Anda di halaman 1dari 3

Resume Bab 11 : Alliance and Relationship

Alliances

 Globalitation
Bisnis semakin mampu, atau bahkan terpaksa, untuk bersaing dalam skala dunia. Aliansi
dan usaha patungan adalah sarana untuk menjawab tantangan ini. Memperpendek siklus
hidup produk, globalisasi teknologi, dan perubahan politik berarti dunia menjadi tempat
yang lebih kecil dengan lebih banyak peluang/kebutuhan untuk kolaborasi. Misalnya, suku
cadang dan komponen dapat diperoleh dari seluruh dunia, atau organisasi sekarang dapat
lebih mudah mencari mitra untuk mendistribusikan produk mereka di pasar yang
sebelumnya tidak dapat diakses. Inisiatif bersama memberikan akses ke keahlian dan
kontak di pasar lokal dan sangat membantu proses masuk pasar.
 Aset dan kompetensi:
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, ada pengakuan bahwa organisasi tidak dapat benar-
benar efektif di semua kegiatan. Langkah menuju 'penurunan ukuran' telah membuat
organisasi berkonsentrasi pada kegiatan inti dan mengontrakkan kegiatan yang tidak
penting. Selain itu, biaya (ditambah kekurangan keterampilan) yang terkait dengan
pengembangan produk dapat memfasilitasi aktivitas bersama
 Risk
Kolaborasi sering lahir dari kebutuhan untuk mengurangi risiko. Komitmen keuangan
semata-mata mungkin begitu besar sehingga pendekatan konsorsium diperlukan untuk
menyebarkan risiko keuangan di sejumlah peserta. Strategi 'go-it-alone' dapat
menimbulkan risiko lain. Usaha koperasi dapat mempromosikan standar industri dan
praktik umum.
 Pembelajaran dan inovasi:
Usaha kolaboratif adalah peluang besar untuk belajar dan berinovasi. Alih teknologi dan
keterampilan seringkali penting dalam menghasilkan manfaat komersial yang berarti.
Memang, Morrison dan Mezentseff (1997) menghubungkan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan (dihasilkan melalui usaha kolaboratif) secara langsung dengan pembelajaran
dan transfer pengetahuan
BAB 3 :
1. Budaya
 Menurut Tylor budaya adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian , moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Francis, 1965).
 Menurut Clifford Geetz, kebudayaan merupakan sistem keteraturan dari makna dan
simbol-simbol. Simbol tersebut kemudian diterjemahkan dan diinterpretasikan agar dapat
mengontrol perilaku, sumber-sumber ekstrasonik, informasi, menetapkan individu,
pengembangan pengetahuan, hingga cara bersikap (Kristina, 2021).
2. Antropologi
Menurut Edward B. Tylor, antropologi merupakan studi ilmu yang mempelajari
perkembangan kebudayaan manusia dari sederhana hingga kompleks. Menurut Edward B
Tylor, ada 3 tahap utama evolusi yang dilalui oleh manusia yaitu tahap liar, biadan, dan
peradaban (Nurmansyah, 2019).

BAB 5 :
1. Organisasi Iceberg
Sebagai metafora untuk budaya organisasi, bagian dari gunung es di atas permukaan adalah
budaya yang terlihat, termasuk hal hal seperti visi, misi, dan nilai-nilai yang dinyatakan,
bagan organisasi, kebijakan, dan prosedur serta proses formal. Ketika melihat bagian
bawah dari gunung es tersebut dapat ditemukan petunjuk berupa norma, aturan tak tertulis,
asumsi bersama, diambil untuk kepercayaan , workarounds proses dan sebagainya. Apa
yang di atas permukaan tidak selalu konsisten dengan apa yang ada di bawah. Itulah yang
dibawah permukaan yang benar benar mendukung atau menghambat budaya organisasi
dan kemampuan untuk berinovasi.
 Artifact struktur, bentuk dan proses yang bisa dilihat secara kasat mata, dirasakan
langsung dan didengar oleh organisasi
 Mengungkapkan nilai-nilai strategi, tujuan dan filosofi organisasi
 Asumsi yang mendasari pikiran, yaitu berupa perasaan, pikiran, keyakinan yang
diketahui atau tidak disadari sebagai nilai-nilai utama dan tindakan dari anggota
organisasi.

BAB 11 :
1. BCG Matrix
BCG Matrix adalah kerangka yang digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis kinerja
berbagai produk mereka dan untuk pengambilan keputusan. Perusahaan dengan portofolio
produk yang sangat besar memiliki satu masalah utama – Produk mana yang akan
digunakan untuk menghasilkan uang dan produk mana yang akan mengeluarkan uang?
Pertanyaan ini bisa dijawab oleh BCG Matrix (Putra, 2012).
2. McKinsey 7S Framework
Kerangka 7S dari McKinsey atau yang lebih dikenal dengan McKinsey 7S Framework
adalah sebuah model manajemen untuk melihat seberapa efektif organisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkannya. Selain itu, fokus perusahaan akan mempengaruhi
tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor 7S ini dari waktu ke waktu.
3. Product Life Cycle
Product Life Cycle adalah proses perjalanan dari penjualan dan keuntungan produk selama
masa hidupnya, mulai produsen mengenalkan dan memasarkan produknya hingga produk
tersebut tergantikan oleh produk sejenis yang lebih user-friendly, canggih dan terbaru.
Keberlangsungan suatu produk biasanya diukur dari tingkat penjualan dan laba yang diraih
oleh produk tersebut. Adapun 4 tahapan dalam Product Life Cycle, yaitu diantaranya:
 Tahap Perkenalan , yaitu suatu periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat
produk itu diperkenalkan
 Tahap Pertumbuhan, suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan
laba yang besar
 Tahap Kedewasaan, suatu periode penurunan penjualan karena produk tersebut itu
telah diterima oleh sebagian besar pembeli. Laba akan stabil atau menurun karena
persaingan meningkat
 Tahap Penurunan, periode saat penjualan menunjukan arah yang menurun dan laba
yang menipis

Anda mungkin juga menyukai