Anda di halaman 1dari 105

SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TASPEN
(PERSERO) KCU MEDAN

OLEH

KARTIKA DEWI
140521017

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Kartika dewi


NIM : 140521017
Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul : Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU
Medan

Medan, Desember 2017

Kartika Dewi
NIM. 140521017

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Kartika Dewi


NIM : 140521017
Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul : Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU
Medan

Penguji I Penguji II

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Dra. Lucy Anna, MS


NIP. 19741123 200012 2 001 NIP. 19510421 197603 2 003

Pembimbing

Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si


NIP. 19591013 198601 2 003

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Kartika Dewi


NIM : 140521017
Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul : Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU
Medan

Medan, Desember 2017 A/n. Wakil Dekan I


Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si


NIP. 19591013 198601 2 003

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan” adalah

benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna

menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2017

Kartika Dewi
NIM. 140521017

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TASPEN
(PERSERO) KCU MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi kerja
dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA MEDAN. Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner dan dilaksanakan pada karyawan PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA MEDAN. Sampel yang digunakan sebanyak 58
responden dari keseluruhan populasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa disiplin
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Kata Kunci: Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

INFLUENCE OF MOTIVATION WORK AND WORK DISCIPLINE ON


PERFORMANCE OF EMPLOYEES PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

The research aims to examine and analyze the influence of work motivation and
work discipline toward the performance of employee in PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA MEDAN. Data collected through distribution of
questionnaires and it is implemented to PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR
CABANG UTAMA MEDAN employees. He samples used were 58 respondents
from the general population. Analysis result demonstrates that motivation has a
positive influence towards the employee performance and work discipline has a
positive influence towards employee performance.

Keywords: Work Motivation, Work Discipline and Employee Performance.

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas segala berkat dan tuntunanNya yang tiada berkesudahan kepada peneliti

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT.

TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN”.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk dapat menyelesaikan

Skripsi ini, tentunya tidak dapat terlepas dari segala hambatan dan kesulitan yang

peneliti hadapi. Namun berkat Tuhan skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih

peneliti ucapkan yang teristimewa bagi kedua orang tua peneliti, Cipta Dharma dan

Sukimi yang selalu memberikan pengarahan, semangat, doa dan kasih sayang

kepada peneliti, sehingga ini menjadi hadiah bagi mereka serta.

Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA, dan Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi,

M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing, saya

iii

Universitas Sumatera Utara


ucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan Ibu selama proses

penyelesaian skripsi ini. Begitu juga kepada Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si dan

Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si, selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding yang

telah membantu peneliti dalam memberikan saran dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Lusiana Andayani selaku Kepala Sesi Personalia, saya ucapkan terima

kasih atas bimbingannya kepada peneliti selama melakukan penelitian dan

proses hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada My Sis & Bro Kak Tika, Yoan, Bang Kiki dan Heri yang memberikan

semangat, serta teman-teman seangkatan saya Nia, Risma, Anggi, Meliasni,

Husna,dan tidak lupa juga Poppy, Sarah dan teman lainnya yang tak dapat

disebutkan satu per satu disini, peneliti pun turut mengucapkan terima kasih

atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti sehingga skripsi

peneliti dapat selesai dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu peneliti

menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi

penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukannya.

Medan, Desember 2017


Peneliti

Kartika Dewi
140521017

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 8
2.1 Kinerja .......................................................................... 8
2.1.1 Kriteria Kinerja ................................................. 10
2.1.2 Indikator Kinerja ............................................... 11
2.2 Disiplin Kerja................................................................ 11
2.2.1 Tujuan Disiplin Kerja ....................................... 13
2.2.2 Indikator Disiplin Kerja .................................... 14
2.3 Motivasi Kerja .............................................................. 18
2.3.1 Tujuan Motivasi Kerja ...................................... 21
2.3.2 Azas-azas Motivasi Kerja ................................. 22
2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................... 23
2.5 Kerangka Konseptual.................................................... 25
2.5.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan .......................................................... 25
2.5.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan .......................................................... 26
2.6. Hipotesis ....................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 28
3.1 Jenis Penelitian ............................................................. 28
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian...................................... 28
3.3 Batasan Operasional ..................................................... 28
3.4 Defenisi Operasional Variabel...................................... 28
3.5 Skala Pengukuran Variabel........................................... 30
3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian ................................... 30
3.6.1 Populasi............................................................. 30
3.6.2 Sampel............................................................... 31
3.7 Jenis Data...................................................................... 31
3.8 Metode Pengumpulan Data........................................... 32
3.9 Uji Validitas Dan Uji Realibilitas................................. 32

Universitas Sumatera Utara


3.10 Teknik Analisis ............................................................. 34
3.10.1 Teknik Analisis Deskriptif................................ 34
3.10.2 Uji Asumsi Klasik............................................. 34
3.10.3 Analisis Linear Berganda.................................. 36
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................... 39
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...................................... 39
4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. TASPEN
(PERSERO) ...................................................... 39
4.1.2 Struktur Organisasi ........................................... 47
4.1.3 Job Deskripsi..................................................... 48
4.1.4 Jaringan Usaha .................................................. 56
4.1.5 Kinerja Usaha Terkini....................................... 59
4.1.6 Rencana Usaha.................................................. 60
4.2 Hasil Penelitian ............................................................. 61
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ......................... 61
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ............................. 63
4.2.3 Uji Asumsi Klasik............................................. 72
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda .................... 75
4.3 Pembahasan .................................................................. 79
4.3.1 Disiplin Kerja Berpengaruh Positif Dan
Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT.
TASPEN (Persero) KCU Medan ...................... 79
4.3.2 Motivasi Kerja Berpengaruh Positif Dan
Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT.
TASPEN (Persero) KCU Medan ...................... 80
4.3.3 Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Berpengaruh
Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja
Karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU
Medan ............................................................... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 84
5.1 Kesimpulan ................................................................... 84
5.2 Saran ............................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 86
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... 88

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Data Penilaian Kinerja Tahun 2016 ................................................ 2
1.2 Daftar Kehadiran Karyawan............................................................ 4
2.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 23
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .............................................. 29
3.2 Skor Pendapat Responden ............................................................... 30
3.3 Interval Rata-Rata Jawaban Responden .......................................... 30
3.4 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 33
3.5 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 34
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................... 61
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ......................... 62
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja..................... 63
4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja........................... 64
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Disiplin Kerja................ 66
4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kerja .............. 69
4.7 Uji Glejser Heterokedastisitas ......................................................... 74
4.8 Uji Multikolinearitas ....................................................................... 74
4.9 Entered/Removed............................................................................. 75
4.10 Koefisien Determinan (R2).............................................................. 75
4.11 Anova Hasil Uji-F ........................................................................... 77
4.12 Coefficients Hasil Uji-t .................................................................... 78

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 27
4.1 Logo Perusahaan ........................................................................... 46
4.2 Struktur Organisasi........................................................................ 47
4.3 Histogram Uji Normalitas ............................................................. 72
4.4 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual.................... 73

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1. Kuesioner ...................................................................................... 87
2. Lampiran 2 .................................................................................... 90
3. Lampiran 3 .................................................................................... 90
4. Lampiran 4 .................................................................................... 90
5. Lampiran 5 .................................................................................... 90
6. Lampiran 6 .................................................................................... 90
7. Lampiran 7 .................................................................................... 91
8. Lampiran 8 .................................................................................... 91
9. Lampiran 9 .................................................................................... 91
10. Lampiran 10 .................................................................................. 91

ix

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini dunia usaha tidak lagi dibatasi oleh sekat – sekat

wilayah. Berbagai perusahaan mempunyai kesempatan untuk meluaskan

jangkaunnya. Dalam kondisi seperti ini dunia usaha dihadapkan pada suatu

kompetisi yang sangat ketat. Karena hanya perusahaan dengan kondisi yang

“prima” yang dapat bertahan dan bersaing dalam dunia usaha yang kompetitif ini.

Untuk menciptakan perusahaan yang prima diperlukan peran dari para

karyawan perusahaan. Kinerja karyawan dapat menentukan baik buruknya

organisasi perusahaan. Untuk itu diperlukan berbagai pengetahuan untuk

mengelola potensi karyawan agar kinerjanya dapat maksimal.

Sumber daya manusia merupakan salah satu departemen yang memiliki

peran penting dalam mencapai tujuan dari suatu perusahaan. Departemen sumber

daya manusia mempunyai andil dalam mengembangkan potensi karyawan untuk

kepentingan perusahaan. Beberapa potensi karyawan seperti kedisiplinan, motivasi,

totalitas, kecerdasan dan sebagainya dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam

menjalankan perannya di perusahaan. Di sinilah departemen sumber daya manusia

harus dapat mengelola potensi – potensi karyawan agar dapat mendorong kinerja

untuk mencapai tujuan perusahaan.

Salah satu peran penting dari departemen sumber daya manusia yaitu

pengelolaan kesempatan kepada sumber daya manusia di perusahaan agar dapat

berperan aktif dan maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan (Sutrisno,

1
Universitas Sumatera Utara
2

2011:87). Pengelolaan yang baik dapat mendorong sumber daya manusia

termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik dari waktu ke

waktu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengelola potensi,

kesempatan dan faktor – faktor yang dapat mendorong kinerja para karyawan di

suatu perusahaan.

PT. TASPEN (Persero) KCU Medan secara rutin di setiap tahunnya selalu

melakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh kepala bidang di masing-masing

divisi dengan menggunakan SMK (Sistem Manajemen Kinerja). PT. TASPEN

KCU Medan menerapkan SDM berbasis kompetensi dengan beberapa faktor yang

harus diperhatikan dalam meningkatkan kompetensi yang di butuhkan di PT.

TASPEN (Persero) KCU Medan. Terdapat lima indikator yang harus dimiliki

seluruh karyawan PT TASPEN (Persero) KCU Medan, diantaranya adalah

(1).Integritas, (2). Semangat Berprestasi, (3). Perhatian terhadap Kejelasan Tugas,

Kualitas, dan Ketelitian Kerja, (4). Berorientasi kepada Kepuasan Pelanggan, dan

(5). Empati.

Tabel 1.1
Data Penilaian Kinerja Tahun 2016
Target Persentase
No. Key Performance Indicators
Tetapan Pencapaian
1. Integritas 90%-100% 80%
2. Semangat Berprestasi. 90%-100% 83%
Perhatian terhadap Kejalasan Tugas,
3. 90%-100% 85%
Kualitas dan Ketelitian Kerja.
Berorientasi kepada Kepuasan
4. 90%-100% 92%
Pelanggan
5. Empati 90%-100% 90%
Sumber : PT. TASPEN (Persero) KCU Medan

Berdasarkan kelima komponen pada sub bagian kompetensi wajib dari

penilaian kinerja di PT TASPEN Kantor Cabang Utama Medan, dari data tersebut

Universitas Sumatera Utara


3

mengindikasikan capaian kinerja yang belum mencapai target pencapaian yang

dapat dilihat dari sub bagian kompetensi wajib yaitu, integritas, semangat

berprestasi, perhatian pada kejelasan tugas, kualitas dan ketelitian kerja, yang mana

hasil dari pesentase kurang mencapai target di tahun 2016.

Salah satu potensi karyawan yang penting dalam mendorong kinerja adalah

kedisiplinan. Manejemen perusahaan yang baik biasanya selalu memiliki tingkat

kedisiplinan yang tinggi. Kedisiplinan dapat dilihat dari bagaimana karyawan

mengerjakan tanggung jawabnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Latainer bahwa disiplin merupakan kekuatan yang ada

di dalam diri karyawan yang menyebabkan karyawan secara sukarela mematuhi

peraturan dan keputusan yang ada di perusahaan (Sutrisno, 2011).

Kedisiplinan di perusahaan tentu akan membuat lingkungan kerja yang

sehat dan seimbang karena setiap karyawan menjalankan peran, fungsi dan

tanggungjawabnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Karyawan yang disiplin juga

akan bekerja secara efektif dan efisien sehingga terhindar dari pemborosan waktu

dan energi. Untuk itu, suatu perusahaan yang memiliki kedisiplinan tinggi tentu

akan lebih mudah untuk mencapai tujuannya karena sistem atau aturan yang berlaku

dapat dijalankan dengan baik oleh para karyawan.

Studi yang dilakukan Banni (2012) menunjukkan bahwa disiplin

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Studi yang pernah dilakukan

sebelumnya ini memperkuat argumentasi bahwa disiplin merupakan hal yang

penting untuk mendorong kinerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara


4

Tabel 1.2
Daftar Kehadiran Karyawan
Periode September – Desember 2016
No. Keterangan Sept Okt Nov Des
1. Terlambat 30 27 30 28
2. Pulang Cepat 1 1 3 2
Sumber : Data yang diolah PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN

Dari data diatas bisa dilihat tingkat kedisiplinan karyawan cukup rendah

dimana jumlah karyawan yang terlambat pada bulan September sebanyak 30

karyawan, Oktober 27 karyawan, November 30 karyawan, dan Desember 28

karyawan, pulang cepat pada bulan September dan Oktober sebanyak 1 karyawan,

November 3 karyawan dan desember 2 karyawan, dan izin 1 karyawan pada bulan

Oktober dan 2 karyawan pada bulan Desember. Karyawan masuk kantor paling

lambat pukul 07.45, jika terlambat dari menit pertama sampai satu jam maka

tunjangan kinerja akan dipotong sebanyak 1%.

Potensi lain yang tidak kalah penting yaitu motivasi para karyawan.

Karyawan suatu perusahaan yang memiliki motivasi kerja tentu kinerjanya akan

lebih baik. Motivasi kerja penting agar karyawan tidak mudah menyerah dan terus

berpikir dan bekerja kreatif bila menemukan kesulitan dalam menjalankan

tanggung jawab kerjanya. Hal ini sesusai dengan pernyataan Robbins bahwa

motivasi merupakan suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam

mencapai tujuan organisasi (Sutrisno, 2011).

Penelitian yang dilakukan Reza (2010) menunjukkan bahwa motivasi

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan Mahesa

(2010) juga menunjukkan hal yang sama yaitu motivasi mempunyai pengaruh

positif terhadap kinerja karyawan. Studi terdahulu ini menunjukkan bahwa motivasi

Universitas Sumatera Utara


5

merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa motivasi mempunyai korelasi

terhadap kinerja karyawan di suatu perusahaan. Karyawan yang memiliki motivasi

tinggi tentu akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sementara karyawan dengan motivasi rendah cenderung malas untuk bekerja optimal.

Motivasi merupakan faktor yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja

dalam diri karyawan untuk melakukan sesuatu demi memperoleh apa yang menjadi

kebutuhan karyawan dan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Hasil wawancara

singkat dengan pihak PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN menunjukkan

bahwa terdapat indikasi belum optimalnya kinerja dari karyawan PT. Taspen

(Persero) KCU MEDAN. Fenomena-fenomena yang berkaitan dengan motivasi pada

PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN dapat dilihat dari sikap yang diperlihatkan

karyawan seperti: diberikan kebebasan berpendapat tetapi tidak mengutarakannya,

insentif yang diterima tidak sesuai dengan porsi kerja karyawan, adanya pegawai

yang mendelegasikan tugasnya kepada karyawan lain yang belum mengetahui

substansi dari tugas tersebut dan penghargaan yang minim dari pimpinan.

Menurut peneliti, kedisiplinan dan motivasi merupakan variabel penting

yang dapat menentukan kinerja karyawan di suatu perusahaan. Kedisiplinan dapat

menentukan jalannya peran, fungsi dan tujuan yang ada di perusahaan. Kedisiplinan

yang tinggi tentu akan memudahkan perusahaan mencapai tujuannya. Sementara

itu, motivasi dapat menentukan sejauh mana karyawan mau berusaha dan bekerja

seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan dari perusahaan.

Penelitian ini secara khusus akan menelaah pengaruh disiplin dan motivasi

Universitas Sumatera Utara


6

terhadap kinerja karyawan. Beberapa penelitian sebelumnya memang pernah

mengkaji pengaruh kedisiplinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

Namun demikian, penelitian yang mengkaji tentang kinerja karyawan tetap saja

menarik mengingat kinerja merupakan hal yang penting bagi keberlagsungan suatu

perusahaan. Perlu juga diingat bahwa karyawan sebagai manusia dan masyarakat

memiliki sifat yang dinamis. Oleh karena itu, mengkaji kinerja karyawan tidak akan

bisa berhenti pada suatu titik karena bisa saja berubah sesuai dengan kondisi sosial

perusahaan dan waktu dilaksanakannya penelitian. Dari penjelasan dan uraian di

atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja

Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. TASPEN (PERSERO)

KCU MEDAN”.

1.2 Perumusan Masalah

Studi ini akan fokus untuk mengkaji pengaruh disiplin kerja dan motivasi

terhadap kinerja karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan. Untuk itu, studi

ini akan menjabarkan indikator dari kedisiplinan dan motivasi serta kinerja dari

karyawan telebih dahulu dan kemudian mencari pengaruhnya melalu statistika.

1. Apakah disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

TASPEN (Persero) KCU Medan?

2. Apakah motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

TASPEN (Persero) KCU Medan?

3. Apakah disiplin kerja dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan?

Universitas Sumatera Utara


7

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan.

2. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap

kinerja karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan.

3. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan

motivasi terhadap kinerja karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi

Hasil penelitian dapat memberi masukan dan informasi yang bermanfaat

mengenai faktor-faktor kompetensi inti perusahaan terhadap kinerja karyawan.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah referensi dan wawasan dengan memperdalam

pemahaman mengenai manajemen sumber daya manusia khususnya yang

berhubungan dengan kompetensi dan kinerja.

3. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu manajemen dan

menambah literatur khususnya berkaitan tentang kompetensi dan kinerja

karyawan serta menambah khazanah ilmu pengetahuan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat keadilan

dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan sesorang tidaklah

cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa

yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Menurut Rivai (2013:549)

kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Menurut Robbins (2008:184), kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai

oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

pekerjaan. Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Sulistyani dan Rosidah,

2009:223). Menurut Bernardin & Russell dalam Sulistyani dan Rosidah (2009:224)

kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu

atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Pengertian kinerja

disini tidak bermaksud menilai karakteristik individu tetapi mengacu pada

serangkaian hasil yang diperoleh selama periode waktu tertentu.

Mc.Clelland seperti dikutip oleh Mangkunegara (2010:67), berpendapat

bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian

kerja”. Motif berprestasi adalah suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik – baiknya

agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya

Universitas Sumatera Utara


9

Mc. Clelland (Mangkunegara, 2010:68), mengemukakan 6 karakteristik dari

seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu:

1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.

2. Berani mengambil resiko.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan

tujuan.

5. Memanfaatkan umpan baik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang

dilakukan.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian suatu pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang di tuangkan melalui

perencanaan suatu strategi organisasi.

Edy Sutrisno (2010:172) menyimpulkan kinerja sebagai hasil kerja

karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi.

Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu kegiatan organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu. Fungsi

pekerjaan/kegiatan yang dimaksud disini ialah pelaksanaan hasil pekerjaan atau

kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung

jawabnya dalam suatu organisasi. Pelaksanaan hasil pekerjaan/prestasi kerja

Universitas Sumatera Utara


10

tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu

(Tika, 2008:121).

Aspek-aspek kinerja karyawan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Hasil kerja bagaimana seseorang itu mendapatkan sesuatu yang dikerjakannya.

2. Kedisiplinan yaitu ketepatan dalam menjalankan tugas, bagaimana seseorang

menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan waktu yang dibutuhkan.

3. Tanggungjawab dan kerja sama, bagaimana seseorang bisa bekerja dengan

baik walaupun dalam dengan ada dan tidaknya pengawasan.

2.1.1 Kriteria Kinerja

Kriteria kinerja adalah dimensi-dimensi pengevaluasian kinerja seseorang

pemegang jabatan, suatu tim, dan suatu unit kerja. Secara bersama-sama dimensi

itu merupakan harapan kinerja yang berusaha dipenuhi individu dan tim guna

mencapai strategi organisasi. Menurut Schuler dan Jackson 2004 (dalam Harsuko

2011) bahwa ada 3 jenis dasar kriteria kinerja yaitu:

1. Kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik pribadi seseorang

karyawan. Loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan

memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaian.

Jenis kriteria ini memusatkan diri pada bagaimana seseorang, bukan apa yang

dicapai atau tidak dicapai seseorang dalam pekerjaanya.

2. Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada bagaimana pekerjaan

dilaksanakan. Kriteria semacam ini penting sekali bagi pekerjaan yang

membutuhkan hubungan antar personal. Sebagai contoh apakah SDMnya

ramah atau menyenangkan.

Universitas Sumatera Utara


11

3. Kriteria berdasarkan hasil, kriteria ini semakin populer dengan makin

ditekanya produktivitas dan daya saing internasional. Kriteria ini berfokus pada

apa yang telah dicapai atau dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu dicapai

atau dihasilkan.

2.1.2 Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu menurut

Robbins (2008:262) yaitu:

1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan

kemampuan karyawan.

2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

2.2 Disiplin Kerja

Kedisiplinan merupakan faktor yang penting dalam perusahaan atau

organisasi. Tanpa adanya kedisiplinan, perusahaan akan sulit mencapai tujuannya.

Seperti dinyatakan Hasibuan (2013:193) kedisiplinan adalah kesadaran dan

kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial

yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan.

Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk

mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Rivai (2013:825) berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang

Universitas Sumatera Utara


12

digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka

bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Terdapat empat perspektif dasar yang menyangkut disiplin kerja menurut

Rivai (2013:825):

1. Disiplin retributif (retributive discipline) yaitu berusaha menghukum orang

yang berbuat salah.

2. Disiplin korektif (corrective discipline) yaitu berusaha membantu karyawan

mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat.

3. Perspektif hak-hak individu (individual right perspective) yaitu berusaha

melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner.

4. Perspektif utilitarian (utilitarian perspective) yaitu berfokus kepada

penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan

disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.

Rivai (2013:826) juga menyebutkan ada tiga konsep dalam pelaksanaan

tindakan disipliner, yaitu:

1. Aturan tungku panas yaitu pendekatan untuk melaksanakan tindakan

disipliner.

2. Tindakan disiplin progresif yaitu untuk memastikan bahwa terdapat hukum

minimal yang tepat terhadap setiap pelanggaran.

3. Tindakan disiplin positif yaitu dalam banyak situasi, hukuman tindakan

memotivasi karyawan mengubah suatu perilaku.

Universitas Sumatera Utara


13

2.2.1 Tujuan Disiplin Kerja

Untuk mencapai tujuan manajemen di dalam organisasi yang telah

ditetapkan, perlu adanya disiplin kerja yang baik dari anggota organisasi yang

bersangkutan. Hasibuan (2013:194) mengemukakan bahwa, “Disiplin yang baik

mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang

diberikan kepadanya”. Karena hal ini akan mendorong semangat kerja dan

mendorong terwujudnya tujuan organisasi. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam

suatu organisasi karena tanpa dukungan disiplin maka organisasi akan sulit dalam

mewujudkan tujuannya. Jadi dapat dikatakan bahwa kedisiplinan merupakan kunci

kesuksesan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Disiplin menjadi persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata

kehidupan berdisiplin yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan

dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan

mendukung usaha pencapaian tujuan.

Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai yang menjadi sarana

untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa menunjukkan kinerja yang baik,

perilaku dan pola kehidupan yang baik. Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau

hukuman sangat penting karena dapat memberikan dorongan kekuatan untuk

mentaati dan mematuhinya tanpa ancaman, sanksi atau hukuman, dorongan

ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah. Maka dari itu fungsi disiplin kerja

adalah sebagai pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin didalam

lingkungan di tempat seseorang itu berada, termasuk lingkungan kerja sehingga

tercipta suasana tertib dan teratur dalam pelaksanaan pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


14

Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu usaha dari

manajemen organisasi perusahaan untuk menerapkan peraturan atau kebijakan

yang telah dibuat untuk dipenuhi oleh setiap pegawai tanpa terkecuali.

2.2.2 Indikator Disiplin

Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik, itu tidaklah

mudah. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi. Veithzal Rivai

(2013:444) menjelaskan bahwa, disiplin kerja memiliki beberapa faktor seperti :

1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur

kedisiplinan, dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah

terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.

2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak

akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang

ditetapkan oleh perusahaan.

3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung

jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.

4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan

selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu

menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.

5. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak

sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini

merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis

sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.

Karyawan yang mempunyai sikap disiplin kerja yang tinggi akan merasa

Universitas Sumatera Utara


15

riskan untuk meninggalkan pekerjaan jika belum selesai, bahkan akan merasa

senang jika dapat menyelesaikan tepat waktu, dia mempunyai target dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga selalu memprioritaskan pekerjaan mana

yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Pekerjaan yang dilakukan karyawan yang

disiplin ditunjukkan dengan kejujurannya dalam bekerja, penuh semangat dan

tanggung jawab sehingga berupaya menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

Tingkah lakunya senantiasa menunjukkan kesopanan dan amanah memelihara

fasilitas pekerjaan. Selain itu, seorang karyawan yang mempunyai disiplin kerja

yang tinggi mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan seefektif dan seefisien

mungkin. Inisiatif yang dilakukannya sering mendapat dukungan dari pimpinan,

tidak hanya itu saja, dia juga selalu menunjukkan kreativitas dalam bekerja

sehingga dalam bekerja tidak pernah merasa bosan apalagi meninggalkan

pekerjaannya dan menumpuknya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator disiplin kerja

antara lain adalah:

1. Mampu Mengelola Waktu

Yaitu mampu menata dirinya dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik –

baiknya, pegawai yang mempunya kemampuan dalam menata waktunya akan

senantiasa berusaha melaksanakan kewajiban sepanjang hari, melaksanakan tugas

pada waktunya, menangani tugas tanpa menangguhkan, beraktivitas berdasarkan

skala prioritas waktu luang secara efisien dan membuat rencana kerja.

2. Bekerja dengan Penuh Aktif dan Inisiatif

Kreativitas dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari yang tidak ada

Universitas Sumatera Utara


16

menjadi ada, sedangkan inisiatif adalah daya inspirasi yang ada dalam diri

seseorang karyawan yang bekerja dengan penuh kreatif dan inisiatif dan

mempunyai hasrat untuk mengubah hal – hal disekitarnya menjadi lebih baik,

mempunyai kontribusi positif dalam lembaga, siap mencoba hal yang baru dan

melaksanakannya serta bersikap terbuka dan tanggap dalam segala sesuatu.

3. Komitmen, Loyalitas dan Tanggung Jawab

Karyawan yang disiplin dalam bekerja akan menunjukkan komitmen dan

loyalitas kepada lembaga tempat dimana ia bekerja, tanggung jawab yang ada

dimilikinya selalu dipegang dengan erat guna menjaga kepercayaan pimpinan.

Secara sukarela, pegawai yang berkomitmen, loyal dan bertanggungjawab

akan senang dan sukarela tunduk pada peraturan, menjunjung tinggi nama baik

pribadi dan organisasi, mempunyai tanggug jawab tinggi dalam melaksanakan

pekerjaan dan berusaha untuk memecahkan masalah.

4. Bertingkah Laku Sopan

Tingkah laku sopan adalah sikap terpuji yang harus dimiliki oleh seorang

karyawan. Sehingga dalam bergaul, ia mempunyai kebiasaan mengucapkan

salam, menyapa, dan selalu santun dalam bekerja. Selain itu pegawai yang

sopan akan selalu merasa segan kepada pimpinan, menghormatinya, dan patuh

akan perintahnya.

5. Bekerja Dengan Jujur dan penuh Semangat

Jujur dalam bekerja merupakan salah satu ciri kredibilitas seorang pegawai,

sehingga ia bersikap transparan dan terbuka serta mempunyai semangat yang

tinggi dalam bekerja.

Universitas Sumatera Utara


17

6. Kuat dan Teguh Hati

Karyawan yang disiplin mempunyai jiwa yang kuat dan hati yang teguh. Dalam

melaksanakan tugas yang diberikan, ia mempunyai tekad yang kuat, tidak

pernah mengeluh dan menjadi beban bagi karyawan yang lain dan teguh

hatinya dalam bekerja.

7. Mengerahkan Semua Kemampuan

Karyawan yang disiplin senantiasa taat pada peraturan yang ada. Dengan

kesadaran sendiri, ia berusaha mengerahkan segala kemampuan yang

dimilikinya dengan sebaik mungkin dalam mewujudkan penyelesaian

pekerjaannya dengan seektif dan seefisien mungkin. Dalam mencapai prestasi

kerja, ia bersaing secara positif dengan karyawan lainnya.

Disiplin yang baik menunjukkan tanggung jawab karyawan terhadap

pekerjaannya. Karyawan yang disiplin tentu akan melaksanakan tugas,

tanggungjawab dan perannya sesuai dengan peraturan, norma dan keputusan yang

berlaku di perusahaan. Bila peran, fungsi dan peraturan yang berlaku di perusahaan

dapat berjalan dengan baik maka perusahaan akan terhindar dari pemborosan,

kekacauan dan kerusakan. Oleh karena itu, kedisiplinan akan membentuk

perusahaan yang teratur.

Disiplin kerja sebenarnya tidak hanya berguna bagi perusahaan tapi juga

karyawan. Seperti kita ketahui, kedisiplinan akan membuat tujuan perusahaan lebih

mudah tercapai secara optimal. Namun di sisi lain, kedisiplinan juga akan

menimbulkan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan karena setiap karyawan taat

pada peraturan dan bertanggungjawab akan tugasnya. Kondisi ini akan memudahkan

Universitas Sumatera Utara


18

karyawan bekerjasama dengan rekan kerjanya sehingga terhindar dari konflik.

2.3 Motivasi Kerja

Motivasi merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan. Motivasi membuat karyawan tetap mempunyai semangat

kerja walaupun dihadapkan pada masalah – masalah sulit. Hal ini seperti yang

dikatakan oleh Wexley & Yukl (dalam Sutrisno, 2011) bahwa motivasi adalah

sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Ini tidak jauh berbeda

dari pendapat Robbins (dalam Sutrisno, 2011) bahwa motivasi merupakan suatu

kerelaan berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang

dipengaruhi oleh kemampuan usaha memuaskan beberapa kebutuhan individu.

Menurut Rivai (2013:837) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai

yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan

tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang

memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam arah

perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha

individu dalam bekerja).

