanye terbaik ialah melalui ajakan atau bujukan yang dapat
dilakukan dengan cara menyampaikan pendapat dari satu orang ke orang
lain. Strategi ini juga harus seimbang dengan penguatan strategi serta yang
lainnya serta harus seimbang dengan rasiobalisasi. 3
Menurut Hukum Islam, kampanye dapat diartikan sebagai dakwah. Secara
bahasa dakwah berasal dari bahasa Arab yang artinya ajakan. 4 Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut, kampanye hitam merupakan bagian dari problematika
pelaksanaan kampanye Pemiludikarenakan pelaksanaan kampanye hitam tidak
didasari dengan moral yang baik dan tidak mengajak atau memanggil dengan proses
yang benar. Jadi, dapat disimpulkan kampanye hitam lebih mengarah dan
3
Nur Hidayat Sardini, Rasionalitas Pilkada, (Jakarta: Suara merdeka, 2015), h. 3.
4
Pius A Partanto dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Surabya: Arkola 1994), h. 626.
4
cenderung menimbulkan fitnah serta berisi kebohongan atau tuduhan yang tidak
ada bukti. Kampanye yang seperti inilah yang dapat diberikan hukuman dan sanksi
apabila tim kampanye terbukti melakukan kampanye jenis ini.
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) N0. 7 Tahun 2017 Tentang
Kampanye Pemilihan Umum mengatur semua jenis atau bentuk kampanye. Ada 9
jenis kampanye yaitu:
a. Debat publik/debat terbuka antar calon
b. Kegiatan Lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan
c. Pemasangan alat peraga di tempat umum
d. Penyebaran bahan kampanye kepada umum
e. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik
f. Penyiaran melalui radio dan televisi
g. Pertemuan terbatas
h. Rapat umum
i. Tatap muka dan dialog
Selain itu terdapat pula jenis-jenis kampanye menurut beberapa sumber,
yaitu5 :
1) Product Oriented Campaigns Kampanye yang berorientasi pada produk,
umumnya terjadi di lingkungan bisnis, berorientasi komersial, seperti
peluncuran produk baru. Kampanye ini biasanya sekaligus bermuatan
kepentingan untuk membangun citra positif terhadap produk barang yang
diperkenalkan ke publiknya.
2) Candidate Oriented Campaigns Kampanye ini berorientasi pada kandidat,
umumnya dimotivasi karena hasrat untuk kepentingan politik. Contoh:
Kampanye Pemilu, Kampanye Penggalangan dana bagi partai politik.
3) Ideologically Or Cause Oriented Campaigns Jenis kampanye ini
berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali
berdimensi sosial atau Social Change Campaigns (Kotler), yakni kampanye
5
Rosadi Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 30
5
yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan
sikap dan perilaku publik yg terkait.
Jenis Kampanye yang sifatnya menyerang (attacking campaign):
a) Kampanye Negatif, menyerang pihak lain melalui sejumlah data atau
fakta yang bisa diverifikasi dan diperdebatkan.
b) Kampanye hitam (Black campaign), Kampanye yang bersifat buruk atau
jahat dengan cara menjatuhkan lawan politik untuk menjatuhkan lawan
politik. Berdasarkan berbagai jenis kampanye diperlukan sejumlah
bentuk media, berikut beberapa media yang digunakan dalam kampanye.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyak bentuk dan jenis
kampanye.
Semua bentuk dan jenis kampanye ini membutuhkan media kampanye
sebagai corong untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Beberapa
media kampanye yang umum digunakan adalah6 :
1. Media Elektronik (televisi, radio)
2. Media Cetak (koran, tabloid, majalah)
3. Media Komunikasi Kelompok (pameran, seminar, diskusi panel)
4. Media Luar-Ruangan (poster, banner, billboard, papan nama)
5. Media Digital (Website, media sosial, email, aplikasi chatting, dan
lainlain).
6
Nur Hidayat Sardini, Rasionalitas Pilkada, (Jakarta: Suara merdeka, 2015), h. 10
6
teknik verifikasi berita juga dapat membantu dalam mengidentifikasi berita yang
mengandung black campaign atau hoax yang dapat merusak proses Pemilu.
Dengan demikian, teknik verifikasi berita dapat berkontribusi dalam
menciptakan Pemilu yang adil dan transparan. milu yang adil dan transparan.
Menurut penelitian yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2021,
sekitar 73 persen masyarakat Indonesia memperoleh informasi dari media sosial.
Sementara pada tahun 2020, masyarakat Indonesia memperoleh informasi dari
media sosial sekitar 76 persen. Studi tersebut melibatkan survei pada sampel
representatif dari populasi Indonesia, yang bertujuan untuk mengeksplorasi
kebiasaan konsumsi media orang Indonesia. Temuan dari studi tersebut
mengungkapkan bahwa proporsi yang signifikan dari populasi menyandarkan
media sosial sebagai sumber informasi utama mereka.
Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan media sosial yang sangat luas di
Indonesia, serta kemudahan akses informasi yang ditawarkan platform tersebut.
Bukti empiris dari studi tersebut menyoroti pentingnya memahami dampak dari
media sosial pada masyarakat dan perlunya mempromosikan pemikiran kritis dan
literasi media untuk melawan penyebaran informasi palsu dan disinformasi di
platform-platform tersebut. Sebagai mana dijelaskan pada sub bab manajemen
informasi, penulis melaksanakan sebuah survei untuk mengetahui perilaku publik
dalam melakukan penyebaran informasi atau berita. Dari total 50 responden, hanya
60% yang melakukan/pernah melakukan verifikasi berita sebelum
menyebarkannya, yang apabila dijabarkan lebih lanjut sebanyak 25 % jarang
melakukan, 15 % kadang-kadang dan hanya 20 % yang selalu melakukan verifikasi
terlebih dahulu. Artinya hanya 30 puluh orang yang pernah melakukan verifikasi
berita sebelum menyebarkannya.
Dari 30 responden tersebut, ditemukan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa sumber informasi menjadi kriteria utama dalam menilai
kebenaran sebuah informasi atau berita dengan persentase sebesar 40%. Selain itu,
fakta juga dianggap penting dengan persentase 30%, diikuti dengan kesesuaian
tanggal dengan kejadian sebesar 20%, dan gambar berita dengan persentase 10%.
Hal ini menunjukkan bahwa ada kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksa
7
kebenaran sebuah informasi atau berita sebelum menyebarkannya, dan mereka
lebih mengandalkan sumber informasi dan fakta sebagai acuan utama dalam
menilai kebenaran sebuah informasi atau berita. Data di atas menunjukkan betapa
pentingnya penggunaan teknik verifikasi berita untuk memastikan bahwa
masyarakat tidak terjebak pada informasi yang salah dan dapat berpartisipasi dalam
proses Pemilu secara tepat dan akurat.
Hal ini menjadi semakin krusial menjelang Pemilu 2024, di mana berpotensi
terjadi penyebaran black campaign yang dapat memengaruhi opini publik dan
memperburuk situasi politik. Untuk mencegah hal ini, perlu ada upaya yang lebih
intensif dalam melakukan pencegahan hoax dan black campaign. Salah satu caranya
adalah dengan teknik verifikasi berita yang dapat menjadi solusi yang efektif dalam
mencegah penyebaran black campaign. Dengan melakukan verifikasi terhadap
setiap informasi yang diterima, maka masyarakat dapat memperoleh informasi yang
akurat dan dapat dipercaya.
Pertama, untuk menangkal kampanye hitam ini, lembaga terkait seperti
Badan Pengawas Pemilihan Umum, hingga Kepolisian harus aktif melacak dan
menemukan website, sosial media apapun bentuknya yang terindikasi melakukan
kampanye hitam dan meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk
memblokir semua yang menyebarkan konten berbau kampanye hitam. Tidak hanya
itu saja, menangkap para pelaku penyebar Black Campaign juga sangat penting agar
orang-orang ini tidak lagi seenaknya menyampaikan berita-berita tidak benar terkait
kedua calon presiden.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochamad Afifuddin
menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU),
dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk mengawasi
medsos. Setiap akun yang melakukan Black Campaign atau kampanye hitam akan
segera ditutup paksa. Pencegahan juga bisa dilakukan dengan menindak tegas akun-
akun robot dan fake account yang menyebarkan hoax dan kampanye hitam secara
besar-besaran. Kesiapan aparat dan kerjasama dengan berbagai platform memang
sangat diperlukan dalam hal ini.
