Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

TERAPI RELAKSASI PADA GANGGUAN


PANIK

Disusun Oleh: Dosen Pembimbing:

Jessica Amelia Taruli Hutauruk dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked(KJ), Sp.KJ
1765050394 dr. Gerald Mario Semen, Sp.KJ (K), SH
dr. Imelda Wijaya, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA
PERIODE 23 NOVEMBER – 12 DESEMBER 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
01
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Gangguan panik à gangguan Bersifat kronis progresif à dikaitkan


kecemasan yang paling umum. dengan morbiditas fungsional dan Diperkirakan terdiri atas beberapa
faktor seperti organibiologik,
Prevalensi seumur hidup pada penurunan kualitas hidup, terutama
bila dipersulit oleh agorafobia. psikoedukatif, serta sosiokultural
populasi umum à 2,1–4,7%.

Gejala Diagnosis Tatalaksana


jantung berdebar-debar, berkeringat, serangan panik berulang dan tidak intervensi psikologis dan
gemetar, sensasi sesak atau tercekik, terduga selama minimal 1 bulan, farmakologis.
rasa tidak nyaman di dada, mual, diikuti oleh kekhawatiran terus-
pusing, pingsan, parestesia, menerus tentang serangan tambahan
derealisasi atau depersonalisasi, takut
kehilangan kendali atau "menjadi
gila", dan takut mati.
PENDAHULUAN
Dari penelitian didapatkan bahwa bila hanya
terapi farmakologi saja atau psikoterapi saja,
maka angka kekambuhan lebih tinggi
dibandingkan dengan bila mendapatkan
gabungan antara keduan
02
TINJAUAN PUSTAKA
GANGGUAN PANIK
DEFINISI
Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik yang
tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode rasa takut
yang intens dan bervariasi dari sejumlah serangan sepanjang
hari sampai hanya sedikit serangan selama satu tahun.
Setiap episode berlangsung sekitar 15-30 menit.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi seumur hidup pada orang
dewasa di AS berkisar dari 2,0% - 6,0% Di Indonesia belum
dilakukan studi
Prevalensi 12 bulan pada orang dewasa epidemiologi yang dapat
à 2,7%, (44,8% kasus “parah”) menggambarkan jumlah
pasien dengan serangan
panik, namun para ahli
merasakan adanya
Wanita 2-3 kali >> pria. peningkatan jumlah
kasus yang datang
mencari pertolongan.
Terjadi antara usia 18 dan 45 tahun, dengan
rata-rata usia permulaan 24 tahun.
ETIOLOGI
1. Ketidakseimbangan kimiawi à
kelainan asam gamma-
aminobutirat, kortisol, dan
serotonin.
2. Faktor genetik dan lingkungan
3. Kondisi masa kanak-kanak
yang tidak menyenangkan Kerabat tingkat pertama memiliki
risiko 40% terkena gangguan
dapat menyebabkan gangguan panik jika seseorang dalam
panik di masa dewasa. keluarga telah didiagnosis dengan
gangguan tersebut.
GAMBARAN KLINIS
Serangan panik terjadi secara spontan dan tidak
terduga

Gejala mental utama à rasa takut yang ekstrim


dan rasa kematian serta ajal yang mengancam

It could
Tanda fisik à be the
takikardi, part of
palpitasi, the presentation
dispneu, dan
berkeringatwhere you can introduce yourself, write

Keadaan ini dapat terus berulang à antisipatory


anxiety
DIAGNOSIS
Terjadinya beberapa serangan berat ansietas
otonomik, yang terjadi dalam periode kira-kira satu
bulan.

• Pada keadaan-keadaan yang sebenarnya secara


objektif tidak ada bahaya;

• Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah


diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya;

• Adanya keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam


periode antara serangan-serangan panik (meskipun
lazim terjadi juga ansietas antisipatorik)
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Diagnosis
Banding Psikiatri Banding Medis

Malingering, gagap buatan, 44% pasien gawat darurat dengan


hipokondriasis, gangguan gangguan panik memiliki riwayat penyakit
depersonalisasi, fobia sosial dan koroner
spesifik, gangguan stress
pacsatrauma, gangguan depresif, dan Pasien dengan takikardia supraventrikular
skizofrenia. berpotensi salah didiagnosis dengan
gangguan panik di lebih dari 50% kasus
Serangan panik terikat situasi
umumnya menunjukan suatu kondisi
berbeda, seperti fobia sosial atau
spesifik.
TATALAKSANA

Farmakoterapi Psikoterapi

SSRI Terapi Relaksasi

Alprazolam Terapi Kognitif Perilaku

Psikoterapi Dinamik
PROGNOSIS
• Sekitar 30-40% pasien biasanya bebas gejala
• Sekitar 50% memiliki gejala yang cukup ringan
sehingga tidak mengganggu kehidupan
• 10-20% terus mengalami gejala yang bermakna.

Serangan panik dapat terjadi beberapa kali dalam sehari atau kurang
dari sekali dalam sebulan.
Asupan kafein dan nikotin yang berlebiha dapat memperberat gejala.
Depresi juga dapat mempersulit gejala gangguan panik.
02
TINJAUAN PUSTAKA
TERAPI RELAKSASI
TERAPI RELAKSASI
Dari intervensi psikologis, terapi berbasis
relaksasi telah banyak dipelajari dan
dianggap sebagai pilihan pengobatan
yang valid untuk gangguan panik.
Dalam sebuah studi klinis pada pasien dengan gangguan panik, teknik
relaksasi yang diterapkan terbukti sama efektifnya dengan terapi
kognitif perilaku dalam mengurangi frekuensi serangan, kecemasan
umum dan distorsi kognitif

Penelitian sebelumnya juga telah melaporkan bahwa terapi relaksasi


memiliki ukuran efek yang secara numerik lebih tinggi daripada
Cognitive Behavior Therapy (CBT) dalam perbandingan sebelum dan
sesudah pengobatan
Prinsip Terapi
RPD Relaksasi
Melatih pernapasan (menarik
nafas dalam dan lambat, lalu
mengeluarkannya dengan lambat
pula), mengendurkan seluruh otot
tubuh dan mensugesti pikiran ke
ROP
arah konstruktif atau yang
diinginkan dicapai.
T
RI
— RELAKSASI PERNAPASAN DALAM —
meredakan secara Teknik relaksasi yang dilakukan dengan sengaja menarik napas dalam-dalam
relative cepat dan secara perlahan.
menenangkan. Bila dilakukan secara teratur à memberikan kelegaan langsung dan jangka
panjang dari ansietas dan stres

Selama periode Pernapasan menjadi


ansietas, tubuh dangkal dan cepat,
memicu serangkaian detak jantung
gejala yang meningkat, dan otot
(respons stress). menjadi tegang.

Relaksasi pernafasan
dalam memicu respons
pernapasan menjadi lebih
Respon relaksasi dalam dan lebih lambat,
sehingga gejala ansietas
memudar
TEKNIK
RELAKSASI
PERNAFASAN
DALAM (RPD
— RELAKSASI OTOT PROGRESIF —
Edmund Jacobson (1908) berpendapat bahwa stres dan ansietas
menyebabkan ketegangan di otot-otot dengan berkontraksi dan ini
bisa dihilangkan dengan menimbulkan kebalikan dari ketegangan
yaitu relaksasi otot.

Terapi relaksasi otot progresif adalah serangkaian upaya untuk


menegangkan dan mengendurkan otot-otot ditubuh. Tujuannya
adalah memberikan pasien rasa kendali mengenai tingkat ansietas
dan relaksasi.
Posisi duduk atau
berbaring yang nyaman Fokuskan perhatian pada Tegangkan setiap
setiap kelompok otot, kelompok otot dan
di tempat yang tidak
akan membuat pasien kerjakan melalui satu perhatikan bagaimana
kelompok otot pada satu otot tersebut terasa saat
terganggu selama 10-15
menit. waktu. tegang.

Perhatikan baik-baik
perasaan rileks saat Kemudian, lepaskan dan Tahan ketegangan ini
kendurkan semua otot selama lima detik sambil
melepaskan otot yang
berkontraksi. sekaligus. menarik napas.

Berlatihlah
menegangkan kelompok meningkatkan kemampuan untuk membedakan
otot yang sama ini satu antara ketegangan dan relaksasi pada kelompok
atau dua kali lagi, tetapi
gunakan ketegangan
otot tertentu.
yang semakin sedikit
setiap kali.
TEKNIK RELAKSASI OTOT
PROGRESIF (ROP)
Trisep Dahi Mata
Jari-jari tangan - Kepalkan Bisep
kedua tangan dan tahan Luruskan lengan, tegang otot Kerut dahi dengan cemberut Tutup mata dengan erat dan
Tekuk siku, otot bisep tegang di punggung lengan dan tahan tahan

Leher
Bahu
Rahang Lidah Tekan leher ke belakang dan
Bibir Angkat bahu setinggi
Kencangkan rahang dengan Tekan ke atap mulut dan tahan dengan lembut.
Tekan bersama dan tahan mungkin dan tahan perut
lembut tahan Kemudian bawa kepala ke
depan ke dada dan tahan sebanyak mungkin dan tahan

Paha Betis Tulang kering dan


Punggung bawah Bokong pergelangan kaki
Kencangkan dengan Tekan jari-jari kaki ke bawah,
Dengan lembut melengkung Kencangkan dan kencangkan mengangkat kaki dari lantai seolah-olah menguburnya di Tekuk kaki ke arah kepala
ke atas otot di bokong
dan menahannya pasir dan taha N
TEKNIK
RELAKSASI
OTOT
PROGRESIF
(ROP)
— RELAKSASI IMAJERI TERPANDU —
Imajeri terpadu telah digunakan sebagai intervensi yang
efektif untuk kecemasan dengan menghasilkan keadaan
rileks melalui proses mental.

Imajeri terpandu melibatkan panduan instruksional


eksternal untuk memungkinkan pembuatan citra internal,
yang memunculkan pengalaman visual, auditori, haptik,
dan rasa-bau serta memicu respons perilaku dan
fisiologis,
TEKNIK RELAKSASI IMAJERI
TERPADU (RIT)

Pikirkan detail dalam


Bayangkan pemandangan adegan itu. Bayangkan
Duduk atau berbaring di
Tutup mata. Tarik napas damai seperti hutan lebat, suara, aroma, dan sensasi
tempat yang tenang dan pegunungan megah, atau berada di tempat yang
nyaman. dalam beberapa kali.
pantai tropis yang tenang. damai dan menenangkan
ini.

Bersantailah dalam Bayangkan seperti sedang


Setelah 15 menit, hitung adegan yang dibayangkan berjalan di sepanjang
sampai tiga lalu buka selama beberapa menit. jalan, membayangkan
mata. Lanjutkan bernapas detail dan suara saat
dalam-dalam. berjalan di jalan ini.
03
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Gangguan panik merupakan gangguan kecemasan dengan tingkat
prevalensi seumur hidup pada populasi umum antara 2,1–4,7%. Biasanya
bersifat kronis progresif, sehingga dikaitkan dengan morbiditas fungsional
dan penurunan kualitas hidup.

Serangan panik terjadi secara spontan dan tidak terduga disertai gejala-gejala yang
mirip dengan gangguan jantung, yaitu rasa yeri di dada, berdebar-debar, keringat
dingin, hingga merasa seperti tercekik dengan periode meningkatnya gejala dengan
cepat selama 10 menit.

Diagnosis gangguan panik harus dialami selama minimal sebulan, diikuti oleh
kekhawatiran terus-menerus tentang serangan tambahan.
KESIMPULAN
Prinsip terapi
relaksasi adalah
melatih pernapasan
Teknik relaksasi yang
Pendekatan utama (menarik nafas dalam
dan lambat, lalu terbukti sama
untuk tatalaksana efektifnya dengan
pada gangguan panik mengeluarkannya
dengan lambat pula), terapi kognitif perilaku
mencakup intervensi dalam mengurangi
psikologis dan mengendurkan
frekuensi serangan,
farmakologis. seluruh otot tubuh kecemasan umum
dan mensugesti
dan distorsi kognitif
pikiran ke arah
konstruktif atau yang
diinginkan dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Roy-Byrne P, Craske M, Stein M. Panic Disorder. The Lancet Journal. 2006;368(9540):1023-32.
2. Elvira S, Hadisukanto G. Gangguan Panik. Dalam Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. Jakarta: Badań Penerbit FK UI. 2013;258-63.
3. Cackovic C, Nazir S, Marwaha R. Panic Disorder. 2020. [cited 1 December 2020]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430973/
4. Francesco P, Mauro M, Gianluca C, Enrico M. The Efficacy of Relaxation Training in Treating Anxiety. International Journal of Behavioral
Consultation and Therapy. 2010;5(3-4):264-269.
5. Sadock JB, Sadock AV. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi Kedua. Jakarta: EGC. 2010;230-33.
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ). Edisi III. Jakarta: Dirjen Pelayanan Medis
RI. 2013.
7. Mohammed AM. Panic Disorder: Background, Etiology, Epidemiology.2020 [cited 1 December 2020]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/287913-overview#a6
8. Kim H, Kim E. Effects of Relaxation Therapy on Anxiety Disorders: A Systematic Review and Meta-analysis. Archives of Psychiatric Nursing.
2018;32(2):278-284.
9. Sánchez-Meca J, Rosa-Alcázar A, Marín-Martínez F, Gómez-Conesa A. Psychological treatment of panic disorder with or without agoraphobia: A
meta-analysis☆. Clinical Psychology Review. 2010;30(1):37-50.
10. Ali U, Hasan S. The Effectiveness of Relaxation Therapy in the Reduction of Anxiety Related Symptoms (A Case Study). International Journal of
Psychological Studies. 2010;2(2):202-208.
11. Harvard Health. Relaxation techniques: Breath Control Helps Quell Errant Stress Respons. 2020. Available from:
https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/relaxation-techniques-breath-control-helps-quell-errant-stress-response
12. Therapistaid.com. 2017. Available from: https://www.therapistaid.com/worksheets/deep-breathing-worksheet.pdf
13. Norelli S, Long A, Krepps J. Relaxation Techniques. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513238/
14. Bushra M,Ajaz A K. Jacobson Muscle Relaxatation Technique (Jpmr) (20 Min). JOJ Nurse Health Care. 2018; 8(1): 555726.
15. Anon. Progressive Muscle Relaxation - Psychology Tools [Internet]. Psychology Tools. 2020 [cited 9 December 2020]. Available from:
https://www.psychologytools.com/resource/progressive-muscle-relaxation/
16. Nguyen J, Brymer E. Nature-Based Guided Imagery as an Intervention for State Anxiety. Front Psychol. 2018;9(1858):1-10.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai