Anda di halaman 1dari 8

2019

ANALISIS USAHA TANI

AREN

MARLINA PASARIBU, S. Hut


PENYULUH KEHUTANAN

UPTD KPHP BUNGO UNIT II DAN III


DINS KEHUTANAN PROVINSI JAMB
2020I
Pendahuluan
Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon
yanh dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hamper semua bagian atau
produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi, tanaman
ini kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-
sungguh oleh berbagai pihak.
Selama ini pemenuhan akan permintaan bahan baku industri yang berasal dari
bagian-bagian pohon aren, masih dilayani dengan mengendalikan tanaman aren yang
tumbuh liar (tidak ditanam orang). Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan,
misalnya akar ( untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan), Ijuk (untuk
kerpeluan bangunan), daun (kususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok).
Demikian pula hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan dan minuman.
Permintaan produk-produk yang dihasilkan dari tanaman ini akan selalu meningkat
sejalan dengan perkembangan pembangunan yang ada. Oleh karena itu penanaman atau
pembudidayaan tanaman aren mempunyai harapan atau prospek yang baik dimasa datang.
Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu :
Arenge pinata (Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan
Arenge ambcang Becc. Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya
adalah arenge piñata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.
Aren merupakan salah satu tanaman yang akan dijadkan komuditas unggulan pada
KPHP Bungo Unit II dan III hal ini sesuai dengan RPHJP Wilayah KPHP Bungo Unit II.
Pemilihan komuditas aren dikarenakan komuditas aren cukup digemari oleh petani di
wilayah sekitar kawasan wilayah kerja KPHP Bungo selain itu kemampuan adaptasi aren
terhadap kondisi lahan yang kurang produktif merupakan solusi dalam kegiatan rehabilitasi
lahan disekitar kawasan hutan.

Pengenalan Tanaman Aren


A. Bentuk Pohon, Bunga dan Buah
Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). BAtangnya tidak berduri, tidak
bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm.
Tanaman ini hamper mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya,, jika pohon kelapa
batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini
sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua
sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering
ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan.
Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian daun panjangnya
dapat mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lapisan lilin.

B. Penyebaran dan Syarat Tumbuh


Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20º LU - 11ºLS yaitu
meliputi : India, Srilangka, Banglades, Burma, Thailand, Laos, Malaysia, Indonesia,
Vietnam, Hawai, Philipina, Guam dan berbagai pulau disekitar pasifik. (Burkil, 1935);
Miller, 1964; Pratiwi (1989).
Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hamper diseluruh wilayah
Nusantara, khususnya di daerah perbukitan dan lembah.
Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-
Sunanto, 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi
aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat
tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik
pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah
hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan
Ferguson.

C. Nama-nama Daerah
Aren (Arrenge pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : bakjuk/bakjok
(Aceh), pola/paula (Karo), bagot (Toba), agaton/bargat (Mandailing),
anau/neluluk/nanggong (Jawa), aren/kawung (Sunda), hanau (dayak,Kalimantan), Onau
(Toraja, Sulawesi), mana/nawa-nawa (Ambon, Maluku).

D. Kegunaan Pohon Aren.


Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai konservasi, maupun fungsi
produksi yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.
a. Fungsi Konservasi
Pohon aren dengan perakaran yang dangkal dan melebar akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan daun yang cukup lebat dan
batang yang tertutup dengan lapisan ijuk, akan sangat efektif untuk menahan turunnya
air hujan yang langsung kepermukaan tanah. Disamping itu pohon aren yang dapat
tumbuh baik pada tebing-tebing, akan sangat baik sebagai pohon p[encegah erosi
longsor.
b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh miulai dari akar, batang, daun, bunga
dan buah. Di Jawa akar aren digunakan untuk berbagai Obat Tradisional (Heyne, 1927;
Dongen, 1913 dalam Burkil 1935). Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat
digunakan sebagai obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru.
Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada
pula yang digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat
menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam
pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem (Miller, 1964). Sedangkan
ujung batang yang masih muda (umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai
sayur mayor (Burkil, 1935).
Daun muda, tulang daun dan pelapah daunnya, juga dapat dimanfaatkan untuk
pembungkus rokok, sapu lidi dan tutup botol sebagai pengganti gabus. Tangkai bunga
bila dipotong akan menghasilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan
dapat diolah menjadi gula aren atau tuak (Steenis et.al., 1975). Buahnya dapat diolah
menjadi bahan makanan seperti kolang-kaling yang banyak digunakan untuk campuran
es. Kolak atau dapat juga dibuat manisan kolang-kaling.

Produk – Produk Aren


A. Jenis Hasil
Seperti telah diuraikan di muka, hamper semua bagian dari pohon aren dapat
dimanfaatkan atau menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi.
Jenis produk yang dihasilkan dari pohon aren yaitu sebagai berikut :
 Ijuk sebagai bahan baku pembuatan peralatan keperluan rumah tangga.
 Nira sebagai bahan baku gula merah, tuak, dan cuka.
 Kolang-kaling yang dihasilkan dari buah pohon aren.
 Tepung aren sebagai bahan baku pembuatan sabun, mie, dawet (cendol).
 Batang pohon sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.

B. Pemungutan Hasil
Ijuk
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai
dengan tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi
ijuknya kecil. Demikian pula, pohon yang mulai berbunga kualitas dan hasil ijuknya
tidak baik.
Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun,
kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan
menggunakan parang dari tempat ijuk itumenempel.
Lempenganlempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih
mengandung lidi-lidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk
dengan menggunakan tangan. Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran
dan ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir kawat. Ijuk yang sudah
dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk
dll.

Nira
Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan
maupun bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat
menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu,
biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan bunga jantan.
Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
 Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung
sarinya sudah banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika disebelah
batang pohon aren, permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh
tepungsari yang jatuh.
 Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul serta mengayun-
ayunkannya agar dapat memperlancar keluarnya nira.
Pemukulan dan pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga minggu dengan
selang dua hari pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.
Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun
tersebut sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menorah
(dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan
nira maka bunga jantan sudah siap disadap.
Penyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang
ditoreh. Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo sebagai
penampung nira yang keluar.
Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada setiap
penggantian bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan dengan
maksud agar saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar dengan
lancer.
Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3 – 4
bulan sampai tandan mongering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi gula aren,
tuak, cuka dan minuman segar.

Tepung aren
Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren dengan
proses sebagai berikut :
 Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung pati/tepungnya dengan
cara :
 Umur pohon relative muda (15 – 25 tahun)
 Menancapkan kampak atau pahat ke dalam batang sedalam 10 – 12 cm
pada dari ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah.
 Periksa ujung kampak atau pahat tersebut apakah terdapat tepung/pati
yang menempel.
 Apabila terdapat tepung/pati, tebang pohon aren tersebut.
 Potong batang pohon yang sudah ditebang menjadi beberapa bagian sepanjang
1,5 – 2,0 m.
 Belah dan pisahkan kulit luar dari batang dengan empelurnya.
 Empelur diparut atau ditumbuk, kemudian dicampur dengan air bersih
(diekstraksi).
 Hasil ekstraksi diendapkan semalaman (±12 jam) dilakukan pemisahan air
dengan endapannya. Lakukan pencucian kembali dengan air bersih dan
diendapkan lagi, sampai menghasilkan endapan yang bersih
 Hasil endapan dijemur sampai kering.
Tepung aren dapat dipergunakan sebagai bahan baku seperti mie, soun, cendol, dan
campuran bahan perekat kayu lapis.
Kolang Kaling
Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap
buah aren mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengah masak, kulit biji
buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih
agak bening dan lembek, endosperm inilah yang diolah menjadi kolang-kaling.
Adapun cara untuk membuat kolang-kaling :
 Membakar buah aren dengan tujuan agar kulit luar dari biji dan lender yang
menyebabkan rasa gatal pada kulit dapat dihilangkan. Biji-biji yang hangus,
dibersihkan dengan air sampai dihasilkan inti biji yang bersih.
 Merebus buah aren dalam belanga/kuali sampai mendidih selam 1-2 jam.
Dengan merebus buah aren ini, kulit biji menjadi lembek dan memudahkan
untuk melepas/memisahkan dengan inti biji. Inti biji ini dicuci berulang-ulang
sehingga menghasilkan kolang-kaling yang bersih.
 Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik )bersih dan kenyal) inti biji
yang sudah dicuci diendapkan dalam air kapur selama 2 – 3 hari. Setelah
direndam dlam air kapur, maka kolang-kaling yang terapung inilah yang siao
untuk dipasarkan.
Kegunaan Pohon Aren
Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai konservasi,
maupun fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai
nilai ekonomi.
c. Fungsi Konservasi
Pohon aren dengan perakaran yang dangkal dan melebar akan sangat
bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan
daun yang cukup lebat dan batang yang tertutup dengan lapisan ijuk, akan
sangat efektif untuk menahan turunnya air hujan yang langsung
kepermukaan tanah. Disamping itu pohon aren yang dapat tumbuh baik pada
tebing-tebing, akan sangat baik sebagai pohon p[encegah erosi longsor.
d. Fungsi Produksi
Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh miulai dari akar, batang,
daun, bunga dan buah. Di Jawa akar aren digunakan untuk berbagai Obat
Tradisional (Heyne, 1927; Dongen, 1913 dalam Burkil 1935). Akar segar
dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai obat sembelit, obat
disentri dan obat penyakit paru-paru.
Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga
dan ada pula yang digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam
dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai
bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem
(Miller, 1964). Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang
rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayor (Burkil, 1935).
Daun muda, tulang daun dan pelapah daunnya, juga dapat dimanfaatkan
untuk pembungkus rokok, sapu lidi dan tutup botol sebagai pengganti gabus.
Tangkai bunga bila dipotong akan menghasilkan cairan berupa nira yang
mengandung zat gula dan dapat diolah menjadi gula aren atau tuak (Steenis
et.al., 1975). Buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan seperti kolang-
kaling yang banyak digunakan untuk campuran es. Kolak atau dapat juga
dibuat manisan kolang-kaling.

