Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTEMUAN 11

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun oleh
Nabila Puteri Islami
1951500287

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
SOAL
1. Siapa yang bersyariat / ber fikih saja tanpa bertasawuf, maka akan jadi fasiq, siapa yang
bertasawuf saja tanpa bersyariat / ber fikih, maka akan jadi zindiq, apa maksud dari
ungkapan ini ? Berikan argumen disertai dalilnya!

2. Nabi Muhamad diutus untuk menyempurnakan makarimal akhlak (akhlak yang baik ),
mengapa akhlak yang sudah baik kok disempurnakan lagi? apa maksudnya ? berikan
argumen dan dalilnya

JAWABAN
1. fiqih dan tasawuf memiliki dasar yang sama yaitu bertolak dari hadits Jibril, kemudian
fungsi dari fiqih dan tasawuf juga sama, yaitu untuk berkhidmah mewujudkan
kesempurnaan beragama bagi seorang muslim, fiqih untuk maqom Islam dan tasawuf
untuk maqom Ihsan.
Namun ada dua hal yang penting untuk dibahas mengenai hubungan antara fiqih dan
tasawuf ini, yaitu:
Kenapa bisa terjadi kenaikan tingkat, pertama karena setiap mukmin pasti seorang
muslim, namun tidak setiap muslim adalah seorang mukmin[14]. Di antara dalilnya
adalah:
Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
‫ت اأْل َ ْع َرابُ آ َمنَّا ۖ قُل لَّ ْم تُ ْؤ ِمنُوا َو ٰلَ ِكن قُولُوا أَ ْسلَ ْمنَا َولَ َّما يَ ْد ُخ ِل اإْل ِ ي َمانُ فِي قُلُ??وبِ ُك ْم ۖ َوإِن تُ ِطي ُع??وا هَّللا َ َو َر ُس?ولَهُ اَل يَلِ ْت ُكم‬
ِ َ‫قَال‬
]15[ ‫َّحي ٌم‬ ِ ‫ِّم ْن أَ ْع َمالِ ُك ْم َش ْيئًا ۚ إِ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر ر‬
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah berIman". Katakanlah: "Kamu belum
berIman, tapi katakanlah 'kami telah berIslam (tunduk)', karena Iman itu belum masuk ke
dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”
Hadits ini mengisyaratkan bahwa seseorang yang tidak diberi oleh Rosulullah
‫ ﷺ‬itu belum mencapai derajat mukmin sejati, akan tetapi hanya baru sampai
pada derajat seorang muslim.
Juga sabda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬:
‫ متفق عليه‬. ‫ أال وهي القلب‬،‫ وإذا فسدت فسد الجسد كله‬،‫أال وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله‬
“ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila segumpal
daging tersebut baik, maka baiklah seluruh (perbuatan) tubuh. Dan apabila segumpal
daging itu rusak, maka rusak pulalah seluruh (perbuatan) tubuh. ketahuilah, segumpal
daging itu adalah hati”
Maksudnya adalah apabila hati seorang manusia telah diliputi Iman, secara otomatis akan
memerintahkan jasad untuk mengimplementasikan keImanannya dalam kehidupan nyata,
maka bergeraklah jasad mengamalkan syari’at Islam dengan totalitas.
Sebagai contoh, saat orang imannya masih lemah, dia mengerjakan sholat, namun
sholatnya tidak khusyu, tidak menjaga adab-adab dan sebagainya. Beda dengan orang
yang sudah mencapai derajat ihsan, ketika dia sholat, hatinya khusyu, adab-adab dan
sunah-sunahnya dijaga, serta sholatnya akan membentengi dia dari maksiat.
Hal inilah yang sangat sulit dilakukan oleh kebanyakan kita, karena dalam prakteknya,
meskipun kita mengerjakan suatu ibadah lengkap dengan semua rukun dan sunahnya,
tetapi belum tentu mampu menghadirkan hati sepenuhnya untuk tunduk dan
merendahkan diri di hadapan Allah, mungkin saja raga kita melaksakan sholat tetapi hati
kita sibuk bersama dunia.
Begitu juga dalam bermuamalah dengan manusia dan alam, mungkin kita berakhlak baik
hanya ketika ada kepentingan, mungkin kita berakhlak baik hanya kepada golongan kita
saja dan seterusnya. Padahal berakhlak baik adalah jenis ibadah juga, Rosulullah
‫ ﷺ‬bersabda :
‫ش ْالبَ ِذيْ َء‬ ِ َ‫ق َح َس ٍن َوإِ َّن هللاَ لَيُب ِْغضُ ْالف‬
َ ‫اح‬ ٍ ُ‫َما َش ْي ٌء أَ ْثقَ ُل فِ ْي ِم ْي َزا ِن ْال ُم ْؤ ِم ِن يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن ُخل‬
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari
Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang
yang suka berbicara keji lagi kotor”
Inilah salah satu pentingnya belajar tasawuf di samping belajar fiqih,
‫من تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسّق ومن جمع بينهما فقد تحقق‬
“Barangsiapa bertasawuf tanpa fiqih maka akan menjadi zindiq, barangsiapa berfiqih
tanpa tasawuf maka akanmenjadi fasiq, dan barangsiapa mengamalkan keduanya maka
akan mencapai hakikat”

2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk mengajak manusia agar beribadah
hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia karna
sebelumnya pada jaman kala itu akhlak manusia cenderung buruk dan sadis. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ق‬ َ ‫ت ِألُتَ ِّم َم‬
ِ َ‫صالِ َح ْاألَ ْخال‬ ُ ‫إِنَّ َما بُ ِع ْث‬.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”


Sesungguhnya antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali.
Karena akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai
bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim berarti semakin
kuat imannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ َو ِخيَا ُر ُك ْم ِخيَا ُر ُك ْم لِنِ َسائِ ِه ْم‬،‫أَ ْك َم ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ ِإ ْي َمانًا أَحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬.
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di
antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada
isteri-isterinya.”
Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan
memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang
untuk dapat masuk Surga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ش ْالبَ ِذيْ َء‬ ِ َ‫ق َح َس ٍن َوإِ َّن هللاَ لَيُب ِْغضُ ْالف‬
َ ‫اح‬ ٍ ُ‫ َما َش ْي ٌء أَ ْثقَ ُل فِ ْي ِم ْي َزا ِن ْال ُم ْؤ ِم ِن يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن ُخل‬.
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari
Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang
yang suka berbicara keji dan kotor.”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pula :
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya
denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya…”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebanyakan yang menyebabkan
manusia masuk Surga, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
‫ اَ ْلفَ ُم َو ْالفَرْ ُج‬:‫ال‬ َ َّ‫ َو ُسئِ َل ع َْن أَ ْكثَ ِر َما يُ ْد ِخ ُل الن‬،‫ق‬
َ َّ‫اس الن‬
َ َ‫ار؟ فَق‬ ِ ُ‫تَ ْق َوى هللاِ َو ُحسْنُ ْال ُخل‬.
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan ketika ditanya tentang kebanyakan
yang menyebabkan manusia masuk Neraka, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Lidah dan kemaluan.”
Ahlus Sunnah juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua,
menganjurkan untuk bersilaturrahim, serta berbuat baik kepada tetangga, anak yatim,
fakir miskin, dan Ibnu Sabil.

Anda mungkin juga menyukai