NIM : 07020220024
Prodi : SAA/B1
UAS STUDI HADIST
b.) Sanad adalah rentetan orang yang menghubungkan dari satu perawi hadist
hingga sampai pada Nabi Muhammad SAW.
Matan adalah akhir dari sanad dan inti dari hadist karena mengandung segala hal
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Rawi adalah seseorang yang menghimpun hadist nabi kedalam suatu kitab hadist
setelah diambil dari hadist guru.
b.) Perberdaan hadist qudsi dengan hadist nabawi terletak pada makna hadist.
Hadis qudsi isi atau makna hadistnya berasal dari Allah sedangkan hadist
nabawi isi atau maknanya berasal dari Rasulullah SAW.
c.) Sahabat ialah orang yang pernah bertatap muka langsung dengan nabi,
sedangkan tabiin ialah orang yang pernah bertemu dengan sahabat nabi bukan
kepada nabi, biasanya tabiin hidup setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Hadist shahih
Hadist hasan
Hadist dha’if
Hadist shahih adalah hadist yang bersambung sanad-nya, adil dan dlabith
( kuat hafalannya ) periwayatnya, tidak syadz (ganjil,menyimpang) dan tidak
cacat.
Hadist dha’if adalah hadist yang tidak memenuhi sifat-sifat hadist shahih dan
hadist hasan.
b.) Hadist maudhu’ adalah hadist yang disandarkan pada Rasulullah secara
dibuat-buat dan dusta, baik itu disengaja atau tidak sengaja, padahal beliau tidak
mengatakan, tidak memperbuatnya dan tidak mentaqrirnya.
“ Rajab adalah bulan Allah, sya’ban adalah bulanku, dan ramadhan adalah
bulan umatku “
Hadist ini diriwayatkan dari Ibnu Jahdzom, dia adalah seorang pemalsu hadist.
c.) ير َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ أَبِي ٍّ ضان روى أَبُو أَحْ َم َد ْب ِن َع ِد
ٍ ي َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْنُ َس ِعي ِد ب ِْن بَ ِش َ اب النهى أَن يُقَال َر َم
َم ْع َش ٍر
َضانَ اَل تَقُولُوا َر َم:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ ََح َّدثَنِي أَبِي ع َْن َس ِعي ٍد ْال َم ْقب ُِريِّ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ ق
َ ال قَا َل َرسُول هللا
فَإِ َّن
d.) Ada 11 orang ulama yang berpendapat bahwa hadist tersebut dhoif, dan ada
6 orang ulama yang berpendapat bahwa sanad dari hadist tersebut lemah.
Berangkat dari pertanyaan bagaimana strategi yang digunakan oleh al-Suyût}î dan
al-Mah}allîdalam menyebarkan ideologi melalui hadis Nabi, maka dengan
spesifikasi bahasan terakait penafsiran terhadap ayat tentang pencurian dan
perzinaa, kajian ini menemukan bahwaterdapat beberapa strategi yang
digunakan oleh al-Suyût}î dan al-Mah}allîdalam menyebarkan ideologi
mazhabal-Shâfi‘î yang dianutnya melalui hadis yang dijadikan acuan dalam
menafsirkan Alquran khususnya terkait dua tema di atas. strategi tersebut meliputi
beberapa proses, pertama: seleksi, yaitu dengan memilih hadis Nabi sebagai
acuan penafsiran disamping adanya pilihan lain seperti Alquran, pendapat
sahabat Nabi, tabi‘in dan sebagainya. Kedua, reproduksi, yaitu dengan benar-
benar memilih hadis sebagai acuan penafsiran, bukan yang lain. Ketiga,
penyimpulan. Pada dasarnya, meskipun pengacuan terhadap hadis sudah
melalui proses seleksi dan reproduksi, namun, tidak bisa dipungkiri bahwa
terdapat ragam hadis dalam tema yang sama misalnya, dalam hal pencurian
dan perzinaan dalam konteks tertentu saling bertolak belakang. Dalam
proses penyimpulan ini, al-Suyût}î dan al-Mah}allî memberikan gambaran
denganmengeneralisir,seakan-akanhanya hadistersebutyang ada dan hanya
seperti itu harusnya dipahami. Keempat, transformsi lokal, yaitu menampilkan
hadis sedemikian rupa sebagaimana tampak pada paparan keduanya dalam
Tafsîr al-Jalâlayn.