Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DI

WILAYAH LUBUK LINGGAU

Nama Kelompok :

Abelia Azahra
Anjelina
Fajar Safitri
Karina Annisa Putri
Revaldo Megi Pratama
Salsabilah Athira Azahra
Yola Vernanda Laurenza

DOSEN PENGAMPU:

Maya Ija, S.ST, MPH,RD

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis merupakan suatu penyakit dimana
terdapat ketidaknormalan berupa peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi),
tergantung seberapa tinggi gula darah yang dimiliki oleh seorang penderita dan akan
menentukan apakah perlu mendapat perawatan dirumah sakit1. Diabetes melitus
merupakan salah satu penyakit utama penyebab terjadinya Penyakit Ginjal Kronis (PGK),
yakni sekitar 30% dari penderita DM tipe-1 dan 40% dari DM tipe-2 2. Data yang
diperoleh dari WHO (World Health Organization) 2016, memperkirakan sebanyak 422
juta orang dewasa hidup dengan DM. Sedangkan menurut International Diabetic
Foundation (IDF) 2015, menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang di dunia yang hidup
dengan DM, dari 382 juta orang tersebut, diperkirakan 175 juta diantaranya belum
terdiagnosa sehingga dimungkinkan berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa
disadari dan tanpa pencegahan. pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ketujuh
didunia untuk prevalensi penderita diabetes melitus tertinggi di dunia bersama dengan
Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko dengan jumlah estimasi orang
dengan diabetes melitus sebesar 10 juta 3. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur 15
tahun sebesar 2%. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes
melitus pada penduduk 15 tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%. Namun
prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9%
pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa baru sekitar
25% penderita diabetes yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes 4. Adapun
jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) bedasarkan provinsi Sumatera Selatan sebesar
5,220 jiwa. Wilayah dengan penderita terbanyak adalah Kota Lubuk Linggau sebanyak
1,176 penderita DM. Sedangkan wilayah dengan penderita paling rendah adalah
1
Masharani, U. 2011. Diabetes Melitus. In McPhee, S. J., Papadakis, M. A., &Rabow, M.
W. 2011. Current Medical Diagnosis and Treatment 2012.New York: McGrawHill.
2
Iseki, K. (2008) Gender differences in chronic kidney disease. Kidney Internasional.74,
415-417.
3
IDF. IDF Diabetes Atlas Seventh Edition: Internasional Diabetes Federation;2015
4
Riskesdas 2013
Kabupaten Empat Lawang sebanyak 15 penderita. Cakupan penderita DM mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 100%.5
Hubungan antara hipertensi dengan DM sangat kuat karena beberapa kriteria yang
sering ada pada pasien hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah, obesitas dislipidemia
dan peningkatan glukosa darah6. Hipertensi adalah suatu faktor resiko yang utama untuk
penyakit kardiovaskular dan komplikasi mikrovaskular seperti nefropati dan retinopati.
Prevalensi populasi hipertensi pada diabetes adalah 1,5-3 kali lebih tinggi daripada
kelompok pada non diabetes. Penyebab hipertensi dapat diketahui sering berhubungan
dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung coroner, diabetes dan kelainan system
saraf pusat7. faktor obesitas Pola makan berupa asupan makanan tinggi energi dan tinggi
lemak tanpa disertai dengan aktifitas fisik yang teratur akan mengubah keseimbangan
energi dengan disimpanya energi sebagai lemak simpanan yang jarang digunakan, asupan
energi yang berlebihan akan meningkatkan resistensi insulin sekalipun belum terjadi
kenaikan BB yang signifikan. Terjadinya peningkatan DM di Negara-negara berkembang
dikarenakan adanya perubahan pola makan, yaitu dari makanan tradisional yang sehat,
tinggi serat, rendah lemak, rendah kalori dengan meningkatnya konsumsi makanan
mengandung kalori seperti KH sederhana, lemak, daging merah dan rendah serat
8
Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas peneliti tertarik melakukan penelitian
Studi Kasus tentang “Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Melitus di
Wilayah Lubuk Linggau”.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan antara Hipertensi dengan kejadian Diabetes Melitus di
Wilayah Lubuk Linggau.

5
PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019 DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
6
Saseen, J. J., dan Carter, B. L. (2005). Hypertension. Dalam: Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Aproach. Editor: Joseph T. Dipiro, Robert L. Talbert,Gary C.
Yee, Gary R. Matzke, dan Barbara G. Wells. Edisi ke-6. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc. Hal. 185-214.
7
Sunardi, Tuti. 2000. Hidangan sehat untuk penderita hipertensi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
8
Badawi, Hasan , 2009. Melawan Dan Mencegah Diabetes Mellitus.Yogyakarta :
Penerbit Araska.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis hubungan Hipertensi dengan kejadian Diabetes Mellitus di
wilayah Lubuk Linggau.
b. Menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian Hipertensi dengan
kejadian Diabetes Mellitus di wilayah Lubuk Linggau.
c.. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kejadian Hipertensi dengan
kejadian Diabetes Mellitus di wilayah Lubuk Linggau.
d. Menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian Hipertensi dengan kejadian
Diabetes Mellitus di wilayah Lubuk Linggau.
e. Menganalisis faktor risiko dominan kejadian Hipertensi dengan kejadian
Diabetes Mellitus di wilayah Lubuk Linggau.
f. Mendeskripsikan riwayat hipertensi yang dimiliki responden.
g.. Mendeskripsikan pola makan responden.
h.. Mendeskripsikan aktivitas fisik responden.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menambah
wawasan sebagai calon ahli gizi khususnya mengenai asuhan gizi klinik pada
pasien Diabetes Mellitus dengan Hipertensi.
2. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai informasi dan bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu gizi sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa/i sebagai
panduan dalam memberikan asuhan gizi klinik pada pasien Diabetes Melitus
dengan Hipertensi
3. Bagi Pasien
Diharapkan pasien dapat menerima tatalaksana diet sesuai dengan penyakitnya
dan dapat menerapkan edukasi yang diberikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus
1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defeksekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,
saraf, jantung dan pembuluh darah (Gustaviani, 2006). Diabetes melitus adalah suatu
penyakit dimana kadar glukosa (glukosa sederhana) didalam darah tinggi karena terdapat
gangguan pada kelenjar pankreas dan insulin yang dihasilkan baik secara kualitas
maupun kuantitas ( Tjokroprawiro, 2006). Lebih lanjut, pada penderita yang kronisakan
timbul gejala lain, yaitu terjadinya penurunan berat badan, timbulnya rasa kesemutan atau
rasa nyeri pada tangan atau kaki, timbulnya luka gengren pada kaki, serta hilangnya
kesadaran diri (Supryanto, 2010). American Diabetes Asociation (2012) mendefinisikan
diabetes melitus adalah salah satu kelompok metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia
karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduannya. Keadaan hiperglikemia
kronis dari diabetes berhubungandengan kerusakan jangka panjang, ganguan fungsi dan
kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. 8
Diabetes melitus tipe II merupakan penyakit hiperglikemia akibat insensitivitas sel
terhadap insulin yang sedikit menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin
dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes melitus tipe II dianggap sebagai Non
Insulin Dependent Diabetes Melitus(NIDDM) (Slamet S., 2008) Diabetes melitus tipe II
adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan gula darah akibat
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin atau
resistensi insulin (Departemen Kesehatan, 2005).
SKRINING GIZI dengan MST (Malnutrisi Screening Tools)

