Anda di halaman 1dari 19

SUSTAINABILITY REPORTING ANTARA NILAI PERUSAHAAN DAN

PROFITABILITAS DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI


VARIABEL MODERASI

Wiwi Idawati1, Fina Ayu Lestari ² Tiara Poetri Ajeng Ariyanto³ Fairuz Salsabila4
1
Accounting Department, STIE Indonesia Banking School, Jakarta, Indonesia
wiwi.idawati@ibs.ac.id
2
Accounting Department, STIE Indonesia Banking School, Jakarta, Indonesia
fina.20181211088@ibs.ac.id
3
Accounting Department, STIE Indonesia Banking School, Jakarta, Indonesia
tiara.20181211002@ibs.ac.id
4
Accounting Department, STIE Indonesia Banking School, Jakarta, Indonesia
fairuz.20181211040@ibs.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Sustainability Reporting
terhadap Nilai Perusahaan dan Profitabilitas dengan Kepemilikan Institusional sebagai variabel
moderasi pada perusahaan pemenang Asia Sustainability Reporting Rating di Indonesia tahun
2017-2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode dokumentasi dan studi
pustaka. Metode dokumentasi dan studi pustaka dapat diperoleh dari website resmi Bursa Efek
Indonesia, website perusahaan pemenang ASRAAT 2017-2019 di Indonesia, website resmi
National Center for Sustainability Reporting serta beberapa jurnal ilmiah dan literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini. Pengukuran yang digunakan dalam mengukur Sustainability
Reporting sesuai standar GRI, Kepemilikan Institusional menggunakan rasio KIN, Nilai
perusahaan dengan menggunakan pengukuran Tobin’s Q, dan Profitabilitas menggunakan
ROA. Penelitian ini menemukan bahwa Sustainability Reporting tidak berpengaruh terhadap
kedua variabel dependen secara parsial baik nilai perusahaan maupun profitabilitas. Selain itu
kepemilikan institusional memperlemah pengaruh positif sustainability reporting terhadap nilai
perusahaan serta profitabilitas.

Kata kunci: sustainability reporting, nilai perusahaan, profitabilitas, kepemilikan institusional


ABSTRACT

This study aims to examine and analyze the effect of Sustainability Reporting on Firm Value
and Profitability with Institutional Ownership as a moderating variable on companies winning
the Asia Sustainability Reporting Rating in Indonesia in 2017-2019. This study uses secondary
data with the method of documentation and literature study. Documentation methods and
literature studies can be obtained from the official website of the Indonesia Stock Exchange,
the website of the 2017-2019 ASRAAT winning companies in Indonesia, the official website of
the National Center for Sustainability Reporting and several scientific journals and literature
related to this research. The measurements used in measuring Sustainability Reporting are
according to GRI standards, Institutional Ownership using the KIN ratio, Firm value using
Tobin's Q measurement, and Profitability using ROA. This study found that Sustainability
Reporting had no effect on the two dependent variables partially, both firm value and
profitability. In addition, institutional ownership weakens the positive influence of
sustainability reporting on firm value and profitability.

Keywords: sustainability reporting, firm value, profitability, institutional ownership

2
PENDAHULUAN

Kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan menjadi faktor pendorong


perusahaan untuk selalu memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada
stakeholder (Dewi & Sudaryati, 2020). Perusahaan juga ikut terlibat dalam kegiatan
pembangunan berkelanjutan atau yang dikenal Corporate sustainability. Perusahaan yang
melaksanakan CSR harus berfokus dengan tiga faktor berdasarkan Teori Triple Bottom Line
yang artinya perusahaan bertanggung jawab dalam menangani masalah lingkungan,
keuntungan dan social (MACHMUDDAH et al., 2020). Perusahaan dapat menerapkan konsep
Triple Bottom Line yang dipopulerkan oleh Elkington (1997) karena perusahaan dapat bertahan
(going concern).

Pentingnya pengungkapan informasi kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan


corporate sustainability, maka dibutuhkan sustainability reporting. Sustainability reporting
merupakan laporan yang menyajikan tentang pengaruh sosial, lingkungan, dan ekonomi yang
ditimbulkan dari aktivitas sehari-hari dan juga memuat nilai-nilai organisasi dan cara tata kelola
sehingga mengungkapkan hubungan antara cara dan komitmen terhadap ekonomi universal
yang berkelanjutan. Sustainability reporting diakui secara luas baik sebagai instrumen
akuntabilitas perusahaan dan diartikan sebagai gambaran reputasi perusahaan untuk
keberlanjutan.

Adanya agency conflict antara pemilik modal dan manajer merupakan kendala untuk
mencapai nilai perusahaan yang tinggi. Kendala tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan
informasi asimetri dan kepentingan kedua belah pihak. Menurut Jensen & Meckling (1976),
dalam mengendalikan konflik agensi terdapat beberapa solusi diantaranya dengan
meningkatkan jumlah kepemilikan institusional, jumlah kepemimpinan manajerial, dan
pendapatan melalui hutang. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diungkapkan bahwa
kepemilikan institusional pada suatu perusahaan menjadi salah satu alat yang dapat digunakan
untuk mengurangi konflik keagenan. Tingginya tingkat kepemilikan institusional menyebabkan
tingkatan pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal pada perusahaan semakin kuat,
sehingga berkurangnya biaya agensi dan meningkatnya nilai perusahaan.

Dalam meningkatkan kemampuan perusahaan, perusahaan juga mempunyai


kemampuan menghasilkan laba bersih dari kegiatan yang dilakukan pada periode akuntansi
disebut profitabilitas. ROA merupakan rasio profitabilitas yang dapat digunakan dalam

1
melakukan pengukuran performa perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang berasal
dari kegiatan investasi dan untuk menguji kemahiran manajemen dalam mendapatkan laba
secara keseluruhan. Semakin besar nilai ROA mendeskripsikan semakin besar tingkat laba yang
diperoleh oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan penggunaan aset perusahaan yang semakin
baik.

Perusahaan peraih ASSRAT periode 2017-2020 seperti PT Perusahaan Gas Negara, PT.
Bumi Resource Tbk., dan PT. ABM Investama Tbk. telah menerbitkan sustainability reporting.
PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) telah menerbitkan selama 11 tahun berturut-turut. PGAS
menganggap laporan keberlanjutan menjadi media komunikasi yang baik untuk seluruh
pemangku kepentingan yang disusun dengan menggunakan Global Reporting Initiative. Pada
tahun 2016, PT Bumi Resource Tbk (BUMI) telah memulai menyusun laporan keberlanjutan
didasari kesadaran manajemen akan pentingnya arti transparansi dan pengungkapan informasi
yang seimbang dengan mengadopsi standar dunia. PT ABM Investama Tbk (ABMM) juga
menilai bahwa laporan keberlanjutan merupakan pilar penting yang menjadi basis informasi
bagi seluruh pemangku kepentingan serta dengan diterbitkannya sustainability reporting
ABMM ingin menunjukkan komitmennya terhadap pelaksanaan SDGs (Sustainability
Development Goals).

Beberapa penelitian menguji pengaruh sustainability reporting terhadap nilai


perusahaan dan profitabilitas. Peneliti Budiana & Budiasih (2019), Istighfarin & Widyawati
(2019) dan Loh et al. (2017) menyatakan bahwa sustainability reporting berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Budiana & Budiasih (2019) menguji sustainability reporting
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan peraih Indonesian Sustainability Reporting Awards
(ISRA) pada tahun 2015-2018. Istighfarin & Widyawati (2019) menguji Sustainability
reporting terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan dan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017, dan Loh et al. (2017) menguji
sustainability reporting terhadap nilai perusahaan berdasarkan perusahaan yang terdaftar di
Singapura. Peneliti Bodhanwala & Bodhanwala (2018) menyatakan bahwa Sustainability
Reporting berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Bodhanwala & Bodhanwala (2018)
menguji sustainability reporting terhadap profitabilitas pada perusahaan di Indonesia. Peneliti
Machmuddah et al. (2020) menguji sustainability reporting terhadap profitabilitas. Peneliti
Riski Delaningrum (2021) menyatakan bahwa sustainability reporting dalam aspek ekonomi
dan aspek sosial mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan aspek lingkungan

2
mempunyai pengaruh positif terhadap ROA. Riski Delaningrum (2021) melakukan pengujian
pada perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh sustainability
reporting terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas dengan kepemilikan institusional sebagai
variabel moderasi.

LANDASAN TEORI

Grand Theory

Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory)

Teori Stakeholder berpendapat bahwa manajer perusahaan memiliki kewajiban kepada


beberapa kelompok pemangku kepentingan (Freeman, 2015). Teori stakeholder menyatakan
bahwa keberlanjutan suatu usaha sangat dipengaruhi oleh peran pemangku kepentingan.
Pengungkapan Sustainability Reporting diharapkan mampu menjadi perantara antara
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Agency yang dikemukakan oleh Jensen & Meckling (1976) menjelaskan bahwa
munculnya hubungan agensi karena satu atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk
memberikan jasa dan menyerahkan wewenang dalam mengambil keputusan kepada agent
tersebut. Masalah keagenan dapat muncul karena prinsipal mempunyai akses informasi yang
kecil sehingga tidak dapat melakukan pengawasan atas keputusan dan tindakan yang diambil
sehingga agen seringkali mengutamakan kepentingan sendiri. Untuk meminimalisir konflik
yang dapat memperbesar biaya keagenan, dapat dilakukan dengan cara pemilik perusahaan
melakukan pengawasan terhadap kinerja para manajer salah satunya dengan kepemilikan saham
oleh institusional.

Teori Sinyal (Signal Theory)

Teori Sinyal adalah teori yang pertama kali dikemukakan oleh Spence (1973) yang
menjelaskan bahwa seorang individu atau perusahaan yang memiliki informasi dan
memberikan sinyal kepada investor berupa informasi yang mencerminkan kondisi perusahaan
tersebut guna untuk memberikan informasi yang bermanfaat. Teori sinyal bertujuan untuk
menambah nilai suatu perusahaan dan memberikan sinyal kepada stakeholder untuk membuat

3
keputusan yang akan diambil. Teori ini memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan di mana
jika perusahaan memiliki informasi terkait nilai perusahaan yang baik maka ia akan
memberikan sinyal baik kepada investor. Sedangkan bagi investor dalam pengambilan
keputusannya, sinyal baik tersebut akan memudahkan investor dalam memberikan keputusan
untuk menginvestasikan dananya kepada suatu perusahaan.

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan perlu mendapat perhatian dari manajemen suatu perusahaan karena
nilai perusahaan dapat menginterpretasikan keberhasilan perusahaan yang dinilai dari harga
saham suatu perusahaan. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, akan terjadi peningkatan
harga saham sehingga menggambarkan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan para
pemegang saham. Peningkatan nilai perusahaan dinilai akan memberikan rasa kepercayaan
pada pasar karena dapat melihat kinerja perusahaan dan prospek perusahaan di masa yang akan
datang.

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya


perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bagi investor (Budiana & Budiasih, 2019).
Profitabilitas merupakan suatu parameter yang berperan penting dalam mengukur kinerja
keuangan dan sebagai salah satu pertimbangan untuk menilai suatu perusahaan. Profitabilitas
memiliki salah satu pengukuran yaitu ROA, di mana ROA merupakan suatu indikator dalam
melihat pendapatan yang diperoleh terhadap total asetnya. ROA memberikan pandangan
kepada para pemangku kepentingan terkait tingkat efisiensi manajemen perusahaan dalam
mengelola asetnya sebagai pendapatan.

Sustainability Reporting

Menurut Global Reporting Initiative (GRI) yang berperan sebagai lembaga yang
menyediakan dan memberikan petunjuk untuk Sustainability Report yang mengungkapkan
bahwa Sustainability Report merupakan implementasi dalam pengungkapan, pengukuran, dan
akuntabilitas kepada stakeholders baik internal maupun eksternal yang memuat tentang
performa organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Laporan ini
bersifat secara voluntary. (Istighfarin & Widyawati, 2019).

4
Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham suatu perusahaan yang dimiliki


oleh institusi seperti pemerintah, swasta, dalam negeri maupun luar negeri. Harapan dengan
adanya kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong saat melakukan pengawasan dan
dalam pengambilan keputusan oleh manajer. Menurut Jensen & Meckling (1976) menyatakan
kepemilikan institusional mempunyai keterlibatan dalam kepemilikan perusahaan.

Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh sustainability reporting dengan nilai perusahaan

Perusahaan dapat dikatakan berhasil menjalankan perusahaannya dan bertanggung


jawab kepada stakeholder dengan adanya Sustainability Reporting. Sustainability Reporting
dinilai mampu meningkatkan ketertarikan investor dalam membeli harga saham yang dapat
menyebabkan nilai perusahaan menjadi meningkat.

