A. Pengakajian
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 33 tahun
Alamat : Suren RT 03/02 Kutoarjo Purworejo
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Masuk : 28 Juni 2016
Jam Masuk : 00.10 WIB
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin, lama perkawinan: 2 tahun
Diagnosa : Post Partum spontan dengan riwayat induksi
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan masih merasa nyeri di bagian jalan lahir sampai dubur.
Payudara
I : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, areola cokelat
kehitaman merata, puting menonjol.
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan dan terasa kencang.
Puting susu : menonjol warna hitam kecoklatan
Pengeluaran ASI : dipencet keluar ASI namun masih sedikit. Ny S.
mengatakan bayinya menyusu sebentar-sebentar saja.
Pasien mengatakan belum mengetahui tentang cara
untuk memperlancar ASI atau pijat oksitosin dan cara
menyusui bayi dengan benar.
10. Abdomen
I : tidak terdapat lesi atau luka bekas operasi. terdapat linea nigrae dan
striae
A : bising usus 10x / menit
P : fundus uteri 2 jari di bawah umbilikal, kontraksi kuat, kandung kemih
kosong, DRA 2x2 cm
P : tidak ada hepatomegali atau splenomegali
18. Terapi
Amoxilin 500 mg/8 jam
Na Diclofenat 50mg/12 jam
Emibion 1x1
Laxadyn sirup 3x1
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d Agen cidera fisik (Episiotomi dan ruptur).
2. Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kurangnya pengetahuan.
3. Risiko Infeksi.
C. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Kep NOC NIC
1 Nyeri akut b/d Agen Pain level Pain Management
cidera fisik (Episiotomi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda non
dan ruptur). asuhan keperawatan verbal
selama 1x12 jam 2. Kaji kembali nyeri pasien
diharapkan level nyeri 3. Ajarkan teknik non
Ny.S dapat turun dengan farmakologi (hypnosis,
criteria hasil: relaksasi, terapi music)
1. Level nyeri pasien 4. Kolaborasi dengan dokter
berkurang dari level 5 dalam pemberian analgesik
menjadi 4. Na diclofenac 50mg/12 jam
2. Pasien mampu
melaporkan onset
nyeri.
3. Pasien mampu
mengaplikasikan
teknik relaksasi untuk
menurunkan level
nyerinya.
2 Ketidakefektifan Breastfeeding ineffective Lactation Management
pemberian ASI b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor keterampilan ibu
kurangnya keperawatan selama 1x30 dalam menyusui bayi
pengetahuan. menit diharapkan masalah 2. Lakukan edukasi
Ketidakefektifan manajemen laktasi pada
pemberian ASI Ny. S Ny. S dan keluarga
teratasi dengan kriteria 3. Dorong Ny. S untuk
hasil: selalu menyusui anaknya.
1. Kemantapan pemberian 4. Ajarkan Ny. S dan
ASI : ibu : kemantapan keluarga tentang cara
ibu untuk membuat pijat oksitosin
bayi melekat dengan
tepat dan menyusu dari
payudara ibu untuk
memperoleh nutrisi.
2. Ibu mengetahui cara
memperlancar ASI
dengan pijat oksitosin
3. Ibu mengetahui cara
menyusui dengan
benar.
4. Ibu menunjukkan
peningkatan
pengetahuan tentang
pemberian ASI
3 Risiko Infeksi. Risk Control Infection Control
Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi kondisi luka
keperawatan selama 3x24 episiotomi (REEDA) dan
jam diharapkan masalah lochea.
risiko infeksi Ny. S 2. Berikan perawatan kulit
teratasi dengan kriteria yang terluka.
hasil: 3. Ajarkan pasien dan
1. Tidak ada tanda gejala keluarga cara menghindari
infeksi. infeksi (cuci tangan 6
2. Pasien mampu langkah 5 moment dengan
menunjukan benar, edukasi tentang
kemampuan untuk membersihkan organ
mencegah timbulnya kewanitaan setelah BAK,
infeksi dengan cuci dan mengganti pembalut
tangan 6 langkah. sesring mungkin).
3. Pasien dan keluarga 4. Edukasi pasien dan
mengetahui terkait keluarga memenuhi nutrisi
nutrisi untuk untuk mempercepat
mempercepat penyembuhan luka.
penyembuhan luka. 5. Kolaborasi dengan dokter
pemberian antibiotik
amoxilin 500mg/8 jam.
A: masalah risiko
infeksi teratasi
sebagian.
P:memonitor
kebersihan pasien
Catatan Perkembangan
30 Juni Ketidakefektifa 21.00 1. Mengobservasi S: pasien mengatakan
2016 n pemberian keterampilan ibu ASInya sudah mau
ASI b/d dalam menyusui keluar dan hisapan
kurangnya bayi. bayi sekarang lebih
pengetahuan. 21.00 2. Mengkaji lagi kuat daripada
keluhan ibu sebelumnya.
dalam hal
menyusui O: cara menyusui
pasien sudah benar.
A: masalah
ketidakefektifan
pemberian ASI
teratasi.
A: masalah risiko
infeksi teratasi
sebagian.
P: lakukan perineum
hygiene
1 Juli Risiko Infeksi 07.30 1. Mengobservasi S: pasien mengatakan
2016 kondisi luka akan selalu
episiotomi memperhatikan
(REEDA) dan kebersihan dan
lochea. sesering makan
07.45 2. Melakukan makanan yang
perineum hygiene dianjurkan
dan penggantian
pembalut. O:
Pengkajian
REEDA
R: tidak ada
kemerahan
E: Tidak bengkak
E: tidak ada
memar
D: cairan yang
keluar masih
darah dengan
cairan yang
berwana
kekuningan.
A: kerapatan
jahitan bagus.
Lochea
sanguinolenta
A: masalah risiko
infeksi teratasi
P: persiapkan
discharge planning