Anda di halaman 1dari 10

RELIABILITAS

A. RELIABILITAS
1. Pengertian reliabilitas

Ruseffendi (2006:16) mengemukakan bahwa “realiabilitas suatu tes ialah ukuran


ketetapan test itu mengukur apa yang semestinya harus diukur”. Sedangkan menurut Muri
( 2014:242) realiabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu suatu
instrument penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang
berbeda”.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa reliabilitas dapat diartikan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten

2. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Realiabilitas


Banyak factor yang mempengaruhi realiabilitas instrument, tetapi di antara
factor itu lebih menonjol yaitu:
a. Konstruksi butir (soal) yang tidak tepat, sehingga tidak dapat mempunyai daya
pembeda yang kuat
b. Panjangnya suatu instrument akan dapat menurunkan realiabilitas suatu
instrument.
c. Penialaian yang subjektif pada subjektif pada waktu membuat scoring
d. Ketidaktepatan waktu yang disediakan dalam menyelesaikan suatu instrument
e. Tingkat kemampuan yang ada dalam kelompok itu
f. Panjangnya instrument yang diberikan makin panjang instrument itu makin
kurang telitilah dalam pengisiannya
g. Penyebaran kelompok responden

Faktor-faktor yang lain yang jugamempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi


diantaranya sebagai berikut :

a) Panjang tes,
Semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur. Ini menunjukkan dua kemungkinan yaitu:
1) Tes semakin mendekati kebenaran.
2) Dalam mengikuti tes semakin kecil siswa menebak. Berarti akan
semakin tinggi nilai koefisien reliabilitasnya.
b) Penyebaran skor,
Koefisien reliabilitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor
dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi
estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini terjadi karena posisi skor siswa secara
individual mempunyai kedudukan sama pada tes-retes lain, sebagai acuan.
c) Kesulitan tes,
Tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung
menghasilkan skor reliabilitas rendah. Fenomena tersebut akan menghasilkan
sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk tes yang
terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul pada sisi atas, misalnya 9
atau 10. Untuk tes yang terlalu sulit, skor jawaban siswa akan cenderung
mengumpul pada ujung sebaliknya, atau rendah. Dua gejala tersebut
mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan diantara individu adalah kecil
dan cenderung tidak relevan
d) Objektivitas,
Yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan
kompetensi sama, mencapai hasil sama. Ketika prosedur tes evaluasi memiliki
objektifitas tinggi, maka reliabilitas hasil tes tidak dipengaruhi oleh prosedur
teknik penskoran. Item tes skor objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi
petimbangan atau opini dari seorang evaluator.

3. Pengukuran Test Perolehan Reliabilitas


Menurut Rueffendi (2006:126-127) test perolehan test dapat diukur dengan:
a. Reliabilitas test-retest
Realiabilitas test-retest terjadi bila test itu dilakukan lagi setelah test pertama
dilakukan. Korelasi hasil kedua test itu dapat dipandang sebagai realibitas test itu.
Sudah pasti ada penambahan dari yang ditest itu ketika test kedua itu dilakukan
meskipun mungkin perubahannya kecil; sebab itu bertambah sesuai dengan
bertambahnya umur.
b. Reliabilitas test parallel
Test dapat dibuat dalam 2 bentuk yang parallel. Karena itu kedua tes itu
sesungguhnya dapat diselenggarakan pada saat yang bersamaan. Reliabilitas test
adalah tingkat kesesuaian dari kedua test itu.
c. Reliabilitas test tengahan
Test dibagi atas dua bagian yang berimbang, misalnya sebagian terdiri dari
nomor-nomor ganjil, sebagian lagi terdiri dari nomor-nomor genap. Korelasi dari
hasil kedua test bagian adalah reliabilitas tes itu.

3. Cara Menentukan Reliabilitas


a. Metode tes ulang (test- retest method)
Penentuan reliabilitas suatu instrument dengan metode ulangan ialah dengan
memberikan instrument yang sama kepada sejumlah subjek yang sama pada waktu
yang berbeda, tetapi dalam kondisi pengukuran yang relative sama. Kesukaran yang
sering ditemui yaitu menciptakan suatu kondid yang hamper sama dalam situasi yang
berlainan. Kondisi disini mencakup arti luas. Umpama waktu pagi dengan dore hari
akan memberikan kondisi yang berbeda, demikian juga dengan motivasi maupun
semangat subjek.
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk menentukan korelasi antara hasil
tes/instrument pertama dan hasil instrument yang sama dengan kedua kalinya. Salah
satu cara yang dapat digunakan ialah product moment correlation, apabila data yang
dihasilkan data interval. Adapun formula yang digunakan yaitu sebagai berikut:

rxy = ∑xy
√(∑ x2) (∑ y2)

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara skor X dan skor Y (tes pertama dan tes kedua)
∑xy = jumlah perkalian x dan y
∑x = jumlah deviasi dari X
∑y = jumlah deviasi dari Y
∑ x2 = jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor X dari rata-rata hitung X
∑ y2 = jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor Y dari rata-rata hitung Y
b. Metode belah dua (split half method)

Dalam pelaksanaannya, suatu instrument diberikan kepada sekelompok responden


kemudian skor yang didapat oleh masing-masing individu dibagi dua, artinya semua nomor
genap dijumlahkan skornya, demikian juga untuk nomor ganjil, sehingga seorang responden
mendapatkan dua kelompok nilai. Selanjutnya cari korelasi dari kedua kelompok itu untuk
masing-masing responden. Salah satu diantaranya dengan menggunakan “rank order
correlation” yang dikemukakan oleh Spearman. Apabila rumus ini yang dipakai berarti
instrument yang akan digunakan akan diubah menjadi data ordinal. Formula untuk rumus ini
yaitu:

Rho = 1 - 6∑ D2

N(N2-1)

(digunakan apabila N kecil)

Keterangan :

Rho (rs) = korelasi

N = jumlah subjek penelitian

D = perbedaan R1-R2

Apabila N besar gunakanlah formula lain seperti pearson product moment correlation.
Untuk dapat mengetahui reliabilitas instrument secara keseluruhan, maka pada langkah
berikutnya hendaklah dicari lagi korelasinya dengan menggunakan Spearman-Brown
formulka sebgaai berikut:

rxx = 2r X1X2

1+ r X1X2

Keterangan :

r X1X2 = korelasi skor genap dan ganjil

rxx = reliabilitas instrument secara keseluruhan

Contoh :

No Responden R1 R2 D (R1-R2) D2 (D2)


1. A 1 2 -1 1
2. B 3 1 2 4
3. C 4 3 1 1
4. D 6 5 1 1
5. E 7 8 1 1
6. F 8 6 2 4
7. G 9 7 2 4
8. H 2 9 -7 49
9. I 5 4 1 1
10. J 10 10 0 0
11. K 11 11 0 0
Jumlah 0 66

Korelasi menurut Spearman yaitu:

Rho = 1- 6 x 66

11(121-1)

= 1- 396

1320

= 1 – 0,30

= 0,70

Reliabilitas instrument yaitu:

rxx = 2 x 0,70

1+ 0,70

= 1,40

1,70

= 0,82

Dari koefisien reliabilitas diatas (0,82) dapat disimpulkan bahwa alat ukur tersebut cukup
reliabel.

Adapun pendapat Flangan kurang sependapat dengan Speraman Brown, yang


mengganggap bahwa varian untuk masing-masing kelompok sama, karena itu ia
menggunakan formula sebagai berikut:

rtt = 2
1- σ2 t + σ2 2
σ2 t
Keterangan :

rtt = korelasi keseluruhan

σ2 t = varian skor bagian pertama (add)

σ2 2 = varian skor kedua (ganjil)


σ2 t = varian keseluruhan skor

Disamping menggunakan formula diatas, konsistensi internal dapat pula diberi dengan
Gutmann dan Kuder-Richardson, formula KR20 sebagai berikut :
Rn = n
SD2t - ∑ pq

n-1 SD2 t

Keterangan :

rtt = koefisien reliabilitas kesuluruhan instrument

n = jumlah butir dalam keseluruhan instrument

SD t = standar deviasi dari keseluruhan instrument

p = proporsi jumlah responden (dalam persen) yang menjawab tiap butir dengan benar

q = proporsi jumlah responden (dalam persen) yang gagal menjawab tiap instrument

∑ pq = jumlah perkalian p dan q untuk semua butir

Adapun KR21 adalah sebagai berikut:


KR21 =
n
1 – M (n-M)
n-1
n SD2t

Atau
KR21 =
n σ2 t –npq
n-1 σ2 t

Contoh :

Mahasiswa sebanyak 10 orang diberikan ujian dari nomor 1 samapai nomor 6. Bentuk
ujiannya pilihan jamak. Hasilnya sebagai berikut:

No Kunci Jawaban Mahasiswa Proporsi


A B C D E F G H I J p q pq
Soal
1. c a b c c D c c c d c 0,6 0, 0,24
4
2. b a c c b B b b b d c 0,5 0, 0,25
5
3. a a a b b A a a a c a 0,7 0, 0,21
3
4. d d a b d D d d d d d 0,8 0, 0,16
2
5. c c c b c C c c c c d 0,8 0, 0,16
2
6. d d d a a D d d c c d 0,6 0, 0,24
4
∑pq 1,26

A B C D E F G H I J
Skor 2 1 0 2 3 3 3 2 1 2 ∑X
genap = 19
(X)
Skor 2 2 1 2 2 3 3 3 1 2 ∑Y
ganjil = 21
(Y)
X+Y 4 3 1 4 5 6 6 5 2 4
N = 10
M = ∑(X+Y) = 40 =4

N 10

∑X2 = 45 ∑Y2= 49 ∑(X+Y)2=184

184 ( 40 ) 2
Varians (SD2t) = -
10 10

18,4-16 =2,4

Jumlah item (n) = 6

6
KR20 =
6−1 2,4-1,26
2,4

1,14
1,2 x
2,4

1,2 x 0,475 = 0,57

6
KR21 = x
5 1- 4(6-4)
6 x 2,4

1,2 x
8
14,4

1,2 x (1-0,56)

1,2 x 0,44

0,528

KR21 lebih baik digunakan apabila tingkat kesukaran tidak jauh berbeda antara butir soal
yang terdapat dalam tes. Tetapi angka koefisien yang ditujukan oleh KR21 selalu lenih rendah.
Kalua tingkat kesukaran butir soal yang terdapat dalam ujian atau tes itu berbeda antara yang
satu dan yang lain maka sebaiknya digunakan KR20 bukan KR21.

c. Metode bentuk paralel (equivalent)


Yaitu dua buah tes yang mempunyai kesamaan, tujuan, tingkat kesukaran dan materi,
tetapi berbeda butir soal nya. Misalnya tes matematika seri A di cari reliabelnya dengan tes
matematika seri B. kedua soal tersebut di berikan kepada siswa yang sama dalam waktu yang
sama. Pelaksanaan nya bisa di lakukan dengan waktu yang berselang seling. Skor yang di
dapat dengan tes seri A di korelasikan dengan skor yang di dapat dengan tes seri B. indeks
korelasi yang di dapat dengan cara ini adalah koefisien ekuivalen.

Pencarian reliabilitas tes dengan metoda paralel dan tes ulang dapat di gunakan kedua
macam rumu produk moment. Sedangkan untuk metoda belah dua mencari reliabelitas tes
dengan produk moment hasilnya baru berarti setengah reliable dan harus dilanjutkan dengan
pencarian korelasi keseluruhan tes dengan menggunakan rumus:

2..r ½ ½
r11=___________
[1+r ½ ½ ]
Keterangan:
r11= reliabilitas seluruh tes
r ½ ½ = reliabilitas ½ dari tes, yaitu reliable yang sudah di cari dengan rumus
produk moment.

kriteria tingkat reliabiitas tes sama dengan criteria yang di gunakan pada criteria
validitas tes.
DAFTAR PUSTAKA
Muri, Yusuf. 2014. Metode Penelitian. Jakarta : Prenamedia Group
Ruseffendi.2006. Pengantar Kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam
mengajar matematika. Jakarta : PT. Tarsito
Sudiyono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pt raja Grafindo Persada
Sugiyono,. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : pendekatan kualitatif. Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai