SDAD
SDAD
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
Usia lanjut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) adalah tahap
masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas.
Menurut Notoatmodjo (2007) usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang
mengakui suatu proses perubahan yang bertahp dalam jangka waktu beberapa
dekade. Penuan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan
anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi
Istilah untuk lansia belum ada kata bakunya karena orang mempunyai
sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menyebutkan manusia usia lanjut (manula)
golongan lanjut umur (glamur) usia lanjut (usila) bahkan di inggris orang biasa
Ada lima klasifikasi lansia yaitu (1) Pralansia; Seseorang yang berusia 45-59
tahun (2) Lansia seseorang yang berusia 60 tahun ke atas (3) Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan (Kemenkes, 2010) . (4) Lansia potensial lansia
6
7
Lansia yang tidak berdaya mencari nafka, sehingga hidupnya tergantung pada
2.1.3. Batasan
yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakan kepekaan fisik dan
Kelompok usia lanjut dini adalah kelompok dalam masa prasenium yang
Kelompok usia lanjut adalah kelompok dalam masa senium (65- tahun
keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi adalah kelompok yang berusia
lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang tinggai sendiri terpencil,
Puskesmas (Kemenkes, 2010). Adapun kegiatan kesehatan usila yaitu antara lain:
hidup mereka dan bergerak ke arah keadaan kesehatan yang optimal serta
meliputi pencegahan pada lansia sehat terhadapat resiko, tidak ada penyakit dan
penderita tanpa gejala dari awal penyakit hingga terjadi penyakit belum tampak
klinis dan menghidap faktor resiko. Pencegahan tersier dilakukan sesudah terdapat
gejala penyakit dan cacat mencegah cacat bertambah dan ketergantungan serta
perawatan bertahap.
9
bagi lansia yang sudah menderita penyakit agar menngembalikan fungsi organ
Masa lansia merupakan masa persiapan diri untuk mencapai usia lanjut
yang sehat, aktif dan produktif , karena pada masa ini merupakan masa terjadinya
figur tersendiri dalam kaitanya dengan sosial budaya bangsa, pengetahuan dan
mencapai masa tua yang berbahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga
Sasaran langsung dari pembinaan lansia adalah kelompok pra lansia dan
merupakan salah satu manajemen peran serta masyarakat dan telah dilaksanakan
2.4.1. Analisis
perkembangan, analisis kasus dan analisis sumber daya (tenaga, dana dan alat)
2.4.2. Rumusan
Rumusan terdiri atas tiga yang pertama yaitu masalah keterhangkauan dan
2.4.4. Intervensi
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
lansia
kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna
tengah-tengah masyarakat.
kelompok usia lanjut 60-69 tahun, dan kelompok usia lanjut resiko tinggi usia
12
lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan
bergerak dalam pembinaan kesehatan usia lanjut, masyarakat luas dan petugas
emosional
lansia
g Kegiatan olah raga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan
Teori ini dikemukan oleh Cumming dan Henry tahun 1961. Teori ini
berpendapat bahwa semakin tinggi usia manusia akan diikuti secara berangsur-
ansur dengan semakin mundurnya interaksi sosial, fisik dan emosi dalam
kehidupan dunia. Tandai dengan menarik diri yang dilakukan oleh lansia dalam
masyarakat, menurut pandangan ini, menarik dirinya para lansia adalah normal
pengunduran diri orang tuan, sehingga orang muda dengan energi baru dapat
mengisi ruangan yang ditinggalkan oleh orang tua. Terjadi proses saling menarik
dari atau perlepasan diri, baik individu dari masyarakat maupun masyarakat dari
kemampuan fisik maupun mental yang dialami yang fisik maupun mental.
lebih muda yang lebih mandiri untuk mengganti bekas jejak orang yang lebih tua.
14
Neugarten dan teman-teman yang menyatakan bahwa agar lanjut usia berhasil
maka lanjut usia harus tetap sekatif mungkin, semakin tua seseorang akan
kegiatan. Dengan kata lain teori ini sangat mendukung para lansia dapat aktif
dalam berbagai kegiatan, berkerja dan sebagainya. Orang tua akan puas jika
masa lalu dan masa kini. Aktivitas penting bukan hanya demi diri sendiri tapi
demi yang lebih luas untuk representasi yang berkesinambungan dari satu gaya
hidup. Orang tua yang selalu aktif dan terlibat akan membuat mereka menjadi
bahagia akan perkerjaan atau waktu luang yang sama dengan apa yang dinikmati
hidup yang bersangkutan, jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu
Perilaku tertutup bila respons terhadap stimulus tersebut belum dapat diamati
orang lain (dari luar) secara jelas. Responsnya yaitu berbentuk perhatian,
perasaan, pengetahuan dan sikap yang dapat diukur adalah pengetahuan dan
sikap.
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
makan dengan gizi seimbang, kegiatan fisik secara teratur, tidak merokok dan
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang
sakit dan/ terkenal masalah pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari
modern).
Orang yang sakit mempunyai peran, hak, dan kewajiban seperti tindakan
penyakit dan rasa sakit pada dirinya maupun tindakan aktif sehubungan
penyakit dan rasa sakit pada dirinya maupun tindakan aktif sehubungan
obatan.
17
manusia.
ranah atau domain perilaku ini yakni kognitif, afektif dan psikomotor yang dalam
domain oleh Bloom ini dan untuk kepentingan pendidikan yang praktis di
a. Pengetahuan (Knowledge)
seseorang.
b. Sikap (Atittude) Sikap merupakan perilaku tertutup yang tidak dapat langsung
tindakan atau perilaku. Sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan,
c. Tindakan
Tindakan adalah wujud dari sikap yang positif yang telah di failitasi ada
Perilaku dapat diukur melalui dua cara yaitu secara langsung melalui
pada asumsi-asumsi yang dibangun salah satu teori yang sering menjadi acuan
yakni behavior Factor (faktor perilaku) dan non behavior faktor (faktor non
Merupakan faktor yang menjadii dasar atau motivasi bagi perilaku yang
yang termasuk dalam faktor ini adalah sarana prasarana, fasilitas untuk terjadinya
dan sebagainya.
berperilaku sehat perlu contoh dari tokoh masyarakat, teman sebaya, petugas
sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada
menjadi dasar pembetukan sikap dan mendorong minat atau motivasi mereka
juga penelitian yang dilakukan oleh lestari (2005) dengan p=0,001 menujukan
posbindu
atas kesiapan atau kesedian lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu. Dengan
ssikap yang baik tersebut lansia cenderung untuk selalu hhadir atau mengukuti
kegiatan yang diadakan di posbindu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap
seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk beraksi terhadap objek. Kesiapan
respons,
Bambanglipuro Yogyakarta (p= 0,001) dan penelitian yang dilakukan oleh lestari
(2005) di Puskesmas Kemiri Muka Depok ada hubungan bermakna antara sikap
posbindu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakan fisik karena penurunan
daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi
21
posbindu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia.
Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posbindu
tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini
dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu.
yang bermakna antara jarak tempuh posyandu lansia dengan pemafaatan posyandu
lansia dimana para lansia lebih cederung 2.47 kali pemafaatan posyandu lansia
dibandingkan dengan lansia yang mempunyai jarak rumah yang jauh (p=0,012
OR = 2,47) dan begitu juga dengan penelitian yag dilakukan oleh Andayani
kesedian lansia untuk mengikuti kegiatan pobindu lansia. Keluarga bisa menjadi
motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi
lansia.
OR= 29,33 bgitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriasih (2010)
posyandu lansia.
23
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Keyakinan
- Nilai
- Sikap
- (Variabel
Demografik tertentu,
umur, jenis kelamin,
status sosial)
Faktor Pemungkin
- Ketersedian sumber
daya kesehatan
- Keterjangkauan
sumber daya
kesehatan
- Prioritas dan Masalah Perilaku
komitmen
masyarakat/pemerint
ah terhadap
kesehatan
- Keterampilan yang
berkaitan dengan
kesehatan
Faktor Penguat
- Keluarga
- Teman sebaya
- Guru
- Petugas kesehatan
Gambar 2.1 Green (1980 )& Notoatmodjo (2007). Faktor yang mempengaruhi
Perilaku terhadap kehadiran pemafaatan Posbindu Lansia