Disusun Oleh :
Mei Safaruddin Azhari / 2020710128
M.Zulfa Fatkhur Rahman / 2020710123
M.Noor Maulana Ilham / 2020710120
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Ibu Lutfiatun Nikmah, M.S.I selaku dosen kami dalam Mata Kuliah Ulumul Hadits
dan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mempelajari hadits merupakan ilmu pengetahuan yang penting dalam kehidupan kita, karena
hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.
Pada masa permulaan Islam, umat Islam belum mengenal adanya ulumul hadits atau ilmu
hadits. Hal ini mungkin dikarenakan fokus perhatian umat Islam pada waktu itu masih terpecah
antar dakwah dan pendalaman Al-Qur’an.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, terutama setelah bermunculan hadits- hadits palsu
barulah perhatian umat Islam terhadap hadits Nabi meningkat pesat. Ini ditandai dengan
munculnya beberapa ulama yang mulai melakukan penghimpunan hadits serta mulai merintis
ilmu – ilmu yang berkaitan dengan hadits. Ilmu ini kemudian berkembang dari masa ke masa
sampai zaman sekarang.
1.Rumusan Masalah
2.Apa pengertian Ulumul Hadits?
3.Apa saja cabang-cabang Ulumul Hadits?
BAB II
PEMBAHASAN
Pada perkembangannya, oleh ulama mutaakhirin, ilmu hadits ini dipecah menjadi dua, yaitu
Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah.
Obyek ilmu Hadits Riwayah ialah bagaimana cara menerima, menyampaikan kepada orang
lain, dan memindahkan atau mendewankan.
Adapun faedah mempelajari ilmu Hadits Riwayah adalah untuk menghindari adanya penukilan
yang salah dari sumbernya yang pertama, yaitu Nabi SAW.
Objek pembahasan ilmu hadits dirayah yaitu keadaan para perawi dan marwinya.
Maksud dari keadaan perawi adalah menyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabi’at, dan
keadaan hapalnnya, maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad.
Keadaan marwi, yaitu dari sudut kesahihan dan kedaifannya, maupun dari sudut lain yang
berkaitan dengan matan.[2]
6.Ilmu Gharibul-Hadits
Yaitu ilmu yang membahas dan menjelaskan Hadis Rasulullah SAW yang sukar di ketahui dan
di pahami orang banyak karena telah berbaur dengan bahasa lisan atau bahasa Arab pasar.
Atau ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadis yang sukar
diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
1. Hadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, berupa
perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya.
2. Atsar ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW.
3. Taqrir ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan, tidak mengadakan
sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para
sahabat di hadapan beliau.
4. Sahabat ialah orang yang bertemu Rasulullah SAW dengan pertemuan yang wajar
sewaktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan
islam.
5. Tabi’in ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar,
dan dalam keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam.
6. Matan ialah lafadz hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW, atau disebut juga
isi hadits.[4]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ulumul Hadis adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan Hadis Nabi SAW.Ilmu
Hadis Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara periwayatan, pemeliharaan, dan
penulisan atau pembukuan Hadis Nabi SAW. Objek kajiannya adalah Hadis Nabi SAW dari segi
periwayatan dan pemeliharaannya.Ilmu Hadis Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang
kumpulan kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marwi dari
segi di terima atau di tolaknya.
– Ilmu Gharibul-Hadits
– Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadis
DAFTAR PUSTAKA