Motivasi kerja menurut Franco dkk. (2004 dalam Harsuko 2011:40), adalah

derajad kerelaan individu dalam menggunakan dan memelihara upaya untuk

mencapai tujuan perusahaan. Motivasi merupakan proses yang berhubungan

dengan psikologi yang mempengaruhi alokasi pekerja terhadap sumber daya yang

dimiliki untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Hasibuan (2013:143) motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,

Universitas Sumatera Utara


19

bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan. Dari defenisi di atas dapat dilihat bahwa motivasi merupakan hal yang

penting untuk mendorong kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki motivasi

tinggi akan bersemangat dalam menjalankan tanggungjawabnya dengan baik.

Motivasi juga penting agar karyawan tidak patah semangat atau mudah menyerah

bila dihadapkan pada kondisi – kondisi sulit dalam menjalankan tanggungjawabnya

di perusahaan. Adanya motivasi membuat karyawan tetap berusaha mencari jalan

keluar dari kondisi sulit agar dapat mencapai tujuan organisasi perusahaan.

Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa motivasi

mempunyai pengaruh pada kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan

Sajangbati (2013) menunjukkan bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif

pada kinerja karyawan.

Untuk memahami motivasi lebih dalam, peneliti mencatumkan salah satu

teori motivasi yang digagas oleh Frederick Herzberg. Teori –dua faktor (two-factor

theory) yang juga disebut sebagai teori motivasi hygiene berkaitan dengan motivasi

dan job satisfaction. Frederick Herzberg melakukan penelitian di daerah Pittsburgh

dengan mewawancarai 200 akuntan dan insinyur untuk memberikan komentar

pada dua statement, yaitu:

1. ”Katakan kepada saya kapan Anda merasa sangat senang dengan pekerjaan

Anda?”

2. ”Katakan kepada saya kapan Anda merasa tidak senang dengan pekerjaan

Anda?”

Kemudian didapatkan hasil bahwa responden yang merasa senang dengan

Universitas Sumatera Utara


20

pekerjaannya secara umum berhubungan dengan job experiences dan job content

(faktor intrinsik). Sedangkan responden yang merasa tidak senang dengan

pekerjaannya secara umum berhubungan dengan keadaan sekitar atau aspek-aspek

sekeliling pekerjaannya atau disebut juga dengan job context (faktor ekstrinsik).

Teori Two Factor yang dikemukakan oleh Hezberg ini berkaitan dengan motivasi

dan kepuasan kerja. Hubungan individu dengan pekerjaannya adalah hal yang

mendasar dan sikap yang diarahkan kepada pekerjaan tersebut dapat dengan sangat

baik menentukan apakah seseorang itu sukses atau gagal.

Berdasarkan yang dikemukakan oleh Herzberg, job satisfaction disebabkan

oleh hadirnya serangkaian faktor yang disebut sebagai motivator, sedangkan job

dissatisfaction disebabkan oleh ketidakhadiran rangkaian yang berbeda dari

motivator yang disebut sebagai hygiene faktor.

Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam

pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga

sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan.

Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:

1. Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)

2. Recognition (penghargaan)

3. Work it self (pekerjaan itu sendiri )

4. Responsibility (tanggung jawab)

5. Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)

6. Advancement (kesempatan untuk maju)

Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan

Universitas Sumatera Utara


21

rasa puas bagi karyawan, namun jika ada yang tidak terpenuhi bukan berarti

mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.

Hygiene factor adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan

dan berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor

yang termasuk di sini adalah:

1. Working condition (kondisi kerja)

2. Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)

3. Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan

pelaksanaannya)

4. Job security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status (jabatan)

5. Supervision technical (teknik pengawasan)

Herzberg juga menyatakan bahwa motivator menyebabkan seseorang untuk

bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan

hygiene factors dapat menyebabkan seseorang yang berada dalam ketidakpuasan

menuju kearah tidak ada ketidakpuasan.

Hygiene factor dianggap sebagai sebuah landasan roket – ketika itu

dihancurkan atau dikurangi, maka kita tidak akan termotivasi atau dalam keadaan

biasa-biasa saja (no dissatisfaction). Ketika seseorang berada dalam keadaan

dissatisfaction dan demotivasi, diberikan hygiene factors sehingga dia berada

dalam keadaan no dissatisfaction, tapi tidak termotivasi. Dan untuk mencapai

positive satisfaction dan motivation, maka perlu diberikan motivator factors.

2.3.1 Tujuan Motivasi

Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi

Universitas Sumatera Utara


22

menurut Hasibuan (2013:146) antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

2. Meningkatkan produktivitas kerja kerja karyawan.

3. Mempertahankan kestabilan kerja karyawan.

4. Meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan.

5. Mengaktifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana hubungan kerja yang baik.

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.

8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.3.2 Azas – Azas Motivasi Kerja

Azas-azas motivasi menurut Hasibuan (2013:146) adalah:

1. Azaz Mengikutsertakan

Mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan

kepada mereka untuk mengajukan ide–ide, rekomendasi dalam proses

pengambilan keputusan. Dengan cara ini, bawahan merasa ikut bertanggung

jawab atas tercapainya tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerjanya

akan meningkat.

2. Azas Komunikasi

Menginformasikan secara jelas tujuan yang ingin dicapai, cara

mengerjakannya, dan kendala – kendala yang dihadapi. Dengan azas

komunikasi, motivasi kerja bawahan akan meningkat. Sebab semakin banyak

Universitas Sumatera Utara


23

seseorang mengetahui suatu soal, semakin besar pula minat dan perhatiannya

terhadap hal tersebut.

3. Azas Pengakuan

Memberikan pengahargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada

bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan

semakin rajin, jika mereka terus – menerus mendapat pengakuan dan kepuasan

dari usaha – usahanya.

4. Azas Wewenang yang Didelegasikan

Mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk

mengambil keputusan dan berkreatibitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan

atau manajer.

5. Azas Perhatian Timbal Balik

Memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan

perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang

diharapkan bawaha dari perusahaan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahawa azas motivasi yang

diimplementasikan harus meningkatkan produktivitas kerja dan memberikan

kepuasan kepada karyawan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Hasil Penelitian Tahun
Keke T. Kompensasi Kerja, Hubungan Antara Disiplin Kerja (X2) 2005
Aritonang Disiplin Kerja Guru dan dengan Kinerja Guru (Y) Hipotesis (No. 4
1. Kinerja Guru SMP kedua menyatakan terdapat Th. IV)
Kristen BPK PENABUR hubungan positif antara disiplin
Jakarta kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).

Universitas Sumatera Utara


24

Lanjutan Tabel 2.1


Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh terdapat hubungan positif
antara disiplin kerja (X2) dengan
kinerja guru (Y).
Regina Aditya Pengaruh Gaya Hasil analisis data menunjukkan 2010
Reza Kepemimpinan, bahwa gaya kepemimpinan
Motivasi Dan Disiplin berpengaruh positif terhadap
Kerja Terhadap Kinerja kinerja karyawan. Motivasi dan
2
Karyawan PT. Sinar disiplin kerja juga berpengaruh
Sentosa Perkasa positif terhadap kinerja karyawan di
perusahaan tersebut.

Mahmudah Influence Of Motivation Motivation significantly influence the 2011


Enny W. And Culture On performance of employees (Y2). (Vol. 1,
Organizational The coefficient of 0.171 with p(v) = Issue 3)
3. Commiten And 0.023 indicates that motivation
Performance Of significantly influence the
Employee Of Medical performance of employees with the
Sevices direction of a positive relationship.
Slamet Riyadi Pengaruh Kompensasi Motivasi Kerja (Z) secara signifikan 2011
Finansial, Gaya mempengaruhi Kinerja Karyawan (Vol. 13,
Kepemimpinan, Dan (Z). No. 1)
Motivasi Kerja
4.
Terhadap Kinerja
Karyawan Perusahaan
Manufaktur Di Jawa
Timur
Auda Abdusalam, Motivasi dan Prestasi Analisis mengungkapkan bahwa 2012
5. Mohammed Kerja Staf Akademik motivasi memiliki pengaruh
Abubakar Mawoli Negara Universitas di signifikan terhadap kinerja
Nigeria mengajar.
Maslan Banni Pengaruh Disiplin Dan Dari penelitian ini dihasilkan data 2012
Motivasi Terhadap yang menunjukkan bahwa disiplin
Kinerja Pegawai PT. (hipotesis 1 diterima) dan motivasi
6.
PLN (Persero) Wilayah (hipotesis 2 diterima) berpengaruh
Kaltim Area Samarinda positif terhadap kinerja karyawan.

Cahyono Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan 2012


Kepemimpinan, bahwa gaya kepemimpinan
Motivasi Dan Budaya berpengaruh signifikan terhadap
Organisasi Terhadap kinerja dosen dan karyawan. Hal
Kinerja Dosen dan yang sama ditunjukkan oleh
Karyawan Universitas variabel lainnya di mana variabel
7.
Daha Kediri. motivasi dan budaya organisasi
juga berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dosen dan
karyawan di Universitas Pawyatan
Daha Kediri.

M. Harlie Pengaruh Disiplin Dengan demikian Ho ditolak dan 2012


Kerja, Motivasi dan Ha diterima, artinya bersama (Vol. 10,
Pengembangan Karier variabel bebas yang terdiri dari No. 4)
terhadap Kinerja disiplin kerja (X1), motivasi (X2),
8. Pegawai Negeri Sipil dan pengembangan karier (X3)
pada Pemerintah berpengaruh terhadap variabel
Kabupaten Tabalong di terikat yaitu Kinerja Pegawai (Y)
Tanjung Pemerintah Kabupaten ng
Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan.

Universitas Sumatera Utara


25

Lanjutan Tabel 2.1


Pengaruh motivasi, Hasil penelitian ini menunjukkan 2013
9. Sanjangbati disiplin dan kepuasan bahwa motivasi, disiplin dan
terhadap kinerja kepuasan berpengaruh signifikan
pegawai PT. POS terhadap kinerja karyawan.
Indonesia
10. Akmal Umar Effect Of Wages, Work Work motivation positive and 2014
Motivation And Job significant effect on the (Vol.6,
Satisfication On performance. No.5)
Workers’ Performance
In Manufacturing
Industry In Makasar
City

Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa disiplin dan motivasi

mempunyai peran penting dalam mendorong kinerja karyawan. Walaupun penelitian

sebelumnya sudah menunjukkan bahwa disiplin dan motivasi berpengaruh pada

kinerja karyawan, tetap saja penelitian ini menarik untuk dilakukan. Karena setiap

perusahaan mempunyai kondisi sosial yang berbeda – beda dan tidak ada yang sama

persis dengan yang lainnya. Untuk itu, penelitian ini dilakukan bukan saja untuk

memperkuat hasil studi – studi sebelumnya, namun juga untuk memberikan hasil

analisis data yang lebih baru daripada penelitian sebelumnya.

2.5 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2008:88), kerangka konseptual merupakan penjelasan

tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Kerangka konseptual menggambarkan hubungan dari variabel

independen, dalam hal ini adalah disiplin kerja (X1) motivasi kerja (X2), terhadap

variabel dependen yaitu kinerja (Y) yang dilakukan oleh karyawan.

2.5.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya

Manusia. Kedisiplinan ini merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting,

Universitas Sumatera Utara


26

karena semakin baik disiplin karyawan, maka akan semakin tinggi prestasi kerja

yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi

perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Karena disiplin kerja mempunyai

pengaruh langsung terhadap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya yang

pada akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasi. Hasibuan (2013:193)

kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan

dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik,

sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya.

2.5.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Manfaat utama dari motivasi adalah meningkatkan gairah kerja sehingga

produktivitas kerja tercapai. Menurut Hasibuan (2013:143) motivasi adalah

pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar

mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya

upayanya untuk mencapai kepuasan. Faktor motivasi memiliki hubungan langsung

dengan kinerja karyawan. Sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Hezberg ini

berkaitan dengan motivasi dan kepuasan kerja, hubungan individu dengan

pekerjaannya adalah hal yang mendasar dan sikap yang diarahkan kepada pekerjaan

tersebut dapat dengan sangat baik menentukan apakah seseorang itu sukses atau

gagal dalam pekerjaannya.

Universitas Sumatera Utara


27

Disiplin Kerja

Kinerja Karyawan

Motivasi Kerja

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian”. (Sugiyono, 2008:93)

Berdasarkan rumusan masalahdan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis

alternatif yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

PT. TASPEN (Persero) KCU Medan

H2 : Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

PT. TASPEN (Persero) KCU Medan

H3 : Disiplin kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif. Adapun variabel

penelitian dalam penelitian ini yaitu disiplin, motivasi dan kinerja. Dalam penelitian

ini akan diuji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun

variabel independen dalam penelitian ini yaitu disiplin dan motivasi. Sementara itu

yang menjadi variabel dependen yaitu kinerja.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang

Utama Jl. H. Adam Malik No. 64 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari

tanggal Juni 2017 sampai Juli 2017.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel Independent (X), yaitu Disiplin Kerja (X1) dan Motivasi Kerja (X2).

2. Variabel Dependent (Y), yaitu Kinerja (Y)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional digunakan agar konsep yang diteliti dapat diukur

dengan gejala – gejala yang ada. Berikut adalah defenisi operasional dalam

penelitian ini:

28
Universitas Sumatera Utara
29

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala
Kinerja kinerja merupakan 1. Kualitas 1. Melakukan pekerjaan Likert
(Y) suatu hasil yang dengan baik dan
dicapai oleh pekerja menyeluruh.
dalam pekerjaannya 2. Melakukan pekerjaan
menurut kriteria sesuai standar.
tertentu yang berlaku 3. Melakukan pekerjaan
untuk suatu pekerjaan. dengan teliti.
2. Kuantitas 1. Bekerja sesuai dengan
waktu yang telah
ditentukan.
2. Menyelesaikan
pekerjaan dengan
personil yang ada.
Disiplin Kedisiplinan adalah 1. Kehadiran 1. Masuk kantor sesuai Likert
Kerja kesadaran dan jam kantor.
(X1) kesediaan seseorang 2. Pulang kantor sesuai
menaati semua jam kantor.
peraturan perusahaan 3. Waktu istirahat kerja
dan norma-norma sesuai dengan waktu
sosial yang berlaku yang ditentukan.
2. Ketaatan 1. Mengenakan seragam
pada pada jam kantor.
peraturan 2. Melakukan pekerjaan
kerja sesuai dengan
prosedur.
3. Ketaatan 1. Karyawan melakukan
pada standar pekerjaan sesuai
kerja dengan tanggungjawab
yang diberikan
kepadanya
2. Mengutamakan
efisiensi dalam
melakukan pekerjaan.
3. Meningkatkan
produktivitas kerja.
4. Menyelesaikan
pekerjaan sesuai
dengan waktu yang
ditentukan.
4. Tingkat 1. Karyawan selalu
kewaspadaan berhati-hati, penuh
tinggi perhitungan, dan teliti
dalam bekerja.
5. Bekerja etis 1. Bertingkah laku sopan.
Motivasi Derajad kerelaan 1. Motivasi 1. Karyawan berhasil Likert
Kerja individu dalam Intrinsik menyelesaikan
(X2) menggunakan dan tugasnya.
memelihara upaya 2. Mendapatkan
untuk mencapai tujuan penghargaan.
perusahaan. 3. Senang dengan
pekerjaan itu sendiri.
4. Bertanggung jawab.
5. Dapat
mengembangkan diri.
6. Kesempatan untuk
maju.

Universitas Sumatera Utara


30

Lanjutan Tabel 3.1


2. Motivasi 1. Kondisi kerja.
Ekstrinsik 2. Hubungan antar
pribadi.
3. Kebijakan perusahaan
dan pelaksanaannya.
4. Perasaan aman dalam
bekerja, pay (gaji),
status (Jabatan).
5. Teknik pengawasan.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2008:132). Dalam penelitian ini, peneliti memberikan lima

alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2
Skor Pendapat Responden
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008)

Tabel 3.3
Interval Rata-Rata Jawaban Responden
No Interval Keterangan
1 1 - 1,79 Sangat Buruk
2 1,8 – 2,59 Buruk
3 2,6 – 3,39 Kurang Baik
4 3,4 - 4,19 Baik
5 4,2 – 5 Sangat Baik

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Universitas Sumatera Utara


31

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda- benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik /sifat yang dimiliki oleh subyek / obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. TASPEN (Persero) KCU Medan.

Pegawai PT. TASPEN (Persero) KCU Medan adalah 58 pegawai.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Jumlah pegawai PT. TASPEN (Persero)

KCU Medan adalah 58 orang maka maka teknik sampling yang digunakan adalah

sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relatif kecil. Istilah lain dari sampel adalah sensus, dimana semua anggota

populasi dijadikan sampel.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh

peneliti (Sanusi, 2012:103). Data ini dapat berupa opini subyek (orang) secara

individual /kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kegiatan/

kejadian dan hasil pengujian. Data ini diperlukan untuk mengetahui tanggapan

Universitas Sumatera Utara


32

pegawai terhadap kinerjanya di PT. TASPEN (Persero) KCU Medan yang

dapat dilihat dari disiplin kerja dan motivasi kerja.Untuk mendapatkan data

tersebut, akan dibagikan kuesioner kepada para responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak

lain (Sanusi, 2012:103). Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari website

mengenai berdirinya PT. TASPEN (Persero) KCU Medan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, diperlukan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu kuesioner dan wawancara. Dimana kedua metode ini

saling mendukung dalam pengumpulan data primer, berikut penjelasannya :

1. Kuesioner (Daftar Pertanyaan) dilakukan dengan mengajukan daftar

pertanyaan tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden.

2. Wawancara dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada

responden dengan cara langsung bertanya kepada responden yang akan di

wawancarai.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala terdesut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal

yang bersifat nonparametik digunakan untuk mengukur variabel nominal, bukan

untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametik. (Situmorang dan Lufti,

Universitas Sumatera Utara


33

2012:86). Jumlah sampel pada uji validitas sebanyak 30 orang yang dilakukan di

Taspen Cabang Siantar. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah:

1. Apabila r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

2. Apabila r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's Keterang
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item an
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
VAR00001 95.4000 247.766 .475 .938 Valid
VAR00002 95.4333 247.289 .517 .937 Valid
VAR00003 95.7333 238.616 .630 .936 Valid
VAR00004 95.3000 245.459 .620 .936 Valid
VAR00005 95.3667 247.206 .476 .938 Valid
VAR00006 95.3333 241.885 .576 .937 Valid
VAR00007 95.3333 244.644 .578 .937 Valid
VAR00008 95.4333 239.840 .823 .934 Valid
VAR00009 95.4333 245.909 .542 .937 Valid
VAR00010 95.4000 251.766 .466 .938 Valid
VAR00011 95.6667 239.540 .616 .936 Valid
VAR00012 95.5000 239.638 .780 .935 Valid
VAR00013 95.3667 248.792 .417 .939 Valid
VAR00014 95.7000 242.907 .496 .938 Valid
VAR00015 95.8000 238.579 .661 .936 Valid
VAR00016 95.8667 237.706 .556 .938 Valid
VAR00017 95.8000 241.545 .566 .937 Valid
VAR00018 95.5333 243.775 .617 .936 Valid
VAR00019 95.6000 238.317 .652 .936 Valid
VAR00020 95.3667 246.033 .579 .937 Valid
VAR00021 95.4000 249.283 .504 .938 Valid
VAR00022 95.4333 239.840 .823 .934 Valid
VAR00023 95.3333 248.851 .443 .938 Valid
VAR00024 95.7000 242.907 .496 .938 Valid
VAR00025 95.8333 238.489 .648 .936 Valid
VAR00026 95.9000 237.472 .581 .937 Valid
VAR00027 95.3000 245.459 .620 .936 Valid
VAR00028 95.5333 243.775 .617 .936 Valid
Sumber : Hasil Pengujian SPSS 2.2 for Windows, 2013

Pada Tabel 3.4 terlihat bahwa semua variabel yang termaksud dalam

variabel Kinerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja valid karena nilai Corrected

Item-Total Correlation- nya lebih besar dari 0,361.

Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang dan Lufti, 2012:89).

Universitas Sumatera Utara


34

Tabel 3.5
Hasil Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,939 28
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013

Pada Tabel 3.5 variabel Kinerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja

menunjukkan hasil pengujian realibilitas pada instrumen dengan nilai

Cronbac’sAlpha atau r alpa sebesar 0,939. Suatu variabel dikatakan realibel jika

memberikan nilai Cronbac’sAlpha>0,8 yang berarti baik atau sangat meyakinkan.

Hal ini membuktikan instrumen penelitian berupa kuesioner adalah realibel karena

r alpa yang bernilai 0,939 lebih besar dari 0,8.

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai-nilai variabel, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain dan untuk mengetahui

nilai dari fenomena yang terjadi pada suatu organisasi / perusahaan. Penganalisaan

data dilakukan dengan cara menyusun data, mengelompokkannya kemudian

mengintreprestasikannya sehingga memperoleh gambaran yang sebenarnya

mengenai kondisi di perusahaan tersebut.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi normal. Jika distribusi

Universitas Sumatera Utara


35

dari nilai-nilai residual tersebut tidak dapat dianggap berdistribusi

normal,maka dikatakan ada masalah terhadap asumsi normalitas (Santoso,

2010:141). Untuk menguji apakah data- data tersebut memenuhi asumsi

normalitas, maka dilakukan proses uji normalitas, dimana :

a. Jika data menyebar di sekitar daerah diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari sekitar daerah diagonal dan atau tidak

mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi

heteroskedastisitas. Metode pengujian yang dilakukan adalah uji glejser. Uji

Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan

nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen

dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakahmodel regresi

ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (Multiko). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen.

Universitas Sumatera Utara


36
Pengujian ini dilakukan dengan mengukur besar korelasi antar-variabel

independen dan jika dua variabel indeapenden terbukti berkorelasi secara kuat, maka

dikatakan terdapat multikolineritas pada kedua variabel tersebut.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi

adalah sebagai berikut :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, namun antar variabel independen dan dependen tidak memiliki

pengaruh.

2. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi ( umumnya

diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

Multikolinieritas juga dapat dideteksi dari nilai toleransi dan lawannya serta

variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umumnya dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 sama dengan

nilai VIF > 0.

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi

linear sederhana, yaitu menambah jumlah variable bebas yang sebelumnya hanya

satu menjadi dua atau lebih variable bebas. Formula untuk regresi berganda adalah

sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + Ԑ

dimana:

β = Konstanta

Y = Kinerja karyawan

X1 = Disiplin kerja

X2 = Motivasi kerja

Universitas Sumatera Utara


37

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

Ԑ = Variabel pengganggu

1. Koefisien Determinasi ( R2)

Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi

adalah antar nol dan satu ( 0< R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk variasi variabel

dependen (Kuncoro , 2011:20).

2. Uji Pengaruh Serempak (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara serempak atau bersama-

sama variabel independent (Disiplin dan Motivasi) terhadap variabel

dependent (Kinerja Karyawan). Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel ( Kuncoro, 2011:98).

3. Uji Pengaruh Parsial (Uji-t)

Uji t dilaksanakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara

individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat

konstan. Tingkat signifikansinya ( Sig t) masing – masing variabel independen

dengan taraf sig α = 0,01. Apabila tingkat signifikansinya ( Sig t) lebih kecil

daripada α = 0,01, maka hipotesisnya diterima yang artinya variabel

independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependennya. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya ( Sig t ) lebih besar

Universitas Sumatera Utara


38

daripada α = 0,01, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variabel

independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependennya. Jika dinyatakan secara statistik adalah sebagi berikut :

a. H0 : βi = 0,

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

b. Hi : βi ≠ 0,

Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

Cara melakukan uji t (Kuncoro, 2011:123) adalah dengan membandingkan

nilai statisktik t dengan titik kritias menurut tabel.

Terima H0 bila ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau Sig.t ≥ α.

Tolak H0 bila thitung > ttabel ; atau thitung < ttabel atau Sig.t < α.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaram Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. TASPEN (PERSERO)

Sejarah perjalanan panjang PT. Taspen bisa dirunut sejak masa sebelum

kolonialisme Belanda. Kala itu, di nusantara ini telah dikenal adanya administrasi

publik tradisional, di mana beberapa kerajaan dan kesultanan sudah memberikan

pensiun (berupa tanah bengkok) kepada abdi dalem yang telah menyelesaikan masa

kerjanya. Begitu seterusnya hingga di masa penjajahan Belanda.Pada tahun 1887

pemerintah kolonial Belanda menerbitkan peraturan pertama tentang pemberian

pensiun bagi semua pegawai gubernemen yang berkebangsaan Indonesia. Peraturan

mengenai pemberian dana pensiun (onderstand) terus diperbaiki seiring dengan

kondisi pada masa-masa itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, pegawai negeri

yang diberhentikan atau pensiun juga diberi Onyokin atau “uang karunia”. Begitu

pula semasa pasca kemerdekaan, pemerintah telah memberikan perhatian bagi

kesejahteraan (pensiun) pegawai negeri.

Bermula dari konferensi kesejahteraan pegawai negeri, yang berlangsung di

Jakarta, pada 25-26 Juli 1960. Dalam konferensi tersebut, para peserta konferensi

menyadari bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara dan abdi

masyarakat dipandang penting dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, guna

tercapainya tujuan pembangunan nasional. Karena itu, ketenangan dalam bekerja

merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut.

Pegawai negeri sipil memiliki potensi yang sangat menetukan dalam kelancaran

39
Universitas Sumatera Utara
40

pelaksanaan pembangunan nasional sehingga perlu dibina dan ditingkatkan

kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil sangatlah penting,

baik dalam masa aktif kerja maupun ketika pensiun.

Berkaitan dengan hal tersebut, peserta konferensi membahas konsep

perlunya dibentuk suatu badan yang dapat memberikan jaminan sosial bagi PNS

beserta keluarganya. Hasil konferensi tersebut kemudian dituangkan kedalam

Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960.

Isinya, antara lain, menetapkan perlunya pembentukan Jaminan Sosial sebagai

bekal bagi pegawai negeri sipil dan keluarganya di saat

mengakhiri pengabdiannya kepada negara.

Selanjutnya, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No 9 tahun

1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri, Peraturan Pemerintah No 10 tahun

1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai Negeri serta berdasarkan Peraturan

Pemerintah No 15 tahun 1963 tentang Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai

Negeri. Tindak lanjut atas peraturan-peraturan tersebut, pada tanggal 17 April 1963

didirikanlah Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN

Taspen). Dan tanggal 17 April kini dikenal sebagai “Hari Ulang Tahun” PN

(sekarang PT) Taspen.

Jadi, pembentukan PN Taspen sejatinya memang dilandasi dengan jiwa,

makna dan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri, khususnya

pada saat mencapai masa purna karya (pensiun). Perlu dicermati dan dimaknai

secara lebih arif isi Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 380/MP/1960 tanggal

25 Agustus 1960. Salah satu di antara isi keputusan itu adalah perlunya dibentuk

Universitas Sumatera Utara


41

jaminan sosial sebagai bekal bagi pegawai negeri dan keluarganya di saat

mengakhiri masa pengabdiannya kepada negara. Artinya, ada upaya sungguh-

sungguh dari pemerintah orde lama membangun sebuah pilar penyangga

kemandirian perekonomian bangsa melalui pilar jaminan sosial.

Kelahiran PN Taspen kala itu bisa dijadikan prime mover atau salah satu

pilar dari jaminan sosial dengan kumulatif dana peserta dan dana tunjangan hari tua

yang jumlah penerimaannya tiap tahun diprediksi akan meningkat seiring

bertambahnya jumlah pegawai negeri sipil di tanah air. Melalui PN Taspen, dana

yang terhimpun bisa digunakan untuk memperkuat cadangan keuangan nasional,

yang pada akhirnya mengukuhkan eksistensi PN Taspen menjadi salah satu pilar

jaminan sosial, selain pajak dan fiskal.

Bulan Juli 1964, Menteri Koordinator Keuangan Republik Indonesia

meresmikan beroperasinya kantor PN Taspen di Bandung. Meski Peraturan

Pemerintah No 15 Tahun 1963 baru diterbitkan pada bulan April 1963, namun

program yang dikelola PN Taspen berlaku surut sejak 1 Juli 1961 atau dua tahun

ke belakang. Jadi pada waktu berdiri, PN Taspen sudah harus menghadapi

tunggakan pekerjaan selama dua tahun.

Tahun 1963 PN Taspen mengurusi sekitar 1,5 juta pegawai negeri, yang

terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) sekitar 1.070.000 orang, pegawai negeri sipil

daerah otonom sebanyak 288.300 orang dan pegawai BUMN dan ABRI sejumlah

140.900 orang. Pengelolaan menjadi rumit lantaran yang dikelola bukan saja

pegawi negeri sipil, termasuk pula pegawai negeri militer. Untuk mempermudah,

dibentuklah cabang khusus yang bertugas mengelola asuransi pensiun anggota

Universitas Sumatera Utara


42

militer pada tahun 1964. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1964 secara resmi

dibentuk Cabang Khusus Urusan Militer dengan singkatan nama Taspenmil,

bermarkas di Kantor Staf Keuangan Angkatan Darat di Jl. Medan Merdeka Selatan

No. 7, Jakarta.

Selanjutnya, Pemerintah mengeluarkan UU Nomor 11 Tahun 1969 Tentang

Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Undang-undang tersebut

menjelaskan bahwa sifat pensiun adalah sebagai jaminan hari tua dan penghargaan atas

jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan.

Pada tanggal 17 November 1970 status hukum PN Taspen disesuaikan

menjadi Perum Taspen berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Republik

Indonesia No 749/MK/11/1970. Mulai tahun 1971, pegawai militer dan PNS yang

berada di lingkungan Hankam, asuransi sosialnya dikelola oleh ASABRI.

Perpindahan peserta ini sempat menurunkan peserta program Taspen sebesar 5,7%.

Perum Taspen pun fokus pada usaha asuransi sosial bagi PNS saja. Selanjutnya, di

tahun 1975 Perum Taspen memulai program Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Usaha

ini didukung oleh pemerintah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No 33

tahun 1977, yang menetapkan peraturan tentang Asuransi Tenaga Kerja, di mana

pesertanya berhak atas jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan asuransi

kematian.

Untuk memperjelas apa saja kewajiban peserta program pensiun pegawai

negeri sipil, Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977

Tentang Gaji Pegawai Negeri Sipil dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun

1981. Bahwa para pegawai negeri sipil wajib membayar iuran yang dipotong setiap

Universitas Sumatera Utara


43

bulan sebesar 4,75 persen dari penghasilan yang telah mereka terima. Ini

merupakan salah satu sumber pendanaan program pensiun pegawai negeri sipil.

Pada tanggal 30 Juli 1981 pemerintah mengubah bentuk usaha Taspen dari

Perum menjadi Perseroan Terbatas (PT). Keputusan ini dituangkan dalam

Keputusan Presiden melalui Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1981. Sebagai

pelaksanaan dari PP No 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri

Sipil, PT. Taspen merupakan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah untuk

menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari

Program Tabungan Hari Tua (THT) dan pensiun bagi pegawai negeri sipil.

Perubahan itu juga berlaku dalam Anggaran Dasar PT. Taspen (Persero) Nomor 3

tahun 1982 yang telah mengalami beberapa kali perubahan.

Sejak bulan April 1990, Taspen mulai menyelenggarakan pembayaran

pensiun pegwai negeri sipil di seluruh Indonesia. Peserta program pensiun ini,

selain para pegawi negeri sipil pusat dan daerah otonom, juga meliputi pejabat

negara dan penerima pensiun TNI-POLRI (yang pensiun sebelum 1 April1989). PT.

Taspen juga ditugaskan untuk melakukan pembayaran tunjangan kepada Veteran

RI dan Perintis Kemerdekaan RI/Komite Nasional Indonesia Pusat (PKRI/KNIP).

Berdasarkan ketetapan dan keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah

Republik Indonesia, maka secara garis besar dasar hukum dari PT. Taspen

(Persero) adalah:

1. Peraturan Pemerintah No. 09 Tahun 1963 dan Peraturan Pemerintah No. 10

Tahun 1963 yang keduanya berlaku sejak 1 Juli 1966.

2. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1981 Tanggal 30 Juli 1981 tentang

Universitas Sumatera Utara


44

Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.

3. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1981 tanggal 30 Juli 1981 tentang

Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum dan Tabungan Asuransi Pegawai

Negeri Sipil (Perum Taspen) menjadi bentuk PT. Taspen (Persero).

Adapun visi dan misi PT. Taspen (Persero) diuraikan sebagai berikut:

1. Visi

Visi PT. Taspen (Persero) adalah menjadikan PT. Taspen (Persero) sebagai

perusahaan Nomor 1 berkelas dunia, bersih, sehat dan benar. Dengan

memberikan pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat anggaran,

tepat tempat, tepat administrasi dan tepat menjadi pengelola dana pensiun dan

Tunjangan Hari Tua (THT) serta jaminan sosial lain yang terpercaya bagi

pesertanya.

Makna Visi PT. Taspen (Persero) adalah:

a. Menjadi pengelola dana pensiun dan tabungan hari tua serta jaminan sosial

lainnya dengan menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk

asuransi kematian), dana pensiun (termasuk uang duka wafat), program

kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya.

b. PT. Taspen yang menjadi kepercayaan para peserta dan stakeholder

lainnya akan terus menjaga dan menjamin kinerja para karyawan yang

bersih dan sehat.

c. PT. Taspen beroperasi dengan bersih dan berusaha untuk menerapkan tata

kelola perusahaan degan baik (Good Corporate Governance).

d. PT. Taspen menjadikan perusahaan yang sehat dengan adanya

Universitas Sumatera Utara


45

peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan

maupun non keuangan.

2. Misi

Misi PT. Taspen (Persero) adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang

semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan

akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi.

Makna misi PT. Taspen (Persero) adalah:

a. Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, PT. Taspen

berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan kepada peserta

Taspen secara optimal.

b. PT. Taspen bekerja secara profesional dengan terampil dan mampu

memberikan solusi dengan 5 tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah,

tepat tempat dan tepat administrasi) didukung dengan sumber daya

manusia yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.

c. PT. Taspen adalah perusahaan yang akuntabel dalam melaksanakan

pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat

dipertanggungjawabkan.

d. PT. Taspen memiliki integritas yang tinggi senantiasa konsisten dalam

memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi

perusahaan.

e. PT. Taspen adalah perusahaan yang beretika dalam melayani peserta

Taspen dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan

manusiawi.

Universitas Sumatera Utara


46

3. Makna Logo Perusahaan

Sumber PT. Taspen (Persero)

Gambar 4.1
Logo Perusahaan

a. Bentuk Bunga dengan lima helai daun bunga perkembangan lima jiwa

dari satu keluarga. Keluarga ini diartikan sebagai keluarga Pegawai

Negeri, Perusahaan Negara, dan lain-lain yang dilindungi TASPEN.

b. Lingkaran Putih Yang makin mengembang (pada bunga), diartikan

sebagai perkembangan yang maju pesat dan merupakan suatu arah tujuan

TASPEN, yang terus berkembang.

c. Lingkaran Hitam Sebagai perlindungan terhadap keluarga, dan juga di

artikan sebagai suatu persatuan wawasan Nusantara.

d. Warna Biru Menggambarkan ketentraman, damai, tenang.

e. Makna Seluruhnya TASPEN memberikan Asuransi dan perlindungan

kepada keluarga Pegawai Negeri dan lain-lain, untuk perkembangan dan

kemajuan keluarga di wawasan Nusantara.

Universitas Sumatera Utara


47

4.1.2 Struktur Organisasi

Sekitar tahun 1963-1965 manajemen PT Taspen (Persero) dikelola dengan

susunan sebagai Badan Pimpinan Umum (BPU) dan Bagian Manajemen

Penanggungjawab. Pada tahun 1965 bentukan manajemen PT. Taspen (Persero)

disempurnakan dengan penghapusan BPU dan digantikan oleh Dewan Komisaris

yang dibantu oleh beberapa dewan direksi. PT. Taspen (Persero) Cabang Utama

Medan memiliki struktur organisasi berbentuk garis, dimana pimpinan bertindak

sebagai pengelola puncak. Hal tersebut menunjukkan wewenang dan

tanggungjawab yang jelas dalam pembagian fungsi-fungsi operasional. Struktur

organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan telah banyak mengalami

perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan

perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan sekarang merupakan kombinasi

antara jabatan struktural dan fungsional.

Sumber: PT. TASPEN(PERSERO)


Gambar 4.2
STRUKTUR ORGANISASI PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN

Universitas Sumatera Utara


48

4.1.3 Job Description

PT. Taspen (Persero) menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia

merupakan aset penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Oleh karenanya PT. Taspen (Persero) secara berkesinambungan mengembangkan

dan mendukung sepenuhnya atas peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

ada, yaitu dengan membangun sistem pengelolaan kebijakan sumber daya manusia

dengan menerapkan suatu sistem standar yang digunakan untuk menjadikan

karyawan yang berintegritas, berkualitas dan profesional dibidangnya. Sumber

daya manusia yang ada dipastikan baik dalam sikap, pengetahuan dan keahlian

dengan pengembangan karyawan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi, serta

diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sejak tahun 2008, Pengelolaan sumber daya manusia PT. Taspen (Persero)

telah mengimplementasikan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis

Kompetensi (MSDM-BK) yang terdiri dari:

1. Manajemen Kinerja dengan Penilaian Kinerja Berbasis Kompetensi (SMK).

2. Kompetensi Individu (Soft dan Hard Competency).

3. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi.

4. Sistem Karir.

5. Sistem Kompensasi (Remunerasi 3P).

Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi mampu

menterjemahkan visi, misi dan tata nilai perusahaan menjadi kebutuhan kompetensi

perusahaan kedalam kebutuhan kompetensi jabatan dan kebutuhan kompetensi

karyawan. Oleh karenanya menggunakan pendekatan MSDM-BK akan lebih mudah

Universitas Sumatera Utara


49

dan praktis dalam menjalankan fungsi manajemen sumber daya manusia yang ada di

perusahaan. Seperti penyusunan jalur karir, rencana karir, analisis kebutuhan pelatihan

karyawan, pengukuran kompetensi individu, rekrutmen, seleksi dan promosi yang

semuanya disusun berdasarkan tingkat kebutuhan kompetensinya.

Setelah melakukan analisa lingkungan eksternal dan internal perusahaan,

maka disusun strategi PT. Taspen (Persero). Strategi ini dituangkan dalam Rencana

Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Strategi tersebut diterjemahkan dalam aktivitas

dan bisnis model yang diwadahi dalam organisasi PT. Taspen (Persero) melalui

proses desain organisasi.

Profil jabatan PT. Taspen (Persero) disusun dengan 3 (tiga) komponen

utama, yaitu :

1. Kualifikasi umum (pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengalaman dan fisik

jika ada).

2. Kualifikasi teknis (kompetensi teknikal dan umum atau profesionalisme

kerja).

3. Tanggung jawab.

Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian

yang ada berdasarkan struktur organisasi PT. Taspen (Persero) Cabang Utama

Medan:

1. Kepala Kantor Cabang Utama

Kepala kantong cabang utama bertanggung jawab atas kantor cabang utama

yang membawahi langsung kepala bidang layanan dan manfaat, kepala bidang

umum dan sumber daya manusia, kepala bidang keuangan, dan kepala bidang

Universitas Sumatera Utara


50

sistem informasi. Uraian tugas dan wewenang kepala kantor cabang utama:

a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan operasional di

seluruh kantor cabang dan menjadikan misi sebagai pedoman untuk

mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

b. Bertanggungjawab terhadap penyelesaian dan penataan identifikasi

masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu perusahaan dan

pegawai yang berada di unit kerjanya.

c. Bertanggungjawab terhadap pembinaan usaha kecil dan koperasi di unit

kerjanya.

d. Membina dan mengendalikan kegiatan kantor cabang utama dan

mengkoordinasikan kantor cabang wilayah kerjanya.

e. Bertindak umum dan atas nama direksi dalam melaksanakan operasional

kantor cabang serta mengikat kantor cabang dengan pihak lain atas

persetujuan direksi perusahaan.

f. Memberikan pengarahan serta pembinaan kepada jajaran di bawahnya

yang menjadi tanggung jawabnya dalam pelaksanaan tugas yang dapat

mendukung sistem mutu pelayanan demi kepuasan peserta dalam

melaksanakan tinjauan manajemen, audit mutu internal, tindakan korelasi

dan pencegahan, kontrol dokumen dan data, serta teknik statistik dan

pengendalian mutu

g. Mengkoordinasi seluruh kegiatan di kantor sesuai dengan program kerja

dan besarnya anggaran yang ditetapkan perusahaan.

h. Menyelenggarakan koordinasi terhadap kegiatan-kegiatan di kantor

Universitas Sumatera Utara


51

cabang serta mengajukan usul untuk perbaikan sistem dan prosedur

penyelenggaraan pelayanan di kantor cabang.

i. Membuat laporan berkala kepada kepala kantor wilayahnya.

2. Wakil Kepala Kantor Cabang Utama

Wakil kepala kantor cabang utama membantu kepala kantor cabang utama

dalam membina dan mengendalikan kegiatan intern perusahaan. Uraian tugas

dan wewenang wakil kepala kantor cabang utama:

a. Melaksanakan tugas-tugas dalam bidang personalia serta mengendalikan

kegiatan intern perusahaan.

b. Mendukung sistem mutu pelayanan demi kepuasan peserta dalam

melaksanakan tinjauan manajemen, audit mutu internal, tindakan korelasi

dan pencegahan, kontrol dokumen dan data, teknik statistik dan

pengendalian catatan mutu.

c. Membantu kepala kantor cabang utama untuk menjabarkan kebijakan

perusahaan yang menyangkut kegiatan yang akan dilaksanakan kantor

cabang.

d. Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengarahan kepada karyawan dan

menjadikan misi sebagai pedoman untuk menjalankan tugas membantu

kepala kantor cabang utama.

e. Membantu kepala kantor cabang utama dalam pembuatan berkala kepada

kepala kantor wilayahnya.

3. Kepala Bidang Layanan dan Manfaat

Kepala bidang layanan dan manfaat bertanggung jawab kepala kepala kantor

Universitas Sumatera Utara


52

cabang utama yang membawahi langsung kepala seksi kepesertaan, kepala

seksi layanan dan manfaat. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang layanan

dan manfaat:

a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan dan peningkatan

mutu pegawai pada unit kerja lingkungannya.

b. Menyetujui besarnya premi peserta program tabungan dan asuransi.

c. Mengkoordinir dan memberikan penjelasan kepada perserta tabungan dan

asuransi mengenai sistem penilaian, perhitungan dan pembayaran.

d. Menyetujui kelengkapan dokumen pengajuan surat permohonan

pembayaran klaim yang diajukan.

4. Kepala Seksi Kepesertaan

Kepala seksi kepesertaan bertanggung jawab kepada kepala bidang layanan

manfaat untuk melaksanakan pelayanan serta memverifikasi dan melaporkan

kepada pihak manajemen. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi

kepesertaan:

a. Bertanggungjawab atas terselenggaranya kegiatan administrasi peserta

dan pemasaran.

b. Melaksanakan komunikasi data sesuai dengan hak tabungan hari tua

peserta.

c. Menyelenggarakan dan mengawasi penelitian, evaluasi dan

pengadministrasian peserta program asuransi pensiun dan tabungan hari tua.

d. Melakukan kegiatan pemasaran produk program perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


53

5. Kepala Seksi Layanan dan Manfaat

Kepala seksi layanan dan manfaat bertanggung jawab kepada kepala bidang

layanan dan manfaat. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi layanan dan

manfaat:

a. Mengesahkan kebenaran pengajuan klaim manfaat program PT. Taspen

(Persero).

b. Bertanggungjawab dan menindaklanjuti terhadap keluhan pelayanan yang

diterima dengan tindakan korelasi dan pencegahan guna memperbaiki

mutu pelayanan.

c. Menetapkan besarnya klaim sesuai dengan prosedur yang ditetapkan,

memverifikasi dan melaporkan kepada manajemen perusahaan.

d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu

pegawai pada unit dan lingkungan.

6. Kepala Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia

Kepala bidang umum dan sumber daya manusia bertanggung jawab kepada

kepala kantor cabang utama yang membawahi langsung kepala seksi sumber

daya manusia dan kepala seksi umum. Uraian tugas dan wewenang kepala

bidang umum dan sumber daya manusia:

a. Bertanggungjawab atas terselenggaranya kegiatan bidang personalia dan

umum, pelaksanaan, pembinaan dan peningkatan mutu pegawai pada unit

kerja dilingkungannya.

b. Bertanggungjawab atas pengadaan barang dan jasa serta

pendistribusiannya ke unit-unit kerja di lingkungan kantor cabang sesuai

Universitas Sumatera Utara


54

dengan kebutuhan.

c. Menyetujui daftar gaji dan kompensasi lainnya serta penyelesaian

kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mengkoordinasikan kegiatan kesekretarian, kehumasan dan keamanan,

kearsipan, pendidikan dan latihan serta nonkedinasan lainnya.

7. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia

Kepala seksi sumber daya manusia bertanggung jawab atas kepala bidang

umum dan sumber daya manusia. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi

sumber daya manusia:

a. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan, pembinaan mental karyawan

dan olahraga serta kegiatan non kedinasan lainnya.

b. Menyiapkan data dan daftar gaji untuk menyelenggarakan administrasi

personalia serta menetapkan pemberian fasilitas bagi karyawan dan

keluarganya.

c. Menyimpan, memelihara keakuratan dan kerahasiaan data karyawan

8. Kepala Seksi Umum

Kepala seksi umum bertanggungjawab atas kepala bidang umum dan sumber

daya manusia yang menyelenggarakan kegiatan kesekretarian, perawatan,

kehumasan dan kearsipan.

