Anda di halaman 1dari 11

[Type here]

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DENGAN


BAHAYA KEHAMILAN PADA USIA REMAJA 14-19 TAHUN
DI DESA GONDANG KECAMATAN LIMBANGAN
KABUPATEN KENDAL

PROPOSAL RISET KEPERAWATAN

Disusun oleh:
Fany ramadhani
118032

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021
[Type here]
[Type here]

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DENGAN


BAHAYA KEHAMILAN PADA USIA REMAJA 14-19 TAHUN
DI DESA GONDANG KECAMATAN LIMBANGAN
KABUPATEN KENDAL

PROPOSAL RISET KEPERAWATAN

Proposal Riset Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk melakukan memperoleh gelar sarjana Keperawatan

Disusun oleh:
Fany Ramadhani
118032

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021

[Type here]
[Type here]

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju

dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-19 tahun.

Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti

remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun. Lain lagi dengan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24

tahun dan belum menikah.

Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu

hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat

menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman

(Yuliana, 2015).

Bahaya kehamilan merupakan suatu kehamilan yang memiliki tanda bahaya atau

resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadi

penyakit yaitu sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri perut hebat, ketuban pecah

sebelum waktunya, demam tinggi atau kematian sebelummaupun sesudah

persalinan (Mandang 2016).

Kehamilan pada usia remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah

kehamilan yang terjadi pada perempuan berusia 11-19 tahun. Kehamilan pada

usia remaja angka kejadiannya semakin meningkat dan berdampak buruk bagi ibu

maupun janin. Data WHO tentang angka kematian ibu di dunia pada tahun

2017 menunjukan angka yang tinggi dengan jumlah 289.000jiwa. Di kamerun,

Etiopia, dan Nigeria angka kematian ibu pada usia dibawah 16 tahun meningkat

lebih tinggi. Di negara Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat pertama

[Type here]
[Type here]

dengan jumlah angka kematian ibu mencapai 190 per 100.000 kelahiran hidup,

disusul oleh Vietnam sebanyak 49 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia

sebanyak 29 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei Darussalam 27 per 100.0000

kelahiran hidup, dan pada Thailand sebanyak 26 per 100.000 kelahiran hidup

(WHO, 2017).

Kehamilan remaja merupakan fenomena internasional yang belum terselesaikan

hingga sekarang. Secara global, di daerah berkembang setiap tahun diperkirakan dari

21 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun dan 2 juta anak perempuan berusia

dibawah 15 tahun hamil. Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun dan 2,5

juta anak perempuan dibawah 16 tahun melahirkan (Loaiza dan Mengjia Liang, 2013;

WHO, 2018). Diberbagai negara, tingkat melahirkan pada usia remaja masih cukup

tinggi yang terdiri dari tingkat melahirkan 10,6 per 1.000 di Massachusetts dan 39,5

per 1.000 di Arkansas pada tahun 2014 (Fuller et.al., 2018; Loaiza dan Mengjia

Liang, 2013).

Di Indonesia ASFR 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate) adalah 36 per 1000

perempuan berusia 15-19 tahun (BKKBN, 2017) . Remaja usia 15-19 tahun hamil

anak pertama 2% dan sudah pernah melahirkan 5% (BPS, BKKBN, & Kemenkes,

2013). Di provinsi Riau angka kehamilan remaja usia 15-19 tahun 8,7% dan sudah

pernah melahirkan 22,1% (Supriyadi et.al, 2013). Angkanya terlihat kecil, tetapi

mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan SDKI 2007 yaitu 1,9% remaja

hamil anak pertama dan 6,6% remaja yang sudah pernah melahirkan (Wahyudhi,

2013).

Kehamilan remaja disebabkan oleh berbagai persoalan yang berkaitan dengan proses

perkembangan remaja (Santrock, 2007). Kondisi yang mengancam diakibatkan oleh

perkawinan usia dini yang akan dihadapi oleh 14,2 juta remaja perempuan yang

[Type here]
[Type here]

menikah di usia muda dan juga dipengaruhi oleh adanya 2 2 hubungan seksual pra

nikah (BPS, 2015; Loaiza dan Mengjia Liang, 2013). Penyebab dari pernikahan dan

kehamilan remaja diakibatkan oleh seks pada usia remaja dan peningkatan perilaku

seks aktif dikalangan remaja. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 2017, sekitar 2 % remaja perempuan usia 15-24 tahun dan 8 %

remaja lakilaki telah melakukan hubungan seksual pra-nikah. Sebanyak 11 %

diantaranya mengaku mengalami kehamilan tidak diinginkan. Sikap terhadap perilaku

seksual pra-nikah merupakan penyebab yang sangat berpengaruh terhadap kehamilan

remaja. Terbukti dari penelitian Novita (2016) terjadi peningkatan sikap positif

terhadap pencegahan kehamilan remaja sebesar 12,63% atau terjadi perbedaan nilai

rata-rata pretes dengan posttes sebesar 4,01%. Menurut Fishbein dan Ajzen (1980)

dalam (Sarwono, S, 2015) untuk mengukur sikap pencegahan terhadap kehamilan

remaja dan seberapa jauh hubungannya dengan perilaku seksual pra-nikah yang

diukur adalah bagaimana perilaku remaja terhadap seksual pra-nikah bukan apakah

remaja telah melakukan pencegahan kehamilan. Cognitive (kesadaran) remaja ini

terkandung dalam sikap yang mengandung tiga bagian (domain). Tiga domain

tersebut terdiri dari affective (perasaan), behavior (perilaku) dan cognitive

(kesadaran). Remaja Indonesia usia 18-24 tahun mempunyai sikap dan persepsi

bahwa hubungan seks dan penggunaan kondom sebelum menikah merupakan suatu

yang biasa dan dapat diterima, walaupun orang tua tidak setuju dan bertentangan

dengan norma agama. Pacar dianggap merupakan pasangan seksual yang paling

umum, sedangkan wanita tuna susila menjadi salah satu pasangan seksual remaja laki-

laki. Seks yang aman dianggap sebagai salah satu pencegahan kehamilan remaja

(Simon dan Paxton, 2010). Kurangnya pelayanan dan bimbingan tentang kesehatan

reproduksi yang lebih inovatif, dimana hanya 45% remaja putri usia 15-19 tahun dan

[Type here]
[Type here]

belum menikah yang mengetahui tempat informasi dan konseling remaja. Teman

diskusi tentang kesehatan reproduksi yang 3 3 paling disenangi oleh remaja

perempuan adalah teman sebaya 62% begitu juga dengan remaja laki-laki sebesar

51% (BPS et.al., 2013; BKKBN, 2017).

Pentingnya pembentukan dan mengembangkan pusat pelayanan informasi kesehatan

reproduksi remaja secara lebih merata di berbagai wilayah serta upaya menggalakkan

pemanfaatan serta pembinaan terhadap keberlangsungan pusat pelayanan tersebut.

Penyebab lain yang terjadi pada remaja adalah kurangnya pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi, sikap permisif dan perilaku berisiko. Remaja perempuan yang

mengetahui risiko kehamilan dengan melakukan satu kali hubungan seksual dicirikan

oleh 35 % kelompok umur 15-19 tahun, 34% tinggal di perkotaan, dan 26% telah

menyelesaikan tingkat pendidikan SLTA ke atas (BPS, BKKBN, dan Kemenkes,

2018). Kehamilan remaja tentunya berkaitan dengan pengetahuan remaja tentang

penyebab terjadinya kehamilan remaja.

Kehamilan remaja juga menyebabkan trauma berupa fistula obstetrik sampai 86%,

penyakit kehamilan serta kelainan kongenital pada bayi sebesar 75,9% sedangkan

pada ibu dengan usia reproduksi sehat sebesar 24,1% yang dilahirkan akibat proses

kesehatan selama kehamilan yang buruk (Hidayangsih, 2014; Maryanti dan

Kusumawati, 2015; Morris dan Rushwan, 2015). Remaja perempuan yang telah

menikah juga cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, 85% remaja

perempuan di Indonesia mengakhiri pendidikan setelah menikah dan hamil (BPS,

2015). Remaja perempuan dengan tingkat pendidikan yang rendah tidak siap

memasuki masa dewasa, mereka memiliki lebih sedikit suara dalam keluarga dan

tidak mampu dalam pengambilan keputusan.

[Type here]
[Type here]

Sebanyak 10% kehamilan remaja usia 15-19 tahun juga akan meningkatkan risiko

kematian dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan usia lebih dari 20 tahun.

Demikian pula dengan risiko kematian bayi, 30 % lebih tinggi pada ibu usia remaja,

dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia 20 tahun atau lebih. Hal

inilah yang menyebabkan remaja perempuan rentan terhadap kematian maternal dan

neonatal (Profil kesehatan, 2016)

Menurut penelitian Aurora Elise (2018), pengetahuan remaja dipengaruhi oleh

pendidikan orang tua, karena semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin

banyak pula informasi yang diberikan kepada anaknyya, sehingga remaja memiliki

pengetahuan yang lebih baik. Remaja yang berasal dari keluarga yang memiliki

pendidikan rendah menyebabkan seseorang tidak mendapatkan pengetahuan yang

memadai tentang kesehatan reproduksi dan dampak negatif dari pernikahan dini, serta

membuat masyarakat mempunyai pikiran yang kolot dan beranggapan bahwa setelah

lulus sekolah menengah, meskipun mereka belum mencapai umur 18 tahun, maka

seseorang tidak memiliki tujuan lain lagi selain menikah (Profil Kesehatan, 2018).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yang merupakan faktor

dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri dengan

bahaya kehamilan pada usia remaja 14-19 tahun di desa Gondang kecamatan limbangan

kabupaten kendal?”.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum

[Type here]
[Type here]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap

remaja putri dengan bahaya kehamilan pada usia remaja 14-19 tahun di Desa

Gondang Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden anak remaja usia 14-19

tahun Di Desa Gondang Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal.

b. Mengetahui sikap dengan perilaku pencegahan kehamilan remaja putri

usia 14-19 tahun di Desa Gondang Kecamatan Limbangan Kabupaten

Kendal.

c. Mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri dengan bahaya

kehamilan pada usia remaja 14-19 tahun di Desa Gondang Kecamata

Limbangan Kabupaten Kendal.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk masyarakat luas agar lebih

memperhatikan pengetahuan kehamilan pada usia remaja untuk mencegah

terjadinya bahaya kehamilan remaja di usia 14-19 tahun.

2. Bagi Orang Tua

Hasil dari penelitan ini diharapkan para orang tua terutama Ibu menyadari

pentingnya pengetahuan dan sikap remaja putri dengan bahaya kehamilan

pada usia remaja 14-19 tahun.

3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya

khusunya dalam bidang keperawatan maternitas tentang hubungan

[Type here]
[Type here]

pengetahuan dan sikap remaja putri dengan bahaya kehamilan pada usia

remaja 14-19 tahun.

E. Keaslian penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil


Siti Umairah Tingkat Pengetahuan Simple Hasil penelitian didapatkan tingkat
M.S Siswa Putri SMA random pengetahuan yang cukup terkait
Tentang Kehamilan sampling kehamilan usia dini (52,7%), tingkat
usia dini di Desa pengetahuan baik (43,4%), dan
Pancasari Kecamatan pengetahuan kurang (3,9%). Maka
Sukasada Kabupaten dapat disimpulkan bahwa perlu
Buleleng Bali 2014 memberikan promosi Kesehatan
masyarakat yang menyasar kelompok
remaja yang aktif secara sexsual.
Ni Luh Putu Pengetahuan dan Cross Berdasarkan hasil penelitian
Rustiari Dewi, Perilaku Seksual sectional berpengetahuan baik untuk kesehatan
IB Pranikah pada alat reproduksi 64,8% (70 anak),
Wirakusuma Remaja SMA di pengetahuan baik pada perilaku seksual
Wilayah Kerja 38% (41 anak), pengetahuan baik pada
Puskesmas penyakit menular seksual terdapat
Tampaksiring I 17,6% (18 sampel), pengetahuan baik
pada kehamilan usia dini terdapat
51,9% (56 anak). Pada pengetahuan
total responden ditemukan terdapat
51,9% (56 sampel) yang
berpengetahuan baik dan 48,1% siswa
(52 sampel) yang berpengetahuan
kurang baik dari 108 total anak dapat
disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dan perilaku
seksual psds remaja SMA di wilayah
kerja Puskesmas Tampaksiring I.
Pipit Marfiana Gambaran Deskripti Berdasarkan hasil penelitian
pengetahuan Siswa f Survey pengetahuan tentang factor kehamilan
Remaja Putri remaja diperoleh responden yang
Tentang Risiko memiliki kategori pengetahuan baik
Kehamilan di SMP sebanyak 38 responden (73%),
“X” pengetahuan cukup sebanyak 14
responden (27%), dan pengetahuan
kurang sejumlah 0 responden (0%). (3)
asil distribusi responden berdasarkan
tingkat pengetahuan tentang risiko
kehamilan dengan kategorik baik
sebanyak 31 responden (59%),
pengetahuan cukup sejumlah 18
responden (35%), dan pengetahuan

[Type here]
[Type here]

kurang sejumlah 3 responden (6%)


dapat disimpulkan bahwa gambaran
pengetahuan siswa remaja putri tentang
risiko kehamilan di SMP.
Lina Apriani Gambaran Distribus Hasil analisa data penelitian diperoleh
Pengetahuan Remaja i kesimpulan bahwa lebih dari
Putri Tentang Resiko frekuensi setengahnya (54,2%) remaja di Desa
Kehamilan Di Usia . Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan
Dini Di Desa Heuleut pengetahuan kurang tentang bahaya
Kecamatan kehamilan dini; sebagian besar (79,2%)
Kadipaten responden di Desa Heuleut Kecamatan
Majalengka Tahun Kadipaten dengan pendidikan rendah;
2019 kurang dari setengahnya (29,5%)
responden di Desa Heuleut Kecamatan
Kadipaten dengan latar belakang
keluarga tidak bekerja; dan lebih dari
setengahnya (54,2) remaja yang tidak
suka mengakses media informadi di
Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten
dengan pengetahuan kurang tentang
risiko kehamilan dini
Liza Susanti, Tingkat Pengetahuan Cross Hasil analisis nilai mean 25,3 dan
Yunita Lestari, Remaja Kelas X sectional standar deviasi 24,8. Berdasarkan hasil
Haedar Putra Tentang Risiko penelitian tingkat pengetahuan baik
Kehamilan Usia Dini sebanyak 53 responden (69,7%),
Di SMAN 1MOYO disusul tingkat pengetahuan cukup
HULU sebanyak 18 responden (23,7%), dan
tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 5 responden (6,6%). Jadi
tingkat pengetahuan remaja kelas X
tentang risiko kehamilan usia dini di
SMAN 1 Moyo Hulu, mayoritas pada
tingkat pengetahuan baik.

F. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti

Tabel 1.2
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti

Analisa Penelitian terkait Penelitian peneliti

Persamaan: Liza Susanti, Yunita Lestari,


Haedar Putra
1. Jenis penelitian Penelitian korelasional dengan penelitian korelasional dengan
pendekatan cross-sectional pendekatan cross-sectional
2. Alat ukur Menggunakan kuesioner Menggunakan kuesioner

Perbedaan:
1. Variabel bebas Tingkat pengetahuan Remaja Hubungan Pengetahuan dan
sikap Remaja Putri

2. Variabel terikat Kelas X Umur 14-19 Tahun

[Type here]
[Type here]

3. Tempat penelitian Di SMA N MOYO HULU Di Desa Gondang Kecamatan


Limbangan Kabupaten kendal

Persamaan: Lina Apriani


1. Jenis penelitian cross-sectional cross-sectional
2. Alat ukur Menggunakan kuesioner Menggunakan kuesioner

Perbedaan:
1. Variabel bebas Putri Tentang Resiko Kehamilan Sikap Remaja Putri dengan
Di Usia Dini Bahaya Kehamilan

2. Variabel terikat Resiko Kejadian kehamilan usia Resiko Kejadian kehamilan


dini usia 14-19 tahun
3. Tempat penelitian Di Desa Heuleut Kecamatan Di Desa Gondang Kecamatan
Kadipaten Majalengka Limbangan Kabupaten kendal

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai