Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA PROFESI GURU


Disusun Untuk: Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Etika Profesi Guru
Dosen Pengampu : Drs. H Sumarso. MM.

Nama: Alfan Nur Mustofa


(2086208002)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NADLATUL ULAMA


PURWOREJO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkah, rahmat, dan inayah-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu
kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai utusan Yang Maha Kuasa untuk
mengabarkan kebenaran yang hakiki di dunia ini.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh mata kuliah Etika
Profesi guru. Dengan makalah ini kami berharap dapat menambah wawasan
pembaca, sehingga dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi
siapa saja yang membutuhkan, untuk mengetahui tentang Profesionalisme Kerja.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna, serta mohon maaf apabila masih ada banyak
kesalahan dalam tulisan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki cara penulisan dan isi
makalah ini.

.Ucapan terima kasih juga tak lupa ucapkan kepada bantuan teman-teman
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Purworejo, 7 Juli 2021

penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG..................................................................................................4

TUJUAN.......................................................................................................................5

RUANG LINGKUP MATERI.....................................................................................5

LANDASAN TEORI

1. PROFESI, PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME........................6


1.1 Pengertian profesi.............................................................................................6
1.2 Ciri-ciri moral profesi.......................................................................................6
1.3 Syarat pekerjaan dapat disebut profesi.............................................................6

2. Pengertian Etika, Profesi Dan Guru.............................................................7


1. Etika ...................................................................................................................7

2. Profesi.................................................................................................................9

3. Guru....................................................................................................................10

KODE ETIKA GURU INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Profesionalisme kerja merupakan hal yang wajib yang harus dimiliki oleh semua
pekerja dalam hal apapun, Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik berada pada
tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas
profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Adapun tugas guru yang sangat banyak,baik
yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah.Seorang guru yang benar-benar
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut,berusaha selalu ingin berkembang
maju,agar bisa menjalankan tugasnya lebih baik.Setelah menjalankan tugas dan kewajiban
sebagai tenaga pendidik guru juga mempunyai hak dan kewajiban.

Hak dan Kewajiban Guru sebagai pendidik diatur di semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebelum kita menginjak ke materi hak dan
kewajiban Guru sebagai pendidik tidak ada salahnya kita memahami dahulu pengertian dari
hak dan kewajiban itu sendiri.
Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada subyek hukum.
Kewenangan dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual, menggadaikan,
menggarap dll. Hak dibedakan menjadi dua:
a. Hak mutlak, pemegang hak dapat mempertahankan terhadap siapapun (hak asasi, hak
public, hak keperdataan).
b. Hak relative, hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang atau beberapa orang
untuk menuntut agar orang lain melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
Sedangkan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau
badan hukum.Kewajiban sebagai guru adalah kewajiban yang diberikan kepada orang pribadi
sebagai individual sekaligus subyek hukum. Bisa diartikan dengan sebutan tugas bila melihat
kewajiban dari yang bersifat absolute dan disebut peran bila bersifat relatif.
Melalui makalah ini diharapkan guru memahami, mengerti, dan mengevaluasi diri
supaya dapat memiliki watak profesionalisme dalam bekerja, serta guru dapat membedakan
tugas hak dan kewajiban sebagai tenaga pendidik.

4
Tujuan

1. Memahami watak kerja seorang profesionalis

2.Dapat mengembangkan sifat profesionalisme, dan mengimplementasikan dalam


pekerjaan apapun khususnya seorang pendidik.

Ruang lingkup materi

1. Pengertian profesi, profesional dan profesionalisme


2. Menjelaskan tentang watak profesionalisme guru
3. Pengembangan profesionalisme guru

BAB II

5
LANDASAN TEORI

Profesionalisme keja

1. Profesi, Profesional, dan Profesionalisme

1.1 Pengertian Profesi

Profesi adalah Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang


dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan. Adapun
nilai nilaimoral profesi menurut Franz Magnis Suseno yaitu:
1. Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
2. Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi
3. Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi.

1.2 Ciri – ciri Moral profesi :

2. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki


berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun
3. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
4. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
5. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
6. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

1.3 Syarat-syarat pekerjaan dapat disebut sebagai sebuah profesi antara lain:

1) Melibatkan kegiatan intelektual.


2) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

6
3) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
4) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

2. Pengertian Etika,Profesi Dan Guru


     
1. Etika

a.       Pengertian

Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti, karakter, watak,
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan
konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-
tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara
(adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut
oleh suatu golongan atau masyarakat.

Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan tentang
moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan
sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam
memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan
moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan
perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian
akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan harmonis, seperti
saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dsb. Sebagai acuan pilihan
perilaku, etika bersumber pada norma-norma moral yang berlaku. Sumber yang paling
mendasar adalah agama sebagai sumber keyakinan yang paling asasi, filsafat hidup (di negara
kita adalah Pancasila), budaya masyarakat, disiplin keilmuan dan profesi. Dalam dunia
pekerjaan, etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja para guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Dengan etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat
diwujudkan sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan
produktif.

Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat.

7
Menurut Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi tentang manusia berdasarkan
kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang menjadi
studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan
melalui kehendak manusia.

b.      Macam-Macam Etika

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
prilaku manusia :

1)      Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2)      Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

a)      Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan
ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

b)      Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan
dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari
oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan
khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral
dasar yang ada dibaliknya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

a)  Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

b)  Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat
manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik
secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis

8
terhadap pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.

2. Profesi

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin,
profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam
melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan
yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan
mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan
perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki
tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau
menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan
kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut Webstar (1989), Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang didapat dari pendidikan akademis yang intensif.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan pekerjaan yang
tidak sembarang orang bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat dilihat syarat-
syarat suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :

·         Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang diperoleh
melalui pendidikan dan latihan khusus.

·         Adanya kode etik profesi.

·         Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.

·         Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi masyarakat dari
layanan yang tidak semestinya.

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam
adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum
tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi
sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang
menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

3. Guru

9
Kata guru menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berbunyi: Guru adalah orang yang
kerjanya mengajar seperti guru agama, guru bantu, guru besar, maha guru, guru kepala dan
guru mengaji. Pengertian guru seperti disebutkan pada defenisi menurut kamus di atas,
sebenarnya merupakan pengertian yang global. Namun untuk lebih mengkhususkan
pengertian kita tentang guru secara rinci, berikut disajikan defenisinya. Guru adalah :

a)   Seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan memperoleh kepercayaan untuk
melaksanakan tugas pengajaran transfer nilai kepada murid.

b)  Suatu jabatan profesional melaksanakan atas dasar kode etik profesi.

c)  Suatu kedudukan fungsional melaksanakan tugas atau tanggung jawab sebagai pengajar,
pemimpin dan orang tua.

2.2. Tujuan Kode Etik

            Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan
kode etik adalah sebagai berikut:

a)      Untuk Menjunjung Tinggi Martabat Profesi

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat,
agar mereka tidak memandang rendah atau remeh terhadap profesi yang bersangkutan. Dari
segi ini, kode etik juga seringkali disebut Kode Kehormatan.

b)      Untuk Menjaga dan Memelihara Kesejahteraan para Anggotanya

Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-
larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan
kesejahteraan para anggotanya. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota pofesi, kode etik
umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada para anggotanya untuk melaksanakan
profesinya. Kode etik juga mengandung peraturan-peaturan yang bertujuan membatasi
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi
dengan sesama rekan anggota pofesi.

c)      Untuk Meningkatkan Pengabdian para Anggota Profesi

Tujuan kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,
sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung
jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya.

d)     Untuk Meningkatkan Mutu Profesi

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik memuat norma-norma dan anjuran agar para
anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

10
e)      Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi

Untuk meningkatkan mutu oganisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota untuk
secara aktif berpartisipasi  dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
dirancang organisasi.

2.3. Kode Etik Profesi Keguruan

            Kode etik merupakan norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru
Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
pendidik, anggota masyarakat, dan warg negara.

            Sebagai pedoman sikap dan perilaku kode etik ini bertujuan menempatkan guru
sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode etik
dimaksud berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi
pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik,
orang tua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai
dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.

            Bagi guru komitmen terhadap kode etik adalah kode etik tidak boleh dilanggar, baik
disengaja maupun tidak. Setiap pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan/atau tidak
melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang
berkaitan dengan profesi guru. Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku pada organisasi profesi atau menurut
aturan negara. Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan berat.

            Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran terhadap
Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia
(DKGI) dan wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru. Pemberian sanksi oleh DKGI
sebagaimana harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan dengan anggaran
dasar organisasi profesi serta peraturan perundang-undangan. Sanksi dimaksud merupakan
upaya pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
martabat profesi guru.

2.4. Kode Etik Guru Pada Peraturan Perundang-Undangan

            Menurut undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.


Pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil
mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di
luar kedinasan.” Dalam penjelasan Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa dengan
adanya Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi
masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan

11
tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya, dalam Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat kita simpulkan, bahwa kode etik
merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan didalam melaksanakan tugas dan
dalam hidup sehari-hari.

Pada butir kesembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa “Guru melaksanakan
segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan”. Dengan jelas bahwa dalam kode etik
tersebut diatur bahwa guru di Indonesia harus taat akan peraturan perundang-undangan yang
di buat oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasonal.

Guru merupakan aparatur negara dan abdi negara dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu,
guru mutlak harus mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan dan melaksanakannya sebagaimana aturan yang berlaku. Sebagai contoh
pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu mengubah kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi
kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi dan kemudian diubah lagi menjadi
KTSP dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam kurikulum tersebut, secara eksplisit bahwa hendaknya guru menggunakan pendekatan
kontekstual dalam pembelajarannya. Seorang guru yang profesional taat akan peraturan yang
berlaku dengan cara menerapkan kebijakan pendidikan yangbaru tersebut dan akan menerima
tantangan baru tersebut, yang nantinya diharapkan akan dapat memacu produktivitas guru
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional.

2.5. Rumusan Kode Etik Guru Indonesia

            Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-
norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh
dan bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam
maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian
maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting  untuk pembentukan
sikap profesional para anggota profesi keguruan.

            Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan
dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI
dari seluruh penjuru tanah air, pertama dalam Kongres XIII di Jakarta tahun 1973, dan
kemudian disempunakan dalam kongres PGRI XVI tahun 1989 juga di Jakarta. Adapun teks
Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan tersebut adalah sebagai berikut:

12
KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengadian terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, bangsa, dan negara, serta kemanusaan pada umumnya. Guru Indonesia yang
berjiwa Pancasila dan setiap pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudny cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh
sebab itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya memedomani dasar-dasr
sebagai berikut:

1.      Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia


seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2.      Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3.      Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.

4.      Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses


belajar-mengajar.

5.      Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidik.

6.      Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.

7.      Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan


sosial.

8.      Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI


sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9.      Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

ilmupermata.mywapblog.com

etikatugas.blogspot.com

rizafahri.blogspot.com

http://pendidikannya.blogspot.com

14

Anda mungkin juga menyukai