Nilai EKonomi Aren


Pohon aren  yang ditanam dengan jarak tanam 4 x 8 dan dirawat dengan baik, akan mulai
berproduksi pada umur 7-8 tahun. Panjangnya masa produksi rerata juga selama 7-8 tahun.
Artinya, pohon aren akan mati secara otomatis pada umur 14-16 tahun.
Satu pohon aren yang tumbuh di dataran rendah, akan menghasilkan rerata 10 liter nira,
yang sesudah dimasak akan menjadi 1,2 kg gula aren. Bila ia tumbuh di datarn tinggi, maka
hasilnya bisa dua kali lipat.
Menyadap aren untuk dijadikan gula, dilakukan pagi dan sore hari. Dua kali sehari. Setiap
hari.
Satu tandan jantan yang disadap, akan habis dalam masa 2,5-4 bulan, tergantung keahlian
dan kesabaran si penyadap. Setelah itu biasanya pohon aren akan mengeluarkan tandan
baru lagi, di bawah tandan lama yg sudah habis disadap. Lamanya waktu hingga tandan
baru itu dapat disadap sekitar 3 bulan. Karena itulah kami menghitung produksi kebun aren
dengan hitungan 50 persen.
Misalkan Anda punya 200 pohon aren dalam lahan seluas 6.400 m2, atau sama dengan 16
rante (1 ha = 25 rante). Perhitungan hasil produksinya menjadi :
200 pohon x 50% x 1,2 kg gula x rp.18.000 = rp.2.160.000/hari.
Dikurangi biaya pekerja dan biaya produksi, maksimal 50% = rp.2.160.000 : 2 =
rp.1.080.000/hari, penghasilan bersih.
Maukah Anda berpenghasilan rp.1 juta perhari?
Tanamlah 200 pohon aren.
Bagaimana dengan masa tunggu setelah pohon ini mati nantinya?
Masa tunggu ke dua bisa diminimalisir, caranya adalah dengan menanam kembali aren di
sela tanaman lama saat tanaman lama mulai berproduksi. Sistem plant inter planting. Cara
ini sudah lama diterapkan di perkebunan kelapa sawit. Dengan cara ini, masa tunggu kedua
bisa nihil, atau paling lama cuma setahun.

PENUTUP
Usaha pengembangan atau pembudidayaan tanaman aren di Indonesia sangat
memungkinkan. Disamping masih luasnya lahan-lahan tidak produktif, juga dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri atas produk-produk yang berasal dari
tanaman aren, sekaligus meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani tanaman aren dan
dapat pula ikut melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai