Oleh:
Moreno Hakan Omar Nugraha (201217667)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
kita, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjelang pemilu tahun 2024 yang dilaksanakan serentak pada 14 Februari 2024
mendatang. Tentunya setiap kandidat akan melakukan kampanye dan debat agar para
pemilih bisa lebih mengenal para kandidat dan bisa menentukan pilihannya dengan
menilai dari segi kepribadian yang positif, kecerdasan, visi misi, dan program kerja setiap
kandidat. Sejak tanggal 21 Januari 2024 para kandidat sudah mulai berkampanye ke kota-
kota serta akan mengikuti debat pada jadwal yang telah ditentukan.
Pada pemilu tahun ini, tepatnya pada capres dan cawapres terdapat tiga paslon, yaitu
pasangan Anis-Cak imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud. Pada era sekarang
kampanye tidak hanya di lakukan di media massa konvensional saja namun dengan
penggunaan internet yang semakin meluas, kampanye banyak dicanangkan pada media-
media social online.
Semakin maraknya kampanye melalui media massa dan internet tentu ada hal positif
dan negatifnya. Semakin mudahnya berkampanye membuat banyak cara untuk menarik
para pemilih, namun pada praktik kampanye, terdapat kampanye negatif. Padahal dalam
berpolitik harus berdasarkan etika dan moral yang baik. Mungkin istilah kampanye
negatif masih terdengar asing oleh masyarakat Indonesia, apa itu kampanye hitam dan
apa itu kampanye negatif? Bagaimana seharusnya kita bisa menyikapi hal tersebut?
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunya penulisan ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud
negatif serta dampaknya terhadap perilaku pemilih.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kampanye
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kampanye ialah kegiatan yang
dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan
kedudukan untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan suara.
Jadi, inti kampanye ialah upaya memikat pemilih agar memilihnya.
Kampanye merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau
lembaga yang memiliki tujuan dan maksud tertentu dengan membawa fitur MISI dan
VISI. Tujuannya adalah untuk memperoleh suara terbanyak, mendapatkan dukungan
serta ingin dikenal / memperkenalkan. Kampanye telah dilakukan sejak zaman Orde
Lama, tepatnya sejak pemerintahan Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
Namun untuk zaman Reformasi, kampanye lebih banyak dan sering dilakukan di
luar ruangan, seperti di lapangan, gelanggang olah raga atau stadion olah raga atau
tempat umum, namun dari banyaknya agenda kampanye di luar ruangan, tidak sedikit
diantara sekian banyak Parpol di Negara kita yang melakukan kampanye di dalam
ruangan, seperti di dalam gedung atau aula sebuah Universitas
B. Kampanye Negatif
Metode yang digunakan biasanya desas-desus dari mulut ke mulut dan sekarang
ini telah memanfaatkan kecanggihan teknologi, multimedia dan media massa. Kampanye
jenis inilah yang bisa dijerat dengan hukum, Hukuman bagi para pelaku black
campaign yang dengan sengaja mengadu domba masyarakat dan membahayakan
ketertiban umum tertuang dalam Pasal 521 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.
Adapun bunyi pasalnya adalah sebagai berikut:
"Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja
melanggar larangan pelaksanaan kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
280 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i,
atau huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp 24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah)."
PENUTUP
A. KESIMPULAN
http://jabar.tribunnews.com/2018/10/15/apa-sih-perbedaan-kampanye-negatif-dan-kampanye-
hitam-nih-penjelasannya
https://mediaindonesia.com/weekend/75819/kampanye
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/10/15/pgmmrd428-apa-yang-
dimaksud-kampanye-negatif-dan-black-campaign