A. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. M
Umur : 38 tahun
Alamat : Loning RT 01/02 Purworejo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Masuk : 12 Juli 2016
Jam Masuk : 20.49 WIB
Status Perkawinan : Kawin
Diagnosa : Post SC hari ke-1
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada luka operasi di perutnya.
Payudara
I : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, areola cokelat
kehitaman merata, puting menonjol.
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan dan terasa kencang.
Puting susu : menonjol warna hitam kecoklatan
Pengeluaran ASI : dipencet belum keluar ASI. Pasien mengatakan
bayinya menyusu sebentar-sebentar saja. Pasien
mengatakan belum mengetahui tentang cara untuk
memperlancar ASI atau pijat oksitosin dan cara
menyusui bayi dengan benar.
10. Abdomen
I : terdapat lesi atau luka bekas operasi. terdapat linea nigrae dan striae.
perban luka bersih, tidak ada rembesan darah maupun cairan lain.
A : bising usus 10x / menit
P : fundus uteri 2 jari di bawah umbilikal, kontraksi kuat, kandung kemih
kosong, DRA 2x2 cm
P : tidak ada hepatomegali atau splenomegali
18. Terapi
Ketorolac 30 mg/12 jam
Cefotaxim 1 gr/8 jam
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d Agen cidera fisik (Luka operasi SC).
2. Hambatan mobilisasi b/d kerusakan integritas jaringan.
3. Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kurangnya pengetahuan.
4. Risiko Infeksi.
Catatan Perkembangan
14 Juli Hambatan 14.15 1. Mengkaji S:
2016 mobilisasi b/d kemampuan pasien Pasien mengatakan
kerusakan dalam mobilisasi sudah bisa miring
integritas 14.17 2. Mendorong pasien kanan-kiri dan
jaringan. untuk melakukan sekarang sedang
mobilisasi berupa latihan duduk
miring kanan-kiri O:
14.20 3. Mengajarkan
pasien tentang Pasien tampak
teknik ambulasi berhati-hati saat
secara bertahap berubah posisi
(menggerakkan A:
tangan dan kaki, Masalah hambatan
miring kanan-kiri, mobilitas fisik belum
posisi duduk, teratasi.
berdiri dan berjalan P:
di sekitar tempat
Kolaborasi dengan
tidur) dan berikan
keluarga untuk
bantuan jika
mendampingi dan
diperlukan
membantu melakukan
mobilisasi
Nyeri akut b/d 14.30 1. Mengobservasi S:
Agen cidera tanda-tanda non Pasien mengatakan
fisik verbal nyerinya sudah
(Episiotomi dan 14.30 2. Mengkaji ulang berkurang menjadi
ruptur). nyeri pasien skala 3.
14.35 3. Mengajarkan Pasien mengatakan
teknik napas nyeri berkurang
dalam untuk setelah tarik nafas
mengurangi nyeri dalam dan diberi
obat.
O:
TD : 120/70 mmhg,
nadi : 84x/mnt, RR :
17x/mnt, suhu:
36,3º
Raut wajah pasien
terlihat lebih rileks
A:
Masalah nyeri akut
teratasi
P:
Monitor tingkat nyeri,
lanjutkan pemberian
ketorolac 30mg
sesuai advice dokter.
Ketidakefektifa 15.30 1. Mengobservasi S:
n pemberian keterampilan ibu
ASI b/d dalam menyusui Pasien mengatakan
kurangnya bayi. anaknya sudah
pengetahuan. 15.35 2. Mengkaji lagi menyusu.
keluhan ibu Pasien mengatakan
dalam hal ASI nya sudah
menyusui mulai keluar namun
masih sedikit.
O:
Pasien terlihat sudah
menyusui dg posisi
dan perlekatan yg
benar, reflek hisap
bayi kuat, bayi tidak
menangis saat
menyusui dan terlihat
puas setelah
menetek.
A:
Masalah
ketidakefektifan
pemberian ASI
teratasi
P:
Monitor pola BAB
dan BAB bayi,
memotivasi keluarga
untuk support ibu
dalam pemberian ASI
Risiko Infeksi 16.00 1. Monitor perban S:
pada luka Pasien mengatakan
(kebersihan, lihat area sekitar perban
adanya rembesan dibersihkan dengan
atau tidak) cara dilap
16.05 2. Monitor O:
karakteristik sekitar Luka post operasi
luka (warna, ukuran terlihat masih
dan bau) tertutup perban ± 20
16.05 3. Menganjurkan cm
mengkonsumsi Tidak terlihat
makanan yang rembesan pada
mengandung tinggi perban
protein Perban terlihat
kering
A:
Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
Kaji luka dan
observasi tanda-tanda
infeksi, serta lakukan
perawatan luka