Anda di halaman 1dari 8

RESUME KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR, RASA AMAN NYAMAN, PERAWATAN DIRI

NAMA: MELLA DWAJA PATRIA

NIM: 2110016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

PRODI S-1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN

2021/2022
1. KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

 PENGERTIAN ISTIRAHAT TIDUR


Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh baru dapat
berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda
pada setiap individu. Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan
emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Beristirahat bukan berarti tidak
melakukan aktivitas sama sekali. Berjalan-jalan di taman terkadang juga bisa
dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.

Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan  menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang
minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan
penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu individu
digunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat
memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi
stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat
hendak melakukan aktivitas sehari-hari
 FUNGSI ISTIRSHAT TIDUR
Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.

- Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.


- Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
- Memelihara fungsi jantung.
- Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
- Menyimpan energi.
- Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
- Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik

 Pola tidur biasa atau NREM


Pola/tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement
= Gerakan mata tidak cepat). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan
dalam tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih lambat
daripada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam
keadaan tidur (lihat gambar). Tanda-tanda tidur NREM adalah :
1)    Mimpi berkurang
2)    Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
3)    Tekanan darah turun
4)    Kecepatan pernafasan turun
5)    Metabolisme turun
6)    Gerakan mata lambat
Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini
biasanya orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan
demikian akan mudah terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat)
tahap yang masing-masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang otak.

1) Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks,
mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara
jelas. Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan gelombang
betha yang lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di bangunkan
dengan mudah. Ketika bangun seseorang merasa seperti telah melamun.
2) Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun.
Mata masih bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas,
suhu tubuh dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan “sleep
spindles” dan gelombang K komplek. Tahap II berlangsung pendek dan berakhir
dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit. Pada tahap ini merupakan periodetidur
bersuara, kemajuan relaksasi, untuk bangun relatif mudah.
3). Tahap III
Pada tahap ini meliputi awal dari tidur dalam. Otot-otot dalam keadaan santai
penuh, kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih
sulit dibangunkan dan jarang bergerak. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan
terdapat penambahan gelombang delta yang lambat. Tahap ini berlangsung 15-30
menit.
4) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi
gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun.
Seseorang dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan. (mengenai
gambar grafik gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur sebagian besar
merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM. Tahap ini berlangsung 15-
30 menit.

b. Pola Tidur Paradoksikal atau REM


Pola/tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan
mata cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini bersifat “Paradoks”,
yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya,
tidur REM / Paradoks ini merupakan pola/tipe tidur dimana otak benar-benar dalam
keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah yang sesuai agar orang
itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya kemudian terbangun. Pola/tipe
tidur ini, ditandai dengan :
1) Mimpi yang bermacam-macam
Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan
tahap tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat
diingat kembali, sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat
diingat. Jadi selama tidur NREM tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam ingatan.
a)    Mengigau atau bahkan mendengkur (ngorok)
b)    Otot-otot kendor (relaksasi total)
c)    Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
d)    Perubahan tekanan darah
e)    Gerakan otot tidak teratur
f)    Gerakan mata cepat
g)    Pembebasan steroid
h)    Sekresi lambung meningkat
i)     Ereksi penis pada pria
Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM
diperkirakan terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai
pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980:458). Fase tidur REM (fase
tidur nyenyak) ini berlangsung selama ± 20 menit. Dalam tidur malam yang
berlangsung selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan NREM) terjadi
secara bergantian sebanyak 4 – 6 siklus.
 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI ISTIRAHAT TIDUR]
a.  Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma,
bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat
tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d.  Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari
tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah. 
g.  Obt-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1)    Diuretik : menyebabkan nokturia
2)    Anti depresan : menekan REM, menurunkan total waktu REM
3)    Kafein : meningkatkan saraf simpatis/ mencegah orang tidur
4)    Beta bloker : menimbulkan insomnia, mimpi buruk
5)    Narkotika : mensuspensi REM, meningkatkan kantuk siang hari.
6)    Alkohol: mengganggu tidur REM, mengganggu tidur REM, membangunkan
seseorang pada malam hari dan menyebabkan kesulitan untuk kembali tidur.

2. RASA AMAN DAN NYAMAN


 PENGERTIAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram
Perubahan kenyaman adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya.
 KEAMANAN
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum,nutrisi,dan suhu yang optimum akan mempengaruhi
kemampuan seseorang.
- Oksigen
- Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah system pemanasan yang
tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai
system pembuangan akan menyebabkan penumpukkan karbondioksida
- Kelembapan
- Kelembapan akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika
kelembapan relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan teravaporasi
dengan lambat
- Nutrisi
- Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
 KENYAMANAN
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul bilamana
jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut
A. NYERI AKUT
Nyeri akut adalah suatu keadaan diamana seseorang melaporkan
adanya ketidaknyamanan yang hebat
B. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri
yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non
keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih.
3. PERAWATAN DIRI
 PENGERTIAN
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Dermawan &
Rusdi, 2013). Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias,
makan, dan BAB/BAK (toileting) (Fitria,2012).
 PENYEBAB

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) , penyebab kurang perawatan diri


adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000) dalam
Mukhripah Damaiyanti (2014), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1) Faktor Predisposisi
a) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri
d) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.

2) Faktor Presipitasi Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan


diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
 JENIS JENIS DEFISIT PERAWATAN DIRI

Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014), jenis perawatan


diri terdiri dari:
1) Defisit perwatan diri: mandi; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: berpakaian; Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3) Defisit perawatan diri: makan; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sendiri.
4) Defisit perawatan diri: eliminasi; Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
 TANDA DAN GEJALA

Menurut Fitria (2012) tanda dan gejala yang tampak pada klien yang
mengalami defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
1) Mandi/hygiene Klien mengalami ketidak mampuan dalam
membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air,
mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan
mandi, meringankan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2) Berpakian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan
atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta
memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik,
melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan
mengenakan sepatu
3) .Makan Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan
makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut,
melengkapi makan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,mengambil cangkir atau gelas,sertamencerna cukup
makanan dengan aman

4) ) BAB/BAK (toiletting) Klien memiliki keterbatasan atau


ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk
atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram
toilet atau kamar kecil. Keterbatasan diri di atas biasanya diakibatkan
karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien
bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau
mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan bisa
mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial

Anda mungkin juga menyukai