Anda di halaman 1dari 17

Tanggal Pengkajian : 14 Juli 2016

Jam Pengkajian : 09.15 WIB


Ruangan : Gladiol

A. Pengkajian
 Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. M
Umur : 38 tahun
Alamat : Loning RT 01/02 Purworejo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Masuk : 12 Juli 2016
Jam Masuk : 20.49 WIB
Status Perkawinan : Kawin
Diagnosa : Post SC hari ke-1

Penanggung Jawab : Tn. A


Umur : 47 tahun
Alamat : Loning RT 01/02 Purworejo
Hubungan dengan Pasien : Suami
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta

 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada luka operasi di perutnya.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien datang dengan rujukan bidan, mengeluh perut terasa kencang-
kencang. Terdapat lendir darah, tidak ada rembesan air ketuban. Umur
kehamilan pasien adalah 37 minggu 3 hari.

3. Riwayat Kesehatan Lalu


Pasien mengatakan sudah pernah melahirkan sebanyak 4 kali. Riwayat SC
pada 6 tahun lalu. Pasien tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi,
DM, ataupun jantung.

5. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu


Saat ini merupakan kehamilan dan persalinan anak kelima dengan riwayat
persalinan anak keempat SC. Kelahiran anak pertama hingga ketiga lahir
secara normal di bidan, namun anak kedua meninggal setelah 10 hari
karena ikterik dan anak ketiga meninggal setelah 15 hari karena infeksi tali
pusar.
Pengalaman menyusui: pasien memberikan ASI hingga 1,5 tahun pada
anak pertama dan keempat.
6. Riwayat persalinan
Jenis persalinan : SC
Jenis kelamin bayi : perempuan
BB/TB : 3100 gram/ 46 cm
Perdarahan : ± 250
Masalah dalam persalinan : tidak ada
7. Riwayat kontrasepsi
Pasien pernah menggunakan KB suntik setelah lahir anak keempat.
Sekarang pasien memilih tubektomi setelah lahir anak kelima.

 Pemeriksaan Fisik dan Pengkajian Gordon


1. Tanda-tanda Vital
Kesadaran : compos mentis
TD : 135/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,6º
2. Persepsi terhadap kelahiran bayi dan manajemen kesehatan
Ny. S mengatakan senang dengan kelahiran anak kelimanya karena pasien dan
suami telah menunggu untuk punya anak lagi. Selama kehamilan, pasien
selalu memeriksakan kandungannya 1 bulan sekali di bidan.
3. Persepsi diri dan konsep diri
Ny. S mengatakan sudah puas dengan keadaannya sekarang.
4. Peran dan hubungan
Ny. S mengatakan perannya sekarang tidak hanya sebagai seorang istri namun
sebagai ibu juga. Ny. S mengatakan tidak memiliki masalah dalam hubungan
di keluarga maupun di masyarakat. Suami pasien selalu menemani pasien dan
membantu segala apa yang dibutuhkan pasien.
5. Seksualitas dan reproduksi
Ny. S mengatakan tidak ada gangguan dengan seksualitas dan reproduksi.
Pasien memang sengaja untuk memilih KB tubektomi karena sudah tidak
ingin memiliki anak lagi.
6. Koping dan mekanisme stress
Ny. S mengatakan apabila mengalami masalah Ny. S akan membicarakan
masalah tersebut dengan suami untuk menemukan solusi dari masalah
tersebut.
7. Nilai dan kepercayaan terhadap kehamilan
Ny. S mengatakan dilingkungannya masih banyak nilai-nilai dan kepercayaan
yang ada selama kehamilan dan sesudah melahirkan seperti tidak boleh makan
makanan yang amis-amis namun pasien tidak mengikuti hal tersebut.
8. Kepala leher:
- Wajah
Tampak menahan sakit.
- Rambut
Rambut bersih,warna hitam, tidak ada rambut yang rontok, tidak ada
lesi/luka, serta tidak berbau.
- Mata
Conjungtiva sedikit anemis.
- Hidung
Bersih tidak ada cairan maupun kotoran dan tidak ada sumbatan kedua
lubang hidung bersih.
- Mulut
Bersih.
- Telinga
Bersih tidak ada kotoran, berfungsi dengan baik kedua-duanya, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
- Leher
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan tidak terlihat tonjolan vena
jugularis.
9. Dada
Jantung
I : tidak ada jejas, tidak ada bekas luka, dan terlihat ictus cordis.
P : tidak ada nyeri tekan, iktus kordis teraba di IC ke-5.
P : perkusi jantung redup, tidak ada pembesaran pada jantung.
A : suara jantung normal I (s1) lub dan bunyi jantung II/s2 dub.
Paru-paru
I : tidak ada bekas luka jejas .kedua dada simetris kiri dan kanan,
pigmentasi kulit merata tidak ada terlihat penggunaan otot-otot
bantu pernafasan dan tidak ada retraksi dinding dada.
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, vocal fremitus kanan kiri
sama.
P : suara sonor
A : suara paru vesikuler

Payudara
I : bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, areola cokelat
kehitaman merata, puting menonjol.
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan dan terasa kencang.
Puting susu : menonjol warna hitam kecoklatan
Pengeluaran ASI : dipencet belum keluar ASI. Pasien mengatakan
bayinya menyusu sebentar-sebentar saja. Pasien
mengatakan belum mengetahui tentang cara untuk
memperlancar ASI atau pijat oksitosin dan cara
menyusui bayi dengan benar.
10. Abdomen
I : terdapat lesi atau luka bekas operasi. terdapat linea nigrae dan striae.
perban luka bersih, tidak ada rembesan darah maupun cairan lain.
A : bising usus 10x / menit
P : fundus uteri 2 jari di bawah umbilikal, kontraksi kuat, kandung kemih
kosong, DRA 2x2 cm
P : tidak ada hepatomegali atau splenomegali

11. Nutrisi dan Cairan


Nafsu makan : Baik.
Antropomentri : BB=61 kg, TB=158 cm, BMI=24,8 (normal).
Biochemical : hemoglobin 11,3 g/dl, hematokrit 33.
Klinis : pasien tampak segar, konjungtiva tidak anemis.
Diet : pasien makan dengan teratur, pasien memakan habis
porsi bubur, lauk, dan sayur yang diberikan.
Asupan cairan : pasien mengatakan minum air putih 3-4 gelas @250cc.
infus RL 16tpm.
12. Istirahat dan kenyamanan
Pola tidur : malam 7 jam, siang 1 jam
Pola tidur saat ini : tidak menentu karena sering terbangun di malam hari
karena kepanasan, suara tangisan bayi dan nyeri pada luka operasi.
Keluhan ketidaknyamanan : Ny. S mengatakan nyeri pada luka operasi, nyeri
bertambah jika bergerak dan pasien merasa takut kalau jahitan di luka
operasinya terbuka.
Pengkajian nyeri
O : nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat bergerak.
P : pasien sudah mengetahui penyebab nyerinya karena luka operasi.
Q : pasien mengatakan nyeri seperti tersayat.
R : nyeri dirasakan di bagian perut.
S : skala nyeri 6.
T : pasien mengatakan hanya ditahan sambil memegangi perutnya ketika
nyeri.
U : pasien mengatakan sudah mengerti dengan nyerinya.
V : pasien berharap nyerinya berkurang setelah diberi obat.
13. Mobilisasi dan latihan
Tingkat mobilisasi : ADL dibantu sebagian oleh suami pasien. Pasien
mengatakan takut untuk bergerak atau melakukan perubahan posisi karena
takut akan nyeri dan jahitan di luka operasinya terbuka. Pasien mengatakan
ingin sekali bisa duduk karena merasa pegal sekali. Pasien nampak menahan
sakit saat dicoba untuk miring kanan-kiri.
Latihan/senam : pasien belum pernah mengikuti senam pada saat
hamil. Pasien belum mengetahui tentang senam nifas.
14. Ekstremitas
Tidak terdapat edema, akral teraba hangat dan tidak ada tampak varises. Tanda
homan negatif.
15. Perineum dan Genitalia
Vagina : tidak ada edema/memar dan hematom, integritas kulit baik
Perineum : utuh
Tanda-tanda REEDA : -
Kebersihan : bersih, dalam sehari ganti pembalut 4-5 kali
Lokhea : jumlah ± 200, jenis lokhea rubra, konsistensi encer, bau amis
Hemoroid : tidak ada
16. Eliminasi
Urin : kebiasaan BAK 5-6 x/hari.
BAK saat ini : Terpasang DC, jumlah 50 cc/8 jam.
BAB : kebiasaan BAB 1x/3 hari.
BAB saat ini : semenjak melahirkan belum ada BAB namun sudah flatus.
17. Pemeriksaan penunjang.
 Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 12 Juli 2016 jam 22.20 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 11.3 g/dl 11,7-15,5
Hematokrit 33 35-47
Eritrosit 3.8 10^6/ul 3,80-5,20
Leukosit 8.5 10^3/ul 3,6-11,0
Trombosit 257 10^3/ul 150-400
MCV 87 50-70
MCH 30 26-34
HBsAg negatif - Negatif

 Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 13 Juli 2016 jam 19.08 WIB


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 10.8 g/dl 11,7-15,5
Hematokrit 34 35-47
Eritrosit 4.0 10^6/ul 3,80-5,20
Leukosit 10.1 10^3/ul 3,6-11,0
Trombosit 231 10^3/ul 150-400
MCV 80 50-70
MCH 28 26-34
HBsAg negatif - Negatif

18. Terapi
Ketorolac 30 mg/12 jam
Cefotaxim 1 gr/8 jam

19. Analisa Data


Tanggal/Jam Data Problem Etiologi Masalah Kep
14 Juli 2016 DS: Nyeri akut Agen cidera Nyeri akut b/d
09.15  Pasien mengatakan fisik (Luka Agen cidera fisik
masih merasakan operasi SC) (Luka operasi
nyeri pada luka SC)
operasi di perutnya.
 Pengkajian nyeri
O : nyeri dirasakan
hilang timbul,
bertambah saat
bergerak.
P : pasien sudah
mengetahui
penyebab nyerinya
karena luka
operasi.
Q : pasien
mengatakan nyeri
seperti tersayat.
R : nyeri dirasakan
di bagian perut.
S : skala nyeri 6.
T : pasien
mengatakan hanya
ditahan sambil
memegangi
perutnya ketika
nyeri.
U : pasien
mengatakan sudah
mengerti dengan
nyerinya.
V : pasien berharap
nyerinya berkurang
setelah diberi obat.
DO:
 pasien tampak
menahan sakit saat
dicoba untuk miring
kanan-kiri.
 Terdapat luka
operasi di bagian
perut.
14 Juli 2016 DS: Risiko Infeksi Risiko Infeksi
09.15  Pasien mengatakan
ada luka dibagian
perut.
DO:
 perban luka bersih,
tidak ada rembesan
darah maupun
cairan lain.
 Leukosit : 10.1
14 Juli 2016 DS: Ketidakefektifan Kurangnya Ketidakefektifan
09.15  Pasien mengatakan pemberian ASI pengetahuan pemberian ASI
saat dipencet belum b/d kurangnya
keluar ASI. pengetahuan
 Pasien mengatakan
bayinya menyusu
sebentar-sebentar
saja.
 Pasien mengatakan
belum mengetahui
tentang cara untuk
memperlancar ASI
atau pijat oksitosin
dan cara menyusui
bayi dengan benar.
DO:
 Payudara pasien
teraba kencang.
14 Juli 2016 DS: Hambatan Kerusakan Hambatan
09.15  Pasien mengatakan mobilisasi integritas mobilisasi b/d
takut untuk jaringan kerusakan
bergerak atau integritas jaringan
melakukan
perubahan posisi
karena takut akan
nyeri dan jahitan di
luka operasinya
terbuka.
 Pasien mengatakan
ingin sekali bisa
duduk karena
merasa pegal sekali.
DO:
 Pasien nampak
menahan sakit saat
dicoba untuk miring
kanan-kiri.
 Terdapat luka
operasi di perut
pasien.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d Agen cidera fisik (Luka operasi SC).
2. Hambatan mobilisasi b/d kerusakan integritas jaringan.
3. Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kurangnya pengetahuan.
4. Risiko Infeksi.

C. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa Kep NOC NIC
1 Nyeri akut b/d Agen Pain level Pain Management
cidera fisik (luka Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda non
operasi SC) asuhan keperawatan verbal
selama 1x8 jam 2. Kaji kembali nyeri pasien
diharapkan level nyeri 3. Ajarkan teknik non
dapat turun dengan criteria farmakologi (hypnosis,
hasil: relaksasi, terapi music)
1. Level nyeri pasien 4. Kolaborasi dengan dokter
berkurang dari level 6 dalam pemberian analgesik
menjadi 5. ketorolac 30mg/12 jam
2. Pasien mampu
melaporkan onset
nyeri.
3. Pasien mampu
mengaplikasikan
teknik relaksasi untuk
menurunkan level
nyerinya.
2 Hambatan mobilisasi Ambulation and Mobility Exercise therapy :
b/d kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan ambulation
jaringan. asuhan keperawatan 1. Ajarkan pasien tentang
selama 3x24 jam teknik ambulasi
diharapkan ambulasi dan 2. Kaji kemampuan pasien
mobilitas pasien menjadi dalam mobilisasi
adekuat dengan kriteria 3. Dampingi dan Bantu pasien
hasil: saat mobilisasi
a. Pada 6-8 jam setelah 4. Ajarkan keluarga tentang
operasi pasien dapat ambulasi dini
menggerakkan kaki dan 5. Edukasi pasien tentang
tangan ,miring kanan- manfaat mobilisasi
kiri
b. Pada 12-24 jam setelah
operasi pasien dapat
posisi duduk di atas
tempat tidur, posisi
duduk dengankaki
menjuntai di atas tempat
tidur
c. Pada > 24 jam setelah
operasi asien dapat
berdiri di samping
tempat tidur dan
berjalan perlahan di
sekitar tempat tidur

3 Ketidakefektifan Breastfeeding ineffective Lactation Management


pemberian ASI b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor keterampilan ibu
kurangnya keperawatan selama 1x30 dalam menyusui bayi
pengetahuan. menit diharapkan masalah 2. Lakukan edukasi
Ketidakefektifan manajemen laktasi pada
pemberian ASI teratasi pasien dan keluarga
dengan kriteria hasil: 3. Dorong pasien untuk
1. Kemantapan pemberian selalu menyusui anaknya.
ASI : ibu : kemantapan 4. Ajarkan pasien dan
ibu untuk membuat keluarga tentang cara
bayi melekat dengan pijat oksitosin
tepat dan menyusu dari
payudara ibu untuk
memperoleh nutrisi.
2. Ibu mengetahui cara
memperlancar ASI
dengan pijat oksitosin
3. Ibu mengetahui cara
menyusui dengan
benar.
4. Ibu menunjukkan
peningkatan
pengetahuan tentang
pemberian ASI
4 Risiko Infeksi. Risk Control Infection Control
Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan teknik perawatan
keperawatan selama 3x24 luka
jam diharapkan masalah 2. Anjurkan pasien dan
risiko infeksi Ny. S keluarga untuk menjaga
teratasi dengan kriteria kebersihan di sekitar tempat
hasil: tidur
1. Tidak ada tanda gejala 3. Anjurkan pasien untuk
infeksi. menjaga kebersihan di area
2. Pasien mampu sekitar luka
menunjukan 4. Ajarkan pasien dan
kemampuan untuk keluarga cara cuci tangan 6
mencegah timbulnya langkah yang benar.
infeksi dengan cuci 5. Anjurkan pasien dan
tangan 6 langkah. keluarga untuk selalu
3. Pasien dapat mencuci tangan dengan
mengetahui manfaat benar
pentingnya nutrisi 6. Anjurkan pasien untuk
untuk kesembuhan luka mengkonsumsi makanan
bergizi (mengandung tinggi
protein)
7. Kolaborasi dengan dokter
pemberian antibiotik
cefotaxim 1gr/8 jam.

D. Implementasi dan Evaluasi


Tangga Dx Kep Jam Implementasi Evaluasi TTD
l
14 Juli Nyeri akut b/d 09.15 1. Mengobservasi S:
2016 Agen cidera tanda-tanda non  Pasien
fisik (luka verbal mengatakan
operasi SC) 09.15 2. Mengkaji ulang nyerinya sudah
nyeri pasien mulai berkurang.
09.20 3. Mengajarkan
teknik napas  Nyeri yang
dalam untuk dirasakan pasien
mengurangi nyeri adalah 4.
09.30 4. Melakukan injeksi O:
ketorolac  Pasien sudah tidak
30mg/12 jam tampak kesakitan.
 Pasien mampu
melakukan teknik
napas.
A: masalah nyeri akut
teratasi.
P: ajarkan pasien dan
keluarga tentang pijat
oksitosin dan
manajemen laktasi.
Hambatan 09.20 1. Memonitoring S:
mobilisasi b/d vital sign dan lihat Pasien mengatakan
kerusakan respon pasien saat sudah bisa miring
integritas latihan kanan-kiri namun
jaringan. 09.50 2. Mengkaji masih dibantu.
kemampuan pasien O:
dalam mobilisasi
09.50 3. Mendorong pasien  Pasien tampak
untuk melakukan berhati-hati saat
mobilisasi berupa berubah posisi
miring kanan-kiri  TD: 110/70 mmHg
09.55 4. Menjelaskan A:
manfaat ambulasi Masalah hambatan
dini mobilitas fisik belum
10.00 5. Mengajarkan pasien teratasi.
tentang teknik P:
ambulasi secara
bertahap Kolaborasi dengan
(menggerakkan keluarga untuk
tangan dan kaki, mendampingi dan
miring kanan-kiri, membantu melakukan
posisi duduk, mobilisasi
berdiri dan berjalan
di sekitar tempat
tidur) dan berikan
bantuan jika
diperlukan
Ketidakefektifa 10.05 1. Mengobservasi S:
n pemberian keterampilan ibu  Pasien
ASI b/d dalam menyusui mengatakan sudah
kurangnya bayi. mengerti dan akan
pengetahuan. 10.10 2. Melakukan rajin untuk
edukasi melakukan pijat
manajemen laktasi oksitosin.
pada pasien dan  Pasien akan
keluarga memperhatikan
10.20 3. Mendorong pasien yang harus
untuk selalu dilakukan agar
menyusui bayi dapat
anaknya. menyusu dengan
10.25 4. Mengajarkan benar sehingga
pasien dan memperoleh ASI
keluarga tentang yang banyak.
cara pijat O:
oksitosin.  Pasien dan
keluarga mampu
melakukan
kembali apa yang
telah diajarkan.
A: masalah
ketidakefektifan
pemberian ASI
teratasi sebagian.
P: monitor
keterampilan ibu
dalam menyusui
bayinya.
Risiko Infeksi. 09.45 1. Monitor perban S:
pada luka  Pasien mengatakan
(kebersihan, lihat lukanya dibersihkan
adanya rembesan 3 hari setelah
atau tidak) operasi
09.55 2. Monitor O:
karakteristik sekitar  Suhu : 372 derajat C
luka (warna, ukuran  Luka post operasi
dan bau) terlihat masih
10.00 3. Menjelaskan tertutup perban ± 20
kepada pasien dan cm
keluarga tanda dan  Tidak terlihat
gejala infeksi luka rembesan pada
10.05 4. Menganjurkan perban
mengkonsumsi  Perban terlihat
makanan yang kering dan bersih
mengandung tinggi A:
protein Masalah risiko infeksi
10.10 5. Mengajarkan belum teratasi
kepada pasien dan P:
keluarga cara Monitor tanda-tanda
mencuci tangan 6 infeksi pada luka dan
langkah dengan anjurkan pasien untuk
benar menjaga kebersihan
6. Melakukan injeksi area di sekitar luka.
antibiotik menganjurkan pasien
cefotaxim 1gr/8 selalu mencuci tangan
jam. dan menjaga
lingkungan tetap
bersih

