Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“ANALISIS JURNAL SISTEM PERSYARAFAN”

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII

NAMA MAHASISWA NIM


SHELLA NESTI AYU 205140135p
HOTMAN ARIFIN SIREGAR 205140138p
DINA YULIA SARI M 205140142p
PUPUT NOVITA SARI 205140144p
MERRY S. MAHAMBENG 195140128p

FAKULTAS SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2021
Perbandingan Stroke Non Hemoragik dengan Gangguan Motorik Pasien Memiliki
Faktor Resiko Diabetes Melitus dan Hipertensi
Tahun 2020

Abstrak

Latar Belakang:Stroke di Indonesia juga mengalami peningkatan prevalensi. Di Indones


ia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Pada tahun 2007, hasi
l Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan data 8,3 per 1000 penduduk mender
ita stroke Stroke juga menjadi penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di
Indonesia, yakni sebesar 14,5%. Tujuan Penelitian: Mengetahui bagaimana Perbandingan
Gangguan Motorik Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Pasien Dengan Faktor Resiko Di
abetes Melitus, Hipertensi, Diabetes Melitus & Hipertensi Di RSUD Dr. H. Abdul Moelo
ek Provinsi Lampung Tahun 2018. Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah A
nalitik Deskriftif dengan pendekatan secara Cross sectional. Subjek penelitian ini selur
uh pasien Gangguan Motorik Pada Stroke Non Hemoragik Dengan Faktor Resiko Diabet
es Melitus, Hipertensi, Diabetes Melitus dan Hipertensi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung.Hasil Penelitian: Sampel penelitian ini 30 pasien. Stroke non hemoragi
k pada pasien hipertensi sebanyak (92, 6%), stroke non hemoragik pada pasien diabetes
melitus sebanyak (81,5%), Stroke non hemoragik pada pasien hipertensi dan diabetes m
elitus sebanyak (74,1%). Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z nilai signi
fikannya adalah 0,280 (p=0,280>α=0,05) maka Ho diterima. Kesimpulan: Tidak ada perb
andingan hipertensi pada stroke non hemoragik dengan gangguan motorik ringan dan sed
ang di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018.
BAB II
PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (WHO) stroke merupakan gejala yang didefinisikan su
atu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik
baik fokal maupun global yang berlangsung 24 jam atau lebih (Nasution, 2013). Stroke
di Indonesia juga mengalami peningkatanprevalensi. Di Indonesia penyakit ini menduduki p
osisi ketiga setelah jantung dan kanker. Pada tahun 2007, hasil Riset Kesehatan Dasar (Risk
esdas) menunjukkan data 8, 3 per 1000 penduduk menderita stroke. Sedangkan pada ta
hun 2013, terjadi peningkatan yaitu sebesar 12,1%. Stroke juga menjadi penyebab kematian
utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia, yakni sebesar 14,5%. Jumlah penderita str
oke di Indonesia menurut diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) pada tahun 2013, diperkirakan
sebanyak 1.236.825 orang dari seluruh penderita stroke yang terdata, sebanyak 80% meru
pakan jenis stroke iskemik (Wicaksana,eatal,2017).

Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan maupun diagnosis/gejala, Provinsi Jawa Baratm


emiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4‰) dan 533.
895 orang (16,6‰), sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita palin
g sedikit yaitu sebanyak 2.007 orang (3,6‰) dan 2.955 orang (5,3‰) (Riskesdas,2013;
Pusdatin, 2014). Prevalensi kejadian stroke di Provinsi Lampung berdasarkan diagno
sis tenaga kesehatan sebanyak 42.851 orang (7,7‰) dan berdasarkan diagno
sis/gejala sebanyak 68.393 orang (12,3‰) (Pusdatin, 2014).

Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung, prevalensi kejadian stroke berkisar ant


ara 2,2– 10,5‰. Kotamadya Bandar Lampung mempunyai prevalensi lebih tinggi dibandin
gkan dengan Kotamadya/Kabupaten yang ada di Propinsi Lampung, baik berdasarkan diag
nosis maupun berdasarkan gejala (Tuntun, 2018). Terdapat beberapa faktor resiko terjadi
nya stroke non hemoragik, antara lain: usia lanjut, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jant
ung, hiperkolesterolemia, merokok dan kelainan pembuluh darah otak. Pada tahun 2011 W
HO memperkirakan sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia menderita stroke, dari jumlah tersebut
5,5 juta jiwa telah meninggal dunia. Penyakit darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan
17,5 juta kasus stroke di dunia (Nasution, 2013).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dengan faktor resiko diabetes melitus, hipertensi, dia
betes melitus dan hipertensi, peluang untuk terjadinya stroke non hemoragik lebih meni
ngkat. Oleh karena itu untuk membuktikan hal ini, akan dilakukan penelitian mengenai per
bandingan stroke non hemoragik dengan gangguan motorik pada pasien yang memiliki fa
ktor resiko diabetes melitus, hipertensi, diabetes melitus & hipertensi di RSUD Dr. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung 2018.
BAB II
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagi
an-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif merupakan d
efinisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasa
l dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaa
n tentang survei untuk menentukan frekuensi dan presentase tanggapan mereka. Pada pasi
en yang terdiagnosa stroke non hemoragik dengan faktor resiko diabetes melitus, hiperte
nsi, diabetes melitus & hipertensi di RSUD Dr. H Abdul moeloek provinsi lampung.
Waktu penelitian akan dilaksanakan dari bulan Mei 2019, dengan data yang di ambil d
ari rekam medik pada bulan September sampai Desember Tahun 2018. Tempat penelitian
ini di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Rancangan penelitian ini adalah A
nalitik Deskriftif dengan pendekatan secara Cross sectional. Cross sectional adalah suatu p
enelitian yang di lakukan pada satu saat atau pada satu periode waktu tertentu.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis Perbandingan Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Motorik Pada
Pasien Hipertensi di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018.
Gangguan Motorik
Total
Hipertensi Ringan Sedang P Value

N % N % N %

Normal 1 33,3% 2 7,4% 3 10,0%


(≤ 1 4 0/ 8 0 m m/ Hg ) 0,280
Hipertensi 2 66,7% 25 92,6% 27 90,0%
(≥ 140/90 mm/Hg)

Total 3 100% 27 100% 30 100,0%


Sumber: data primer diolah 2018

Tabel 2. Analisis Perbandingan Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Motorik Pada
Pasien Diabetes Melitus di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2018.
Gangguan Motorik
Total
Diabetes Melitus Ringan Sedang P
Value
N % N % N %

Normal 1 33,3% 5 18,5% 6 20,0%


(≤ 2 0 0 g/ d L ) 0,501
Diabetes Melitus 2 66,7% 22 81,5% 24 80,0%
(≥ 200 g/dL)

Total 3 100% 27 100% 30 100,0%


Sumber: data primer diolah 2018
Tabel 3. Analisis Perbandingan Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Motorik Pada Pasien
Hipertensi & Diabetes Melitus di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2018.
Gangguan Motorik

Hipertensi & Ringan Sedang

Diabetes Melitus Value


N % N % N %

Ya 1 33,3% 20 74,1% 21 30,0%


Tidak 2 66,7% 7 25,9% 9 70,0%

Total 3 100% 27 100% 30 100,0%


Berdasarkan analisis diketahui bahwa hasil analisis perbandingan Stroke Non Hemoragi
k dengan Hipertensi & Diabetes Melitus, terbanyak pada pasien yang memiliki riwayat
Hipertensi & Diabetes Melitus ( ≥140/90 mmHg dan ≥200 g/dL) dengan ganggu
an motorik sedang sebanyak 20 pasien (74,1%). Tabel 2x2 ini tidak layak untuk di uji
Chi-Square karena terdapat 2 nilai Expected Count yang kurang dari 5 ada 50% jum
lah sel. Oleh karena itu uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu uji Kolmogorov-
Smirnov Z. Hasil uji statistic menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z nilai signi
fikannya adalah 0,207, karena nilai p=0,207>α=0,05, maka Ho diterima artinya Tidak
ada perbandingan Hipertensi & Diabetes Melitus pada penyakit Stroke Non Hemoragik
ada penyumbatan di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018.
Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai perbandingan Stroke Non Hemoragik
dengan faktor resiko Hipertensi, Diabetes Melitus, Hipertensi & Diabetes Melitus, yang
mengalami gangguan motorik sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada ha
sil penelitian ini seharusnya pasien dengan faktor resiko Hipertensi, Diabetes Melitus, Hi
pertensi & Diabetes Melitus yang mengalami kelainan motorik sedang harusnya lebih tin
ggi dibanding yang hanya memiliki satu faktor resiko. Hal ini disebabkan beberapa fakt
or diantaranya seperti pengambilan sampel yang tidak melihat onset serangan pasien. Hal
tersebut dimaksudkan pada onset akut biasanya dikenal dengan hiperglikemia reaktif.
Hiperglikemia merupakan akibat respon stress sesudah terjadi Stroke. Respon sress ini me
ngakibatkan peningkatan Katekolamin, Lipolisis, kenaikan kadar Asam Lemak Bebas, da
n hal itu merupakan prognosis buruk. Hiperglikemia dapat menyebabkan berkurangnya k
onsumsi Oksigen otak pasca iskemik dibandingkan pada pasien dengan Normoglikemia.
Hiperglikemia reaktif akan mempengaruhi proses penyembuhan, memperberat akiba
t stroke iskemik, dan juga mempercepat rekuren atau kekambuhan Stroke. Keadaan Hipe
rglikemia juga mempermudah terjadinya edem otak dan meningkatkan angka kematian p
asien yang dirawat akibat Stroke (Yaris, 2004).
Berdasarkan analisis diketahui bahwa hasil analisis perbandingan gangguan motorik pen
yakit Stroke Non Hemoragik dengan penyumbatan terbanyak pada gangguan motorik se
dang (2-3) 27 pasien (90%). Pada penelitian ini didapatkan hasil uji statistik Stroke Non
Hemoragik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z nilai signifikannya adalah 0,0
0, karena nilai p=0,00>α=0,05, maka Ho diterima artinya Tidak ada perbandingan gangg
uan motorik pada penyakit stroke non hemoragik ada penyumbatan di RSUD Dr.H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018.
Stroke merupakan kerusakan organ target pada otak yang diakibatkan oleh Hipertensi. St
roke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang meninggi, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Apabila terjadi
peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak terkompensasi maka dapat
menyebabkan timbulnya hipertensi.

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut y
ang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan darah da
lam jangka panjang (Dinata,eatall, 2013)
Kegagalan dalam mensuplai darah akan menyebabkan gangguan fungsi bagian otak atau
yang terserang atau terjadi kematian sel saraf (nekrosis) dan kejadian inilah yang disebu
t stroke. Salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit pembuluh darah, seper
ti jantung dan stroke adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola g
aya hidup sehat (Junaidi, 2011).
Modifikasi pola hidup dengan mematuhi diet merupakan langkah pencegahan yang baik.
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian Hipertensi adal
ah dengan melakukan program gaya hidup sehat, modifikasi gaya hidup membantu term
asuk pengurangan berat badan, pembatasan natrium, diet banyak makan buah, sayur
an dan hasil olahan rendah lemak, olahraga teratur, dan tidak berlebihan konsumsi alko
hol. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat men
yebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa pene
litian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabk
an peluang tujuh kali lebih besar terkena Stroke (Fitri, 2009).
Diabetes Melitus adalah kondisi dimana terjadi peningkatan insulin dalam darah pada D
iabetes Melitus yang dewasa ini semakin meningkat jumlahnya di masyarakat, kondisi t
ersebut meningkatkan penyerapan jumlah natrium didalam tubuh. Penyerapan natrium a
kan meningkatkan kadar kalium dalam darah dan akan menyebabkan terstimulasikan sis
tem saraf simpatik. Hal ini diduga menyebabkan perubahan struktur dalam darah yang
mempengaruhi fungsi jantung dan tekanan darah. Masalah vaskular yang timbul dikaren
akan diabetes dan diperparah dengan hipertensi, pola makan yang tidak baik serta kuran
gnya aktivitas fisik. Sehingga diabetes melitus adalah kondisi dimana secara tidak langs
ung akan mempengaruhi untuk terjadinya Hipertensi (Ramadany, 2013).
Pada penelitian ini Stroke Non Hemoragik pada gangguan motorik dengan ada penyum
batan dan tidak ada penyumbatan didapat hasil usia manula >65 tahun dengan penyakit
Stroke Non Hemoragik memiliki gangguan motorik sedang (2-3) sedangkan usia manul
a >65 tahun dengan penyakit stroke non hemoragik memiliki gangguan motorik ringan
(4-5). Hasil uji statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z nilai signifikannya ad
alah 0, 00, karena nilai p=0,00>α=0,05. Pengukuran dengan menggunakan gangguan m
otorik didapatkan Hipertensi (≥140/90 mmHg) pada penyakit stroke non hemoragik.
dengan gangguan motorik sedang (2-3). Pengukuran dengan menggunakan gangguan m
otorik didapatkan diabetes mellitus tinggi (≥200 g/dL) pada penyakit stroke non hemor
agik. Pengukuran dengan menggunakan gangguan motorik didapatkan hipertensi & di
abetes melitus tinggi ( ≥140/90 mmHg dan ≥200 g/dL) dengan penyakit stroke non he
moragik ada penyumbatan. Pengukuran dengan menggunakan gangguan motorik didap
atkan gangguan motorik sedang (2-3) dengan adanya penyumbatan. Hasil uji statistik m
enggunakan uji Chi-Square nilai signifikasinnya adalah 0,280, karena nilai p=0,280> α
=0,05. Kelainan motorik ringan, sedang maupun berat dapat terjadi apabila letak atau lo
kasinya infark pada jarak atau homonkulus yang mengenai motoriknya.

Hubungan antar variabel dianalisa dengan uji bivariat (x2) dan multivariat (regres
i logistik ). Hubungan dinyatakan bermakna bila p < 0,05. Jenis kelamin dan umur tidak
berkorelasi dengan indeks barthel (p > 0,05). Demikian juga Hipertensi, DM, Dislipide
mia dan Perokok tidak berhubungan dengan Indeks Barthel (p > 0,05).
Dilakukannya Uji Regresi Logistik mendapatkan hasil konstanta atau tidak signifikan k
arena p > 0,05. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik tidak menunjukkan ada
nya korelasi Jenis kelamin, usia, hipertensi, diabetus melitus, dislipidemia, kebiasaan m
erokok terhadap pemeriksaan indeks barthel (Caesar K, 2014)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis maka dapat diambil kesimpulan sebagai beriku


t:
1. Dari hasil penelitian ini didapatkan gangguan motorik pada pasien stroke no
n hemoragik dengan faktor resiko Hipertensi, Diabetes Melitus, Hipertens
i & Diabetes Melitus lebih banyak dengan gangguan motorik sedang, dengan yan
g memiliki faktor resiko Hipertensi atau Diabetes Melitus saja.
2. Distribusi frekuensi Stroke Non Hemoragik dengan gangguan motorik, terbanya
kpenyumbatan dengan gangguan motorik sedang sebanyak 27 pasien (90, 0%).
3. Distribusi frekuensi Stroke Non Hemoragik pada pasien Hipertensi deng
an gangguan motorik sedang, sebanyak 25 pasien (92, 6%).
4. Distribusi frekuensi Stroke Non Hemoragik pada pasien Diabetes Melitus denga
n gangguan motorik sedang, sebanyak 22 pasien (81, 5%).
5. Distribusi frekuensi Stroke Non Hemoragik pada pasien Hipertensi & Diabet
es Melitus dengan gangguan motorik sedang, sebanyak 20 pasien (74, 1%).