Hasil penelitian Istighfarin & Widyawati (2019) juga menyatakan bahwa sustainability
reporting berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena semakin luas pengungkapan
corporate social responsibility dalam sustainability report, maka nilai perusahaan akan
semangkin meningkat karena investor mempunyai ketertarikan untuk berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki reputasi yang baik. Emeka-Nwokeji & Osisioma (2019) juga
sependapat bahwa pengungkapan sustainability berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

5
H1 : Sustainability reporting berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Pengaruh sustainability reporting terhadap profitabilitas

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dapat membuat investor


tertarik sehingga investor mempunyai keinginan untuk melakukan investasi di perusahaan
tersebut sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Jika profitabilitas suatu perusahaan semakin
meningkat, maka perusahaan akan semakin besar dalam mengungkapkan informasi sosial,
lingkungan dan ekonomi dalam tanggung jawab sosial. Jika nilai perusahaan semakin tinggi,
maka semakin tinggi juga pengungkapan sustainability reporting dan semakin tinggi nilai
profitabilitas. Hal ini disebabkan karena investor akan tertarik kepada perusahaan yang
mengungkapkan sustainability reporting daripada yang tidak mengungkapkan sustainability
reporting. Hasil Penelitian Budiana & Budiasih (2019) menyatakan bahwa semakin besar nilai
profitabilitas maka akan semakin meningkatkan pengaruh positif Sustainability Reporting pada
nilai perusahaan.

H2 : Sustainability Reporting berpengaruh positif terhadap Profitabilitas

Kepemilikan Institusional dalam memoderasi pengaruh sustainability reporting


terhadap nilai perusahaan

Sejalan dengan penelitian Istighfarin & Widyawati (2019) yang menyatakan bahwa
kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara sustainability reporting
terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional, maka manajemen akan
termotivasi untuk mengimplementasikan corporate social responsibility dengan baik sehingga
kepercayaan investor meningkat. Kepercayaan investor yang tinggi menyebabkan kenaikan
nilai perusahaan. Selain itu penelitian Widyaningsih (2018); Ayem & Tia (2019); Hasanudin
et al. (2020); dan Abidin & Johari (2020) menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.

H3 : Kepemilikan institusional sebagai variabel moderasi memperkuat pengaruh positif


sustainability reporting terhadap nilai perusahaan.

Kepemilikan Institusional dalam memoderasi pengaruh sustainability reporting


terhadap nilai profitabilitas

6
Berdasarkan penelitian Machmuddah et al. (2020) ; Maknun & Fitria (2019)
menunjukkan adanya hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan profitabilitas.
Selain itu penelitian Hasanudin et al. (2020) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi kepemilikan institusional, maka semakin tinggi profitabilitas perusahaan. Sehubungan
dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingginya tingkat kepemilikan institusional
diprediksi perusahaan akan melakukan pengungkapan yang lebih tinggi pula.

H4 : Kepemilikan institusional sebagai variabel moderasi memperkuat pengaruh positif


sustainability reporting terhadap profitabilitas.

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan pemenang Asia Sustainability
Reporting Rating di Indonesia dari tahun 2017-2019. Sampel penelitian ini menggunakan
metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Berikut kriteria
penelitian:

Tabel 3.1 Hasil Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan yang memenangkan ASSRAT pada tahun 2017-2019 90

Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia 19

Perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 17
2017-2019

Perusahaan yang mempublikasikan sustainability reporting tahun 2017-2019 17

Semua variabel yang dibutuhkan dalam penelitian tersedia. 12

Total seluruh observasi 12

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode dokumentasi dan studi
pustaka. Metode dokumentasi dan studi pustaka dapat diperoleh dari website resmi Bursa Efek
Indonesia, website perusahaan pemenang ASRAAT 2017-2019 di Indonesia, website resmi
National Center for Sustainability Reporting serta beberapa jurnal ilmiah dan literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini.

7
Variabel dan Pengukurannya

Variabel dependen pada penelitian ini yaitu nilai perusahaan dan profitabilitas. Variabel
independen pada penelitian ini yaitu sustainability reporting. Penelitian ini juga menggunakan
kepemilikan institusional sebagai variabel moderasi. Selain itu penelitian ini menggunakan
variabel kontrol berupa Size dan LEV.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel

Rasi
Variabel Pengukuran Sumber Data
o

SRDI = N / K
Keterangan :
SRDI : Sustainability Reporting Disclosure Rasi Sustainability
Sustainabilit
Index perusahaan o Reporting
y Reporting
n : Jumlah item yang diungkapkan
perusahaan
k : Jumlah item yang diharapkan (91 item)

KIN = Jumlah saham yang dimiliki Annual


Kepemilika Rasi
institusi/Jumlah saham yang beredar x Report
n o
100%
Institusional

Tobin’s Q = (MVE + DEBT )


