Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PERKEMBANGAN MASA PRENATAL


DAN KELAHIRAN”
Disusun untuk :Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : psikologi perkembangan
Dosen Pengampu: prawidya lestari, M.Pd.I

Disusun oleh : Alfan Nur Mustofa

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NADLATUL ULAMA


PURWOREJO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan. Masa ini
pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari
waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang sangat
singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat
dalam diri individu. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan
mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran
bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami
secara utuh pola perkembangan yang normal.
Perkembangan manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada
pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki
dinding telur (ovum) wanita terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot.
Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang
kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Disini kami
selaku penulis makalah akan mencoba untuk menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini
kami akan membahas tentang tahap-tahap perkembangan prenatal, karakteristiknya dan
faktor-faktor perkembangan prenatal. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai
perkembangan pada kelahiran diantaranya tahap-tahap pada kelahiran dan pengaruh kelahiran
terhadap perkembangan pascalahir.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian pre-nalar, perkembangan embrio dan fetus/janin dari aspek fisik, kognitif, social
dan psikomotorik?

2. Apakah arti penting periode prenatal bagi perkembangan?

3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal?

4. Proses kelahiran dan factor lingkungan yang mempengaruhi kelahiran?

5. Apakah pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pascalahir?


6. Tugas tugas perkembangan masa prenatal

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah mengenai perkembangan masa prenatal dan kelahiran antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan masa prenatal

2. Untuk mengetahui karakteristik pada masa prenatal

3. Untuk mengetahui arti penting periode prenatal bagi perkembangan

4. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal

5. Untuk mengetahui tahap-tahap pada kelahiran

6. Untuk mengetahui pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca kelahiran


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Masa Prenatal

1. Pengertian Pre-Nalar, Perkembangan Embrio Dan Fetus/Janin Dari Aspek Fisik,


Kognitif, Social Dan Psikomotorik

Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap
perkembangan. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode prenatal ini berikut
akan diuraikan masing-masing pada tahapnya.

a) Tahap Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)

Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah
periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama
dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur
(ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan(fertilization). Saat itu sel sperma
pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang
di sebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan
kecil, ysng di sebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel.
Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab
blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan,
blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tubafalopi.
Blastokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting.
Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah.
Dari lapisan atas berkembangan rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan
kelenjar-kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot,
tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit
lapisan dalam. Sementara itu lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas,
kelenjar ludah, dan sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong
amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Setelah beberapa hari kira-kira seminggu
setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara
penuh di dinding rahim inilah yang di sebut embrio.

Desmita.2010.Psikologi Perkembangan.Bandung:Remaja Rosdakary


b) Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)

Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam
di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini di
mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya
banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena
ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian tubuh embrio itu belum
sepenuhnya terbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan
dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala,
kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala,
pembuluh darah, dan jantung serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu
berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan
secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang
paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari
pusat badan.
Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu
perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantung
amniotic berisi cairan amniotic, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi
sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu
tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan
kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta
merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-
pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri
dari tiga pembuluh darah besar, satu unuk menyediakan bahan makanan dan dua untuk
membawa sisa-sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga
apabila di potong tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem
saraf. Hal ini terlibat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai
manusia, tetapi kepala lebih besar di bandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur
8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga
sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah
nampak pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan
tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan
ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.

c) Tahap Janin (Fetus Stage) (25 – 37 Bulan)

Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan periode fetus atau
periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai
dari usi 9 minggu sampai lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang.
Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri
fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar
dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara
substansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾
ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta
jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan,
yaitu ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya.
Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum
perkembangannya, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat,
karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin tersebut, maka pada bulan
keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-
nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada
permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-
kira 1,5 – 2,5 kg. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika
rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-
gerak, di buka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga
mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan
kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan
lemak badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kalahiran.
Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive
terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam
suatu studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr.
Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in
the hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari
selama 6 minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali
diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum pernah
diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih disukai, bayi diberi
sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan peningkatan atau penurunan interval
waktu menyusun. Ternyata, perubahan kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada
waktu bayi mendengar cerita “the cat in the hat”. Tetapi hal demikian tidak terjadi pada waktu
mendengarkan cerita baru. Jadi, bayi menunjukkan suatu piihan yang jelas berdasarkan pada
pengalamannya selama masa prenatal.
2. Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh
besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:

a) Penentuan Sifat Bawaan

Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu
pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa
sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk
mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.

b) Penentuan Jenis Kelamin

Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama
hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang
dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan
jenis kelamin ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-
anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.

c) Penentuan Jumlah Anak

Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga
terjadi kelahiran kembar.
d) Penentuan Urutan Anak

Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap


perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan
memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga. Hal ini
berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.

.Mar’at Samsunuwiyati, 2010, “Psikologi Perkembangan”, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung


3. factor yang mempengaruhi kelahiran perkembangan prenatal

Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode


yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode
berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat
menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi
janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut
secara absolut luput dari pengaruh-pengaruh luar. Pada uraian berikut ini akan di bahas
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal.

a. Kesehatan Ibu

Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal.
Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran
kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat.
Demikian pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di sertai dengan gangguan
kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak perkembangan janin.
Bahkan, apabila ibu hamil terserang campak rubella (campak jerman), dapat di pastikan
bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang
pada 2 bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulihan, kelainan jantung,
kerusakan pada sistem saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.

b. Gizi Ibu

Faktor lain yang cukup mempengaruhi perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu.
Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang
di peroleh melalui darah ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus
mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi
tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam perkembangan masa
prenatal dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk cenderung memiliki
anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir prematur atau meninggal. Dalam
investigasi lain, makanan tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi
selama kehamilan meningkatkan performa anak mereka selama 3 tahun pertama
kehidupannya.

Rohman Abid, Diktat Tafsir (Tematik Psikologi),.


c. Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu

Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam
peredaran darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-
bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada sistem
kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolisme. Bahan-bahan kimia juga dapat
mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi
janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan
janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi, pada
embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite selama dua bulan
pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.

Minuman yang mengandung alkohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan prenatal. Wanita pecandu alkohol dan tetap meminumnya selama
kehamilannya dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan bayi dengan
gejala yang disebut “sindrom alkohol janin”, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak
pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan.
Keabnormalan itu meliputi cacat pada wajah, seperti hidung dan bibir bawah yang
pendek.
Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan
masa prenatal. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran,
menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang
tinggi selama proses kelahian, serta penyesuaian diri yang buruk.

d. Takhayul dan kenyataan di Indonesia

Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua


terhadap keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu atau keduanya
benci sama seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah
atau ibu membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan
mempunyai gambar mirip ular pada kulitnya. Hal-hal ini semua belum merupakam hasil
pembuktian ilmiah, dari itu masih termasuk lingkup takhayul.
e. Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu

Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan
psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi
hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke
daerah kandungan dan membuat janin kekurangan darah.
Ibu yang mangalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama
kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang
abnormal di bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi di
asosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan
penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.

f. Sinar-X (X-ray) dan Kehamilan

Sinar-X adalah suatu radiasi berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat
mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik, dan menimbulkan efek pada bayi yang
belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-
x. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam taraf
pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi jaringan dan organ yang berbeda-beda.
Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau
cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia
dewasa. Memang sebagian besar prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang
relatif ringan. Namun sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil
kecuali benar-benar perlu, harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen sebelum
mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya. Paparan radiasinya diukur
dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap. Satuan lain adalah penghitungan berdasarkan
kerusakan biologis akibat paparan radiasinya. Radiasi sinar-x dengan kekuatan tertentu
(sesuai dosis) dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik dan menimbulkan
cacat pada bayi yang belum dilahirkan. Sinar-x sangat berbahaya terutama bagi sel yang
membelah dengan cepat.
g. Perkembangan Masa Kelahiran

Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi
psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock, 1978).

h. Tahap-Tahap Kelahiran

Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi
semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap
kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi
dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk

mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi
terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

B. Perkembangan Masa Kelahiran

Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi
psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock, 1978).

1. Tahap-Tahap Kelahiran

Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi
semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap
kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi
dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.

Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran.
Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-
kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari
tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir

Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir:

a) Jenis kelahiran

Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan,
kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.

b) Pengobatan ibu

Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat
mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang
diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan
kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung mengalami
penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan
pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
c) Lingkungan pra lahir

Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai
dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir
dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
d) Jangka waktu periode kelahiran

Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang
lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari
waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut prematur sedangkan bayi yang
lebih lambat disebut posmatur.
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah
dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala
perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi
posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir
dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
e) Perawatan pasca lahir

Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan
mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan

perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap
rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa
dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting
bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu
membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang
optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan.
Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu
segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu
metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu
segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan
emosional ibu dan bayi.
f) Sikap orang tua

Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri
dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap
ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam
persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan
dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam
konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai
kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz
adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir.

3. Tugas – Tugas Perkembangan

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu
pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan
berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
 
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi
sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1.         Masa bayi dan masa kanak-kanak awal.
a.         Belajar memakan makanan padat.
b.        Belajar berjalan.
c.         Belajar berbicara.
d.        Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
e.         Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya.
f.             Mempersiapkan diri untuk membaca.
g.        Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
2.         Masa kanak-kanak akhir
a.         Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
b.        Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri.
c.         Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
d.        Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita.
e.         Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
f.             Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
g.        Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tatakrama dan tingkatan nilai.
h.        Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
i.              Mencapai kebebasan pribadi.

Hurlock, Elizabeth B.1980. “Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan


.Sepanjang Kehidupan,”. Jakarta : Erlangga
BAB 111
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tahap-tahap perkembangan pada masa prenatal dibagi menjadi 3 tahap


perkembangan, yaitu tahap germinal, tahap embrio, dan tahap janin. Tahap germinal
berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari pembuahan. Tahap embrio dimulai dari 2
minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrio ini pertumbuhan
terjadi dalam 2 pola yaitu, cephalocaudal dan proximodistal. Tahap janin dimulai pada
usia 9 minggu sampai lahir. Dalam makalah ini juga dibahas mengenai 6 karakteristik
masa prenatal. Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
prenatal yakni, kesehatan ibu, gizi ibu, pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu, keadaan
dan ketegangan emosi ibu, takhayul dan kenyataan di Indonesia,serta X-Ray
kehamilan. Perkembangan pada masa prenatal juga memiliki arti penting dalam
perkembangan anak seperti penentuan sifat bawaan, penentuan jenis kelamin,
penentuan jumlah anak, penentuan urutan anak.
Pada masa kelahiran terdapat beberapa tahap; tahap pertama terjadi kontraksi
peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi
bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi
benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Tahap
ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan
dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek. Ada beberapa kondisi kelahiran
yang mempengaruhi perkembangan pascalahir yaitu, jenis kelahiran, pengobatan ibu,
lingkungan pra lahir, jangka waktu periode kelahiran, perawatan pasca lahir, dan sikap
orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita.2010.Psikologi Perkembangan.Bandung:Remaja Rosdakarya


http///ciri-ciri-pranatal.html
Mar’at Samsunuwiyati, 2010, “Psikologi Perkembangan”, PT. Remaja
Rosdakarya: bandung
Rohman Abid, Diktat Tafsir (Tematik Psikologi),.

Hurlock, Elizabeth B.1980. “Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan


.Sepanjang Kehidupan,”. Jakarta : Erlangga

http://sugiyanto.students-blog.undip.ac.id/
http://psikologiunity.files.wordpress.com%2F2011%2F12%2Ftahap-
pranatal.doc http://animenekoi.blogspot.com/2011/06/perkembangan-
masa-prenatal-dan.html

Anda mungkin juga menyukai