8
Langkah lainnya, membuat sumber referensi kredibel juga bisa dilakukan
oleh pemerintah untuk mencegah menyebarnya kampanye hitam. Sumber ini bisa
menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mengonfirmasi kebenaran sebuah
informasi. Bagaimanapun masyarakat juga butuh klarifikasi terhadap informasi
yang mereka dapatkan.
Namun, menyerahkan seluruhnya kepada pemerintah tentu tidak cukup.
Kita sebagai warga negara Indonesia yang baik juga harus turut membantu dalam
menangkal dan menenggelamkan kampanye hitam ini. Bukan malah sebaliknya,
ikut menyebarkan kampanye hitam. Banyak tindakan pencegahan yang bisa kita
lakukan untuk menangkal kampanye hitam ini. Jika menemukan akun yang sudah
terbukti melakukan kampanye hitam, jangan ragu untuk mem-block dan report akun
tersebut. Kalau perlu klarifikasi kepada kandidat atau tim kandidat tersebut terkait
kebenaran informasi yang menyebar. Jangan lupa untuk menyaring semua
informasi yang didapatkan apalagi jika itu bersumber dari sesuatu yang tidak jelas
dan tidak kredibel.
Sebagai masyarakat yang cerdas, bijaklah dalam bersosial media agar tidak
mudah termakan hoax dan percaya begitu saja dengan kampanye hitam yang
dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Pencegahan terhadap black campaign, atau kampanye hitam, merupakan
suatu tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan holistik yang
melibatkan sejumlah strategi yang terintegrasi. Pertama-tama, keberhasilan dalam
menanggulangi fenomena ini melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap
aspek hukum dan regulasi yang mengatur kampanye politik serta penyebaran
informasi. Langkah-langkah konkret termasuk identifikasi undang-undang yang
berlaku, memahami regulasi terkait, dan melibatkan otoritas hukum untuk
melaporkan pelanggaran yang terdeteksi.
Selanjutnya, pendekatan komunikasi positif dapat menjadi landasan penting
dalam upaya pencegahan. Membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya
kampanye hitam dan memberikan edukasi tentang cara mendeteksi informasi palsu
dapat membantu menciptakan tingkat literasi yang lebih tinggi di kalangan publik.
Pada saat yang sama, fokus pada isu-isu positif dan solusi daripada terlibat dalam
9
serangan pribadi atau penyebaran informasi yang tidak benar dapat membentuk
citra yang kuat dan positif.
Keamanan siber juga menjadi unsur kunci dalam upaya pencegahan.
Perlindungan data pribadi dan informasi sensitif yang dapat digunakan untuk
merusak reputasi harus menjadi prioritas. Teknologi keamanan siber dapat
digunakan untuk mendeteksi dan merespons dengan cepat serangan siber yang
bertujuan merugikan reputasi.
Dalam era media sosial yang begitu mendominasi, penting untuk secara
aktif memantau dan mengelola aktivitas online. Respons cepat terhadap informasi
palsu atau serangan melalui media sosial dapat mengurangi dampak negatifnya.
Selain itu, penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi yang benar dan
mendidik masyarakat tentang cara mendeteksi berita palsu dapat menjadi langkah
efektif dalam membangun kewaspadaan kolektif.
Kolaborasi dengan pihak berwenang dan lembaga penyelidik menjadi hal
yang tak terelakkan. Kerjasama dengan instansi hukum dan pihak berwenang dapat
memperkuat upaya pencegahan dan memberikan sinyal yang kuat bahwa
pelanggaran terhadap integritas informasi tidak akan ditoleransi.
Sementara itu, transparansi dalam komunikasi dan penyampaian informasi
menjadi prinsip dasar. Keterbukaan dalam menyajikan fakta dan menghindari
penyajian informasi yang menyesatkan akan memperkuat integritas individu atau
kelompok yang menjadi target kampanye hitam.
Selain itu, pendidikan publik merupakan instrumen yang sangat efektif.
Kampanye pendidikan yang melibatkan berbagai pihak dapat meningkatkan literasi
media dan kritisisme masyarakat terhadap informasi yang mereka konsumsi,
sehingga mereka lebih mampu membedakan antara informasi yang sah dan
manipulatif. Dalam upaya pencegahan, mobilisasi dukungan publik juga menjadi
strategi yang tak boleh diabaikan. Mendapatkan dukungan dari masyarakat,
kelompok masyarakat sipil, dan pemimpin pendapat untuk bersama-sama membela
kejujuran dan integritas akan memperkuat posisi melawan kampanye hitam.
Terakhir, respons cepat terhadap serangan kampanye hitam sangat penting.
Klarifikasi yang cepat dan transparan dapat membantu merestorasi reputasi yang
10
terkena dampak dan meminimalkan potensi kerusakan lebih lanjut. Dengan
demikian, pencegahan black campaign bukanlah tugas yang mudah, namun melalui
pendekatan yang terintegrasi dan kolaboratif, dapat menciptakan lingkungan yang
lebih tahan terhadap praktik-praktik merugikan semacam itu.
7
Alamsyah, “Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam”, Jurnal Al-
„Adalah, Vol. XII No.3 (2015), h. 481 (On-Line). Tersedia di
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/adalah/article/view/201 (diakses pada 27 Agustus 2019,
pukul 11:55 WIB), dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
8
Muhammad Abi Bakr ar-Razi, Mukhatasar as-Shihah, (Beirut: Dar al- Ma‟rifah, 2005),
h. 432.
11
untuk menjatuhkan lawan dan juga untuk mencemarkan nama baik seseorang. 9
Dampak yang akan ditimbulkan dari perbuatan ini ialah keluarnya penyakit syirik,
kikir, angkuh, dan dapat menyebabkan penderitaan yang lainnya.
Perbuatan fitnah juga akan membuat hidup menyesal, oleh sebab itu berhati-
hatilah untuk mendengarkan kabar atau berita jangan sampai mempercayai adanya
fitnah. Selain itu juga, apabila kita melakukan perbuatan fitnah maka kita termasuk
ke dalam orang-orang yang tidak akan diberikan syafa‟at oleh Nabi SAW. dan juga
termasuk ke dalam golongan yang akan memasuki neraka jahannam. Maka jelaslah
bahwa perbuatan fitnah sangat dilarang oleh Islam, dan bukan termasuk ke dalam
perbuatan yang patut diikuti dan ditiru oleh orang banyak. Termasuk juga
kampanye hitam dan ujaran kebencian bukanlah perbuatan yang patut ditiru, selain
akan dikenakan hukum Negara perbuatan ini juga akan membuat pelakunya
mendapat dosa besar yang akan ditanggung di akhirat kelak.
Fenomena kampanye hitam dan ujaran kebencian cukup erat kaitannya pada
pemilihan umum, dalam fikih siyasah, istilah pemilihan umum dikenal dengan
Intikhabah al-„ammah. Intikhabah merupakan jama‟ muannas salim yang berasal
dari kata Intakhaba yantakhabu yang artinya memilih.33 Maka dari itu, untuk
memilih seorang pemimpin sangat dianjurkan tidak memilih pemimpin yang
terbukti melakukan pelanggaran seperti kampanye hitam dan ujaran kebencian.
Para pakar siyasah menyifatkan kampanye dengan beberapa prinsip, menurut
mereka antara lain : 10
1. Prinsip jujur dan benar Prinsip ini merujuk pada ketentuan syari‟ah yang
menganjurkan pada semua muslim harus berkata jujur dan benar.
2. Tidak mengotori kehormatan dan kemuliaan pihak lawan Ada dua poin
yang merujuk pada prinsip ini, diantaranya sabda Rasulullah SAW yang
artinya “Darah, harta benda dan kehormatan setiap orang Islam adalah
haram diganggu.” Berdasarkan pada kedua poin tersebut, jelaslah bahwa
9
Akhmad Danial, Iklan Politik TV Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru,
(Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2009), h. 45.
10
Dr. Lukman Thaib, Politik Menurut Prespektif Islam, (Malaysia: Synergymate Sdn, Bhd,
1998), h. 135.
12
perkara politik dan segala polemiknya yang tidak berazas dan juga semua
jenis kekerasan dalam kampanye pemilu adalah diharamkan oleh syari‟ah.
Seorang ulama yang bernama Al-Qurthubi juga mengatakan bahwa ayat yang
telah dijelaskan tersebut, merupakan ayat yang menjadi landasan untuk
membolehkan seseorang yang meminta jabatan jika dirinya mampu dan memiliki
pengetahuan yang layak. Berdasarkan tafsir ayat tersebut Nabi Yusuf a.s. meminta
jabatan karena ia yakin saat itu tidak ada yang dapat menegakkan keadilan, serta
hak-hak orang lain. Apabila seseorang mengetahui bahwa dirinya sudah sanggup
atau layak terhadap jabatan tersebut, dan saat itu tidak ada yang mampu
mencalonkan, maka menjadi wajib baginya meminta dengan mengabarkan bahwa
dirinya layak menjadi seorang pemimpin.
Sejalan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) , larangan ujaran kebencian
juga dipertegas dalam Fatwa MUI Nomor 24 Tahun 2017 tentang hukum dan
pedoman bermuamalah melalui media sosial. Hal ini termaktub dalam bagian D
pedoman penyebaran konten/informasi. Dijelaskan bahwa tidak diperbolehkan
menyebarkan informasi yang berisi hoaks, ghibah, fitnah, namimah, aib, ujaran
kebencian, dan hal-hal lain sejenis yang tidak layak sebar di khalayak.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Black campaign atau kampanye hitam ialah dimaknai sebagai jalan
untuk mendapatkan suatu jabatan, seperti jabatan yang dianggap tinggi dengan
cara-cara yang tidak sehat.
Untuk menangkal kampanye hitam ini, lembaga terkait seperti
Badan Pengawas Pemilihan Umum, hingga Kepolisian harus aktif melacak dan
menemukan website, sosial media apapun bentuknya yang terindikasi
melakukan kampanye hitam dan meminta Kementerian Komunikasi dan
Informatika untuk memblokir semua yang menyebarkan konten berbau
kampanye hitam. Tidak hanya itu saja, menangkap para pelaku penyebar Black
Campaign juga sangat penting agar orang-orang ini tidak lagi seenaknya
menyampaikan berita-berita tidak benar terkait kedua calon presiden.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa kampanye hitam dan ujaran
kebencian telah dilarang oleh Undang-Undang dan memiliki sanksi yang tegas
bagi siapa saja yang melanggar. Begitupun yang telah ditetapkan dalam Islam,
kampanye hitam dan ujaran kebencian merupakan perbuatan yang tercela serta
dzolim karena mengarah pada perbuatan fitnah, penghinaan, dan pencermaran
nama baik. Hukum Islam mengharamkan perbuatan tercela seperti megumpat,
mencaci maki, menebar kebencian, serta menyebarkan aib orang lain.
B. Saran
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Danial, Iklan Politik TV Modernisasi Kampanye Politik Pasca Orde Baru,
(Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2009).
Alamsyah, “Dinamika Otoritas Sunnah Nabi Sebagai Sumber Hukum Islam”,
Jurnal Al- „Adalah, Vol. XII No.3 (2015), h. 481 (On-Line). Tersedia di
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/adalah/article/view/201 (diakses
pada 27 Agustus 2019, pukul 11:55 WIB), dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
Dr. Lukman Thaib, Politik Menurut Prespektif Islam, (Malaysia: Synergymate Sdn,
Bhd, 1998).
Muhammad Abi Bakr ar-Razi, Mukhatasar as-Shihah, (Beirut: Dar al- Ma‟rifah,
2005).
Natapraja, “Analisis Black Campaign (Kampanye Hitam)”, Jurnal Kajian Ilmu
Administrasi Negara, Vol.4 No.2 (2016), h. 185 (On-Line). Tersedia di
https://journal.uny.ac.id>index.php (diakses pada 25 Agustus 2019, pukul
12:02), dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Nur Hidayat Sardini, Rasionalitas Pilkada, (Jakarta: Suara merdeka, 2015).
Pius A Partanto dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Surabya: Arkola 1994).
Rosadi Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2013).
15