Uraian tugas dan wewenang kepala seksi umum:

a. Mengkoordinir pemeliharaan, perawatan dan perbaikan atas aset

perusahaan termasuk pengamanan atas semua dokumen milik perusahaan

di kantor cabang.

Universitas Sumatera Utara


55

b. Mengendalikan pengadaan, penyimpanan, investasi, distribusi peralatan

kantor dan komputer di kantor cabang.

c. Melakukan kegiatan operasional dan administrasi.

d. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administratif atas usaha kecil dan

koperasi wilayah lainnya.

9. Kepala Bidang Keuangan

Kepala bidang keuangan bertanggungjawab atas kepala kantor cabang utama

yang membawahi langsung kepala seksi kas dan kepala seksi administrasi

keuangan. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang keuangan:

a. Mengkoordinasi dan menyelenggarakan administrasi keuangan dan arus

keluar masuk dana.

b. Mempersiapkan dana untuk pembayaran program tabungan dan asuransi

pegawai negeri sipil serta pembayaran lainnya.

10. Kepala Seksi Kas

Kepala seksi kas bertanggungjawab atas kepala bidang keuangan. Uraian tugas

dan wewenang kepala bidang keuangan:

a. Mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas kantor cabang.

b. Melakukan tugas verifikasi sebagai langkah pra audit transaksi keuangan

perusahaan di kantor cabang.

c. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan bukti yang telah

diotorisasi.

d. Menyimpan uang dan surat-surat berharga.

Universitas Sumatera Utara


56

11. Kepala Seksi Administrasi Keuangan

Kepala seksi administrasi keuangan bertanggungjawab atas kepala bidang

keuangan. Uraian tugas dan wewenang kepala seksi administrasi keuangan:

a. Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen keuangan kantor

cabang utama.

b. Melakukan pengawasan serta membuat laporan realisasi anggaran kantor

cabang utama.

c. Membuat rekonsiliasi bank dan melakukan pengecekan pembukuan,

program hari tua dan administrasi pensiun.

12. Kepala Bidang Sistem Informasi

Kepala bidang sistem informasi bertanggungjawab atas kepala kantor cabang

utama. Uraian tugas dan wewenang kepala bidang sistem informasi:

a. Mengatur penggunaan pengoperasian, pemeliharaan dan perlengkapan

komputer.

b. Melakukan perbaikan sistem apabila terjadi kerusakanpada sistem sampai

beroperasi seperti sedia kala.

4.1.4 Jaringan Usaha

PT. Taspen (Persero) sampai saat ini menyelenggarakan dua jenis program

utama yaitu Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Pembayaran Pensiun.

a. Program Asuransi Pegawai Negeri Sipil dan Tabungan Hari Tua (THT).

Program THT merupakan program yang telah diselenggarakan sejak berdirinya

PT. Taspen (Persero) pada tahun 1963. Sebagaimana yang telah diatur dalam

Peraturan Pemerintah No 25 tahun 1981. Program THT adalah bagian dari

Universitas Sumatera Utara


57

program pensiun PNS yang terdiri dari THT Dwiguna yang dikaitkan dengan

usia pensiun ditambah dengan THT kematian. Berdasarkan peraturan

pemerintah tersebut, THT dwiguna didefenisikan sebagai suatu jenis THT yang

memberikan suatu jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia

pensiun ataupun bagi ahli warisnya pada waktu peserta meninggal sebelum

mencapai usia pensiun. Peserta program Tabungan Hari Tua terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat

b. Pegawai Negeri Daerah Otonom

c. Pegawai beberapa Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik

Daerah

d. Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja

Untuk memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi, PT. Taspen

(Persero) telah mengembangkan dua program baru yaitu Tabungan Hari Tua

Multiguna Sejahtera dan Tabungan Hari Tua Dwiguna Sejahtera. Program

Tabungan Hari Tua Multiguna Sejahtera adalah pengembangan dari THT Dwiguna

dengan penambahan manfaat bagi peserta berupa manfaat berkala dan manfaat nilai

tukar. Besarnya manfaat berkala disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

peserta. Program ini telah diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD. Program

Tabungan Hari Tua Ekaguna Sejahtera menawarkan manfaat tabungan hari tua saja

kepada peserta yang ingin membatasi kewajiban iurannya. Program ini juga telah

diikuti oleh beberapa pegawai BUMN/BUMD.

b. Program Pembayaran Pensiun

Sejak tahun 1987 PT. Taspen (Persero) diberi kepercayaan untuk

Universitas Sumatera Utara


58

melaksanakan pembayaran program pensiun bagi pegawai negeri sipil dan

dimulai pada tiga provinsi yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa

Tenggara Barat. Pada bulan januari 1988 cakupan wilayah pembayaran

pensiun ditambah dan diperluas di daerah Sumatera. Pada tanggal 1 April 1989

cakupan tersebut diperluas lagi ke wilayah Jawa dan Madura. Kemudian sejak

bulan april 1990 PT. Taspen (Persero) mulai menyelanggarakan pembayaran

pensiun pegawai negeri sipil secara nasional. Selain kepada PNS, PT. Taspen

(Persero) juga melakukan pembayaran pensiun bagi:

a. Pensiun Pegawai Negeri Sipil pusat dan daerah otonom

b. Pensiun Anggota ABRI atau POLRI dan Pegawai Negeri Sipil Hankam

c. Pensiun Pejabat Negara

d. Perintis Kemerdekaan (Veteran)

Apabila pegawai negeri sipil pusat dan daerah serta pejabat negara berhenti

karena mencapai usia batas pensiun, PT. Taspen (Persero) akan membayarkan

sekaligus hak tabungan hari tua dan pensiun pertamanya. Sesuai dengan ketentuan

yang berlaku, seorang pegawai negeri sipil akan mencapai batas usia pensiun 60

tahun (kecuali untuk pegawai yang menduduki jabatan tertentu dapat lebih dari itu),

18 bulan sebelum saatpensiun diminta mengisi dan mengoreksi Daftar Perorangan

Calon Pensiun (DPCP) dan menyampaikan kepada Badan Administrasi

Kepegawaian Negara (BAKN). Setelah menerima DPCP dan lampirannya, BAKN

akan menerbitkan SK pensiun dan menyampaikan ke alamat pensiun. Kemudian

tebusan SK pensiun dilampiri dengan SP4 A rangkap dua dengan pas photo dua

lembar dikirim ke kantor cabang PT. Taspen (Persero). Setelah meneriman tebusan

Universitas Sumatera Utara


59

SK pensiun dan lampiran serta Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP)

yang asli dari Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) tentang pembayaran

gaji terakhir, PT. Taspen (Persero) melaksanakan pembayaran pensiun melalui

kantor bayar yang dikehendaki dengan peserta terlebih dahulu menyampaikan Surat

Pemberitahuan dan Kartu Identitas Pensiun (KARIP).

4.1.5 Kinerja Usaha Terkini

Pengembangan yang dilakukan PT. Taspen (Persero) untuk mendukung

pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi

ekspektasi peserta dan stakeholder lainnya, meliputi pengembangan sumber daya

manusia, pelayanan, teknologi informasi, keuangan, dan investasi. PT. Taspen

(Persero) sebagai lembaga penyelenggara asuransi sosial mempunyai kewajiban

jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan penyelenggaraan asuransi dan

peningkatan kesejahteraan peserta. Oleh karena itu, pengelolaan investasi PT.

Taspen (Persero) berbasis pada Asset Liability Management yang dengan konsisten

menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) tingkat hasil (return) yang optimal dan

likuid, dengan time horizon yang disesuaikan dengan sifat liability perusahaan serta

memperhatikan struktur portofolio dan alokasi asetnya dengan memanfaatkan

instrumen-instrumen investasi yang mempunyai pengembangan yang baik. Selain

itu PT. Taspen (Persero) juga telah melaksanakan reformasi pelayanan yang

meliputi penyederhanaan formulir, penyederhanaan prosedur klim dari 7 (tujuh)

titik menjadi 3(tiga) titik, pengajuan klim secara online dan penyelenggaraan office

chanelling sehingga PT. Taspen (Persero) dapat lebih dekat kepada peserta dalam

memberikan pelayanannya.

Universitas Sumatera Utara


60

4.1.6. Rencana Usaha

Divisi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis merupakan divisi yang ada

pada PT. Taspen (Persero) dibawah Direktorat Utama. Hal tersebut sesuai dengan

Peraturan Direksi Nomor: PD-11/DIR/2012 tanggal 08 Agustus 2012. Divisi

Rembang Bisnis mempunyai fungsi melakukan perencanaan strategis perusahaan

(pengembangan usaha) dalam jangka panjang dan pendek berdasarkan visi, misi,

paradigma dan sasaran serta kebijakan strategis yang telah ditetapkan perusahaan.

Divisi Renbang Bisnis juga melakukan pengembangan konsep bisnis yang sesuai

dengan perusahaan, melakukan kajian pengembangan produk-produk baru asuransi

sosial (pensiun, tabungan hari tua dan program kesejahteraan PNS (lainnya)

termasuk study kelayakannya. Sebagai pemenuhan atas ketentuan yang terdapat

pada Undang-Undang Nomor:40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 11

ayat 2b Anggaran Dasar PT Taspen (Persero), keputusan Pemegang Saham PT.

Taspen (Persero) Nomor KEP-211/M-PBUMN/199 Pasal 7 ayat 1, dan Peraturan

Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor:64 Tahun 2001 Tentang Pengalihan

Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan

(PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN)

kepada Menteri Negara Bidang Usaha Milik Negara, Divisi Renbang dan Bisnis

ditugaskan perusahaan untuk membuat Laporan Manajemen Konsolidasi dan

Laporan Manajemen Program Pensiun PT. Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.

Divisi Renbang Bisnis melakukan kajian terhadap posisi kegiatan usaha PT Taspen

(Persero) pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang, serta melakukan

monitoring resiko koorporasi melalui unit anajemen Resiko. Divisi Renbang Bisnis

Universitas Sumatera Utara


61

juga melakukan penerbitan Laporan Manajemen, Laporan Statistik, Annual Report

dan Company Profile, disamping melakukan perumusan kebijakan dan SOP untuk

pengendalian resiko bisnis.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

(kuesioner). Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran

kuesioner pada 58 orang responden karyawan PT. TASPEN (PERSERO) Medan.

Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pertanyaan yang

diberikan. Karakteristik responden dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan usia, jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
JenisKelamin * Kelompok Umur Crosstabulation
Count
Kelompok Umur
<29 30-39 40-49 >49 Total
JenisKelamin Lk 4 1 5 26 36
Pr 9 1 4 8 22
Total 13 2 9 34 58
Sumber: Lampiran 2

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia

adalah 13 orang responden (22.4%) berusia dibawah 29 tahun yang berjenis

kelamin laki-laki 4 orang dan perempuan 9 orang, 2 orang responden (3.4%)

berusia diantara 30–39 tahun yang berjenis kelamin laki-laki 1 orang dan

wanita 1 orang, 9 orang responden (15.5%) berusia diantara 40-49 tahun yang

Universitas Sumatera Utara


62

berjenis kelamin laki-laki 5 orang dan perempuan 4 orang, dan 34 orang

responden(58.6%) berusia diatas 49 tahun yang berjenis kelamin laki-laki 26

orang dan perempuan 8 orang. Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas

usia responden diatas 49 tahun sebesar 58.6% yang berarti bahwa karyawan

PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN didominasi oleh karyawan berusia

diatas 49 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
JenisKelamin * Pendidikan Crosstabulation
Count
Pendidikan
S-1 D-3 SMA SMP Total
JenisKelamin Lk 14 6 15 1 36
Pr 7 5 10 0 22
Total 21 11 25 1 58
Sumber: Lampiran 3

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan adalah 21 orang responden (36.20%) berpendidikan S-1 yang

berjenis kelamin Laki-laki 14 orang dan perempuan 7 orang, 11 orang responden

(18.96%) berpendidikan Diploma yang berjenis kelamin laki-laki 6 orang dan

wanita 5 orang, 25 orang responden (43.10%) berpendidikan SMA yang berjenis

kelamin laki-laki 15 orang dan perempuan 10 orang, dan 1 orang responden laki-

laki (1.72%) berpendidikan SMP. Hasil pada tabel tersebut terlihat bahwa PT.

TASPEN (PERSERO) Medan memiliki karyawan dengan tingkat pendidikan

SLTA lebih banyak disusul oleh pendidikan Srata-1.

Universitas Sumatera Utara


63

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
JenisKelamin *Lama Bekerja Crosstabulation
Count
Tahun
<15 16-30 >35 Total
JenisKelamin Lk 5 27 4 36
Pr 10 10 2 22
Total 15 37 6 58
Sumber: Lampiran 4

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan lama

bekerja adalah 15 orang responden (25.86%) lama bekerja dibawah 15 tahun

diantaranya 5 orang responden laki-laki dan 10 orang responden perempuan,

37 orang responden (63.79%) lama bekerja diantara 16-30 tahun yaitu 27 orang

responden laki-laki dan 10 orang responden perempuan, dan 6 orang responden

(10.34%) lama bekerja dibawah 35 tahun dintaranya 4 orang responden laki-

laki dan 2 orang responden perempuan.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan skala likert untuk menanyakan Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan.

Variabel Kinerja (Y) terdiri dari 6 butir pertanyaan, Variabel Disiplin Kerja (X1)

terdiri dari 11 butir pertanyaan dan Variabel Motivasi Kerja (X2) memiliki 11 butir

pertanyaan.

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja

Universitas Sumatera Utara


64

Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja
Sangat
Tanggapan Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Rata-
Responden Setuju Setuju Setuju Ket
Setuju Rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0.0 2 3.4 16 27.6 33 56.9 7 12.1 3.8 S
2 0 0.0 1 1.7 16 27.6 35 60.3 6 10.3 3.8 S
3 0 0.0 0 0.0 15 25.9 30 51.7 13 22.4 4.0 S
4 0 0.0 2 3.4 14 24.1 31 53.4 11 19.0 3.9 S
5 0 0.0 2 3.4 22 37.9 28 48.3 6 10.3 3.7 S
6 0 0.0 2 3.4 17 29.3 26 44.8 13 22.4 3.9 S
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013

Berdasarkan item pertama menunjukkan bahwa karyawan melakukan

pekerjaan dengan baik dan menyeluruh dinilai cukup baik oleh karyawan. Hasil

ini ditunjukkan oleh sangat setuju 12,1% dan 56,9% jawaban setuju. Dalam hal

ini hasil yang baik dan benar dapat dipenuhi oleh karyawan dalam

menyelesaikan setiap pekerjaan yang dikerjakannya. Dan 27,6% jawaban

kurang setuju dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar, rata-rata

jawaban responden adalah 3,8 yaitu setuju atau baik. Pimpinan harus jeli

menempatkan karyawan pada pekerjaan yang sesuai, yang dapat didasarkan

pada tingkat pendidikan skil, ketertarikan dan kepribadian karyawan tersebut.

Berdasarkan item kedua menunjukkan bahwa karyawan melakukan pekerjaan

sesuai standar. Hasil ini ditunjukkan oleh sangat setuju 10,3% dan 60,3%

jawaban setuju, sisanya 27,6% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata

adalah 3,8 yaitu setuju atau baik. Pemimpin sebaiknya dapat memberikan

apresiasi baik pujian maupun yang bersifat materiil setiap ada peningkatan

kinerja karyawan sehingga karyawan dapat termotivasi untuk bekerja lebih

baik lagi.

Universitas Sumatera Utara


65

Berdasarkan item ketiga menunjukkan bahwa karyawan sudah melakukan

pekerjaan dengan sempurna. Hasil ini ditunjukkan oleh 51,7% jawaban setuju

dan 25,9% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 4,0 yaitu setuju atau

baik, pemimpin harus bisa memberikan arahan tugas yang lebih spesifik karena

setiap karyawan memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda, sehingga

karyawan dapat mengetahui dengan pasti tugas yang harus dilakukannya.

Berdasarkan item empat menunjukkan bahwa karyawan sudah bekerja sehari-

hari sesuai waktu yang ditentukan. Hasil ini ditunjukkan oleh 53,4% jawaban

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan sudah bekerja

sehari-hari sesuai waktu yang ditentukan oleh PT.TASPEN (PERSERO), dan

sisanya 24,1% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 3,4% dengan nilai rata-

rata 3,9 yaitu setuju atau baik. Kedisiplinan karyawan harus ditingkatkan lagi

dengan memberikan teladan daripada pemimpin bagi para stafnya.

Berdasarkan item kelima menunjukkan bahwa karyawan menyelesaikan

pekerjaan dengan personil yang ada. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,8% jawaban

setuju, dan 37,9% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju

atau baik. Pemimpin harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang harmonis

sehingga dapat mencegah konflik antar karyawan.

Berdasarkan item keenam menunjukkan bahwa karyawan melakukan

pekerjaan dengan teliti. Hasil ini ditunjukkan oleh sangat setuju 22,4%, 44,8%

jawaban setuju dan 29,3% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,9

yaitu setuju atau baik. Pemimpin dapat melakukan komunikasi yang intens

kepada karyawan sehingga karyawan akan merasa lebih aman dan dipercaya,

Universitas Sumatera Utara


66

yang nantinya akan membantu karyawan bekerja dengan tenang dan

mengasilkan kinerja yang baik.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja

Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja

Sangat
Tanggapan Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Rata-
Responden Setuju Setuju Setuju Ket
Setuju Rata

Item No. F % F % F % F % F %
1 0 0.0 5 8.6 15 25.9 31 53.4 7 12.1 3.7 S
2 0 0.0 3 5.2 16 27.6 33 56.9 6 10.3 3.7 S
3 0 0.0 5 8.6 13 22.4 28 48.3 12 20.7 3.8 S
4 0 0.0 2 3.4 11 19.0 34 58.6 11 19.0 3.9 S
5 0 0.0 8 13.8 20 34.5 23 39.7 7 12.1 3.5 S
6 0 0.0 3 5.2 19 32.8 24 41.4 12 20.7 3.8 S
7 0 0.0 6 10.3 12 20.7 33 56.9 7 12.1 3.7 S
8 1 1.7 4 6.9 21 36.2 29 50.0 3 5.2 3.5 S
9 0 0.0 6 10.3 13 22.4 30 51.7 9 15.5 3.7 S
10 0 0.0 1 1.7 15 25.9 28 48.3 14 24.1 3.9 S
11 0 0.0 0 0.0 13 22.4 27 46.6 18 31.0 4.1 S
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013

Berdasarkan item pertama menunjukkan bahwa menurut sebagian besar

karyawan dapat memenuhi kedatangan di tempat kerja secara tepat waktu.

Hasil ini ditunjukkan oleh 53,4% jawaban setuju dan 25,9% jawaban kurang

setuju dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Kedatangan yang tepat

waktu akan mengoptimalkan waktu bekerja karyawan di perusahaan.

Berdasarkan item kedua menunjukkan bahwa karyawan pulang kantor sesuai

dengan jam kantor. Hasil ini ditunjukkan oleh 56,9% jawaban setuju dan 27,6%

jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Pulang

kantor sesuai jam kantor akan mengoptimalkan waktu bekerja karyawan di

Universitas Sumatera Utara


67

perusahaan.

Berdasarkan item ketiga menunjukkan bahwa karyawan istirahat kerja sesuai

dengan waktu yang ditentukan. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,3% jawaban

setuju dan 22,4% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,8 yaitu setuju

atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan istirahat sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

Berdasarkan item keempat menunjukkan bahwa karyawan mengenakan

seragam pada jam kantor. Hasil ini ditunjukkan oleh 20,7% jawaban sangat

setuju, 58,6% jawaban setuju dan 19,0% jawaban kurang setuju dengan nilai

rata-rata 3,9 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

karyawan mengenakan seragam pada jam kantor.

Berdasarkan item kelima menunjukkan bahwa karyawan melakukan pekerjaan

sesuai dengan prosedur yang ada. Hasil ini ditunjukkan oleh 39,7% jawaban

setuju, dan 34,5% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata 3,5 yaitu setuju

atau baik tetapi pemimpin harus memperhatikan bawahannya untuk

menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di setiap divisi

maupun dengan instansi lain yang terkait.

Berdasarkan item keenam menunjukkan bahwa karyawan melakukan

pekerjaan sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan. Hasil ini ditunjukkan

oleh 41,4% jawaban setuju, dan 32,8% jawaban kurang setuju dengan nilai

rata-rata 3,8 yaitu setuju atau baik. Pimpinan dapat mewajibkan bawahannya

untuk mengikuti petunjuk dan bertanggungjawab kepada masing-masing

atasan dengan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

Universitas Sumatera Utara


68

Berdasarkan item ketujuh menunjukkan bahwa karyawan mengutamakan

efisiensi dalam bekerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 56,9% jawaban setuju,

20,7% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 10,3% dengan nilai rata-rata 3,7

yaitu setuju atau baik. Harus ada perencanaan pekerjaan termasuk berapa lama

waktu yang ditargetkan sehingga karyawan dapat bekerja lebih efisien lagi.

Berdasarkan item kedelapan menunjukkan bahwa karyawan meningkatkan

produktivitas kerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 5,2% sangat setuju, 50,0%

jawaban setuju, 36,2% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 6,9% dengan

nilai rata-rata 3,5 yaitu setuju atau baik. Pemimpin dapat melakukan kegiatan

team building yang diselenggarakan di luar waktu bekerja, yang nantinya akan

memancing kreativitas karyawan untuk berpikir lebih kreatif dan bekerja lebih

lebih giat lagi.

Berdasarkan item kesembilan menunjukkan bahwa karyawan menyelesaikan

pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan. Hasil ini ditunjukkan oleh 15,5%

jawaban sangat setuju, 51,7% jawaban setuju, 22,4% jawaban kurang setuju

dan tidak setuju 10,3% dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Beri

system reward dan punishment, sehingga dapat memotivasi karyawan untuk

bekerja lebih baik lagi.

Berdasarkan item kesepuluh menunjukkan bahwa karyawan selalu berhati-hati,

penuh perhitungan, dan teliti dalam bekerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,3%

jawaban setuju, 25,9% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 1,7% dengan

nilai rata-rata 3,9 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar karyawan selalu berhati-hati, penuh perhitungan, dan teliti dalam bekerja.

Universitas Sumatera Utara


69

Berdasarkan item kesebelas menunjukkan bahwa karyawan bertingkah laku

sopan dalam bekerja. Hasil ini ditunjukkan oleh 46,6% jawaban setuju, 22,4%

jawaban kurang setuju dan tidak setuju 0% dengan nilai rata-rata 4,1 yaitu baik

atau setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan bertingkah laku sopan

dalam bekerja.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja

Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kerja
Sangat
Tanggapan Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Rata-
Responden Setuju Setuju Setuju Ket
Setuju Rata
Item No. F % F % F % F % F %
1 3 5.2 9 15.5 19 32.8 20 34.5 7 12.1 3.3 KS
2 1 1.7 2 3.4 19 32.8 24 41.4 12 20.7 3.8 S
3 0 0.0 6 10.3 13 22.4 32 55.2 7 12.1 3.7 S
4 1 1.7 3 5.2 21 36.2 29 50.0 4 6.9 3.6 S
5 0 0.0 6 10.3 14 24.1 32 55.2 6 10.3 3.7 S
6 0 0.0 1 1.7 15 25.9 28 48.3 14 24.1 3.9 S
7 0 0.0 1 1.7 5 8.6 27 46.6 25 43.1 4.3 SS
8 0 0.0 1 1.7 9 15.5 32 55.2 16 27.6 4.1 S
9 1 1.7 3 5.2 7 12.1 33 56.9 14 24.1 4.0 S
10 0 0.0 0 0.0 6 10.3 27 46.6 25 43.1 4.3 SS
11 0 0.0 0 0.0 8 13.8 23 39.7 27 46.6 4.3 SS
Sumber: Hasil Pengujian SPSS 22.0 for Windows, 2013

Berdasarkan item pertama menunjukkan bahwa menurut sebagian besar

karyawan terdorong untuk menyelesaikan tugas. Hasil ini ditunjukkan oleh

34,5% jawaban setuju dan 32,8% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata

3,3 yaitu kurang setuju atau kurang baik. Pemimpin dapat melakukan kontrol

dengan sering muncul saat karyawan bekerja sehingga dapat berpengaruh

terhadap semangat kerja karyawan.

Berdasarkan item kedua menunjukkan bahwa karyawan mendapatkan apresiasi

Universitas Sumatera Utara


70

atas kinerja mereka. Hasil ini ditunjukkan oleh 20,7% jawaban sangat setuju,

41,4% jawaban setuju dan 32,8% jawaban kurang setuju dengan nilai rata-rata

3,8 yaitu setuju atau baik. Insentif atau bonus yang adil membuat karyawan

berpikir bahwa perusahaan memberi hak karyawan secara profesional.

Berdasarkan item ketiga menunjukkan bahwa karyawan senang dengan

pekerjaan itu sendiri. Hasil ini ditunjukkan oleh 12,1% jawaban sangat setuju,

55,2% jawaban setuju, 22,4% jawaban kurang setuju dan 10,3% tidak setuju

dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu setuju atau baik. Membuat suasana kantor yang

nyaman dan kondusif akan membuat karyawan tidak terbebani dalam bekerja

karena mereka senang dengan pekerjaan itu sendiri.

Berdasarkan item keempat menunjukkan bahwa karyawan dapat

bertanggungjawab terhadap pekerjaan. Hasil ini ditunjukkan oleh 6,9%

jawaban sangat setuju, 50,0% jawaban setuju, 36,2% jawaban kurang setuju

dan 5,2% tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,6 yaitu setuju atau baik. Berikan

kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan persoalan perkerjaan

yang dihadapinya, dan cari solusi bersama.

Berdasarkan item kelima menunjukkan bahwa karyawan dapat

mengembangkan diri. Hasil ini ditunjukkan oleh 55,2% jawaban setuju, 24,1%

jawaban kurang setuju dan tidak setuju 10,3% dengan nilai rata-rata 3,7 yaitu

setuju atau baik.

Berdasarkan item keenam menunjukkan bahwa karyawan mempunyai

kesempatan untuk maju. Hasil ini ditunjukkan oleh 48,3% jawaban setuju,

25,9% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 1,7% dengan nilai rata-rata 3,9

Universitas Sumatera Utara


71

yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan

mempunyai kesempatan untuk maju.

Berdasarkan item ketujuh menunjukkan bahwa kondisi kerja yang nyaman.

Hasil ini ditunjukkan oleh 46,6% jawaban setuju, 8,6% jawaban kurang setuju

dan tidak setuju 1,7% dengan nilai rata-rata 4,3 yaitu sangat setuju atau sangat

baik. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa kondisi kerja cukup nyaman.

Berdasarkan item kedelapan menunjukkan bahwa karyawan mempunyai

hubungan yang baik dengan karyawan lain. Hasil ini ditunjukkan oleh 55,2%

jawaban setuju, 15,5% jawaban kurang setuju dan tidak setuju 1,7% dengan

nilai rata-rata 4,1 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar karyawan mempunyai hubungan yang baik dengan karyawan lain yang

nanti nya ada keinginan untuk memotivati antar karyawan.

Berdasarkan item kesembilan menunjukkan bahwa kebijakan perusahaan

dengan pelaksanaannya. Hasil ini ditunjukkan oleh 24,1% jawaban sangat

setuju, 56,9% jawaban setuju, 12,1% jawaban kurang setuju dan tidak setuju

5,2% dengan nilai rata-rata 4,0 yaitu setuju atau baik. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan dapat merealisasikan kebijakan yang telah dibuat.

Berdasarkan item kesepuluh menunjukkan bahwa karyawan memiliki perasaan

aman dalam bekerja (gaji dan status/jabatan) dalam bekerja. Hasil ini

ditunjukkan oleh 46,6% jawaban setuju, 10,3% jawaban kurang setuju dan

tidak setuju 0% dengan nilai rata-rata 4,3 yaitu sangat setuju atau sangat baik.

Adanya jenjang karir, pensiun, asuransi dan lainnya akan membuat karyawan

merasa aman dalam bekerja.

Universitas Sumatera Utara


72

Berdasarkan item kesebelas ada pengawasan kerja di kantor. Hasil ini

ditunjukkan oleh 39,7% jawaban setuju, 13,8% jawaban kurang setuju dan

tidak setuju 0% dengan nilai rata-rata 4,3 yaitu sangat setuju atau sangat baik.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya sebaran data

yang dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau

mendekati normal.

a. Pendekatan Histogram

Sumber:Hasil Pengolahan SPSS 22.0 for Windows 2013


Gambar 4.3
Histogram Uji Normalitas

Pada Gambar 4.3 histogram uji normalitas terlihat bahwa variable

berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak

miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.

Universitas Sumatera Utara


73

b. Pendekatan Grafik

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 22.0 for Windows 2013


Gambar 4.4
Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik) menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini berarti

data berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

a. Pendekatan Statistik (Uji Glejser)

Tabel 4.7
Uji Glejser Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .917 .997 .920 .361
Disiplin -.073 .045 -.437 -1.624 .110
Motivasi .073 .047 .421 1.562 .124
a. Dependent Variable: Absut
Sumber : Lampiran 5

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat signifikansi seluruh variable independent lebih

besar dari 0,05 atau 5% maka model regresi tidak mengalami gangguan

Universitas Sumatera Utara


74

heterokedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi di antara variable independent. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable independent.

Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai

Variance Inflation Factor, kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya.

Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih dan

tidak dijelaskan oleh variabel independent yang lain. Nilai umum yang dipakai

untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah apabila Tolerance Value < 0,1

sedangkan VIF > 5 dan sebaliknya apabila Tolerance Value > 0,1 sedangkan VIF <

5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
1 Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001 .239 4.184
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022 .239 4.184
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Lampiran 6

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dimana disiplin (4,184)

dan kualitas motivasi (4,184) dan Tolerance Value > 0,1 dimana disiplin (0,239)

dan motivasi (0,239) maka tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam

penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


75

4.2.4. Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.9
Entered/Removed
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Motivasi,
1 . Enter
Disiplinb
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
Sumber: Lampiran 7

Pada variabel entered/removed terlihat bahwa variabel-variabel yang

dimasukkan (entered) adalah kualitas pelayanan dan harga yang dipilih adalah

metode enter.

1. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model

dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara 0

sampai dengan 1, (0 ≤ R2 ≤ ) 1. Jika R2 semakin besar atau mendekati satu,

maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel Disiplin dan

Motivasi terhadap variabel Kinerja dan berlaku sebaliknya jika semakin kecil

R2 (mendekati nol), maka semakin kecil pengaruh variabel Disiplin dan

Motivasi terhadap variabel Kinerja.

Tabel 4.10
Koefisien Determinan (R2)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .848a .720 .709 1.328
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin
Sumber: Lampiran 8

Pada Tabel 4.10 Terlihat bahwa nilai R = 0,848 berarti hubungan (relation)

antara Disiplin dan Motivasi terhadap variabel Kinerja sebesar 84,8% yang

Universitas Sumatera Utara


76

berarti memiliki hubungan yang sangat erat.

Adjusted R Square sebesar 0,709 berati 70,9% faktor – faktor Kinerja dapat

dijelaskan oleh Disiplin dan Motivasi sedangkan sisanya 29,1% dapat

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

2. Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan)

Uji F (uji serempak dilakukan untuk melihat secara bersama – sama pengaruh

atau hubungan positif dan signifikan variabel Independent (disiplin dan

motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja).

Kriteria pengujiannya adalah

Ho : b1, b2, b3 = 0 artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel Independent yaitu

variabel disiplin dan motivasi terhadap variabel

dependent, yaitu variabel kinerja.

Ha : b1, b2, b3 ≠ artinya secara serempak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel yang independent, yaitu

disiplin dan motivasi terhadap variabel dependent, yaitu

variabel kinerja.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabelpada ∝ = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada ∝ = 5%

Hasil pengujiannya adalah :

Tingkat kesalahan (∝) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (k-1) ; (n-k)

Derajad bebas pembilang = k-1 = 3-1 = 2

Universitas Sumatera Utara


77

Derajat bebas penyebut = n-k = 58-3 = 55

Maka: Ftabel 0,05 (2;55) = 3,16

Tabel 4.11
Anova Hasil Uji-F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 248.774 2 124.387 70.565 .000b
1 Residual 96.950 55 1.763
Total 345.724 57
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin
Sumber: Lampiran 9

Pada Tabel 4.11 Dapat dilihat bahwa nilai Fhitung 70,565 > Ftabel 3,16. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel independen Disiplin

dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu

Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan.

3. Uji-t (Uji Parsial)

Pengujian ini dimasudkan untuk mengetahui secara individu pengaruh positif

dan signifikan dari variabel independent, yaitu variabel Disiplin dan Motivasi

terhadap variabel dependen yaitu Kinerja.

Kriteria pengujiannya adalah Ho : b1, b2 dan b3 = 0 artinya variabel dependent,

yang terdiri dari variabel Disiplin dan Motivasi secara tidak parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependent, yaitu Kinerja Karyawan.

Ha : β1, β2 dan β3 = 0 artinya variabel dependent, yang terdiri dari variabel

Disiplin dan Motivasi secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependent,

yaitu Kinerja Karyawan .

Universitas Sumatera Utara


78

Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

Ho diterima jika t-hitung<t-tabelpada ∝ = 5%

Ha diterima jika t-hitung>t-tabelpada ∝ = 5%

Hasil pengujiannya adalah :

Tingkat kesalahan (∝) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)

n = Jumlah sampel yaitu 58 responden

k = Jumlah variabel yang digunakan yaitu3, maka nilai t-tabel 5% (55) adalah

2,004.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12
Coefficients Hasil Uji-t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Lampiran 10

Dari Tabel 4.12 maka persamaan struktural adalah :

Y = a + b1 X1 + b2 X2+ e

Y = 3,398 + 0,278 X1 + 0,187 X2 + e

Dengan demikian pengaruh variabel independent secara parsial sebagai

berikut:

1. Variabel Disiplin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan PT. TASPEN KCU Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan

(0,01) < 0,05 dan nilai t-hitung (3,636) > t-tabel (2,004) artinya jika variabel

Universitas Sumatera Utara


79

Disiplin ditingkatkan sebesar satu – satuan maka Kinerja Karyawan akan

meningkat sebesar (0,278).

2. Variabel Motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan PT. TASPEN KCU Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan

(0,022) < 0,05 dan nilai t-hitung (2,357) > t-tabel (2,004) artinya jika variabel

Motivasi ditingkatkan sebesar satu – satuan maka Kinerja Karyawan akan

meningkat sebesar (0,187).

3. Bedasarkan hasil uji – t diketahui bahwa variabel dominan yang mempengaruhi

Kinerja Karyawan adalah variabel Disiplin hal ini dapat dilihat dari nilai

Unstandardized Coefficients variabel Disiplin Kerja (0,278) yang lebih besar

daripada Unstandardized Coefficients variabel Motivasi Kerja (0,187).

4.3. Pembahasan

Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui Disiplin Kerja dan Motivasi

Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan

metode statistik, pada metode deskriptif diperoleh informasi dari responden melalui

kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia,

pendidikan dan lama bekerja atas penyataan dalam kuesioner. Sedangkan pada

metode statistik pengolahan data dilakukan dengan program SPSS Statistic 22.0 for

Windows.

4.3.1 Disiplin Kerja Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja


Karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Disiplin Kerja berpengaruh positif

Universitas Sumatera Utara


80

terhadap Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan. Hasibuan

(2013:193) kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus

ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan

yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya.

Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Sanjangbati (2013) yaitu

adanya pengaruh secara positif antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai PT.

POS Indonesia.

Rivai (2013:825) berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka

bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Penelitian Keke T. Aritonang (2005) yang berjudul “Kompensasi Kerja,

Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta”

berdasarkan hasil perhitungan diperoleh terdapat hubungan positif antara disiplin

kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).

4.3.2 Motivasi Kerja Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja


Karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Motivasi Kerja berpengaruh positif

terhadap Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan. Hasil ini

mendukung penelitian sebelumnya oleh M. Harlie (2012) yaitu adanya pengaruh

secara positif antara motivasi kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada

Universitas Sumatera Utara


81

Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan.

Penelitian Cahyono (2012) yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan,

Motivasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dosen dan Karyawan

Universitas Daha Kediri” menunjukkan motivasi dan budaya organisasi juga

berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen dan karyawan di Universitas

Pawyatan Daha Kediri.

Sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Hezberg tentang motivasi dan

kepuasan kerja, hubungan individu dengan pekerjaannya adalah hal yang mendasar

dan sikap yang diarahkan kepada pekerjaan tersebut dapat dengan sangat baik

menentukan apakah seseorang itu sukses atau gagal dalam pekerjaannya.

4.3.3 Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Berpengaruh Positif Dan


Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT. TASPEN (Persero) KCU
Medan

Dari hasil pengujian pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa variabel

Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja masing-masing berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU

MEDAN, dan variabel Disiplin Kerja sebagai variabel dominan yang

mempengaruhi Kinerja Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU MEDAN.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Keke T. Aritonang (2005),

yang berjudul “Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP

Kristen BPK PENABUR Jakarta” menunjukkan hubungan positif yang signifikan

antara disiplin kerja guru dengan kinerjanya di semua SMP Kristen BPK

PENABUR Jakarta. Slamet Riyadi (2011) yang berjudul “Pengaruh Kompensasi

Finansial, Gaya Kepemimpinan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Universitas Sumatera Utara


82

Perusahaan Manufaktur Di Jawa Timur” menunjukkan Motivasi Kerja secara

signifikan mempengaruhi Kinerja Karyawan. Maslan Banni (2012) yang berjudul

“Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero)

Wilayah Kaltim Area Samarinda”.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan (Uji-F) menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari

variabel independen Disiplin dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan PT. TASPEN

(PERSERO) KCU Medan.

2. Hasil Uji-t diketahui uji – t diketahui bahwa variabel dominan yang

mempengaruhi Kinerja Karyawan adalah variabel Disiplin hal ini dapat dilihat

dari nilai Unstandardized Coefficients variabel Disiplin Kerja yang lebih besar

daripada Unstandardized Coefficients variabel Motivasi Kerja.

3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa

70,9% faktor – faktor Kinerja dapat dijelaskan oleh Disiplin dan Motivasi

sedangkan sisanya 29,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak

diteliti oleh penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran

sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hendaknya perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawannya dengan

83
Universitas Sumatera Utara
84

pemberian penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi atau kenaikan

jabatan akan dapat meningkatkan kinerja karyawan yang lebih baik lagi,

menciptakan lingkungan kerja yang harmonis sehingga dapat mencegah

konflik antar karyawan dan melakukan kegiatan team building yang

diselenggarakan di luar waktu bekerja, yang nantinya akan memancing

kreativitas karyawan untuk berpikir lebih kreatif dan bekerja lebih lebih giat

lagi.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil Uji R menunjukkan masih ada variabel-variabel lain yang harus

diperhatikan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian lebih lanjut, hendaknya

menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, karena

dengan semakin baik kinerja dari karyawan maka akan berpengaruh baik juga

bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Abdusalam, A., Mawoli., & Mohammed, A. (2012). Motivasi dan Prestasi Kerja
Staf Akademik Universitas Nigeria, Nigeria: Universitas Calabar.
Aritonang, K. T. (2005). “Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru
SMP Kristen BPK PENABUR, Jakarta, 4.
Banni, M. (2012). Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PT.
PLN (Persero) Wilayah Kaltim Area Samarinda, Universitas Mulawarman.
Cahyono. (2012). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Dosen Dan Karyawan Universitas Daha Kediri,
Universitas Islam Kalimantan.
Edy, S. (2010). Budaya Organisasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Edy, S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Enny, M. W. (2011). “Influence Of Motivation And Culture On Organizational
Commiten And Performance Of Employee Of Medical Sevices”, 1(3).
Harlie, M. (2012). “Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier
terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten
Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan”, 10(4).
Hasibuan, M. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Kuncoro, M. (2011). Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Mangkunegara, A. P. (2010). Evaluasi Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bandung: PT. Refika Aditama.
Perilaku Organisasi. (2012, November). Teori Dua Faktor. Retrieved from
http://perilakuorganisasi.com/teori-dua-faktor.html.
Reza, R. A. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Sentosa Perkasa, Universitas
Dipenogoro.
Riyadi, S. (2011). “Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Manufaktur Di
Jawa Timur”, 13(1).
Riniwati, H. (2011). Mendongkrak Motivasi Dan Kinerja, Malang: UB Press.
Rivai, V., & Sagala, D. E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan, Jakarta: Rajawali Pers.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Pelaku Organisasi, Organizational
Behaviou,. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Santoso, S. (2010). Statistik Multivariat, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

84
Universitas Sumatera Utara
85

Sanusi, A. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.


Situmorang, S., H. & Muslich, L. (2015). Analisis Data untuk Riset Manajemen
dan Bisnis, Medan: USU Press.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.
Sulistya, A., T. & Rosidah. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sanjangbati. (2013). Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kepuasan Terhadap Kinerja
Pegawai PT. POS Indonesia Cabang Bitung, Universitas Sam Ratulangi.
Tika, M. P. (2008). Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Umar, A. (2014). “Effect Of Wages, Work Motivation And Job Satisfication On
Workers’ Performance In Manufacturing Industry In Makasar City”, 6(5).

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

LEMBAR KUESIONER
Kepada Yth.
Bapak/IbuSdr/i
Karyawan PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan
Medan
Saya mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan maupun pernyataan pada
lembar kuesioner mengenai “PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus
Pada PT. TASPEN (PERSERO) KCU Medan)”. Atas waktu dan kesediaan anda
dalam mengisi kuesioner, saya mengucapkan banyak terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden : ......................................................
Nama : .....................................................................
Umur : .................. tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Pendidikan : .............................................................
Lama Bekerja :…………….
II. TANGGAPAN RESPONDEN
Para Responden yang saya hormati, mohon memberi jawaban dengan
memberi tanda () pada jawaban yang menurut anda paling sesuai.

Kinerja Karyawan

SS ST N TS STS
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
1 Saya melakukan pekerjaan dengan
baik dan menyeluruh.
2 Saya melakukan pekerjaan sesuai
standar
3 Saya melakukan pekerjaan dengan
sempurna
4 Bekerja sehari-hari sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan
5 Saya menyelesaikan pekerjaan
dengan personil yang ada
6 Saya melakukan pekerjaan dengan
teliti

87

Universitas Sumatera Utara


88

Disiplin Kerja

SS ST N TS STS
No. Pertanyaan
5 4 3 2 1
1 Masuk kantor sesuai jam kantor
2 Pulang kantor sesuai jam kantor
Waktu istirahat kerja sesuai
3
dengan waktu yang ditentukan
Mengenakan seragam pada jam
4
Kantor
Melakukan pekerjaan sesuai
5
dengan prosedur
Saya melakukan pekerjaan sesuai
6 dengan tanggungjawab yang
diberikan
Mengutamakan efisiensi dalam
7
melakukan pekerjaan
Saya selalu meningkatkan
8
produktivitas kerja
Menyelesaikan pekerjaan sesuai
9
dengan waktu yang ditentukan
Saya selalu berhati-hati, penuh
10 perhitungan, dan teliti dalam
bekerja
11 Saya selalu bertingkah laku sopan

Universitas Sumatera Utara


89

Motivasi Kerja

1 Saya terdorong untuk


menyelesaikan tugas
2 Pekerjaan saya diapresiasi melalui
penghargaan
3 Saya senang dengan pekerjaan itu
sendiri
4 Saya dapat bertanggung jawab
terhadap pekerjaan
5 Daya dapat mengembangkan diri
6 Saya mempunyai kesempatan
untuk maju
7 Kondisi kerja yang nyaman
8 Hubungan baik dengan karyawan
lain
9 Kebijakan perusahaan dengan
pelaksanaannya
10 Perasaan aman dalam bekerja
(gaji dan status/jabatan)
11 Ada pengawasan kerja dikantor

Keterangan :
SS : Sangat setuju
ST : Setuju
N : Netral
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju

Universitas Sumatera Utara


90

Lampiran 2
JenisKelamin * Kelompok Umur Crosstabulation
Count
Kelompok Umur
<29 30-39 40-49 >49 Total
JenisKelamin Lk 4 1 5 26 36
Pr 9 1 4 8 22
Total 13 2 9 34 58

Lampiran 3
JenisKelamin * Pendidikan Crosstabulation
Count
Pendidikan
S-1 D-3 SMA SMP Total
JenisKelami Lk 14 6 15 1 36
n Pr 7 5 10 0 22
Total 21 11 25 1 58

Lampiran 4
JenisKelamin *Lama Bekerja Crosstabulation
Count
Tahun
<15 16-30 >35 Total
JenisKelamin Lk 5 27 4 36
Pr 10 10 2 22
Total 15 37 6 58

Lampiran 5
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .917 .997 .920 .361
Disiplin -.073 .045 -.437 -1.624 .110
Motivasi .073 .047 .421 1.562 .124
a. Dependent Variable: Absut
Lampiran 6
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
1 Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001 .239 4.184
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022 .239 4.184
a. Dependent Variable: Kinerja

Universitas Sumatera Utara


91

Lampiran 7
Entered/Removed
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Motivasi,
1 Disiplinb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.

Lampiran 8
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .848a .720 .709 1.328
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin

Lampiran 9
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 248.774 2 124.387 70.565 .000b
1 Residual 96.950 55 1.763
Total 345.724 57
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin

Lampiran 10
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.398 1.686 2.015 .049
Disiplin .278 .076 .531 3.636 .001
Motivasi .187 .079 .344 2.357 .022
a. Dependent Variable: Kinerja

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai