OLEH
KARTIKA DEWI
140521017
Kartika Dewi
NIM. 140521017
Penguji I Penguji II
Pembimbing
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja
benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kartika Dewi
NIM. 140521017
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi kerja
dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA MEDAN. Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner dan dilaksanakan pada karyawan PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA MEDAN. Sampel yang digunakan sebanyak 58
responden dari keseluruhan populasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa disiplin
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
The research aims to examine and analyze the influence of work motivation and
work discipline toward the performance of employee in PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA MEDAN. Data collected through distribution of
questionnaires and it is implemented to PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR
CABANG UTAMA MEDAN employees. He samples used were 58 respondents
from the general population. Analysis result demonstrates that motivation has a
positive influence towards the employee performance and work discipline has a
positive influence towards employee performance.
ii
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan tuntunanNya yang tiada berkesudahan kepada peneliti
Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT.
skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk dapat menyelesaikan
Skripsi ini, tentunya tidak dapat terlepas dari segala hambatan dan kesulitan yang
peneliti hadapi. Namun berkat Tuhan skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih
peneliti ucapkan yang teristimewa bagi kedua orang tua peneliti, Cipta Dharma dan
Sukimi yang selalu memberikan pengarahan, semangat, doa dan kasih sayang
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA, dan Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi,
4. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing, saya
iii
penyelesaian skripsi ini. Begitu juga kepada Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si dan
Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si, selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding yang
telah membantu peneliti dalam memberikan saran dan kritik yang membangun
5. Ibu Lusiana Andayani selaku Kepala Sesi Personalia, saya ucapkan terima
6. Kepada My Sis & Bro Kak Tika, Yoan, Bang Kiki dan Heri yang memberikan
Husna,dan tidak lupa juga Poppy, Sarah dan teman lainnya yang tak dapat
disebutkan satu per satu disini, peneliti pun turut mengucapkan terima kasih
atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti sehingga skripsi
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu peneliti
menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
Kartika Dewi
140521017
iv
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 8
2.1 Kinerja .......................................................................... 8
2.1.1 Kriteria Kinerja ................................................. 10
2.1.2 Indikator Kinerja ............................................... 11
2.2 Disiplin Kerja................................................................ 11
2.2.1 Tujuan Disiplin Kerja ....................................... 13
2.2.2 Indikator Disiplin Kerja .................................... 14
2.3 Motivasi Kerja .............................................................. 18
2.3.1 Tujuan Motivasi Kerja ...................................... 21
2.3.2 Azas-azas Motivasi Kerja ................................. 22
2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................... 23
2.5 Kerangka Konseptual.................................................... 25
2.5.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan .......................................................... 25
2.5.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan .......................................................... 26
2.6. Hipotesis ....................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 28
3.1 Jenis Penelitian ............................................................. 28
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian...................................... 28
3.3 Batasan Operasional ..................................................... 28
3.4 Defenisi Operasional Variabel...................................... 28
3.5 Skala Pengukuran Variabel........................................... 30
3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian ................................... 30
3.6.1 Populasi............................................................. 30
3.6.2 Sampel............................................................... 31
3.7 Jenis Data...................................................................... 31
3.8 Metode Pengumpulan Data........................................... 32
3.9 Uji Validitas Dan Uji Realibilitas................................. 32
vi
vii
viii
ix
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini dunia usaha tidak lagi dibatasi oleh sekat – sekat
jangkaunnya. Dalam kondisi seperti ini dunia usaha dihadapkan pada suatu
kompetisi yang sangat ketat. Karena hanya perusahaan dengan kondisi yang
“prima” yang dapat bertahan dan bersaing dalam dunia usaha yang kompetitif ini.
peran penting dalam mencapai tujuan dari suatu perusahaan. Departemen sumber
harus dapat mengelola potensi – potensi karyawan agar dapat mendorong kinerja
Salah satu peran penting dari departemen sumber daya manusia yaitu
1
Universitas Sumatera Utara
2
waktu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengelola potensi,
kesempatan dan faktor – faktor yang dapat mendorong kinerja para karyawan di
suatu perusahaan.
PT. TASPEN (Persero) KCU Medan secara rutin di setiap tahunnya selalu
KCU Medan menerapkan SDM berbasis kompetensi dengan beberapa faktor yang
TASPEN (Persero) KCU Medan. Terdapat lima indikator yang harus dimiliki
Kualitas, dan Ketelitian Kerja, (4). Berorientasi kepada Kepuasan Pelanggan, dan
(5). Empati.
Tabel 1.1
Data Penilaian Kinerja Tahun 2016
Target Persentase
No. Key Performance Indicators
Tetapan Pencapaian
1. Integritas 90%-100% 80%
2. Semangat Berprestasi. 90%-100% 83%
Perhatian terhadap Kejalasan Tugas,
3. 90%-100% 85%
Kualitas dan Ketelitian Kerja.
Berorientasi kepada Kepuasan
4. 90%-100% 92%
Pelanggan
5. Empati 90%-100% 90%
Sumber : PT. TASPEN (Persero) KCU Medan
penilaian kinerja di PT TASPEN Kantor Cabang Utama Medan, dari data tersebut
dapat dilihat dari sub bagian kompetensi wajib yaitu, integritas, semangat
berprestasi, perhatian pada kejelasan tugas, kualitas dan ketelitian kerja, yang mana
Salah satu potensi karyawan yang penting dalam mendorong kinerja adalah
mengerjakan tanggung jawabnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Latainer bahwa disiplin merupakan kekuatan yang ada
sehat dan seimbang karena setiap karyawan menjalankan peran, fungsi dan
tanggungjawabnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Karyawan yang disiplin juga
akan bekerja secara efektif dan efisien sehingga terhindar dari pemborosan waktu
dan energi. Untuk itu, suatu perusahaan yang memiliki kedisiplinan tinggi tentu
akan lebih mudah untuk mencapai tujuannya karena sistem atau aturan yang berlaku
Tabel 1.2
Daftar Kehadiran Karyawan
Periode September – Desember 2016
No. Keterangan Sept Okt Nov Des
1. Terlambat 30 27 30 28
2. Pulang Cepat 1 1 3 2
Sumber : Data yang diolah PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN
Dari data diatas bisa dilihat tingkat kedisiplinan karyawan cukup rendah
karyawan, pulang cepat pada bulan September dan Oktober sebanyak 1 karyawan,
November 3 karyawan dan desember 2 karyawan, dan izin 1 karyawan pada bulan
Oktober dan 2 karyawan pada bulan Desember. Karyawan masuk kantor paling
lambat pukul 07.45, jika terlambat dari menit pertama sampai satu jam maka
Potensi lain yang tidak kalah penting yaitu motivasi para karyawan.
Karyawan suatu perusahaan yang memiliki motivasi kerja tentu kinerjanya akan
lebih baik. Motivasi kerja penting agar karyawan tidak mudah menyerah dan terus
tanggung jawab kerjanya. Hal ini sesusai dengan pernyataan Robbins bahwa
(2010) juga menunjukkan hal yang sama yaitu motivasi mempunyai pengaruh
positif terhadap kinerja karyawan. Studi terdahulu ini menunjukkan bahwa motivasi
merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
tinggi tentu akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sementara karyawan dengan motivasi rendah cenderung malas untuk bekerja optimal.
dalam diri karyawan untuk melakukan sesuatu demi memperoleh apa yang menjadi
kebutuhan karyawan dan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Hasil wawancara
bahwa terdapat indikasi belum optimalnya kinerja dari karyawan PT. Taspen
PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN dapat dilihat dari sikap yang diperlihatkan
insentif yang diterima tidak sesuai dengan porsi kerja karyawan, adanya pegawai
substansi dari tugas tersebut dan penghargaan yang minim dari pimpinan.
menentukan jalannya peran, fungsi dan tujuan yang ada di perusahaan. Kedisiplinan
itu, motivasi dapat menentukan sejauh mana karyawan mau berusaha dan bekerja
Penelitian ini secara khusus akan menelaah pengaruh disiplin dan motivasi
Namun demikian, penelitian yang mengkaji tentang kinerja karyawan tetap saja
menarik mengingat kinerja merupakan hal yang penting bagi keberlagsungan suatu
perusahaan. Perlu juga diingat bahwa karyawan sebagai manusia dan masyarakat
memiliki sifat yang dinamis. Oleh karena itu, mengkaji kinerja karyawan tidak akan
bisa berhenti pada suatu titik karena bisa saja berubah sesuai dengan kondisi sosial
atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja
KCU MEDAN”.
Studi ini akan fokus untuk mengkaji pengaruh disiplin kerja dan motivasi
terhadap kinerja karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan. Untuk itu, studi
ini akan menjabarkan indikator dari kedisiplinan dan motivasi serta kinerja dari
1. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap
3. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan
1. Bagi Instansi
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Akademik
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Sulistyani dan Rosidah,
2009:223). Menurut Bernardin & Russell dalam Sulistyani dan Rosidah (2009:224)
kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu
atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Pengertian kinerja
bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian
kerja”. Motif berprestasi adalah suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik – baiknya
agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya
tujuan.
5. Memanfaatkan umpan baik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukan.
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang di tuangkan melalui
karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk
kelompok dalam suatu kegiatan organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu
(Tika, 2008:121).
pemegang jabatan, suatu tim, dan suatu unit kerja. Secara bersama-sama dimensi
itu merupakan harapan kinerja yang berusaha dipenuhi individu dan tim guna
mencapai strategi organisasi. Menurut Schuler dan Jackson 2004 (dalam Harsuko
Jenis kriteria ini memusatkan diri pada bagaimana seseorang, bukan apa yang
ditekanya produktivitas dan daya saing internasional. Kriteria ini berfokus pada
apa yang telah dicapai atau dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu dicapai
atau dihasilkan.
kemampuan karyawan.
Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk
Rivai (2013:825) berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
Rivai (2013:825):
disipliner.
ditetapkan, perlu adanya disiplin kerja yang baik dari anggota organisasi yang
diberikan kepadanya”. Karena hal ini akan mendorong semangat kerja dan
suatu organisasi karena tanpa dukungan disiplin maka organisasi akan sulit dalam
dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan
Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai yang menjadi sarana
untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa menunjukkan kinerja yang baik,
perilaku dan pola kehidupan yang baik. Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau
ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah. Maka dari itu fungsi disiplin kerja
adalah sebagai pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin didalam
Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu usaha dari
yang telah dibuat untuk dipenuhi oleh setiap pegawai tanpa terkecuali.
mudah. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi. Veithzal Rivai
2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak
akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang
3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung
selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu
sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini
Karyawan yang mempunyai sikap disiplin kerja yang tinggi akan merasa
riskan untuk meninggalkan pekerjaan jika belum selesai, bahkan akan merasa
senang jika dapat menyelesaikan tepat waktu, dia mempunyai target dalam
yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Pekerjaan yang dilakukan karyawan yang
fasilitas pekerjaan. Selain itu, seorang karyawan yang mempunyai disiplin kerja
tidak hanya itu saja, dia juga selalu menunjukkan kreativitas dalam bekerja
skala prioritas waktu luang secara efisien dan membuat rencana kerja.
Kreativitas dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari yang tidak ada
menjadi ada, sedangkan inisiatif adalah daya inspirasi yang ada dalam diri
seseorang karyawan yang bekerja dengan penuh kreatif dan inisiatif dan
mempunyai hasrat untuk mengubah hal – hal disekitarnya menjadi lebih baik,
mempunyai kontribusi positif dalam lembaga, siap mencoba hal yang baru dan
loyalitas kepada lembaga tempat dimana ia bekerja, tanggung jawab yang ada
akan senang dan sukarela tunduk pada peraturan, menjunjung tinggi nama baik
Tingkah laku sopan adalah sikap terpuji yang harus dimiliki oleh seorang
salam, menyapa, dan selalu santun dalam bekerja. Selain itu pegawai yang
sopan akan selalu merasa segan kepada pimpinan, menghormatinya, dan patuh
akan perintahnya.
Jujur dalam bekerja merupakan salah satu ciri kredibilitas seorang pegawai,
Karyawan yang disiplin mempunyai jiwa yang kuat dan hati yang teguh. Dalam
pernah mengeluh dan menjadi beban bagi karyawan yang lain dan teguh
Karyawan yang disiplin senantiasa taat pada peraturan yang ada. Dengan
tanggungjawab dan perannya sesuai dengan peraturan, norma dan keputusan yang
berlaku di perusahaan. Bila peran, fungsi dan peraturan yang berlaku di perusahaan
dapat berjalan dengan baik maka perusahaan akan terhindar dari pemborosan,
Disiplin kerja sebenarnya tidak hanya berguna bagi perusahaan tapi juga
karyawan. Seperti kita ketahui, kedisiplinan akan membuat tujuan perusahaan lebih
mudah tercapai secara optimal. Namun di sisi lain, kedisiplinan juga akan
menimbulkan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan karena setiap karyawan taat
pada peraturan dan bertanggungjawab akan tugasnya. Kondisi ini akan memudahkan
kerja walaupun dihadapkan pada masalah – masalah sulit. Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Wexley & Yukl (dalam Sutrisno, 2011) bahwa motivasi adalah
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Ini tidak jauh berbeda
dari pendapat Robbins (dalam Sutrisno, 2011) bahwa motivasi merupakan suatu
yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan
tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang
perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha
Motivasi kerja menurut Franco dkk. (2004 dalam Harsuko 2011:40), adalah
dengan psikologi yang mempengaruhi alokasi pekerja terhadap sumber daya yang
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan. Dari defenisi di atas dapat dilihat bahwa motivasi merupakan hal yang
Motivasi juga penting agar karyawan tidak patah semangat atau mudah menyerah
keluar dari kondisi sulit agar dapat mencapai tujuan organisasi perusahaan.
teori motivasi yang digagas oleh Frederick Herzberg. Teori –dua faktor (two-factor
theory) yang juga disebut sebagai teori motivasi hygiene berkaitan dengan motivasi
1. ”Katakan kepada saya kapan Anda merasa sangat senang dengan pekerjaan
Anda?”
2. ”Katakan kepada saya kapan Anda merasa tidak senang dengan pekerjaan
Anda?”
pekerjaannya secara umum berhubungan dengan job experiences dan job content
sekeliling pekerjaannya atau disebut juga dengan job context (faktor ekstrinsik).
Teori Two Factor yang dikemukakan oleh Hezberg ini berkaitan dengan motivasi
dan kepuasan kerja. Hubungan individu dengan pekerjaannya adalah hal yang
mendasar dan sikap yang diarahkan kepada pekerjaan tersebut dapat dengan sangat
oleh hadirnya serangkaian faktor yang disebut sebagai motivator, sedangkan job
pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga
2. Recognition (penghargaan)
rasa puas bagi karyawan, namun jika ada yang tidak terpenuhi bukan berarti
dan berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor
pelaksanaannya)
4. Job security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status (jabatan)
bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan
dihancurkan atau dikurangi, maka kita tidak akan termotivasi atau dalam keadaan
1. Azaz Mengikutsertakan
jawab atas tercapainya tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerjanya
akan meningkat.
2. Azas Komunikasi
seseorang mengetahui suatu soal, semakin besar pula minat dan perhatiannya
3. Azas Pengakuan
bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan
semakin rajin, jika mereka terus – menerus mendapat pengakuan dan kepuasan
atau manajer.
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Hasil Penelitian Tahun
Keke T. Kompensasi Kerja, Hubungan Antara Disiplin Kerja (X2) 2005
Aritonang Disiplin Kerja Guru dan dengan Kinerja Guru (Y) Hipotesis (No. 4
1. Kinerja Guru SMP kedua menyatakan terdapat Th. IV)
Kristen BPK PENABUR hubungan positif antara disiplin
Jakarta kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
kinerja karyawan, tetap saja penelitian ini menarik untuk dilakukan. Karena setiap
perusahaan mempunyai kondisi sosial yang berbeda – beda dan tidak ada yang sama
persis dengan yang lainnya. Untuk itu, penelitian ini dilakukan bukan saja untuk
memperkuat hasil studi – studi sebelumnya, namun juga untuk memberikan hasil
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
independen, dalam hal ini adalah disiplin kerja (X1) motivasi kerja (X2), terhadap
karena semakin baik disiplin karyawan, maka akan semakin tinggi prestasi kerja
yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi
perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Karena disiplin kerja mempunyai
dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik,
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
dengan kinerja karyawan. Sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Hezberg ini
pekerjaannya adalah hal yang mendasar dan sikap yang diarahkan kepada pekerjaan
tersebut dapat dengan sangat baik menentukan apakah seseorang itu sukses atau
Disiplin Kerja
Kinerja Karyawan
Motivasi Kerja
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis
H3 : Disiplin kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
METODE PENELITIAN
penelitian dalam penelitian ini yaitu disiplin, motivasi dan kinerja. Dalam penelitian
ini akan diuji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun
variabel independen dalam penelitian ini yaitu disiplin dan motivasi. Sementara itu
Utama Jl. H. Adam Malik No. 64 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari
1. Variabel Independent (X), yaitu Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi Kerja (X2).
dengan gejala – gejala yang ada. Berikut adalah defenisi operasional dalam
penelitian ini:
28
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala
Kinerja kinerja merupakan 1. Kualitas 1. Melakukan pekerjaan Likert
(Y) suatu hasil yang dengan baik dan
dicapai oleh pekerja menyeluruh.
dalam pekerjaannya 2. Melakukan pekerjaan
menurut kriteria sesuai standar.
tertentu yang berlaku 3. Melakukan pekerjaan
untuk suatu pekerjaan. dengan teliti.
2. Kuantitas 1. Bekerja sesuai dengan
waktu yang telah
ditentukan.
2. Menyelesaikan
pekerjaan dengan
personil yang ada.
Disiplin Kedisiplinan adalah 1. Kehadiran 1. Masuk kantor sesuai Likert
Kerja kesadaran dan jam kantor.
(X1) kesediaan seseorang 2. Pulang kantor sesuai
menaati semua jam kantor.
peraturan perusahaan 3. Waktu istirahat kerja
dan norma-norma sesuai dengan waktu
sosial yang berlaku yang ditentukan.
2. Ketaatan 1. Mengenakan seragam
pada pada jam kantor.
peraturan 2. Melakukan pekerjaan
kerja sesuai dengan
prosedur.
3. Ketaatan 1. Karyawan melakukan
pada standar pekerjaan sesuai
kerja dengan tanggungjawab
yang diberikan
kepadanya
2. Mengutamakan
efisiensi dalam
melakukan pekerjaan.
3. Meningkatkan
produktivitas kerja.
4. Menyelesaikan
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang
ditentukan.
4. Tingkat 1. Karyawan selalu
kewaspadaan berhati-hati, penuh
tinggi perhitungan, dan teliti
dalam bekerja.
5. Bekerja etis 1. Bertingkah laku sopan.
Motivasi Derajad kerelaan 1. Motivasi 1. Karyawan berhasil Likert
Kerja individu dalam Intrinsik menyelesaikan
(X2) menggunakan dan tugasnya.
memelihara upaya 2. Mendapatkan
untuk mencapai tujuan penghargaan.
perusahaan. 3. Senang dengan
pekerjaan itu sendiri.
4. Bertanggung jawab.
5. Dapat
mengembangkan diri.
6. Kesempatan untuk
maju.
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
Tabel 3.2
Skor Pendapat Responden
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008)
Tabel 3.3
Interval Rata-Rata Jawaban Responden
No Interval Keterangan
1 1 - 1,79 Sangat Buruk
2 1,8 – 2,59 Buruk
3 2,6 – 3,39 Kurang Baik
4 3,4 - 4,19 Baik
5 4,2 – 5 Sangat Baik
3.6.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda- benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yang dimiliki oleh subyek / obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. TASPEN (Persero) KCU Medan.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
KCU Medan adalah 58 orang maka maka teknik sampling yang digunakan adalah
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil. Istilah lain dari sampel adalah sensus, dimana semua anggota
sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh
peneliti (Sanusi, 2012:103). Data ini dapat berupa opini subyek (orang) secara
kejadian dan hasil pengujian. Data ini diperlukan untuk mengetahui tanggapan
dapat dilihat dari disiplin kerja dan motivasi kerja.Untuk mendapatkan data
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak
lain (Sanusi, 2012:103). Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari website
pengumpulan data, yaitu kuesioner dan wawancara. Dimana kedua metode ini
wawancarai.
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala terdesut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal
untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametik. (Situmorang dan Lufti,
2012:86). Jumlah sampel pada uji validitas sebanyak 30 orang yang dilakukan di
Taspen Cabang Siantar. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's Keterang
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item an
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
VAR00001 95.4000 247.766 .475 .938 Valid
VAR00002 95.4333 247.289 .517 .937 Valid
VAR00003 95.7333 238.616 .630 .936 Valid
VAR00004 95.3000 245.459 .620 .936 Valid
VAR00005 95.3667 247.206 .476 .938 Valid
VAR00006 95.3333 241.885 .576 .937 Valid
VAR00007 95.3333 244.644 .578 .937 Valid
VAR00008 95.4333 239.840 .823 .934 Valid
VAR00009 95.4333 245.909 .542 .937 Valid
VAR00010 95.4000 251.766 .466 .938 Valid
VAR00011 95.6667 239.540 .616 .936 Valid
VAR00012 95.5000 239.638 .780 .935 Valid
VAR00013 95.3667 248.792 .417 .939 Valid
VAR00014 95.7000 242.907 .496 .938 Valid
VAR00015 95.8000 238.579 .661 .936 Valid
VAR00016 95.8667 237.706 .556 .938 Valid
VAR00017 95.8000 241.545 .566 .937 Valid
VAR00018 95.5333 243.775 .617 .936 Valid
VAR00019 95.6000 238.317 .652 .936 Valid
VAR00020 95.3667 246.033 .579 .937 Valid
VAR00021 95.4000 249.283 .504 .938 Valid
VAR00022 95.4333 239.840 .823 .934 Valid
VAR00023 95.3333 248.851 .443 .938 Valid
VAR00024 95.7000 242.907 .496 .938 Valid
VAR00025 95.8333 238.489 .648 .936 Valid
VAR00026 95.9000 237.472 .581 .937 Valid
VAR00027 95.3000 245.459 .620 .936 Valid
VAR00028 95.5333 243.775 .617 .936 Valid
Sumber : Hasil Pengujian SPSS 2.2 for Windows, 2013
Pada Tabel 3.4 terlihat bahwa semua variabel yang termaksud dalam
variabel Kinerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja valid karena nilai Corrected
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang dan Lufti, 2012:89).
Tabel 3.5
Hasil Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,939 28
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013
Pada Tabel 3.5 variabel Kinerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja
Cronbac’sAlpha atau r alpa sebesar 0,939. Suatu variabel dikatakan realibel jika
Hal ini membuktikan instrumen penelitian berupa kuesioner adalah realibel karena
mengetahui nilai-nilai variabel, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat
nilai dari fenomena yang terjadi pada suatu organisasi / perusahaan. Penganalisaan
1. Uji Normalitas
regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi normal. Jika distribusi
a. Jika data menyebar di sekitar daerah diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari sekitar daerah diagonal dan atau tidak
normalitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi
dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
independen dan jika dua variabel indeapenden terbukti berkorelasi secara kuat, maka
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
pengaruh.
2. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi ( umumnya
Multikolinieritas juga dapat dideteksi dari nilai toleransi dan lawannya serta
variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umumnya dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 sama dengan
linear sederhana, yaitu menambah jumlah variable bebas yang sebelumnya hanya
satu menjadi dua atau lebih variable bebas. Formula untuk regresi berganda adalah
sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + Ԑ
dimana:
β = Konstanta
Y = Kinerja karyawan
X1 = Disiplin kerja
X2 = Motivasi kerja
Ԑ = Variabel pengganggu
adalah antar nol dan satu ( 0< R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen
dengan taraf sig α = 0,01. Apabila tingkat signifikansinya ( Sig t) lebih kecil
a. H0 : βi = 0,
b. Hi : βi ≠ 0,
dependen.
Tolak H0 bila thitung > ttabel ; atau thitung < ttabel atau Sig.t < α.
Sejarah perjalanan panjang PT. Taspen bisa dirunut sejak masa sebelum
kolonialisme Belanda. Kala itu, di nusantara ini telah dikenal adanya administrasi
pensiun (berupa tanah bengkok) kepada abdi dalem yang telah menyelesaikan masa
kondisi pada masa-masa itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, pegawai negeri
yang diberhentikan atau pensiun juga diberi Onyokin atau “uang karunia”. Begitu
Jakarta, pada 25-26 Juli 1960. Dalam konferensi tersebut, para peserta konferensi
menyadari bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara dan abdi
Pegawai negeri sipil memiliki potensi yang sangat menetukan dalam kelancaran
39
Universitas Sumatera Utara
40
perlunya dibentuk suatu badan yang dapat memberikan jaminan sosial bagi PNS
1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai Negeri serta berdasarkan Peraturan
Negeri. Tindak lanjut atas peraturan-peraturan tersebut, pada tanggal 17 April 1963
didirikanlah Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN
Taspen). Dan tanggal 17 April kini dikenal sebagai “Hari Ulang Tahun” PN
pada saat mencapai masa purna karya (pensiun). Perlu dicermati dan dimaknai
secara lebih arif isi Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 380/MP/1960 tanggal
25 Agustus 1960. Salah satu di antara isi keputusan itu adalah perlunya dibentuk
jaminan sosial sebagai bekal bagi pegawai negeri dan keluarganya di saat
Kelahiran PN Taspen kala itu bisa dijadikan prime mover atau salah satu
pilar dari jaminan sosial dengan kumulatif dana peserta dan dana tunjangan hari tua
bertambahnya jumlah pegawai negeri sipil di tanah air. Melalui PN Taspen, dana
yang pada akhirnya mengukuhkan eksistensi PN Taspen menjadi salah satu pilar
Pemerintah No 15 Tahun 1963 baru diterbitkan pada bulan April 1963, namun
program yang dikelola PN Taspen berlaku surut sejak 1 Juli 1961 atau dua tahun
Tahun 1963 PN Taspen mengurusi sekitar 1,5 juta pegawai negeri, yang
terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) sekitar 1.070.000 orang, pegawai negeri sipil
daerah otonom sebanyak 288.300 orang dan pegawai BUMN dan ABRI sejumlah
140.900 orang. Pengelolaan menjadi rumit lantaran yang dikelola bukan saja
pegawi negeri sipil, termasuk pula pegawai negeri militer. Untuk mempermudah,
militer pada tahun 1964. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1964 secara resmi
bermarkas di Kantor Staf Keuangan Angkatan Darat di Jl. Medan Merdeka Selatan
No. 7, Jakarta.
menjelaskan bahwa sifat pensiun adalah sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas
Indonesia No 749/MK/11/1970. Mulai tahun 1971, pegawai militer dan PNS yang
Perpindahan peserta ini sempat menurunkan peserta program Taspen sebesar 5,7%.
Perum Taspen pun fokus pada usaha asuransi sosial bagi PNS saja. Selanjutnya, di
tahun 1975 Perum Taspen memulai program Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Usaha
tahun 1977, yang menetapkan peraturan tentang Asuransi Tenaga Kerja, di mana
pesertanya berhak atas jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan asuransi
kematian.
Tentang Gaji Pegawai Negeri Sipil dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
1981. Bahwa para pegawai negeri sipil wajib membayar iuran yang dipotong setiap
bulan sebesar 4,75 persen dari penghasilan yang telah mereka terima. Ini
merupakan salah satu sumber pendanaan program pensiun pegawai negeri sipil.
Pada tanggal 30 Juli 1981 pemerintah mengubah bentuk usaha Taspen dari
Sipil, PT. Taspen merupakan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari
Program Tabungan Hari Tua (THT) dan pensiun bagi pegawai negeri sipil.
Perubahan itu juga berlaku dalam Anggaran Dasar PT. Taspen (Persero) Nomor 3
pensiun pegwai negeri sipil di seluruh Indonesia. Peserta program pensiun ini,
selain para pegawi negeri sipil pusat dan daerah otonom, juga meliputi pejabat
negara dan penerima pensiun TNI-POLRI (yang pensiun sebelum 1 April1989). PT.
Republik Indonesia, maka secara garis besar dasar hukum dari PT. Taspen
(Persero) adalah:
Adapun visi dan misi PT. Taspen (Persero) diuraikan sebagai berikut:
1. Visi
Visi PT. Taspen (Persero) adalah menjadikan PT. Taspen (Persero) sebagai
memberikan pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat anggaran,
tepat tempat, tepat administrasi dan tepat menjadi pengelola dana pensiun dan
Tunjangan Hari Tua (THT) serta jaminan sosial lain yang terpercaya bagi
pesertanya.
a. Menjadi pengelola dana pensiun dan tabungan hari tua serta jaminan sosial
lainnya akan terus menjaga dan menjamin kinerja para karyawan yang
c. PT. Taspen beroperasi dengan bersih dan berusaha untuk menerapkan tata
2. Misi
Misi PT. Taspen (Persero) adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang
semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan
memberikan solusi dengan 5 tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah,
dipertanggungjawabkan.
memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi
perusahaan.
Taspen dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan
manusiawi.
Gambar 4.1
Logo Perusahaan
a. Bentuk Bunga dengan lima helai daun bunga perkembangan lima jiwa
sebagai perkembangan yang maju pesat dan merupakan suatu arah tujuan
yang dibantu oleh beberapa dewan direksi. PT. Taspen (Persero) Cabang Utama
organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan telah banyak mengalami
dan mendukung sepenuhnya atas peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
ada, yaitu dengan membangun sistem pengelolaan kebijakan sumber daya manusia
daya manusia yang ada dipastikan baik dalam sikap, pengetahuan dan keahlian
Sejak tahun 2008, Pengelolaan sumber daya manusia PT. Taspen (Persero)
4. Sistem Karir.
menterjemahkan visi, misi dan tata nilai perusahaan menjadi kebutuhan kompetensi
dan praktis dalam menjalankan fungsi manajemen sumber daya manusia yang ada di
perusahaan. Seperti penyusunan jalur karir, rencana karir, analisis kebutuhan pelatihan
maka disusun strategi PT. Taspen (Persero). Strategi ini dituangkan dalam Rencana
dan bisnis model yang diwadahi dalam organisasi PT. Taspen (Persero) melalui
utama, yaitu :
jika ada).
kerja).
3. Tanggung jawab.
yang ada berdasarkan struktur organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Utama
Medan:
Kepala kantong cabang utama bertanggung jawab atas kantor cabang utama
yang membawahi langsung kepala bidang layanan dan manfaat, kepala bidang
umum dan sumber daya manusia, kepala bidang keuangan, dan kepala bidang
sistem informasi. Uraian tugas dan wewenang kepala kantor cabang utama:
kerjanya.
kantor cabang serta mengikat kantor cabang dengan pihak lain atas
dan pencegahan, kontrol dokumen dan data, serta teknik statistik dan
pengendalian mutu
Wakil kepala kantor cabang utama membantu kepala kantor cabang utama
cabang.
Kepala bidang layanan dan manfaat bertanggung jawab kepala kepala kantor
seksi layanan dan manfaat. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang layanan
dan manfaat:
kepesertaan:
dan pemasaran.
peserta.
Kepala seksi layanan dan manfaat bertanggung jawab kepada kepala bidang
layanan dan manfaat. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi layanan dan
manfaat:
(Persero).
mutu pelayanan.
Kepala bidang umum dan sumber daya manusia bertanggung jawab kepada
kepala kantor cabang utama yang membawahi langsung kepala seksi sumber
daya manusia dan kepala seksi umum. Uraian tugas dan wewenang kepala
kerja dilingkungannya.
dengan kebutuhan.
Kepala seksi sumber daya manusia bertanggung jawab atas kepala bidang
umum dan sumber daya manusia. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi
keluarganya.
Kepala seksi umum bertanggungjawab atas kepala bidang umum dan sumber
di kantor cabang.
yang membawahi langsung kepala seksi kas dan kepala seksi administrasi
Kepala seksi kas bertanggungjawab atas kepala bidang keuangan. Uraian tugas
diotorisasi.
cabang utama.
cabang utama.
komputer.
PT. Taspen (Persero) sampai saat ini menyelenggarakan dua jenis program
utama yaitu Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pembayaran Pensiun.
a. Program Asuransi Pegawai Negeri Sipil dan Tabungan Hari Tua (THT).
PT. Taspen (Persero) pada tahun 1963. Sebagaimana yang telah diatur dalam
program pensiun PNS yang terdiri dari THT Dwiguna yang dikaitkan dengan
pemerintah tersebut, THT dwiguna didefenisikan sebagai suatu jenis THT yang
memberikan suatu jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia
pensiun ataupun bagi ahli warisnya pada waktu peserta meninggal sebelum
mencapai usia pensiun. Peserta program Tabungan Hari Tua terdiri dari:
c. Pegawai beberapa Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah
Untuk memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi, PT. Taspen
(Persero) telah mengembangkan dua program baru yaitu Tabungan Hari Tua
Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera adalah pengembangan dari THT Dwiguna
dengan penambahan manfaat bagi peserta berupa manfaat berkala dan manfaat nilai
peserta. Program ini telah diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD. Program
Tabungan Hari Tua Ekaguna Sejahtera menawarkan manfaat tabungan hari tua saja
kepada peserta yang ingin membatasi kewajiban iurannya. Program ini juga telah
dimulai pada tiga provinsi yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa
pensiun ditambah dan diperluas di daerah Sumatera. Pada tanggal 1 April 1989
cakupan tersebut diperluas lagi ke wilayah Jawa dan Madura. Kemudian sejak
pensiun pegawai negeri sipil secara nasional. Selain kepada PNS, PT. Taspen
b. Pensiun Anggota ABRI atau POLRI dan Pegawai Negeri Sipil Hankam
Apabila pegawai negeri sipil pusat dan daerah serta pejabat negara berhenti
karena mencapai usia batas pensiun, PT. Taspen (Persero) akan membayarkan
sekaligus hak tabungan hari tua dan pensiun pertamanya. Sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, seorang pegawai negeri sipil akan mencapai batas usia pensiun 60
tahun (kecuali untuk pegawai yang menduduki jabatan tertentu dapat lebih dari itu),
tebusan SK pensiun dilampiri dengan SP4 A rangkap dua dengan pas photo dua
lembar dikirim ke kantor cabang PT. Taspen (Persero). Setelah meneriman tebusan
yang asli dari Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) tentang pembayaran
kantor bayar yang dikehendaki dengan peserta terlebih dahulu menyampaikan Surat
Taspen (Persero) berbasis pada Asset Liability Management yang dengan konsisten
menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) tingkat hasil (return) yang optimal dan
likuid, dengan time horizon yang disesuaikan dengan sifat liability perusahaan serta
itu PT. Taspen (Persero) juga telah melaksanakan reformasi pelayanan yang
titik menjadi 3(tiga) titik, pengajuan klim secara online dan penyelenggaraan office
chanelling sehingga PT. Taspen (Persero) dapat lebih dekat kepada peserta dalam
memberikan pelayanannya.
pada PT. Taspen (Persero) dibawah Direktorat Utama. Hal tersebut sesuai dengan
(pengembangan usaha) dalam jangka panjang dan pendek berdasarkan visi, misi,
paradigma dan sasaran serta kebijakan strategis yang telah ditetapkan perusahaan.
Divisi Renbang Bisnis juga melakukan pengembangan konsep bisnis yang sesuai
sosial (pensiun, tabungan hari tua dan program kesejahteraan PNS (lainnya)
kepada Menteri Negara Bidang Usaha Milik Negara, Divisi Renbang dan Bisnis
Laporan Manajemen Program Pensiun PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.
Divisi Renbang Bisnis melakukan kajian terhadap posisi kegiatan usaha PT Taspen
(Persero) pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang, serta melakukan
monitoring resiko koorporasi melalui unit anajemen Resiko. Divisi Renbang Bisnis
dan Company Profile, disamping melakukan perumusan kebijakan dan SOP untuk
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
JenisKelamin * Kelompok Umur Crosstabulation
Count
Kelompok Umur
<29 30-39 40-49 >49 Total
JenisKelamin Lk 4 1 5 26 36
Pr 9 1 4 8 22
Total 13 2 9 34 58
Sumber: Lampiran 2
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia
berusia diantara 30–39 tahun yang berjenis kelamin laki-laki 1 orang dan
wanita 1 orang, 9 orang responden (15.5%) berusia diantara 40-49 tahun yang
orang dan perempuan 8 orang. Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas
usia responden diatas 49 tahun sebesar 58.6% yang berarti bahwa karyawan
diatas 49 tahun.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
JenisKelamin * Pendidikan Crosstabulation
Count
Pendidikan
S-1 D-3 SMA SMP Total
JenisKelamin Lk 14 6 15 1 36
Pr 7 5 10 0 22
Total 21 11 25 1 58
Sumber: Lampiran 3
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat
kelamin laki-laki 15 orang dan perempuan 10 orang, dan 1 orang responden laki-
laki (1.72%) berpendidikan SMP. Hasil pada tabel tersebut terlihat bahwa PT.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
JenisKelamin *Lama Bekerja Crosstabulation
Count
Tahun
<15 16-30 >35 Total
JenisKelamin Lk 5 27 4 36
Pr 10 10 2 22
Total 15 37 6 58
Sumber: Lampiran 4
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan lama
37 orang responden (63.79%) lama bekerja diantara 16-30 tahun yaitu 27 orang
menggunakan skala likert untuk menanyakan Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja
Variabel Kinerja (Y) terdiri dari 6 butir pertanyaan, Variabel Disiplin Kerja (X1)
terdiri dari 11 butir pertanyaan dan Variabel Motivasi Kerja (X2) memiliki 11 butir
pertanyaan.
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja
Sangat
Tanggapan Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Rata-
Responden Setuju Setuju Setuju Ket
Setuju Rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0.0 2 3.4 16 27.6 33 56.9 7 12.1 3.8 S
2 0 0.0 1 1.7 16 27.6 35 60.3 6 10.3 3.8 S
3 0 0.0 0 0.0 15 25.9 30 51.7 13 22.4 4.0 S
4 0 0.0 2 3.4 14 24.1 31 53.4 11 19.0 3.9 S
5 0 0.0 2 3.4 22 37.9 28 48.3 6 10.3 3.7 S
6 0 0.0 2 3.4 17 29.3 26 44.8 13 22.4 3.9 S
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013
pekerjaan dengan baik dan menyeluruh dinilai cukup baik oleh karyawan. Hasil
ini ditunjukkan oleh sangat setuju 12,1% dan 56,9% jawaban setuju. Dalam hal
ini hasil yang baik dan benar dapat dipenuhi oleh karyawan dalam
kurang setuju dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar, rata-rata
jawaban responden adalah 3,8 yaitu setuju atau baik. Pimpinan harus jeli
sesuai standar. Hasil ini ditunjukkan oleh sangat setuju 10,3% dan 60,3%
jawaban setuju, sisanya 27,6% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata
adalah 3,8 yaitu setuju atau baik. Pemimpin sebaiknya dapat memberikan
apresiasi baik pujian maupun yang bersifat materiil setiap ada peningkatan
baik lagi.
pekerjaan dengan sempurna. Hasil ini ditunjukkan oleh 51,7% jawaban setuju
dan 25,9% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 4,0 yaitu setuju atau
baik, pemimpin harus bisa memberikan arahan tugas yang lebih spesifik karena
hari sesuai waktu yang ditentukan. Hasil ini ditunjukkan oleh 53,4% jawaban
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan sudah bekerja
sisanya 24,1% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 3,4% dengan nilai rata-
rata 3,9 yaitu setuju atau baik. Kedisiplinan karyawan harus ditingkatkan lagi
pekerjaan dengan personil yang ada. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,8% jawaban
setuju, dan 37,9% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju
atau baik. Pemimpin harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang harmonis
pekerjaan dengan teliti. Hasil ini ditunjukkan oleh sangat setuju 22,4%, 44,8%
jawaban setuju dan 29,3% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,9
yaitu setuju atau baik. Pemimpin dapat melakukan komunikasi yang intens
kepada karyawan sehingga karyawan akan merasa lebih aman dan dipercaya,
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja
Sangat
Tanggapan Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Rata-
Responden Setuju Setuju Setuju Ket
Setuju Rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0.0 5 8.6 15 25.9 31 53.4 7 12.1 3.7 S
2 0 0.0 3 5.2 16 27.6 33 56.9 6 10.3 3.7 S
3 0 0.0 5 8.6 13 22.4 28 48.3 12 20.7 3.8 S
4 0 0.0 2 3.4 11 19.0 34 58.6 11 19.0 3.9 S
5 0 0.0 8 13.8 20 34.5 23 39.7 7 12.1 3.5 S
6 0 0.0 3 5.2 19 32.8 24 41.4 12 20.7 3.8 S
7 0 0.0 6 10.3 12 20.7 33 56.9 7 12.1 3.7 S
8 1 1.7 4 6.9 21 36.2 29 50.0 3 5.2 3.5 S
9 0 0.0 6 10.3 13 22.4 30 51.7 9 15.5 3.7 S
10 0 0.0 1 1.7 15 25.9 28 48.3 14 24.1 3.9 S
11 0 0.0 0 0.0 13 22.4 27 46.6 18 31.0 4.1 S
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013
Hasil ini ditunjukkan oleh 53,4% jawaban setuju dan 25,9% jawaban kurang
setuju dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Kedatangan yang tepat
dengan jam kantor. Hasil ini ditunjukkan oleh 56,9% jawaban setuju dan 27,6%
jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Pulang
perusahaan.
dengan waktu yang ditentukan. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,3% jawaban
setuju dan 22,4% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,8 yaitu setuju
atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan istirahat sesuai
seragam pada jam kantor. Hasil ini ditunjukkan oleh 20,7% jawaban sangat
setuju, 58,6% jawaban setuju dan 19,0% jawaban kurang setuju dengan nilai
rata-rata 3,9 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
sesuai dengan prosedur yang ada. Hasil ini ditunjukkan oleh 39,7% jawaban
setuju, dan 34,5% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,5 yaitu setuju
oleh 41,4% jawaban setuju, dan 32,8% jawaban kurang setuju dengan nilai
rata-rata 3,8 yaitu setuju atau baik. Pimpinan dapat mewajibkan bawahannya
efisiensi dalam bekerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 56,9% jawaban setuju,
20,7% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 10,3% dengan nilai rata-rata 3,7
yaitu setuju atau baik. Harus ada perencanaan pekerjaan termasuk berapa lama
waktu yang ditargetkan sehingga karyawan dapat bekerja lebih efisien lagi.
produktivitas kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 5,2% sangat setuju, 50,0%
jawaban setuju, 36,2% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 6,9% dengan
nilai rata-rata 3,5 yaitu setuju atau baik. Pemimpin dapat melakukan kegiatan
team building yang diselenggarakan di luar waktu bekerja, yang nantinya akan
memancing kreativitas karyawan untuk berpikir lebih kreatif dan bekerja lebih
pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan. Hasil ini ditunjukkan oleh 15,5%
jawaban sangat setuju, 51,7% jawaban setuju, 22,4% jawaban kurang setuju
dan tidak setuju 10,3% dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Beri
penuh perhitungan, dan teliti dalam bekerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,3%
jawaban setuju, 25,9% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 1,7% dengan
nilai rata-rata 3,9 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar karyawan selalu berhati-hati, penuh perhitungan, dan teliti dalam bekerja.
sopan dalam bekerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 46,6% jawaban setuju, 22,4%
jawaban kurang setuju dan tidak setuju 0% dengan nilai rata-rata 4,1 yaitu baik
atau setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan bertingkah laku sopan
dalam bekerja.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kerja
Sangat
Tanggapan Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Rata-
Responden Setuju Setuju Setuju Ket
Setuju Rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 3 5.2 9 15.5 19 32.8 20 34.5 7 12.1 3.3 KS
2 1 1.7 2 3.4 19 32.8 24 41.4 12 20.7 3.8 S
3 0 0.0 6 10.3 13 22.4 32 55.2 7 12.1 3.7 S
4 1 1.7 3 5.2 21 36.2 29 50.0 4 6.9 3.6 S
5 0 0.0 6 10.3 14 24.1 32 55.2 6 10.3 3.7 S
6 0 0.0 1 1.7 15 25.9 28 48.3 14 24.1 3.9 S
7 0 0.0 1 1.7 5 8.6 27 46.6 25 43.1 4.3 SS
8 0 0.0 1 1.7 9 15.5 32 55.2 16 27.6 4.1 S
9 1 1.7 3 5.2 7 12.1 33 56.9 14 24.1 4.0 S
10 0 0.0 0 0.0 6 10.3 27 46.6 25 43.1 4.3 SS
11 0 0.0 0 0.0 8 13.8 23 39.7 27 46.6 4.3 SS
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013
34,5% jawaban setuju dan 32,8% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata
3,3 yaitu kurang setuju atau kurang baik. Pemimpin dapat melakukan kontrol
atas kinerja mereka. Hasil ini ditunjukkan oleh 20,7% jawaban sangat setuju,
41,4% jawaban setuju dan 32,8% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata
3,8 yaitu setuju atau baik. Insentif atau bonus yang adil membuat karyawan
pekerjaan itu sendiri. Hasil ini ditunjukkan oleh 12,1% jawaban sangat setuju,
55,2% jawaban setuju, 22,4% jawaban kurang setuju dan 10,3% tidak setuju
dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Membuat suasana kantor yang
nyaman dan kondusif akan membuat karyawan tidak terbebani dalam bekerja
jawaban sangat setuju, 50,0% jawaban setuju, 36,2% jawaban kurang setuju
dan 5,2% tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,6 yaitu setuju atau baik. Berikan
mengembangkan diri. Hasil ini ditunjukkan oleh 55,2% jawaban setuju, 24,1%
jawaban kurang setuju dan tidak setuju 10,3% dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu
kesempatan untuk maju. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,3% jawaban setuju,
25,9% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 1,7% dengan nilai rata-rata 3,9
yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan
Hasil ini ditunjukkan oleh 46,6% jawaban setuju, 8,6% jawaban kurang setuju
dan tidak setuju 1,7% dengan nilai rata-rata 4,3 yaitu sangat setuju atau sangat
baik. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa kondisi kerja cukup nyaman.
hubungan yang baik dengan karyawan lain. Hasil ini ditunjukkan oleh 55,2%
jawaban setuju, 15,5% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 1,7% dengan
nilai rata-rata 4,1 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar karyawan mempunyai hubungan yang baik dengan karyawan lain yang
setuju, 56,9% jawaban setuju, 12,1% jawaban kurang setuju dan tidak setuju
5,2% dengan nilai rata-rata 4,0 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan
aman dalam bekerja (gaji dan status/jabatan) dalam bekerja. Hasil ini
ditunjukkan oleh 46,6% jawaban setuju, 10,3% jawaban kurang setuju dan
tidak setuju 0% dengan nilai rata-rata 4,3 yaitu sangat setuju atau sangat baik.
Adanya jenjang karir, pensiun, asuransi dan lainnya akan membuat karyawan
ditunjukkan oleh 39,7% jawaban setuju, 13,8% jawaban kurang setuju dan
tidak setuju 0% dengan nilai rata-rata 4,3 yaitu sangat setuju atau sangat baik.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya sebaran data
yang dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau
mendekati normal.
a. Pendekatan Histogram
berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak
b. Pendekatan Grafik
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini berarti
2. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.7
Uji Glejser Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .917 .997 .920 .361
Disiplin -.073 .045 -.437 -1.624 .110
Motivasi .073 .047 .421 1.562 .124
a. Dependent Variable: Absut
Sumber : Lampiran 5
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat signifikansi seluruh variable independent lebih
besar dari 0,05 atau 5% maka model regresi tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi di antara variable independent. Model regresi yang baik
tidak dijelaskan oleh variabel independent yang lain. Nilai umum yang dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah apabila Tolerance Value < 0,1
sedangkan VIF > 5 dan sebaliknya apabila Tolerance Value > 0,1 sedangkan VIF <
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
1 Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001 .239 4.184
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022 .239 4.184
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Lampiran 6
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dimana disiplin (4,184)
dan kualitas motivasi (4,184) dan Tolerance Value > 0,1 dimana disiplin (0,239)
penelitian ini.
Tabel 4.9
Entered/Removed
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Motivasi,
1 . Enter
Disiplinb
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
Sumber: Lampiran 7
dimasukkan (entered) adalah kualitas pelayanan dan harga yang dipilih adalah
metode enter.
maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel Disiplin dan
Motivasi terhadap variabel Kinerja dan berlaku sebaliknya jika semakin kecil
Tabel 4.10
Koefisien Determinan (R2)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .848a .720 .709 1.328
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin
Sumber: Lampiran 8
Pada Tabel 4.10 Terlihat bahwa nilai R = 0,848 berarti hubungan (relation)
antara Disiplin dan Motivasi terhadap variabel Kinerja sebesar 84,8% yang
Adjusted R Square sebesar 0,709 berati 70,9% faktor – faktor Kinerja dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Uji F (uji serempak dilakukan untuk melihat secara bersama – sama pengaruh
variabel kinerja.
Tabel 4.11
Anova Hasil Uji-F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 248.774 2 124.387 70.565 .000b
1 Residual 96.950 55 1.763
Total 345.724 57
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin
Sumber: Lampiran 9
Pada Tabel 4.11 Dapat dilihat bahwa nilai Fhitung 70,565 > Ftabel 3,16. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel independen Disiplin
dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu
dan signifikan dari variabel independent, yaitu variabel Disiplin dan Motivasi
yang terdiri dari variabel Disiplin dan Motivasi secara tidak parsial berpengaruh
k = Jumlah variabel yang digunakan yaitu3, maka nilai t-tabel 5% (55) adalah
2,004.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Coefficients Hasil Uji-t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Lampiran 10
Y = a + b1 X1 + b2 X2+ e
berikut:
Karyawan PT. TASPEN KCU Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan
(0,01) < 0,05 dan nilai t-hitung (3,636) > t-tabel (2,004) artinya jika variabel
Karyawan PT. TASPEN KCU Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan
(0,022) < 0,05 dan nilai t-hitung (2,357) > t-tabel (2,004) artinya jika variabel
Kinerja Karyawan adalah variabel Disiplin hal ini dapat dilihat dari nilai
4.3. Pembahasan
metode statistik, pada metode deskriptif diperoleh informasi dari responden melalui
kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia,
pendidikan dan lama bekerja atas penyataan dalam kuesioner. Sedangkan pada
metode statistik pengolahan data dilakukan dengan program SPSS Statistic 22.0 for
Windows.
adanya pengaruh secara positif antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai PT.
POS Indonesia.
Rivai (2013:825) berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta”
terhadap Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan. Hasil ini
secara positif antara motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
kepuasan kerja, hubungan individu dengan pekerjaannya adalah hal yang mendasar
dan sikap yang diarahkan kepada pekerjaan tersebut dapat dengan sangat baik
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Keke T. Aritonang (2005),
yang berjudul “Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP
antara disiplin kerja guru dengan kinerjanya di semua SMP Kristen BPK
“Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero)
5.1 Kesimpulan
mempengaruhi Kinerja Karyawan adalah variabel Disiplin hal ini dapat dilihat
dari nilai Unstandardized Coefficients variabel Disiplin Kerja yang lebih besar
70,9% faktor – faktor Kinerja dapat dijelaskan oleh Disiplin dan Motivasi
sedangkan sisanya 29,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
5.2 Saran
sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
83
Universitas Sumatera Utara
84
jabatan akan dapat meningkatkan kinerja karyawan yang lebih baik lagi,
kreativitas karyawan untuk berpikir lebih kreatif dan bekerja lebih lebih giat
lagi.
dengan semakin baik kinerja dari karyawan maka akan berpengaruh baik juga
bagi perusahaan.
Abdusalam, A., Mawoli., & Mohammed, A. (2012). Motivasi dan Prestasi Kerja
Staf Akademik Universitas Nigeria, Nigeria: Universitas Calabar.
Aritonang, K. T. (2005). “Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru
SMP Kristen BPK PENABUR, Jakarta, 4.
Banni, M. (2012). Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PT.
PLN (Persero) Wilayah Kaltim Area Samarinda, Universitas Mulawarman.
Cahyono. (2012). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Dosen Dan Karyawan Universitas Daha Kediri,
Universitas Islam Kalimantan.
Edy, S. (2010). Budaya Organisasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Edy, S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Enny, M. W. (2011). “Influence Of Motivation And Culture On Organizational
Commiten And Performance Of Employee Of Medical Sevices”, 1(3).
Harlie, M. (2012). “Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier
terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten
Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan”, 10(4).
Hasibuan, M. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Kuncoro, M. (2011). Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Mangkunegara, A. P. (2010). Evaluasi Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bandung: PT. Refika Aditama.
Perilaku Organisasi. (2012, November). Teori Dua Faktor. Retrieved from
http://perilakuorganisasi.com/teori-dua-faktor.html.
Reza, R. A. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Sentosa Perkasa, Universitas
Dipenogoro.
Riyadi, S. (2011). “Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Manufaktur Di
Jawa Timur”, 13(1).
Riniwati, H. (2011). Mendongkrak Motivasi Dan Kinerja, Malang: UB Press.
Rivai, V., & Sagala, D. E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, Jakarta: Rajawali Pers.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Pelaku Organisasi, Organizational
Behaviou,. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Santoso, S. (2010). Statistik Multivariat, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
84
Universitas Sumatera Utara
85
LEMBAR KUESIONER
Kepada Yth.
Bapak/IbuSdr/i
Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan
Medan
Saya mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan maupun pernyataan pada
lembar kuesioner mengenai “PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus
Pada PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan)”. Atas waktu dan kesediaan anda
dalam mengisi kuesioner, saya mengucapkan banyak terima kasih.
I. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden : ......................................................
Nama : .....................................................................
Umur : .................. tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Pendidikan : .............................................................
Lama Bekerja :…………….
II. TANGGAPAN RESPONDEN
Para Responden yang saya hormati, mohon memberi jawaban dengan
memberi tanda () pada jawaban yang menurut anda paling sesuai.
Kinerja Karyawan
SS ST N TS STS
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
1 Saya melakukan pekerjaan dengan
baik dan menyeluruh.
2 Saya melakukan pekerjaan sesuai
standar
3 Saya melakukan pekerjaan dengan
sempurna
4 Bekerja sehari-hari sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan
5 Saya menyelesaikan pekerjaan
dengan personil yang ada
6 Saya melakukan pekerjaan dengan
teliti
87
Disiplin Kerja
SS ST N TS STS
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
1 Masuk kantor sesuai jam kantor
2 Pulang kantor sesuai jam kantor
Waktu istirahat kerja sesuai
3
dengan waktu yang ditentukan
Mengenakan seragam pada jam
4
Kantor
Melakukan pekerjaan sesuai
5
dengan prosedur
Saya melakukan pekerjaan sesuai
6 dengan tanggungjawab yang
diberikan
Mengutamakan efisiensi dalam
7
melakukan pekerjaan
Saya selalu meningkatkan
8
produktivitas kerja
Menyelesaikan pekerjaan sesuai
9
dengan waktu yang ditentukan
Saya selalu berhati-hati, penuh
10 perhitungan, dan teliti dalam
bekerja
11 Saya selalu bertingkah laku sopan
Motivasi Kerja
Keterangan :
SS : Sangat setuju
ST : Setuju
N : Netral
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
Lampiran 2
JenisKelamin * Kelompok Umur Crosstabulation
Count
Kelompok Umur
<29 30-39 40-49 >49 Total
JenisKelamin Lk 4 1 5 26 36
Pr 9 1 4 8 22
Total 13 2 9 34 58
Lampiran 3
JenisKelamin * Pendidikan Crosstabulation
Count
Pendidikan
S-1 D-3 SMA SMP Total
JenisKelami Lk 14 6 15 1 36
n Pr 7 5 10 0 22
Total 21 11 25 1 58
Lampiran 4
JenisKelamin *Lama Bekerja Crosstabulation
Count
Tahun
<15 16-30 >35 Total
JenisKelamin Lk 5 27 4 36
Pr 10 10 2 22
Total 15 37 6 58
Lampiran 5
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .917 .997 .920 .361
Disiplin -.073 .045 -.437 -1.624 .110
Motivasi .073 .047 .421 1.562 .124
a. Dependent Variable: Absut
Lampiran 6
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
1 Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001 .239 4.184
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022 .239 4.184
a. Dependent Variable: Kinerja
Lampiran 7
Entered/Removed
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Motivasi,
1 Disiplinb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
Lampiran 8
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .848a .720 .709 1.328
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin
Lampiran 9
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 248.774 2 124.387 70.565 .000b
1 Residual 96.950 55 1.763
Total 345.724 57
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin
Lampiran 10
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022
a. Dependent Variable: Kinerja