Hipertensi, Diabetes Melitus, Hipertensi & Diabetes Melitus dengan gangguan m


otorik pada pasien Stroke Non Hemoragik mendapatkan perhatian bagi tenaga medis
untuk selalu mengendalikan faktor resiko seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, Hipert
ensi & Diabetes Melitus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referens
i ilmu pengetahuan khususnya tentang gangguan motorik pada penyakit Stroke Non
Hemoragik dengan faktor resiko Hipertensi, Diabetes Melitus. Hipertensi & Diabetes
Melitus. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang seberapa pentingnya m
enghindari faktor resiko seperti hipertensi, Diabetes Mllitus, Hipertensi & Diabetes M
elitus sehingga terhindar dari serangan Stroke.
Daftar Pustaka

Caesar K. (2014). Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terhadap
Keluaran Motorik Stroke Non Hemoragik[skripsi]. Semarang: Universitas Dip
onegoro.

Dinata, Safrtita, S. (2013). Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Ra
wat Inap di Bagian Penyakit Dalam. Jurnal Kesehatan Andalas, 2(3), 58.

Fitri. (2009). Diagnose Enforcement And Treatment Of High Blood Pressure. J


urnal Majority, 4(3), 50.

Junaidi. (2011). STROKE Waspadai Ancamannya (1st ed.). Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Nasution. (2013). Stroke Non Hemoragik Pada Laki-Laki Usia 65 Tahun. Jurnal Me
dula, 1(3), 2–7.

Pusdatin. Pusdatin. , (2014).

Ramadany, Pujarini, C. (2013). Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian St


roke Iskemik. Jurnal Biomedika, 5(2), 12–14.

Tuntun, M. (2018). Difference Hemoglobin Levels, Value Of Hematocrit And Amou


nt Of Erythrocytes On Hemorrhagic Stroke And Non Hemorrhagic Stroke In RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Analis Kesehatan, 7(2), 725.

Wicaksana,Wati, M. (2017). Perbedaan Jenis Kelamin Sebagai Faktor Risiko Terh


adap Keluaran Klinis Pasien Stroke Iskemik. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 656.

Yaris. (2004). Pola Kadar Glukosa Darah Pada Stroke Akut[skripsi]. Universitas Dipon
egoro.

REVIEW & TELAAH KRITIS


Judul Jurnal/Artikel : Perbandingan Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Motorik
Pasien Memiliki Faktor Resiko Diabetes Melitus dan Hipertensi
Penulis : Nia Permatasari
Publikasi : 17 April 2020
Penelaah :
1. Shela Nesti Ayu
2. Hotman Arifin Siregar
3. Dina Yulia Sari
4. Puput Novita Sari
5. Merry S Mahambeng

Tanggal Telaah : 1 November 2021

I. Deskripsi Jurnal
1. Tujuan Utama Penelitian:
Mengetahui bagaimana perbandingan gangguan motorik pada pasien Stroke Non
Hemoragik pasien dengan faktor resiko Diabetes Melitus, Hipertensi, Diabetes Me
litus & Hipertensi Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 201
8

2. Hasil Penelitian: Sampel penelitian ini 30 pasien. Stroke non hemoragik pada pasie
n hipertensi sebanyak (92, 6%), stroke non hemoragik pada pasien diabetes melitu
s sebanyak (81,5%), Stroke non hemoragik pada pasien hipertensi dan diabetes m
elitus sebanyak (74,1%). Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z nila
i signifikannya adalah 0,280 (p=0,280>α=0,05) maka Ho diterima

3. Kesimpulan Penelitian: Tidak ada perbandingan hipertensi pada stroke non hemor
agik dengan gangguan motorik ringan dan sedang di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2018.

II. Telaah Jurnal


A. Fokus Utama Penelitian: Untuk mengetahui bagaimana perbandingan gangguan mo
torik pada pasien Stroke Non Hemoragik pasien dengan faktor resiko Diabetes Meli
tus, Hipertensi, Diabetes Melitus & Hipertensi.
B. Elemen yang mempengaruhi
1. Gaya Penulisan
a. Sistematika penulisan: Judul, nama dan instansi penulis, abstrak,
pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka.
b. Tata Bahasa: Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan jelas.

2. Penulis
a. Kualifikasi Penulis: Kedokteran Umum, Universitas Malahayati Lampung
a. Kelebihan: Cukup lengkap,menjelaskan tujuan dan cukup menarik
b. Kekurangan:
3. Abstrak
a. Kelebihan: terstruktur, mencakup komponen IMRAD (Introduction,
Method, Result, Discussion) dan tidak lebih dari 200 kata
b. Kekurangan:Kami tidak melihat kekurangan dalam ebstrak
C. Elemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian
1. Tujuan/ Masalah Penelitian : Mengetahui bagaimana/apakah ada perbandingan
gangguan motorik pada pasien Stroke Non Hemoragik pasien dengan faktor re
siko Diabetes Melitus, Hipertensi, Diabetes Melitus & Hipertensi
2. Konsistensi logis (sistimatika penulisan) : Sistematika penulisan sudah sesuai
dengan metode penulisan yang ada dan sudah cukup rapih.
3. Theoritical kerangka (Kerangka Teori) :

Hipertensi salah satu resiko


dari Diabetes Melitus
v

Penderita DM yang HT
beresiko terkena stroke

Stroke : Gangguan
pembuluh darah otak

Jenis- Jenis Stroke


1. Trombolitik
2. Embolik
3. Ischemic
4. Hemorhagik

Dampak :
1. Gangguan Motorik
2. Gangguan Sensorik
3. Gangguan Kognitif
4. Gangguan Verbal
5. Gangguan Enmosional

4. Pertanyaan penelitian/ hipotesis : Apakah ada perbandingan gangguan Stroke


Non Hemorhagic dengan gangguan motorik pada pasien yang memiliki factor
resiko Diabetes Melitus dan Hipertensi.
5. Sasaran : Pasien dengan gangguan motorik pada Stroke hemoragik dengan
faktor resiko Diabetes Melitus, Hipertensi, Diabetes Melitus dan Hipertensi.
6. Pertimbangan Ethical : Ada uji variabel dan uji regersi logistik
7. Definisi Operasional :
a. Stroke Non Hemorhagik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbata
n pada pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau strok
e iskemik ini merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan s
ekitar lebih dari 80% kasus stroke di seluruh dunia disebabkan oleh stroke no
n-hemoragik.
b. Gangguan motorik adalah kondisi ketika saraf motorik mengalami kerusaka
n. Kondisi saraf motorik yang rusak dapat menyebabkan penderitanya sulit ber
jalan, berbicara, bahkan bernapas.
c. Diabetes Melitus adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panj
ang yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di
atas nilai normal. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Yang disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak
mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpu
k dalam
darah.
d. Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding
arteri terlalu tinggi.Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah >
140/90 dan dianggap parah jika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu
tinggi.tekanan di atas 180/120. Tekanan darah tinggi sering kali tidak
menunjukkan gejala. Seiring waktu, jika tidak diobati, dapat menyebabkan
masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.

8. Metode
a. Desain penelitian : Analitik Deskriptif
b. Populasi dan Sampel :
 Populasi :Seluruh pasien dengan gangguan motorik pada Stroke
hemoragik dengan faktor resiko Diabetes Melitus, Hipertensi, Diabetes
Melitus dan Hipertensi di RSUD Dr. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.
 Sampel : Pasien dengan gangguan motorik pada Stroke hemoragik
dengan faktor resiko Diabetes Melitus, Hipertensi, Diabetes Melitus
dan Hipertensi pada bulan September sampai dengan Desember 2018
 Tehnik : Purphossive Retrospectif
c. Variabel penelitian: Variabel bebas dan variabel terikat
d. Instrumen yang digunakan : Cellist

9. Data analisis/ hasil


a. Analisis statistik yang digunakan : Analisis Inferensional
b. Hasil Penelitian : Sampel penelitian 30 pasien, Stroke Non Hemoragik pada
pasien hipertensi sebanyak (92,6%), Stroke Non Hemorhagik pada pasien
diabetes melitus sebanyak (81,5%), Stroke Non Hemorhagik pada pasien
hipertensi dan diabetes melitus sebanyak (74,1%). Dengan menggunakan uji
Kolmogorov – Smirnov Z nilai signifikannya adalah 0,280(p=0,280 > α =
0,05) maka Ho diterima.
10. Pembahasan temuan hasil penelitian
a. Kelebihan: Dideskripsikan secara jelas dan informatif
b. Kekurangan: Tidak dijelaskan jenis kelamin pasien
11. Literatur review/Referensi: Cukup lengkap
12. Kesimpulan dan Saran
a. Kelebihan: Hasil dijelaskan secara informative dan dilengkapi saran bagi
pembaca yang akan melanjutkan penelitian yang serupa
b. Kekurangan: Jurnal ini memakai analitik inferensional bukan analitik
deskriptif.
Kesimpulan
Jurnal yang kami telaah sesuai antara judul dengan kesimpulan dan jurnal ini dapat dipakai
sebagai bahan referensi jika akan membuat penelitian yang serupa

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN


4. Judul Penelitian
Perbandingan Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Motorik Pasien Memiliki
Faktor Resiko Diabetes Melitus dan Hipertensi

5. Nama Peneliti
Nia Permatasari
6. Tempat Penelitian
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

7. Latar Belakang
Stroke di Indonesia juga mengalami peningkatan prevalensi. Di Indonesia
penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Pada tahun 2007,
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan data 8,3 per 1000 pendu
duk menderita stroke Stroke juga menjadi penyebab kematian utama di hampir se
mua rumah sakit di Indonesia, yakni sebesar 14,5%. Tujuan Penelitian: Mengetah
ui bagaimana Perbandingan Gangguan Motorik Pada Pasien Stroke Non Hemorag
ik Pasien Dengan Faktor Resiko Diabetes Melitus, Hipertensi, Diabetes Melitus
& Hipertensi Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018. M
etode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah Analitik Deskriftif dengan pe
ndekatan secara Cross sectional. Subjek penelitian ini seluruh pasien Gangguan
Motorik Pada Stroke Non Hemoragik Dengan Faktor Resiko Diabetes Melitus, Hi
pertensi, Diabetes Melitus dan Hipertensi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provin
si Lampung.Hasil Penelitian: Sampel penelitian ini 30 pasien. Stroke non hemora
gik pada pasien hipertensi sebanyak (92, 6%), stroke non hemoragik pada pasien
diabetes melitus sebanyak (81,5%), Stroke non hemoragik pada pasien hipertensi
dan diabetes melitus sebanyak (74,1%). Dengan menggunakan uji Kolmogoro
v-Smirnov Z nilai signifikannya adalah 0,280 (p=0,280>α=0,05) maka Ho diteri
ma. Kesimpulan: Tidak ada perbandingan hipertensi pada stroke non hemoragik
dengan gangguan motorik ringan dan sedang di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Pro
vinsi Lampung Tahun 2018.

8. Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana/apakah ada perbandingan gangguan motorik pada pasien st
roke non hemoragik pasien dengan faktor resiko Diabetes Melitus, Hipertensi,Dia
betes Melitus & Hipertensi Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung T
ahun 2018.

9. Metodologi Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah Analitik Deskriftif dengan pendekatan secara C
ross sectional.

10. Hasil Penelitian


Sampel penelitian ini 30 pasien. Stroke non hemoragik pada pasien hipertensi seba
nyak (92, 6%), stroke non hemoragik pada pasien diabetes melitus sebanyak (81,5
%), Stroke non hemoragik pada pasien hipertensi dan diabetes melitus sebanyak
(74,1%). Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z nilai signifikannya a
dalah 0,280 (p=0,280>α=0,05) maka Ho diterima

11. Kesimpulan dan Saran


Tidak ada perbandingan hipertensi pada stroke non hemoragik dengan gangguan
motorik ringan dan sedang di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Ta
hun 2018.
12. Kelebihan Penelitian
Penelitian ini menjelaskan dideskripsikan secara jelas dan informatif.

13. Kekurangan Penelitian


Penelitian ini tidak melengkapi dengan jenis kelamin penderita strroke non
hemoragik

14. Implikasi Keperawatan


Implikasi dari penelitian ini adalah RS Abdul Moelek dapat mengendalikan factor
resiko DM dan HT pada pasien stroke non hemorhagik agar tidak terjadi gangguan
motorik pada pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai