Anda di halaman 1dari 2

Balance Score Card merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang

secara cepat, tepat, dan komprehensif dalam memberikan pemahaman kepada manajer tentang
performance bisnis perusahaan. Dengan metode pengukuran kinerja BSC diharapkan akan
mampu menjembatani antara strategi bisnis perusahaan dengan indikator kinerja yang ada,
mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi, mengkomunikasikan strategi ke
perusahaan, menyelaraskan berbagai tujuan masing-masing departemen dengan strategi
perusahaan, mengaitkan berbagai tujuan strategi dengan sasaran jangka panjang dengan
anggaran tahunan, dan mendapatkan feedback yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
memperbaiki strategi.

Terdapat 4 perspektif yang digunakan dalam balance score card yaitu:

1) Keuangan (financial)
Perspektif ini menggambarkan mengenai keberhasilan di aspek keuangan apa yang harus
diperlihatka kepada para pemegang saham. Tujuan keuangan berhubungan dengan
profitabilitas yang diukur dengan laba operasi, return of capital employed, nilai tambah
ekonomis, pertumbuhan penjualan, dan terciptanya arus kas.
Penentuan ukuran keuangan dipengaruhi oleh posisi siklus hidup bisnis perusahaan
terdapat 3 tahap menurut Kaplan dan Norton (2001 hal 48) yaitu:
 Pertumbuhan (growth) merupakan tahap awal dari siklus hidup bisnis. Pada tahap ini
perusahaan memiliki produk/jasa yang secara signifikan memiliki tingkat
pertumbuhan yang baik atau memiliki potensi untuk berkembang dengan baik.
 Bertahan (sustain) merupakan perusahaan yang berada dalam tahap bertahan akan
berupaya untuk mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya dan segala aktivitas
perusahaan akan ditujukan untuk menyempurnakan kekurangan yang ada. Ukuran
kinerja keuangan yang dipakai adalah besarnya pendapatan operasional, besarnya
laba kotor, tingkat pengembalian investasi, tingkat pengembalian investasi modal,
atau besarnya nilai tambah ekonomis.
 Menuai (harvest) pada tahap ini perusahaan telah mencapai titik jenuh akan
produk.jasa yang dihasilkan. Perhatian perusahaan dipusatkan pada upaya
meningkatkan efisiensi untuk memaksimalkan arus kas masuk. Investasi dibatasi
untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas bukan untuk ekspansi atau membangun
suatu kemampuan baru.
2) Pelanggan (customer)
Perspektif ini menggambarkan mengenai apa yang harus perusahaan perlihatkan kepada
pelanggan dalam rangka mewujudkan visi perusahaan. Kepuasan pelanggan akan
mempengaruhi retensi pelanggan dan akuisi pelanggan. Akuisi pelanggan dan retensi
pelanggan akan mempengaruhi profitabilitas pelanggan dan akhirnya akan
mempengaruhi pangsa pasar.
Ukuran yang digunakan dalam perspektif ini yaitu ukuran generic dan spesifik. Ukuran
generic terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan,
profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar disegmen sasaran, sedangkan ukuran spesifik
tergantung pada proposisi nilai yang akan diberikan kepada pelanggan.
3) Proses bisnis internal (internal business process)
Proses ini berkaitan dengan proses bisnis apa yang harus perusahaan kuasai dengan baik
untuk menyenangkan para pemegang saham dan pelanggan kita. Dalam perspektif ini
diidenntifikasi berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh
perusahaan. Perspektif bisnis yang diidentifikasi tersebut harus memungkinkan
perusahaan untuk memberikan proporsi nilai kepada pelanggan dan memenuhi harapan
keuntungan keuangan kepada pemegang saham.
Rantai nilai proses bisnis internal menurut pendekatan BSC terdiri dari 3 bagian yaitu:
 Inovasi, dimana dilakukan penilaian dan pengembangan produk/jasa.
 Operasi, operasi perusahaan mencerminkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
mulai dari penerimaan order pelanggan sampai saat produk/jasa dikirimkan ke
pelanggan.
 Layanan purna jual, perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan kepada
pelanggan yang telah membeli produk/jasanya dalam bentuk layanan setelah
transaksi.
4) Pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth).
Menggambarkan mengenai bagaimana memelihara kemampuan perusahaan untuk
berubah dan meningkatkan diri untuk mewujudkan visi dan misi. Dalam perpektif ini
diidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam rangka menciptakan
pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Sumber utama pembelajaran
bersumber dari manusia, system, dan prosedur perusahaan. Terdapat 3 kategori utama
pembelajaran dan pertumbuhan yaitu kapabilitas pegawai, kapabilitas system informasi,
serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan.
 
Keempat perspektif tersebut harus memberikan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan
jangka panjang, antara hasil yang diinginkan dan faktor pendorong tercapainya hasil.

REFERENSI :
 BMP EKMA4568 modul 9 hal 9.21 – 9.25

Anda mungkin juga menyukai