Berat badan sekarang = 67 kg

Berat badan biasanya/seharusnya = 45 kg

Tinggi badan = 150 cm

Berat badan BB sekarang : 67 kg 2. Apakah nafsu makan anda


BB seharusnya/biasanya : 45 kg berkurang ?
Tinggi badan (TB) : 150 cm
 Tidak (0)
1. Apakah BB berat badan anda  Ya (1)
menurun akhir-akhir ini tanpa
direncanakan ?
Total skor 2
 Tidak (0) Nilai skor
 Bila ya berapa penurunan BB  Risiko rendah (MST= 0-1)
anda ?  Risiko sedang (MST = 2-3)
 Risiko tinggi (MST = 4-5)
 1-5 kg (1) Catatan :
 6-10 kg (2)  Bila resiko rendah dilakukan
 11-15 kg (3) skrining setiap 7 hari
 15 g (4)  Bila resiko sedang dan tinggi
dilakukan pengkajian gizi lebih
 Tidak yakin (2) lanjut oleh ahli gizi
 Bila pasien resiko rendah dengan
indiksai khusus yaitu DM,
gangguan ginjal, jantung, TB,
paliatif, pediatric, geriatric,
gastro, hipertensi, HIV, SARS,
Flu burung, bedah reseksi
saluran cerna, penurunan imun,
kanker, dan pasien sadar
dilakukan pengkajian gizi.
Pasien dirawat di ruang intensif
dilakukan pengkajian langsung
oleh dr. Gizi klinik
I. IDENTITAS PASIEN ( ANAMNESIS)

Nama : Ny. Nila

TTL : 10 November 1986

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 35 tahun

Alamat :-

Agama :-

Status perkawinan : Janda

Pendidikan :-

Pekerjaan : Penjual Keliling

Suku :-

Diagnosis medis : Tekanan darah tinggi ( Hipertensi) dan Diabetes melitus

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

A. ASSESMEN GIZI

Data Terkait Gizi Standar Pembanding Masalah


a. Antropometri
Umur 35 tahun
BB 67 kg BBI 50 kg BB lebih 16 kg
TB 150 cm Berdasarkan Depkes IMT : 29,7
IMT 18,5 - 25 (GEMUK TK 1)
b. Biokimia
HB 13,8 g/dl HB 13-16 mg/dl Terjadi peningkatan dan
Hematocrit : 41% Hematocrit : 40-50% penurunan nilai lab
Leukosit 31.400/ Leukosit 4000-10.000 terkait gizi yg tdk sesuai
3(↑)
mm trombosit 150.000-400.000 dg nilai normal
Trombosit 459/ mm3 (↑) GDS : 70- 100 mg/dl
GDS 482 mg/dl (↑) Natrium 135-145 mEq/L
Natrium 125 mEq/L (↓ Clorida 94-111 mEq/L
Chlorida 93 mEq/L (↓) Kalium : 3,5-5,0 mmol/l
Kalium : 3,6 mEq/l

c. Riwayat gizi Estimasi kebutuhan E total


 Asupan Energi 1800 kkal. Metode
Total Recall : 1972 kkal estimasi kebutuhan
(109%) dari estimasi berdasarkan AMB x AF x
kebutuhan E total Tingkat FS Tingkat kecukupan
Kecukupan E adl Cukup dikatakan defisiensi
 Asupan Protein : tingkat berat jika <80%
53,7 g (59%) dari estimasi (Depkes 1996) Tingkat
kebutuhan E total Tingkat kecukupan dikatakan
kecukupan protein kurang defisiensi tingkat berat jika
 Asupan Lemak : <80% dan jika >120%
78,8 g (157,6%) dari estimasi dinyatakan kelebihan
kebutuhan lemak asupan (Depkes 1996)
 Asupan KH : 83% Tingkat kecukupan
dari estimasi kebutuhan KH dikatakan defisiensi
tingkat berat jika <80%
dan jika >120%
dinyatakan defisit ringan
jika persentase 80 – 89%
(Depkes 1996)

d. Fisik dan klinis 120/80 mmHg Ada gangguan fisik dan


 Pasien BAK >10x pd 60 – 100x/menit klinis yaitu pucat, lemah,
mlm hr SMRS 36°C – 36,9°C keringat dingin dan
 Pasien tampak lemah, 16 – 20x/menit kepala pusing serta
pucat, keringat dingin klinis tidak stabil
dan kepala pusing
 Tekanan darah :
140/90 mmHg
 Nadi : 67x/menit
 Suhu : 36°C
 RR : 25x/menit

e. Riwayat personal
 Nama : Ny Nila
 Tgl lahir : 10
November 1986
 Umur : 35 tahun
 Jenis kelamin : P
 Suku :
 Pendidikan :
 Status Perkawinan :
Janda
 Kondisi : Bedrest
 Sosial budaya :
Tinggal bersama anak
perempuan yg sudah
menikah
 Pekerjaan : Penjual
Kelililing Agama : -
 Riwayat penyakit
sebelumnya : Tidak
ada
 Riwayat penyakit
keluarga : tidak ada
 Diagnosis medis : DM,
Hipertensi

RIWAYAT TERKAIT GIZI DAN MAKANAN (FH)

1. Pola makan ( Dibandingkan dengan kebutuhan sakit)

Energi Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)


(kkal)
Konsumsi 1972 53,7 78 244
Kebutuhan 1800 90 292 50
Tingkat 109 90 292 50
Konsumsi
(%)

B. DIAGNOSA GIZI

PROBLEM ETIOLOGI TANDA DAN GEJALA


1. Aupan lemak Kebiasaan mengkonsumsi Asupan lemak SMRS
berlebih ( NI.5.6.2) gorengan berlebih sebesar 78,8 g
dengan persen
kecukupan 157,6% dari
kebutuhan
2. Perubahan nilai lab Adanya gangguan fungsi Kadar GDS 482 mg/dl
terkait gizi endokrin
(NC.2.2)
3. Pengetahuan dan Belum pernah Pemilihan makanan
kepercayaan mendapatkan tentang yang salah seperti gemar
(NB.1.2) konseling gizi mengkonsumsi gorengan
.

C. RENCANA INTERVENSI GIZI

1. Jenis diet : Diet Diabetes Melitus 1300 kkal dan diet rendah natrium
2. Bentuk makanan : Makanan biasa
3. Cara pemberian : Oral
4. Frekuensi pemberian : 3x makanan utama, 2x selingan
5. Tujuan diet

Membantu penderita DM dlm memperbaiki kebiasaan hidup dan olahraga untuk


mendapatkan kontrol metabolik yg baik
Menurunkan kadar glukosa darah sewaktu agar mendekati normal
menghindari dan menangani komplikasi akut penderita DM
Menurunkan tekanan darah agar kembali normal
Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yg optimal

6. Prinsip diet : Tepat jumlah, Tepat jenis, Tepat jadwal, Rendah natrium

7. Syarat diet :

Energi diberikan sesuai kebutuhan 1238 kkal


Protein diberikan sesuai kebutuhan yaitu 62 g
Lemak diberikan sesuai kebutuhan yaitu 28 g
Karbohidrat diberikan sebanyak 186 g sesuai kebutuhan
Pemberian natrium sedikit dikurangi hingga 800 mg/hari atau setara ½ sdt
Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan
Cairan diberikan cukup 8 – 10 gelas / hari

8. Perhitungan kebutuhan zat gizi sebelum sakit

BB Adjusted = (67 – 45) x 0,25 ) + 45

= 50,5 kg

BMR = 655 + (9,6 x BBA) + ( 1,8 x TB ) – ( 4,7 x U )

= 655 + (9,6 x 50,5) + ( 1,8 x 150 ) – ( 4,7 x 35)

= 655 + 484,8 + 270 – 164,5

= 1245

TEE = BMR x fc akt x fc stres

= 1245 x 1,5 x 1 ( ringan)

= 2054 kkal
PROTEIN = 15% x TEE

= 15% x 2054 kkal/4

= 77 g

LEMAK = 20% x TEE

= 20% x 2054 kkal/9

= 45 g

KARBOHIDRAT = 65% x TEE

= 65% x 2054/4

= 333 g

Perhitungan Kebutuhan Sakit :

BMR wanita = 25 x Berat badan ideal (BBI)

= 25 x 45

= 1125

Factor Aktvitas = 20% ( ringan ) x 1125

= 225

Factor Stress = 10% x BMR

= 10% x 1125

= 112,5

Berat Badan = 20% x BMR

= 20% x 1125

= 225

TEE = BMR + Faktor Aktifitas + factor stress - Faktor Usia – BB

= 1125 + 225 + 112,5 – 0 - 225


= 1238 kkal

PROTEIN = 20% x TEE

= 20% x 1238 kkal/4

= 62 g

LEMAK = 20% x TEE

= 20% x 1238 kkal/9

= 28 g

KARBOHIDRAT = 60% x TEE

= 60% x 1238/4

= 186 g

Asupan ketika hasil berdasarkan recall 24 jam

Energy = 1972 kkal

Protein = 53,7 gram

Lemak = 78 gram

Karbohidrat = 244 gram

Persentase kebutuhan

%Kebutuhan energy = Asupan/kebutuhan x 100%


= 1972 kkal/1238 kkal x 100%
= 159% ( Lebih )
%Kebutuhan protein = Asupan/kebutuhan x 100%
= 53,7 g/ 62 g x 100%
= 86 % ( defisit ringan )
%Kebutuhan lemak = Asupan/kebutuhan x 100%
= 78 g /28 g x 100%
= 278 % (lebih)
%Kebutuhan karbohidrat = Asupan/kebutuhan x 100%
= 244 g / 186 g x 100%
= 131 % ( lebih )
9. Implementasi
 Bentuk makanan : makanan biasa
 Jumlah kebutuhan zat gizi : energy 1238 kkal, protein 62 g, lemak 28 g,
karbohidrat 186 g.
 Menu sehari

Menu BM UR Brt Energi Protein Lemak Kh


T (g) (kkal) (g) (g) (g)

Pagi Nasi Beras ¾ 100 65 1,2 0,1 14,3


gls
Pepes Ikan mas 1 50 40,5 5,8 1,8 0,0
ikan mas ptg
Sup tahu Tahu 1 110 53,6 8,9 5,3 2,1
ptg
Putih 1 sdt 5 2,5 0,5 0,0 0,1
telur
Jamur 1 55 14,9 1,2 0,3 2,8
btr
Toge ½ 50 30,5 3,3 1,7 2,4
gls
Minyak 1 sdt 5 43,1 0,0 5,0 0,0
Papaya Papaya 1 110 14,2 0,6 0,1 2,6
ptg
Air putih 1gls 100
Seling Pisang Pisang 2 100 138,0 0,9 10,4 11,5
an goreng kepok ptg
Siang Nasi Beras ¾ 100 65 1,2 0,1 14,3
gls
Sop Daging 1 50 120,4 12,4 9,0 0,0
daging sapi ptg
Wortel ¼ 30 5,7 0,3 0,0 1,2
gls
kentang ½ 30 27,9 0,6 0,0 6,5
gls
Minyak 1 sdt 5 43,1 0,0 5,0 0,0
Bacem Tempe 2 40 34,8 4,3 6,0 7,0
tempe ptg
kecap 2sd 10 6,0 1,0 0,0 0,6
m
Jus jeruk jeruk 1 gls 150 114,4 0,3 0,2 22,7
manis
Gula ½ 7 3,9 0,0 0,0 1,0
sdm
Seling Pure Pisang
an nuah
Maka nasi beras ¾ 100 65 1,2 0,1 14,3
n gls
mala
m
Ayam ayam 1bh 50 142,4 13,4 9,4 0,0
kecap
kecap 3 12 7,2 1,3 0,0 0,7
sdm
Sayur sawi ½ 20 1,4 0,2 0,0 0,2
sawi ikat
Tahu tahu 1bh 15 30,9 1,1 3,0 0,3
goreng
Air putih
Total 1395,8 70,2 35 155,8

10. Edukasi /konsultasi gizi


 Sasaran : Ny. Nila dan anak
 Tujuan : Untuk memberikan pengetahuan berkaitan dengan gambaran
umum tentang diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, sindrom metabolic
 Tempat : Ruang konsultasi gizi, ruang rawat inap
 Waktu : Pada saat kunjungan selama 30 menit
 Media : food model, daftar bahan makanan penukar (DBMP), leaflet.
 Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab
 Materi : Gambaran umum tentang diabetes mellitus, hipertensi, obesitas,
sindrom metabolik dan terapi diet DM 1300 dan rendah natrium

D. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

N MONITORING EVALUASI WAKTU


O
1 Asupan Daya terima pasien 80% dari Setiap hari
kebutuhan saat sakit 1238
kkal. Perubahan sikap dan
perilaku makan dan
ketaaatan diet
2 Antropometri Penurunan BB minimal 0,5-1 Setiap hari
kg/ minggu
3 Fisik klinis Menurunkan tekanan darah Setiap hari
agar kembali normal
4 Biokimia Perubahan hasil lab. Sesuai instruksi
dokter

Anda mungkin juga menyukai