Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Body Mekanik Manajemen

Disusun Oleh: Kelompok 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIKes)
BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini dikemudian hari.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Lhokseumawe, 01 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................…...ii
KATA PENGANTAR....................................................................………......iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan masalah................................................................. ...............1
3. Tujuan......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .........1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Body Mekanik ...................................................................2
2. Gerakan Dasar Mekanika Tubuh..................... ..................... ..............3
3. Faktor yang Mempengaruhi Body Mekanik..................... ...................4
4. Pengaturan Posisi..................... ..................... ..................... ................5
5. Memindahkan dan Menata Posisi Klien..................... ..................... ...6
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.........................................................................................12
2. Saran...................................................................................................12
3. Daftar Pustaka.....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa
kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan
gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat
perawat atau bidan perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk
bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi
dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok
otot tertentu yang terutama digunakan untuk pergerakan dan kelompok otot
lain membentuk postur/bentuk tubuh.
Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, gerakan
dasar mekanika tubuh, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik,
pengaturan posisi, memindahkan dan menata posisi klien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan body mekanik?
2.  Apa saja gerakan dasar mekanika tubuh?
3.  Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik?
4.  Bagaimana pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien?

C. Tujuan
1.  Mendeskripsikan tentang pengertian body mekanik
2.  Mendeskripsikan tentang gerakan dasar mekanika tubuh
3.  Mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik
4.  Mendeskripsikan pengaturan posisi,memindah dan menata posisi klien  
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian body mekanik dan posisi


Mekanik tubuh adalah usaha koordinasi diri muskoloskeletal dan sistem
saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.

B. Sebelum melakukan mekanik tubuh, terdapat beberapa pergerakan


dasar yang harus di perhatikan, sebagai berikut:
a. Gerakan (ambulating )
Gerakan yang benar akan membatu
mempertahankan keseimbangan tubuh. Misal,
orang yang berdiri akan lebih mudah stabil
dibanding orang yang berjalan, karena pada
posisi berjalan terjadi perpindahan dasar
tumpuan dari sisi yang satu ke sisi yang lain.

b. Menahan (squatting)
Dalam menahan sangat diperlukan dasar
tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan
tubuh dan memudahkan gerakan yang akan
dilakukan.

c. Menarik (pulling)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
menarik benda, diantaranya ketinggian, letak
benda, posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik
(seperti condong ke depan dari panggul),
sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien,
lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul,
lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.
d. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.
Gunakan otot – otot besar dari tumit, paha
bagian atas dan kaki bagian bawah, perut dan
pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada
daerah tubuh bagian belakang.

e. Memutar (pivoting)
Memutar gerakan untuk memutar anggota tubuh
dan bertumpu pada tulang belakang.

C. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh


a) Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi
sehingga dapat mempengaruhi mekanika tubuh.
b) Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya secara benar, sehingga akan
mengurangi energi yang dikeluarkan.
c) Situasi dan kebiasaan
Misalnya sering mengangkat benda - benda berat.
d) Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang akan menyebabkan stress sehingga
menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat
mengganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan neurogi,
yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
e) Emosi
Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat,
dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh dan nutrisi.
f) Nutrisi
Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit.

D. Pengaturan posisi

Posisi Fowler
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi
serta membatu eliminasi urine dan usus.
a. Pengertian
Posisi Fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikan
setinggi 45 - 60 º tanpa fleksi lutut.
b. Tujuan
 Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan
cardiovaskuler.
 Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton
televisi).
c. Peralatan
 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Bantal kaki
 Sarung tangan (bila diperlukan)
d. Prosedur kerja
 Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
 Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
Mencegah klien melorot ke bawah pada saat kepala dinaikkan.
 Naikkan kepala bed 45° sampai 60° sesuai kebutuhan. (semi Fowler 15
- 45°, Fowler tinggi 60°).
 Letakan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal jika ada
celah disana. Bantal akan mencegah kurva Lumbal dan mencegah
terjadinya fleksi lumbal.
 Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien.
 Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
 Pastikan tidak ada area popliteal dan lutut dalam keaadan fleksi.
 Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien.
 Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart.
 Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien
memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Posisi sims
Posisi dimana klien berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral
dan posisi pronasi
Tujuan:
 Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.
 Mengurangi penekanan pada sacrum dan trokhanter besar bada klien
yang mengalami paralisis.
 Untuk mempermudahkan memeriksaan dan perawatan pada area
perineal.
 Untuk tindakan pemberian enema .
Peralatan:
 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Sarung tangan (bila perlu)
Prosedur kerja
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terletak mendatar ditengah tempat tidur.
3. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring
pada abdomen.
4. Letakkan bantal dibawah kepala klien.
5. Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi.
6. Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi.
7. Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai
setinggi pinggul.
8. Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak kaki klien.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Posisi trendelenburg
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki.
Tujuan:
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

Posisi dorsal recumbent


Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direntangkan) di atas tempat tidur.
Tujuan:
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
persalinan.

Posisi litotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut.
Tujuan:
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan
memasang alat kontrasepsi.

Posisi genu pectoral


Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan:
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

Posisi terlentang (supinasi)


Posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit
elevasi menggunakan bantal.
Tujuan:
1. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
2. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi
yang tidak tepat.
Peralatan:
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
3. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
celah disana.
5. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit.
6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard.
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan
menggunakan bantal.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Posisi orthopneu
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien
duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
Tujuan:
1. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan
ekspansi dad yang maksimal.
2. Membantu klien yang mengalami ekhalasi.
Peralatan:
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Footboard
5. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja:
 Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
 Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
 Naikkan kepala bed 90º.
 Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.
 Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit.
 Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan
fleksi.
 Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing paha.
 Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard.
 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Posisi pronasi (telungkup)


Posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh
kesamping.
Tujuan:
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi
mulut atau tenggorokan.
Peralatan:
 Tempat tidur
 Bantal angin
 Gulungan handuk
 Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja:
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b. Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur.
c. Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan
siku lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat
tidur yang datar.
d. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila
banyak drainase dari mulut, mungkin pemberial bantal dikontra
indikasikan.
e. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau
payudara pada wanita) dan iliac crest.
f. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit.
g. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan
menggunakan bantal.
h. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas dengan
menggunakan bantal.
i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Posisi lateral (side lying)


Posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan
kepala menoleh kesamping.
Tujuan:
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum dan tumit
Peralatan:
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja:
a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.
b. Baringkan klien terlentang hingga pada posisi miring.
c. Gulingkan klien hingga pada posisi miring.
d. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien.
e. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak
menopang pada bahu tersebut.
f. Letakkan bantal dibawah lengan atas.
g. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas
berfungsi secara parallel dengan permukaan bed.
h. Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan
posisi.
i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
E. Memindahkan dan menata posisi klien diatas tempat tidur

 Menaikkan posisi klien yang melorot ke atas tempat tidur.


Menempatkan kembali posisi klien yang melorot ke bagian bawah diatas
tempat tidur pada posisinya semula.
Tujuan:
 Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat.
 Memberikan rasa nyaman.
Persiapan alat:
 Overhead trapeze
 Sarung tangan (bila perlu)
Prosedur:
a. Atur bed
b. Persiapan klien
c. Atur posisi anda dan pindahkan klien
d. Pastikan klien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan
e. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
f. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

 Memindahkan posisi klien di tepi tempat tidur


Menempatkan posisi klien berada pada tepi bed dan posisi ditengah bed.
Tujuan:
a. Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat.
b. Untuk persiapan prosedur selanjutnya (mendudukkan ditepi bed, mestransfer
ke kursi roda)
Persiapan alat: Sarung tangan (bila perlu)
Prosedur:
a. Atur bed
b. Atur posisi anda dan posisi klien secara tepat
c. Pindahkan kepala dan dada klien
d. Memindahkan pantat klien
e. Memindahkan kaki
f. Naikkan/pasang side rail disamping klien
g. Pastikan klien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan
h. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
i. Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan

 Mengatur posisi klien pada posisi duduk diatas tempat tidur


Menempatkan posisi klien berada pada posisi duduk diatas tempat tidur
Tujuan:
a. Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi duduk diatas tempat diatas
tempat tidur
b. Untuk persiapan prosedur selanjutnya (memberikan makan, minum, personal
hygiene dan sebagainya)
Persiapan alat: sarung tangan (bila perlu)
Prosedur:
a. Atur bed
b. Atur posisi anda dan posisi klien secara tepat
c. Angkat klien pada posisi duduk

 Memindahkan klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur


Menempatkan posisi klien berada pada posisi duduk di tepi tempat tidur
Tujuan:
a. Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat
b. Untuk persiapan prosedur selanjutnya (memberikan makan, minum, personal
hygiene dan sebagainya)
Persiapan alat: sarung tangan (bila perlu)
Prosedur:
a. Atur bed
b. Atur posisi anda dan posisi klien secara tepat
c. Angkat klien pada posisi duduk
d. Pastikan klien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan
e. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
f. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

 Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda


Memindahkan klien dari atas tempat tidur ke kursi roda untuk dilakukan
prosedur atau tindakan tertentu
Tujuan:
a. Untuk dilakukan prosedur perawatan tertentu
b. Untuk dipindahkan ke ruangan atau tempat tertentu
Persiapan alat: sarung tangan bila perlu dan kursi roda
Prosedur:
a. Atur peralatan dengan tepat
b. Siapkan dan kaji klien
c. Berikan instruksi yang jelas pada klien
d. Siapkan posisi perawat/bidan dengan tepat
e. Bantu klien untuk berdiri dan kemudian bergerak bersama-sama menuju kursi
roda
f. Bantu klien untuk duduk
g. Pastikan keselamatan klien

 Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankart


Memindahkan klien dari atas tempat tidur ke brankart/kereta dorong dengan
maksud tertentu
Tujuan:
a. Untuk dilakukan prosedur perawatan tertentu yang tidak dapat dilakukan
diatas tempat tidur
b. Untuk memindahkan klien pada tempat yang baru
Persiapan alat: sarung tangan bila perlu dan brankart/kereta dorong
Prosedur:
a. Atur tempat tidur untuk persiapan pemindahan klien
b. Atur posisi klien di tepi bed atau atur posisi brankart
c. Pindahkan klien dengan aman ke brankart
d. Pastikan keamanan dan kenyamanan klien

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mekanik tubuh adalah usaha koordinasi diri muskoloskeletal dan
sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi
tubuh terhadap susunan muskoloskeletal, mengurangi tenaga yang
dikeluarkan, dan mengurangi kelelahan.

B. SARAN
Dari makalah yang berjudul “BODY MEKANIK MANAJEMEN” diatas
penulis menyarankan kepada pembaca yakni :
1. Untuk lebih menjaga kesehatan tubuh khususnya alat gerak tubuh,
kaitannya dengan mekanika tubuh dan postur tubuh.
2. Untuk lebih memahami tindakan apa yang tepat untuk pasien dengan
gangguan mekanika tubuh dan postur tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. Sunarsih, Tri. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
Baziad, Ali. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohrdjo; 2008.
BKKBN Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana. 2013.
Dinas Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. 2011.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang. 2012.
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC; 2005.
Everett, Suzanne. Buku Saku kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi.
Jakarta: EGC; 2008.
Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Sinar
Harapan;2013.

Anda mungkin juga menyukai