DISUSUN OLEH:
AINA RIZKIA
NPM: 19010663
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
saja ada, di Indonesia yaitu sebesar 33.3 %, angka ini sangat tinggi
1.3 TUJUAN
Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata
2.1 DEFINISI
Pressure ulcer, sinonimnya adalah bed sores, atau luka tekan.pressure
ulcer adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan mengalami nekrosis
yang biasanya terjadi pada bagian permukaan tulang yang menonjol, sebagai
akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang lama yang menyebabkan
Pressure ulcer atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir
yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang
yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka
a.Faktor ekstrinsik
1) Tekanan
Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan tersebut terjadi dalam jangka
2010). Tekanan pada bagian tubuh tertentu dalam jangka waktu lama
2003). Hal ini biasanya akan terjadi apabila pasien diatas tempat tidur
3) Kelembaban
dapat akibat dari inkontinensia, drain luka, banyak keringat dan lainnya
(Dewandono, 2014).
b. Faktor intrinsic
1) Usia
lanjut mudah sekali untuk terjadi luka pressure ulcer. Hal ini karena
1997).
2) Temperatur
kulit, akan tidak toleran terhadap adanya gaya gesekan dan pergerakan
3) Nutrisi
ulcer. Pada fokus ini ada juga yang masih belum sependapat nutrisi
4) Tekanan interface
dari hasil pengukuran pada rongga antara tempat tidur dan tubuh dalam
Manifestasi klinis pada pressure ulcer untuk pertama kali ditandai dengan
kulit eritema atau kemerahan, terdapat ciri khas dimana bila ditekan dengan
jari, tanda eritema akan lama kembali lagi atau persisten. Kemudian diikuti
dengan kulit mengalami edema, dan temperatur di area tersebut meningkat atau
bila diraba akan terasa hangat. Tanda pada pressure ulcer ini akan dapat
berkembang hingga sampai ke jaringan otot dan tulang. NPUAP,(2009)
a. Stadium I
Kulit utuh dengan tidak pucat kemerahan pada area lokal biasanya
mungkin sulit untuk dideteksi pada individu dengan warna kulit gelap,
b. Stadium II
c. Stadium III
tetapi tulang, tendon atau otot tidak terkena.Slough mungkin ada tapi
dapat meningkatkan derajat luka hingga sangat dalam tingkat III luka
2009).
d. Stadium IV
atau otot.Slough atau eschar mungkin ada pada beberapa bagian dari
a. Ulcer unsteageable
NPUAP,(2009)
Gambar 2.2Pressure ulcer Unsteageable
Ketebalan kehilangan jaringan penuh di mana dasar ulkus
dan atau eschar (cokelat, cokelat atau hitam) pada dasar luka.
pada tumit berfungsi alami sebagai penutup tubuh dan tidak boleh
berupa lecet tipis di atas tempat tidur, luka nampak gelap. Luka
Komplikasi bed sores atau pressure ulcer antara lain, yaitu terjadinya infeksi
ulcer yang dapat terjadi antara lain infeksi yang bersifat multibakterial baik
yang aerobil ataupun yang anaerobik, keterlibatan jaringan tulang dan sendi
serta melakukan inovasi pada intervensi yang telah dilakukan namun tidak
Pemakaian alat bantu khusus seperti kasur dekubitus, kursi dekubitus dan
penanganan dini, penggunaan berbagai matras atau alat dan edukasi pasien
Mobilisasi pasif dapat mencegah pressure ulcer pada pasien bed rest (Sari,
2013).
dua hal diatas ada juga terapi obat dan terapi diet. Terapi obat dapat
dari infeksi. Sedangkan terapi diet dapat juga dilakukan untuk mempercepat
proses penyembuhan pada luka. Nutrisi yang diberikan harus adekuat yang
terdiri dari kalori, protein, vitamin, mineral dan air yang cukup (Suriadi, et
al, 2003).
Pressure ulcer dapat pula dicegah dengan menggunakan beberapa alat yang
memang khusus di rancang untuk mencegah PU, seperti matras, tempat tidur
otomatis, kursi, dan alat alat bantu lain (potitioning devices) (NSQHS, 2014).
NSQHS
,2014
Gambar.2.4. Matras Alternating Replacement
NSQHS, 2014
Gambar 2.5. Pressure Reducing Chairs
a. Gesekan (friction)
tidur, biasanya dengan cara di dorong, digeser, atau ditarik. Jika terdapat gaya
gesek maka kulit dan lapisan subkutan yang menempel pada permukaan
sehingga memberi gaya pada kulit. Kapiler jaringan yang berada dibawahnya
tertekan dan mengalami beban berat, jika terjadi dalam waktu lama dapat
2004).
pasien yang kurang berhati hati (Wahyu, 2015). Pergesekan dan perobekan
ulcer (Irawan, 2014). luka biasanya nampak pada daerah sakrumdan tumit,
dimana pasien menahan diri dalam posisi duduk atau saat menahan posisi
b. Kelembaban
Kelembapan pada kulit dan terjadi pada durasi yang lama dapat
c. Usia
Pasien yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi untuk luka tekan
karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan. Penuaan
Pasien usia lanjut dengan kondisi bed rest total lebih berisiko
mengalami pressure ulcer (Huda, 2012). Pada pasien anak usia kurang dari
d. Nutrisi Buruk
mengevaluasi status protein dan status nutrisi pada pasien, selain itu level
luka (Morison, 2004). Status nutrisi yang buruk dapat diabaikan jika pasien
memiliki berat badan sama dengan atau lebih dari berat badan ideal (Evelyn,
1997).
dari luka tekan pada orang tua berhubungan dengan penurunan berat badan,
rendahnya kadar albumin dan intake makanan yang tidak mencukupi. Pasien
dengan kondisi buruk seperti gagal jantung dan syok hipovolemi dapat
kronis harus terpantau kadar albumin serumnya, karena hal ini dapat
berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk merubah posisi
struktur jaringan yang lebih dalam dan berdekatan dengan tulang yang
kekurangan nutrisi akibat penyakit ataupun usia tua terutama pada bagian
yang menonjol dapat menyebabkan pressure ulcer (Joseph & Davies, 2013).
sehingga nutrisi dan oksigen tidak dapat sampai ke jaringan, hal ini dapat
oleh faktor gesekan dan pergerakan (Joseph & Davies, 2013). Tekanan
menderita penyakit vaskuler, pasien syok atau yang mendapatkan sejenis obat
i. Stress emosional
j. Merokok
k. Temperatur kulit
Peningkatan temperatur merupakan faktor yang signifikan dengan
resiko terjadinya luka tekan (Suriadi, 2004). Status vaskular berhubungan erat
2008). Pada kondisi kulit dengan temperatur yang rendah jaringan akan
Menurut Potter & Perry (2006), ada berbagai faktor resiko yang
sensorik yang normal dapat merasakan saat sadar jika adanya tekanan
kenyamanan pasien.
spinalis.
sedasi.
3. Mempercepat penyembuhan
7. Mencegah pendarahan
1. Set steril
Terdiri atas :
- Kapas alcohol
- Kasa steril
- Pinset anatomi
- Pinset chirugic
3. Gunting plester
7. Handscoon bersih
8. Handscoon steril
B. Persiapaan Pasien
1. Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan
2. Atur posisi klien miring kiri atau kanan ( sesuai dengan letak luka
decubitus)
C. Prosedur pelaksanaan
3. Cuci tangan
5. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan buang pada tempat
keadaan luka , warna luka , warna sekitar tepi luka , derajat luka da nada
cairan atau tidak . catat semua hasil observasi
9. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang telah diberi NaCI
11. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan eksudat keluar
14. Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak mengandung eksudat
15. Balut luka dengan menggunakan kasa steril . jika luka masih basah atau
lapisan . dan jika luka sudah mulai kering maka 3 lapisan kasa saja .
19. Angkat peralatan dan kantong plastic yang berisi balutan dan handscon
jawab. Catat penggantian balutan , kaji keadaan luka dan respon pasien .
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
bahkan hal ini menjadi penderitaan sekunder bagi pasien yang dirawat di
rumah sakit.
diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar
dengan kulit eritema atau kemerahan, terdapat ciri khas dimana bila ditekan
dengan jari, tanda eritema akan lama kembali lagi atau persisten. Kemudian
meningkat atau bila diraba akan terasa hangat. Tanda pada pressure ulcer ini
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/131/jtptunimus-gdl-nanangsuli-6515-3-
babii.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/8527/6.BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/8527/5.BAB%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
https://kupdf.net/queue/sop-perawatan-luka-
dekubitus_58a7812c6454a7cd35b1e8e5_pdf?queue_id=-
1&x=1605532030&z=MTgwLjI0MS40NC4xMDY=