Catatan Perkembangan
14 Juli Hambatan 14.15 1. Mengkaji S:
2016 mobilisasi b/d kemampuan pasien Pasien mengatakan
kerusakan dalam mobilisasi sudah bisa miring
integritas 14.17 2. Mendorong pasien kanan-kiri dan
jaringan. untuk melakukan sekarang sedang
mobilisasi berupa latihan duduk
miring kanan-kiri O:
14.20 3. Mengajarkan
pasien tentang  Pasien tampak
teknik ambulasi berhati-hati saat
secara bertahap berubah posisi
(menggerakkan A:
tangan dan kaki, Masalah hambatan
miring kanan-kiri, mobilitas fisik belum
posisi duduk, teratasi.
berdiri dan berjalan P:
di sekitar tempat
Kolaborasi dengan
tidur) dan berikan
keluarga untuk
bantuan jika
mendampingi dan
diperlukan
membantu melakukan
mobilisasi
Nyeri akut b/d 14.30 1. Mengobservasi S:
Agen cidera tanda-tanda non  Pasien mengatakan
fisik verbal nyerinya sudah
(Episiotomi dan 14.30 2. Mengkaji ulang berkurang menjadi
ruptur). nyeri pasien skala 3.
14.35 3. Mengajarkan  Pasien mengatakan
teknik napas nyeri berkurang
dalam untuk setelah tarik nafas
mengurangi nyeri dalam dan diberi
obat.
O:
 TD : 120/70 mmhg,
nadi : 84x/mnt, RR :
17x/mnt, suhu:
36,3º
 Raut wajah pasien
terlihat lebih rileks
A:
Masalah nyeri akut
teratasi
P:
Monitor tingkat nyeri,
lanjutkan pemberian
ketorolac 30mg
sesuai advice dokter.
Ketidakefektifa 15.30 1. Mengobservasi S:
n pemberian keterampilan ibu
ASI b/d dalam menyusui  Pasien mengatakan
kurangnya bayi. anaknya sudah
pengetahuan. 15.35 2. Mengkaji lagi menyusu.
keluhan ibu  Pasien mengatakan
dalam hal ASI nya sudah
menyusui mulai keluar namun
masih sedikit.
O:
Pasien terlihat sudah
menyusui dg posisi
dan perlekatan yg
benar, reflek hisap
bayi kuat, bayi tidak
menangis saat
menyusui dan terlihat
puas setelah
menetek.
A:
Masalah
ketidakefektifan
pemberian ASI
teratasi
P:
Monitor pola BAB
dan BAB bayi,
memotivasi keluarga
untuk support ibu
dalam pemberian ASI
Risiko Infeksi 16.00 1. Monitor perban S:
pada luka Pasien mengatakan
(kebersihan, lihat area sekitar perban
adanya rembesan dibersihkan dengan
atau tidak) cara dilap
16.05 2. Monitor O:
karakteristik sekitar  Luka post operasi
luka (warna, ukuran terlihat masih
dan bau) tertutup perban ± 20
16.05 3. Menganjurkan cm
mengkonsumsi  Tidak terlihat
makanan yang rembesan pada
mengandung tinggi perban
protein  Perban terlihat
kering
A:
Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
Kaji luka dan
observasi tanda-tanda
infeksi, serta lakukan
perawatan luka

15 Juli Hambatan 08.10 1. Mengkaji S:


2016 mobilisasi b/d kemampuan pasien Pasien mengatakan
kerusakan dalam mobilisasi sudah bisa miring
integritas 08.15 2. Mendorong pasien kanan-kiri namun
jaringan. untuk melakukan masih sulit untuk
duduk. duduk.
08.20 3. Mengajarkan O:
pasien tentang
teknik ambulasi  Pasien tampak
secara bertahap selalu miring
(menggerakkan sebelah kiri saja.
tangan dan kaki,  Pasien masih perlu
miring kanan-kiri, dibantu untuk
posisi duduk, duduk.
berdiri dan berjalan A:
di sekitar tempat Masalah hambatan
tidur) dan berikan mobilitas fisik belum
bantuan jika teratasi.
diperlukan P:
Kolaborasi dengan
keluarga untuk
mendampingi dan
membantu melakukan
mobilisasi
15.00 1. Mengkaji S:
kemampuan pasien  Pasien mengatakan
dalam mobilisasi berusaha untuk
15.05 2. Mendorong pasien belajar duduk.
untuk duduk O:
15.05 3. Mengajarkan Pasien terlihat
pasien tentang berhati-hati sambil
teknik ambulasi memegangi perutnya
secara bertahap saat belajar duduk.
(menggerakkan A:
tangan dan kaki, Masalah hambatan
miring kanan-kiri, mobilisasi teratasi
posisi duduk, sebagian.
berdiri dan berjalan P:
di sekitar tempat Motivasi pasien untuk
tidur) dan berikan lebih sering latihan
bantuan jika duduk.
diperlukan Kolaborasi dengan
keluarga untuk
membantu pasien
dalam mobilisasi
Risiko Infeksi 09.10 1. Memonitor perban S :
pada luka Pasien mengatakan
(kebersihan, lihat area sekitar perban
adanya rembesan masih dibersihkan
atau tidak) dengan cara dilap
09.10 2. Memonitor dengan air hangat.
karakteristik sekitar O :
luka (warna, ukuran  Luka post operasi
dan bau) terlihat masih
09.15 3. Menganjurkan tertutup perban ± 20
mengkonsumsi cm
makanan yang  Tidak terlihat
mengandung tinggi rembesan pada
protein perban
09.00 4. Melakukan injeksi  Perban terlihat
antibiotik kering
cefotaxim 1gr/8 A:
jam. Masalah risiko infeksi
belum teratasi
P:
Kaji luka dan
observasi tanda-tanda
infeksi, serta lakukan
perawatan luka

16 Juli Hambatan 09.35 1. Mengkaji S:


2016 mobilisasi b/d kemampuan pasien
kerusakan dalam mobilisasi  Pasien mengatakan
integritas 09.35 2. Mendorong pasien sudah bisa duduk
jaringan. untuk belajar secara mandiri dan
berjalan dengan akan berusaha
dibantu keluarga belajar untuk
atau berpegangan berjalan.
pada tembok O:
09.40 3. Mengajarkan Pasien terlihat sudah
pasien tentang dapat duduk dengan
teknik ambulasi kaki menggantung di
secara bertahap pinggir tempat tidur.
(menggerakkan A:
tangan dan kaki, Masalah hambatan
miring kanan-kiri, mobilitas fisik teratasi
posisi duduk, sebagian.
berdiri dan berjalan
P:
di sekitar tempat
Kolaborasi dengan
tidur) dan berikan
keluarga untuk
bantuan jika
mendampingi dan
diperlukan
membantu melakukan
mobilisasi
Risiko Infeksi 08.30 1. Memonitor S:
karakteristik sekitar  Pasien mengatakan
luka (warna, ukuran tadi lukanya sudah
dan bau) dibersihkan
08.30 2. Memonitor luka O:
08.40 3. Menganjurkan  Perban terlihat
mengkonsumsi sudah diganti
makanan yang  Tidak terlihat
mengandung tinggi rembesan pada
protein perban
08.25 4. Melakukan  Luka tidak ada pus,
perawatan luka warna kemerahan,
09.00 5. Melakukan injeksi kerapatan jahitan
antibiotik bagus, suhu 36,8oc
cefotaxim 1gr/8 A:
jam. Masalah risiko infeksi
teratasi
P:
Berikan pendidikan
kesehatan mengenai
perawatan luka di
rumah, nutrisi yg
dibutuhkan untuk
mempercepat
kesembuhan luka,
anjurkan ibu untuk
kontrol luka 1 minggu
kemudian.

Anda mungkin juga menyukai