PERLAKUAN PANAS
2.1 Tujuan
1. Mengetahui temperatur yang digunakan pada proses heat treatment.
2. Mengetahui dan memahami tahapan pada proses heat treatment
3. Mengetahui macam-macam media pendingin yang digunakan.
4. Mengetahui nilai kekerasan pada media pendingin yang berbeda.
5. Mengetahui fungsi dari holding time.
6
Kelompok 9 BAB 2 PERLAKUAN PANAS
memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang rendah namun keuletan yang
tinggi. Pengaplikasian baja ini sebagai komponen bahan baku struktur
bangunan[4].
b. Baja karbon menengah (medium carbon steel) merupakan baja karbon dengan
kandungan 0,3%C-0,59%C. Sifat mekanis baja ini yaitu kekerasan dan
ketahanan aus yang lebih tinggi dibandingkan baja karbon rendah, dan dapat
dikeraskan. Banyak digunakan sebagai pembuatan komponen mesin dan
sebagainya[4].
c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) adalah baja dengan kandungan 0,6%C-
2,1%C memiliki kandungan martensit yang tinggi sehingga memiliki
kekerasan yang tinggi karna keuletan yang rendah membuat baja ini menjadi
getas. Baja ini banyak digunakan sebagai bahan pembutan alat-alat perkakas
seperti gergaji, palu, pisau, kikir dan sebagainya[4].
Fasa tunggal yang terbentuk pada diagram fasa yaitu (α) terbentuk pertama kali
saat besi dipanaskan suhu 723oC dengan struktur kristal body central cubic
(BCC), yang selanjutnya adalah Austenit (γ) pada suhu 912 oC dengan struktur
kristal face centered cubic (FCC), kemudian δ-ferrit pada suhu 1394oC dengan
struktur kristal kembali menjadi BCC[1].
Diagram CCT dibutuhkan karena pada proses heat treatment laju pendinginan
terjadi secara kontinyu. Diagram CCT adalah diagram yang menunjukan
perubahan mikrostruktur pada saat baja didinginkan dengan laju pendinginan
tertentu[4]. Terdapat critical cooling rate pada diagram CCT untuk baja paduan
yang menunjukan laju pendinginan secara maksimum untuk membentuk struktur
material[1]. Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa struktur yang dapat terbentuk
adalah martensit, bainit, ferrit dan perlit[4].
Dalam heat treatment prosesnya terbagi menjadi softening dan hardening.
1. Softening
Holding time
media pendingin
Pengamplasan spesimen
Pengujian kekerasan
Kesimpulan
Gambar 2.4 Skema proses heat treatment
2.4.2 Bahan
1. Air = secukupnya
2. Arang = secukupnya
3. Amplas (80 mesh) = secukupnya
4. Oli = secukupnya
5. Spesimen baja AISI 1045 = 4 buah
= 141,24 BHN
2P
b. BHN ¿
π . D¿ ¿
2.250
¿
3,14.5 ¿ ¿
= 145,623 BHN
2P
c. BHN ¿
π . D¿ ¿
2.250
¿
3,14.5 ¿ ¿
= 135,66 BHN
144
142 141.24
140
138
135.66
136
134
132
130
pengujian 1 pengujian 2 pengujian 3
Dindentor = 5 mm
bebanmayor = 250 kg
Ditanya = Brinell Hardness Number (BHN)…?
Dijawab:
2P
a. BHN ¿
π . D¿ ¿
2.250
¿
3,14.5 ¿ ¿
= 156,384 HB
2P
b. BHN ¿
π . D¿ ¿
2.250
¿
3,14.5 ¿ ¿
= 165,343 HB
2P
c. BHN ¿
π . D¿ ¿
2.250
¿
3,14.5 ¿ ¿
= 162,800 HB
168
166 165.34
164 162.8
162
160
158 156.38
156
154
152
150
pengujian 1 pengujian 2 pengujian 3
600 579.27
500 472.72
400
300
200
100
1 2 3 4
0
pengujian 1 pengujian 2 pengujian 3
4. Quenching oli
Diketahui :
HRc1 = 39 HRc2 = 35 HRc3 = 30
Ditanya : Brinell Hardness Number (BHN)…?
