Disusun oleh:
Muhammad Rifki Aziz
18/424586/PT/07638
Kelompok XVIII
Tinjauan Pustaka
Organ reproduksi betina secara umum yang diamati histologinya
adalah ovarium, oviduk, uterus dan kelenjar hypophysis (Amita, 2015).
Secara histologi ovarium dilapisi oleh epitel selapis kuboid atau germial
epithelium, tunica albuginea merupakan jaringan ikat padat yang terletak
lebih dalam dari germinal epithelium. Setelah tunica albuginea terdapat
dua lapisan cortex dan medulla. Cortex merupakan jaringan ikat longgar
dan terdapat folikel-folikel. Folikel ovarium yang terdapat pada korteks dan
berisi oosit yang sedang berkembang dan mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf dan corpus luteum merupakan folikel matur setelah
ovulasi yang memproduksi hormon reproduksi (Habib, 2015).
Kelenjar hypophysis secara embriologik berkembang dari ektoderm
saluran pencernaan pada atap mulut dan ektoderm neural pada
hipothalamus yang sedang berkembang terdiri dari adenohypophysisdan
neurohypophysis. Adenohypophysis atau anterior lobe terdiri dari pars
distalis dan pars tuberalis. Neurohypophysis atau posterior lobe terdiri dari
pars intermedia dan pars nervosa (Lee, 2015).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum histologi organ
reproduksi betina adalah mikroskop, optilab, pensil warna dan lembar
kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum histologi organ
reproduksi betina adalah poster preparat histologi ovarium, uterus, oviduk,
poster histologi ovarium, oviduk, uterus, dan kelenjar hypophysis.
Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum histologi organ reproduksi
betina adalah diketahui bagian-bagian dari adenohypophysis, ovarium,
oviduk dan uterus. Gambar yang diamati dibedakan bagiannya dan
fungsinya. Gambar yang telah diamati kemudian digambar di lembar kerja
menggunakan pensil warna serta ditulis keterangan yang ada setiap
gambar.
Hasil dan Pembahasan