TA
Keterangan
Nilai Rasi Annual
MVE : Nilai pasar ekuitas (Harga
Perusahaan o Report
penutupan saham x Jumlah saham yang
beredar)
DEBT : Total utang perusahaan
TA : Total Aktiva

Profitabilita Rasi Annual


ROA = Laba bersih setelah Pajak x 100%
s o Report
Total Aktiva

Ukuran Rasi Annual


SIZE = Ln(Total Aset)
Perusahaan o Report

LEV = Total Hutang Rasi Annual


Leverage
Total Aset o Report

8
Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji normalitas dinyatakan residual data berdistribusi
normal saat nilai probabilitas Jarque-Bera lebih dari 0,05. Uji multikolinearitas dikatakan bebas
dari multikolinearitas saat nilai korelasi variabel independen dibawah 0,8. Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik. Uji autokorelasi dilihat melalui nilai
Durbin-Watson dari hasil regresi

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif. Analisis data dan pengujian
hipotesis dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Penelitian ini menggunakan software bantuan software Eviews10 dan Microsoft Excel. Proses
tingkat pengujian dengan melakukan pengujian regresi linier berganda. Berikut model
persamaan dalam penelitian ini :

Model 1

Tobin’s Qit = β0it + β1SRDIit + β2SIZEit +β3LEVit + εit

Model 2

Tobin’s Qit = β0it + β1SRDIit + β2KINit +β3(SRDI*KIN)it+ β4SIZEit + β5LEVit + εit

Model 3

ROAit = α0it + α1SRDIit + α2SIZEit + α3LEVit + εit

Model 4

ROAit = α0it + α1SRDIit + α2KINit + α3(SRDI*KIN)it + β4SIZEit + β5LEVit + εit

Keterangan:

Tobin’s Q : Nilai Perusahaan


ROA : Profitabilitas
β0 dan α0 : Konstanta
β1- β5, α1 - α5 : Koefisien Regresi
SRDI : Sustainability Reporting
KIN : Kepemilikan Institusional (Variabel Moderasi)

9
SRDI*KIN : Interaksi antara Sustainability Reporting dengan Kepemilikan Institusional
SIZE : Ukuran Perusahaan (Variabel Kontrol)
LEV : Leverage (Variabel Kontrol)
ε : Error (kesalahan residual)

Tobin’s Q dan ROA merupakan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini, KIN sebagai variabel moderasi, sehingga penelitian ini memiliki 4 model persamaan secara
terpisah. Hasil regresi untuk variabel dependen Tobin's Q yaitu model fixed effect sedangkan
untuk variabel dependen ROA yaitu model random effect.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 4.2 mendeskripsikan bahwa nilai rata-rata (mean) di tiap variabelnya
terdapat perbedaan. Pada variabel Sustainability Reporting memiliki mean sebesar 0.358,
Kepemilikan Institusional sebesar 0.522, variabel moderasi sebesar 0.181, size sebesar 31.708,
leverage sebesar 0.601, dan Tobin’s Q sebesar 1.2.
Tabel statistik menunjukkan bahwa nilai median di tiap variabelnya memiliki hasil yang
tidak jauh dari hasil median tiap variabelnya. Pada variabel Sustainability Reporting memiliki
nilai median sebesar 0.307, Kepemilikan Institusional sebesar 0.510, variabel moderasi sebesar
0.148, size sebesar 31.615, leverage sebesar 0.711, dan Tobin’s Q sebesar 1.014.
Hasil dari nilai maksimum menunjukkan bahwa terdapat perbedaan di tiap variabelnya.
Pada variabel Sustainability Reporting memiliki nilai maksimum sebesar 0.813, Kepemilikan
Institusional sebesar 0.914, variabel moderasi sebesar 0.638, size sebesar 34.371, leverage
sebesar 0.922, dan Tobin’s Q sebesar 2.948. Sedangkan hasil dari nilai minimum tiap

10
variabelnya menunjukkan Pada variabel Sustainability Reporting memiliki nilai minimum
sebesar 0.142, size sebesar 29.674, leverage sebesar 0.126, dan Tobin’s Q sebesar 0.764.
Nilai standar deviasi pada variabel Sustainability Reporting mempunyai nilai yaitu
0.174, Kepemilikan Institusional sebesar 0.257, variabel moderasi sebesar 0.127, size sebesar
1.306, leverage sebesar 0.265, dan Tobin’s Q sebesar 0.522.

Pengujian Asumsi Klasik


Berdasarkan hasil uji normalitas di atas untuk model 1 dan model 2 dimana merupakan
model pengujian untuk variabel dependen Tobin’s Q memiliki probabilitas 0,045 dan 0,125
dimana hasil tersebut diatas nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
residual data pada kedua model regresi terdistribusi normal. Sedangkan untuk model 3 dan 4
dimana model pengujian untuk variabel dependen ROA memiliki probabilitas sebesar 0,856
dan 0,691 yang menggambarkan bahwa hasil probabilitas diatas nilai signifikansi 0,05 maka
dari itu dapat dikatakan bahwa residual data pada model 3 dan 4 terdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas, menghasilkan nilai korelasi antar variabel
independen pada keempat model dimana dapat dilihat bahwa koefisien korelasi antar variabel
independen untuk keempat model tersebut tidak lebih dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan
seluruh model regresi yang digunakan pada penelitian ini terhindar dari masalah
multikolinearitas.
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada keempat model regresi dapat dilihat
bahwa pada grafik residual yang berwarna biru tidak memiliki pola tertentu, maka dari itu dapat
dikatakan keempat model tersebut terhindar dari gejala heteroskedastisitas.
Hasil regresi persamaan dinyatakan terhindar dari masalah autokorelasi saat nilai DW-
stat sebesar 1,54 - 2,46. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa nilai DW-stat pada masing-
masing model secara berurutan yaitu sebesar 1,90; 2,02; 1,82; dan 1,63. Secara keseluruhan
sesuai dengan hasil uji autokorelasi pada masing-masing model dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini lolos uji autokorelasi.

Pengujian Hipotesis
Pengaruh Sustainability Reporting terhadap Nilai perusahaan

Hasil uji koefisien linier berganda menunjukkan nilai t sebesar 0,888 dengan tingkat
signifikansi 0,3846 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2017-2019
sustainability reporting terbukti tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, hasil ini

11
sejalan dengan penelitian Habibi & Andraeny (2018), namun bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Husnaini & Basuki (2020) yang menyatakan bahwa sustainability
reporting berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan penelitian oleh Istighfarin &
Widyawati (2019) yang menyatakan bahwa sustainability reporting berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Penelitian Budiana & Budiasih (2019) dan Istighfarin & Widyawati (2019) juga
menyatakan bahwa sustainability reporting berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menyatakan tidak adanya pengaruh sustainability reporting terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan teori stakeholder yaitu para pemangku kepentingan mempunyai
peran penting dalam keberlangsungan hidup organisasi. Cara yang dapat dilakukan agar terjalin
hubungan dengan para pemangku kepentingan perusahaan, perusahaan mengimplementasikan
sustainability reporting. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan bahwa sustainability
reporting berperan ketika stakeholder mengambil keputuasan untuk menanamkan saham
sehingga nilai perusahaan meningkat (Pratami & Jamil, 2021). Hasil penelitian ini juga dapat
disebabkan beberapa faktor seperti beberapa perusahaan yang tidak menerapkan standar GRI
dan perusahaan yang telah mengimplementasikan sustainability reporting dikatakan belum
konsisten karena belum melaksanakan setiap tahun. Dengan sifat voluntary (sukarela) yang
dimiliki sustainability reporting, perusahaan belum mempunyai ketertarikan untuk
mengimplementasikan sustainability reporting.

Pengaruh Sustainability Reporting terhadap profitabilitas

Hasil uji koefisien linear berganda menunjukkan nilai t sebesar -0,2406 dengan tingkat
signifikansi 0,8114 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2017-2019
sustainability reporting terbukti tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas. Sejati &
Prastiwi (2015) sependapat dengan penelitian ini, namun penelitian Johari & Komathy (2019)
dan Bodhanwala & Bodhanwala (2018) tidak sependapat yang menyatakan bahwa
sustainability reporting berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang menggunakan
proksi ROA.

Hasil ini menyatakan bahwa pengungkapan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial
dalam sustainability reporting oleh perusahaan hanya dianggap sebagai informasi tambahan
yang tidak mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh stakeholder dalam menaikkan
laba perusahaan. Investor merasa cukup dalam mengambil kebijakan tanpa perlu melihat
pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam sustainability reporting. Dalam

12
pengungkapan kinerja sosial, stakeholder merasa tidak perlu memperhatikan masalah sosial
perusahaan dalam mempengaruhi kebijakan stakeholder. Hasil penelitian ini juga disebabkan
karena sustainability reporting mempengaruhi respon pasar yang dapat mempengaruhi
profitabilitas (Idowati et al., 2021). Selain itu, besar kecilnya nilai ROA dipengaruhi oleh
kenaikan atau penurunan laba setelah pajak yang berasal dari penjualan (Muallifin & Priyadi,
2016).

Kepemilikan Institusional dalam memoderasi pengaruh sustainability reporting


terhadap nilai perusahaan

Hasil pengujian koefisien linear berganda menunjukkan bahwa nilai t sebesar -


0,302217. dengan tingkat signifikansi sebesar 0,7268 > 0,05. Interaksi kepemilikan institusional
dengan sustainability reporting tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memperlemah pengaruh positif sustainability
reporting terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sustainability
reporting belum menjadi fokus utama investor institusi dalam menjalankan investasi.
Memaksimalkan laba tanpa memperhatikan corporate social responsibility menjadi fokus
utama para investor institusi (Istighfarin & Widyawati, 2019). Para pemegang saham institusi
yang besar belum mampu mengawasi kinerja manajemen secara efisien karena kepemilikan
institusional adalah pemilik sementara yang hanya berfokus pada pendapatan perusahaan
dibandingkan tindakan opportunistic manajer, sehingga perubahan laba sekarang dianggap
mampu mempengaruhi keputusan investor institusional (Pratami, 2019).

Kepemilikan Institusional dalam memoderasi pengaruh sustainability reporting terhadap


profitabilitas

Hasil pengujian koefisien linear berganda menunjukkan bahwa nilai t sebesar 1,508.
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,1420 > 0,05. Interaksi kepemilikan institusional dengan
sustainability reporting tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional memperlemah pengaruh positif sustainability reporting terhadap
profitabilitas. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa keterlibatan investor institusional relatif
kecil dalam mendorong dan melakukan pengawasan kinerja manajemen perusahaan. Hal ini
menyebabkan, kendali investor institusi sebagai pemegang saham mayoritas tidak menjamin
kinerja manajer agar dapat menghasilkan profitabilitas untuk mengungkapkan informasi secara
transparansi melalui sustainability reporting (Roviqoh & Khafid, 2021).

13
KESIMPULAN

1. Sustainability reporting tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini


disebabkan oleh beberapa faktor yaitu banyaknya perusahaan yang tidak
mengimplementasikan standar GRI dan sustainability reporting yang bersifat voluntary
(sukarela) belum membuat perusahaan termotivasi untuk menerapkan sustainability
reporting.
2. Sustainability reporitng tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan
karena pengungkapan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dalam sustainability
reporting oleh perusahaan hanya dianggap sebagai informasi tambahan yang tidak
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh stakeholder dalam menaikkan laba
perusahaan.
3. Kepemilikan institusioanal memperlemah pengaruh positif sustainability reporting
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sustainability
reporting bukan menjadi prioritas investor institusi dalam melaksanakan investasi.
4. Kepemilikan institusional memperlemah pengaruh positif sustainability reporting
terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa keterlibatan investor
institusional relatif kecil dalam mendorong dan melakukan pengawasan kinerja
manajemen perusahaan.

Keterbatasan dan Saran


Keterbatasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.


Diharapkan untuk penulis selanjutnya dapat mempertimbangkan keterbatasan ini sebagai acuan
untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.

1. Penelitian ini hanya fokus pada perusahaan peraih Asia Sustainability Reporting Rating
dan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Periode penelitian yang digunakan hanya dari tahun 2017 hingga 2019 saja.
3. Mekanisme yang digunakan hanya Kepemilikan Institusional.
4. Jumlah sampel perusahaan pada penelitian ini hanya 12 perusahaan

Saran

14
Berdasarkan keterbatasan yang telah diuraikan diatas, saran untuk peneliti selanjutnya
diharapkan agar:

1. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel negara lain sehingga dapat


membandingkan dengan perusahaan peraih Asia Sustainability Reporting Rating di
Indonesia.
2. Peneliti selanjutnya dapat menambah mekanisme jenis lain selain Kepemilikan
Institusional, sehingga dapat mewakili keseluruhan dari Sustainability Reporting.
3. Peneliti selanjutnya agar dapat menambah kurun waktu yang diteliti.

Reference
Abidin, Z., & Johari, M. Z. (2020). Institutional Ownership and Audit Committee on Firm
Value: The Role of CSR. Journal of Accounting and Finance (JACFIN), 1(01).
Ayem, S., & Tia, I. (2019). Pengaruh Perencanaan Pajak, Kebijakan Dividen Dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan LQ45 Yang Tercatat
Dalam Bursa Efek Indonesia) Periode 2012-2016. Jurnal Akuntansi Pajak Dewantara,
1(2), 181–193.
Bodhanwala, S., & Bodhanwala, R. (2018). Does corporate sustainability impact firm
profitability? Evidence from India. Management Decision.
Budiana, Q. A., & Budiasih, I. G. A. N. (2019). Profitabilitas Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Pengungkapan Sustainability Reporting Pada Nilai Perusahaan Pemenang Indonesian
Sustainability Reporting Awards. E-Jurnal Akuntansi, 30(3), 662–673.
Dewi, R. S., & Sudaryati, E. (2020). Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial melalui
Laman Resmi Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 30(4), 828–839.
Elkington, J. (1997). Cannibals with forks. The Triple Bottom Line of 21st Century, 73.
Emeka-Nwokeji, N., & Osisioma, B. C. (2019). Sustainability disclosures and market value of
firms in emerging economy: Evidence from Nigeria. European Journal of Accounting,
Auditing and Finance Research, 7(3), 1–19.
Freeman, R. E. (2015). Stakeholder theory. Wiley Encyclopedia of Management, 1–6.
Habibi, M. H., & Andraeny, D. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan Sustainability Reporting
terhadap Nilai Perusahaan dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel
Moderating. Proseding Seminar Nasional Akuntansi, 1(1).
Hasanudin, H., Nurwulandari, A., Adnyana, I. M., & Loviana, N. (2020). The Effect of
Ownership and Financial Performance on Firm Value of Oil and Gas Mining Companies

15
in Indonesia. International Journal of Energy Economics and Policy, 10(5), 103.
HUSNAINI, W., & BASUKI, B. (2020). ASEAN corporate governance scorecard:
sustainability reporting and firm value. The Journal of Asian Finance, Economics, and
Business, 7(11), 315–326.
Idowati, R., Wijaya, A. L., & Devi, H. P. (2021). PENGARUH SUSTAINABILITY
REPORTING TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan 50 Biggest
Market Capitalization yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017–2019).
SIMBA: Seminar Inovasi Manajemen, Bisnis, Dan Akuntansi, 2.
Istighfarin, N., & Widyawati, D. (2019). PENGARUH SUSTAINABILITY REPORTING
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 8(2).
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency
costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360.
Johari, J., & Komathy, M. (2019). Sustainability reporting and firm performance: Evidence in
Malaysia. International Journal of Accounting, Finance and Business, 4(17), 32–45.
Loh, L., Thomas, T., & Wang, Y. (2017). Sustainability reporting and firm value: Evidence
from Singapore-listed companies. Sustainability, 9(11), 2112.
MACHMUDDAH, Z., SARI, D. W., & UTOMO, S. D. (2020). Corporate social responsibility,
profitability and firm value: Evidence from Indonesia. The Journal of Asian Finance,
Economics, and Business, 7(9), 631–638.
Maknun, J., & Fitria, A. (2019). PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY,
KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 8(1).
Muallifin, O. R., & Priyadi, M. P. (2016). Dampak Pengungkapan Sustainability Report
terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA),
5(12).
Pratami, Y. (2019). Pengaruh Sustainability Reporting dan Institutional Ownership Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening. VALUTA, 5(2), 81–
92.
Pratami, Y., & Jamil, P. C. (2021). Pengaruh Sustainability Reporting, Profitabilitas, Struktur
Modal Dan Insentif Manajer Terhadap Nilai Perusahaan. COSTING: Journal of Economic,
Business and Accounting, 4(2), 434–444.
Riski Delaningrum, R. D. (2021). Pengaruh Sustainability Report terhadap Profitabilitas

16
(Studi Empiris pada Perusahaan Sub Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016-2019). Universitas Teknologi Yogyakarta.
Roviqoh, D. I., & Khafid, M. (2021). Profitabilitas dalam Memediasi Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report. Business and Economic Analysis Journal, 1(1), 14–26.
Sejati, B. P., & Prastiwi, A. (2015). Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap
kinerja dan nilai perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 195–206.
Spence, M. (1973). Job Market Signaling*. The Quarterly Journal of Economics, 87(3), 355–
374. https://doi.org/10.2307/1882010
Widyaningsih, D. (2018). Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19 (01), 2018, 38-52 Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Serta Komite Audit Pada
Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR sebagai Variabel Moderating dan Firm Size
sebagai Variabel Kontrol. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 19(01), 38–52.

17

Anda mungkin juga menyukai