Dijawab :
a. BHN = (8,570 x HRc1) + 22,6
= (8,570 x 39) + 22,6
= 361,83 HB
350 327.55
300 268.8
250
200
150
100
50
1 2 3 4
0
pengujian 1 pengujian 2 pengujian 3
156,38+ 165,34+162,80
b. Rata-rata normalizing =
3
= 161,497 BHN
579,27+643,22+472,72
c. Rata-rata quenching air =
3
= 568,84 BHN
361,83+ 327,55+268,80
d. Rata-rata quenching oli =
3
= 319,39 BHN
500
400
319.39
300
200 161.5
140.84
100
1 2 3 4
0
annealing normalizing water quenching oil quenching
T(oC)
Holding time
850
t (s)
treatment adalah metode yang berfungsi untuk mengubah struktur mikro suatu
material tanpa mengubah komposisi kimianya dengan tujuan mendapatkan sifat
material dengan melakukan pemanasan dan mengatur laju pendinginan tertentu.
Alat yang digunakan pada proses ini salah satunya adalah tungku. Yang
digunakan adalah tungku muffle, tungku ini merupakan kelompok sistem tertutup
yang dapat mencapai temperatur 1200oC. Sistem tertutup ini berguna untuk
meminimalisir adanya oksigen (O2) yang akan bereaksi dengan karbon dan
nantinya menyebabkan penebalan kerak (scale) pada permukaan spesimen uji.
Pengaruh lainnya adalah dapat menimbulkan proses dekarburisasi. Dekarburisasi
adalah proses pengurangan kandungan karbon pada material dikarenakan unsur
oksigen berikatan dengan karbon spesimen uji. Sehingga untuk meminimalisir
adanya kerak maupun mencegah proses dekarburisasi haruslah menambah arang
dengan memanaskan secara bersamaan selama proses pemanasan berlangsung.
Proses pemanasan terjadi pada temperatur 850oC. Temperatur ini digunakan agar
saat pemanasan struktur mikro pada spesimen uji menjadi fasa austenit
seluruhnya. Fasa austenit ini lah yang nantinya akan berubah menjadi struktur
mikro tertentu dan akan menghasilkan kekerasan tertentu. Setelah itu dilakukan
holding time,yang berfungsi untuk menyeragamkan pemanasan pada seluruh
bagian spesimen dan perubahan strukturnya secara menyeluruh. lama waktu
holding time disesuaikan dengan dimensi material serta unsur paduannya.
Karena spesimen yang dipanaskan pada suhu tinggi maka digunakan penjepit
untuk memindahkan spesimen dan dilanjutkan dengan proses pendinginan. Proses
pendinginan dilakukan dengan metode yang berbeda yaitu dengan metode
quenching air, quenching oli dan normalizing dan annealing. Quenching adalah
proses pendinginan dengan celup cepat pada pengujian ini media quenching yang
digunakan adalah air dan oli. dimana hasil yang didapatkan nilai rata-rata
kekerasan dari quenching air = 568,84 HRc dan nilai kekerasan oli = 319,38 HRc
dari data tersebut kekerasan material dengan quenching air lebih tinggi
dibandingkan dengan quenching oli ini di pengaruhi oleh sifat visikovitas media
pendingin. Dimana air memiliki viskositas yang lebih rendah dibandingksn oli,
sehingga daya serap air lebih tinggi dari pada oli. Pada quenching oli dilakukan
agitasi (pengadukan) yang berguna untuk mempercepat penyerapan kalor pada
dilakukan urutan nilai kekerasan dari tertinggi hingga terendah adalah quenching
air, quenching oli, normalizing dan yang terakhir annealing sehingga data ini
menyatakan pengujiannya sesuai dengan teori yang ada.
2.7 Kesimpulan
1. Temperatur austenite yang digunakan adalah 850oC.
2. Tahapannya yaitu pemanasan holding time dan mengatur laju pendinginan.
3. Media pendingin yang digunakan quenching air, quenching oli, udara
terbuka (normalizing), didiamkan didalam tungku (annealing).
4. nilai kekerasan rata-rata yang didapat :
a. Quenching air = 568,84 HRc
b. Quenching oli = 319,39 HRc
c. Normalizing = 161,497 HRc
d. Annealing = 140,841 HRc
5. Holding time berfungsi untuk menyeragamkan pemanasan pada seluruh
bagian spesimen dan menghomogenkan pembentukan struktur austenit.