Anda di halaman 1dari 7

BUNDA EDU-MIDWIFERY JOURNAL (BEMJ)

p-ISSN: 26227482 dan e-ISSN: 26227487


Vol. 4 No. 1 (2021)

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA


DI MASA PANDEMIC COVID-19 TERHADAP PERILAKU
PEMBERIAN ASI ESKLUSIF

Luh Mertasari
Universitas Pendidikan Ganesha
luh.mertasari@undiksha.ac.id

Key Word: ABSTRACT


Employment, income, covid- Covid-19, which cannot be predicted how long it will end, has
19 and exclusive changed and disrupted the economic system. Many families
breastfeeding have lost their jobs and decreased income, which certainly
threatens the exclusive breastfeeding program. The aim of the
study was to determine the relationship between employment
status and income during the Covid-19 period on exclusive
breastfeeding behavior. Research method with literature study.
The results showed that the employment status and income of
parents had no effect on exclusive breastfeeding behavior, but
large-scale social restrictions made parents have more time to
breastfeed and concentrated on buying food to increase
immunity rather than buying formula milk, so exclusive
breastfeeding was the best choice.

PENDAHULUAN Penghasilan dan pekerjaan orang tua


mempunyai andil yang cukup besar dalam
Pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi keberhasilan pemberian ASI Ekslusif.
sampai kapan akan berakhir telah Misalnya saat ibu bekerja ibu harus
menimbulkan banyak perubahan pola hidup meninggalkan bayinya sehingga ibu merasa
dan disrupsi sistem ekonomi dan kesehatan di sulit untuk memberikan ASI Eksklusif selama
seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Banyak 6 bulan penuh kepada bayinya. Dari penelitian
keluarga yang harus kehilangan pekerjaan dan yang dilakukan oleh Fatmawati (2013) di Baki
mengalami penurunan penghasilan sebagai Sukoharjo terdapat hubungan yang signifikan
dampak tidak langsung dari Covid-19. status ekonomi orangtua dengan pemberian
Pandemi ini berdampak pula pada ibu ASI eksklusif.
menyusui dan mengancam keberlangsungan
pemberian ASI ekslusif kepada bayi. Menurut Pada pandemic Covid-19 ini, ibu menyusui
riset Depkes tahun 2014 prevalensi pemberian yang awalnya bekerja menjadi memiliki
ASI eksklusif di Indonesia sebesar 52,3% banyak waktu untuk menyusui, tetapi harus
dimana angka ini belum mencapai target mengalami penurunan pendapatan. Kondisi ini
program Kemenkes 2014 sebesar 80% dan membuat banyak keluarga dan ibu menyusui
untuk di Bali prevalensinya baru mencapai yang lebih memilih membeli pangan sehat
72,2%. untuk ibu dibandingkan mengeluarkan uang
untuk membeli susu bayi. Di sisi lain adanya

53
pembatasan sosial berskala besar target. Salah satu penyebab masih rendahnya
menyebabkan terjadinya kekhawatiran terkait cakupan ASI adalah status pekerjaan ibu dan
dengan pemberian ASI kepada bayi, padahal penghasilan orang tua, selain itu gencarnya
pemberian ASI merupakan opsi terbaik untuk promosi produk susu formula juga mempunyai
bayi dan anak pada saat ini mengingat peran yang cukup besar (Djitowiyono, 2010).
keuntungan ASI yang merupakan sumber Upaya pemberian ASI Eksklusif seringkali
makanan terbaik bagi bayi, praktis dan mengalami hambatan terutama pada ibu yang
ekonomis. Tetapi masih ada ibu menyusui aktif bekerja lantaran singkatnya masa cuti
yang tidak memberikan ASI kepada bayinya hamil dan melahirkan mengakibatkan sebelum
dengan alasan takut sebagai OTG (orang tanpa masa pemberian ASI Eksklusif berakhir
gejala) yang dapat menularkan virus ke bayi mereka sudah harus kembali bekerja. Kondisi
saat menyusui, ASInya kurang bernutrisi Covid-19 akan memberiakan peluang
karena keterbatasan ekonomi yang membuat suksesnya program ASI Ekslusif kepada
ibu makan dengan menu tidak seimbang. sebagian ibu menyusui yang awalnya kesulitan
memberikan ASI karena kesibukan bekerja
Berdasarkan hasil observasi di PMB yang diluar rumah, sekarang bisa menyusui secara
berpraktek di wilayah kerja Puskesmas on demand tanpa harus terpaksa mengantikan
Buleleng I, dari 102 jumlah persalinan pada ASI dengan sumber nutrisi lain karena bekerja
bulan Januari tahun 2021 hanya 40% yang di luar rumah. Bagi ibu yang terpaksa harus
melakukan IMD. Mengenai perilaku berhenti bekerja karena pandemic covid-19
pemberian ASI ekslusif, berdasarkan akan memiliki kesempatan emas dan waktu
wawancara singkat yang dilakukan terhadap 15 yang tak terbatas untuk tetap bisa menyusui .
ibu menyusui yang berkunjung ke PMB di Akibat penurunan penghasilan yang dialami
Singaraja selama pandemic covid-19 para orang tua juga akan memberikan pilihan
didapatkan hasil sebanyak 30% ibu yang sulit kepada keluarga apakah akan
berkomitmen akan tetap memberikan ASI memilih berjuang membeli susu formula
ekslusif kepada bayinya asalkan dia tidak dengan mengatur pengeluaran seefektif
terjangkit/sebagai penyintas covid-19. mungkin kanrena tergiur dengan promosi susu
Sebanyak 50% mengatakan merasa tidak yakin formula, atau akan tetap memberikan ASI
untuk memberikan ASI ekslusif karena harus eklusive kepada bayi agar lebih ekonomis.
tetap bekerja keluar rumah dan takut
membawa virus yang bisa ditularkan saat Di dalam Global Strategi For Infrant And
menyusui. Terdapat sebanyak 20% Young Child Feeding, dalam upaya mencapai
menyatakan selama masih bisa bekerja dari tumbuh kembang optimal, World Health
rumah akan tetap berusaha memberikan ASI Organization (WHO) dan United International
ekslusif, dan akan memberiakan ASI selang Childrens Emergency Fund (UNICEF) telah
seling dengan susu formula saat mulai bekerja merekomendasikan empat hal penting yang
normal. Fakta lain dari penelitian yang harus dilakukan yaitu: Pertama, memberikan
dilakukan oleh Ray,dkk(2021) ditemukan Air Susu Ibu kepada bayi segera dalam waktu
bahwa terjadi peningkatan pemberian ASI 30 menit setelah bayi lahir. Kedua,
ekslusif yang cukup tajam selama pandemic memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) saja
covid-a9 yaitu sebanyak 89.4%.Dimana atau pemberian ASI secara eksklusif sejak
responden dari penelitian ini sebanyak 7 % lahir sampai bayi berusia enam bulan. Ketiga,
kehilangan pekerjaan karena pandemic dan memberikan makanan pendamping Air Susu
sebanyak 20% bekerja penuh waktu. Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia enam bulan
sampai 24 bulan. Keempat, meneruskan
Target ASI eksklusif masih sangat sulit untuk pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan
dicapai dimana prevalensinya masih jauh dari atau lebih (Wiryo, 2010). Pemerintah juga
54
sudah mensosialisasikan pedoman menyusui pemeberian ASI eksklusif di wilayah kerja
dalam masa pandemic Covid-19 yaitu dengan Puskesmas Kawangkoan.
selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
Menurut Danso (2014) ibu yang bekerja
menyusui, menggunakan masker dan
mengalami kesulitan dalam memberikan ASI
menghindari kerumunan, Kemenkes RI, 2020. eksklusif karena harus membagi waktu dengan
pekerjaannya. Berdasarkan distribusi
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis pemberian ASI ekslusif menunjukan bahwa,
tertarik untuk melakukan studi literature sebagian besar responden menyatakan tidak
tentang Hubungan status pekerjaan dan memberikan ASI eksklusif yakni 44 responden
pendapatan orang tua di masa Covid-19 (61,1%), sedangkan yang memberikan ASI
terhadap perilaku pemberian ASI ekslusif. eksklusif yakni 28 responden (38,9%). Hal ini
dikarenakan adanya faktor status pekerjaan ibu
yang menyebabkan pemberian ASI eksklusif
tidak terlaksana. Menurut Mohanis (2014),
METODE menyebutkan bahwa memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi sangat menguntungkan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk tumbuh kembang bayi, namun masih
berdasarkan studi literatur. Penelitian ini banyak juga ibu-ibu dengan berbagai alasan
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya,
status pekerjaan dan penghasilan orang tua karena terbentur dengan kewajiban dalam
dimasa pandemic Covid-19 terhadap melaksanakan pekerjaan. Hasil diatas
pelaksanaan pemberian ASI ekslusif. Literatur menunjukan bahwa apabila status pekerjaan
yang dipergunakan dalam pembahasan ini ibu bekerja maka besar kemungkinan ibu tidak
dikumpulkan melalui sumber data sekunder memberikan ASI eksklusif pada bayinya, dan
(internet dan jurnal ilmiah). Data-data yang apabila status pekerjaan ibu tidak bekerja maka
diperoleh dari hasil penelitian yang telah besar kemungkinan ibu dapat memberikan ASI
dilakukan sebelumnya, kemudian dianalisis eksklusif. Karena kebanyakan ibu bekerja,
secara deskriptif pada isi artikel terkait dengan waktu merawat bayinya lebih sedikit, sehingga
status pekerjaan, penghasilan orang tua dimasa memungkinkan ibu tidak memberikan ASI
pandemic covid-19 terhadap pelaksanaan eksklusif pada bayinya. Sebenarnya apabila
pemberian ASI ekslusif. Berdasarkan ibu bekerja masih bisa memberikan ASI
penelitian oleh para pakar sebelumnya terkait eksklusif pada bayinya dengan cara memompa
dengan permasalahan yang penulis angkat ini, atau dengan memerah ASI, lalu kemudian
seperti yang dilakukan oleh: Timpowok, dkk disimpan dan diberikan pada bayinya nanti.
(2018), Dahlan, dkk (2013), Fitriyani (2017), Kebanyakan ibu yang bekerja tidak
Ramli (2020), Samalia, dkk (2020), Erliani, memberikan ASI esklusif pada bayinya.
dkk (2020), Donso (2014), Rahayu (2020).
Ada pula ibu yang bekerja dapat memberikan
ASI ekslusif pada bayinya sebanyak 3
HASIL DAN PEMBAHASAN responden (6,7%), kini banyak ibu bekerja
memutuskan untuk tetap menyusui. Salah satu
1. Hubungan status pekerjaan di masa upaya yang bisa dilakukan adalah memerah
pandemic covid-19 dengan pelaksanaan ASI. Ibu bisa memerah ASI dengan baik agar
pemberian ASI ekslusif manfaatnya tidak berkurang. ASI perah adalah
ASI yang diambil dengan cara diperas dari
Berdasarkan hasil penelitian Timpowok, dkk payudara untuk kemudian disimpan dan
(2018) dari responden 72 orang terdapat nantinya diberikan kepada bayi. Sebanyak 2
sebanyak 45 (62,5%) responden dengan status responden (25,81%) ibu rumah tangga juga
pekerjaan pekerja dan status pekerjaan tidak memberikan ASI dan makanan serta cairan
bekerja yaitu 27 responden (37,5%). Ini lain kepada bayinya, diantaranya yaitu susu
menunjukkan hasil adanya hubungan antara formula, ibu beralasan karena merasa nyeri
kedua variabel dengan nilai p=0,000 kurang pada payudara saat menyusui sehingga
dari α=0,05, jadi dari penelitian ini terdapat pemberian ASI diselingi dengan susu formula
hubungan antara status pekerjaan ibu dengan dan juga karena merasa tidak punya waktu
55
untuk selalu memberikan ASI eksklusif November 2018. Hasil penelitian menunjukkan
disebabkan banyaknya pekerjaan rumah yang sebanyak 61,9% pekerja tenaga kesehatan
menguras waktu dan tenaga. wanita memberikan ASI eksklusif untuk
anaknya dimana hasil tertinggi ditunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian Fitriyana, dkk pada karakteristik usia 24-30 tahun (70,3%),
(2017) dengan sampel penelitian sebanyak 152 tingkat pendidikan sarjana (69%) dan bekerja
orang dengan teknik pengambilan sampel sebagai tenaga kesehatan paramedis (62,7%)
simple random sampling. Hasil penelitian dengan lama jam kerja kurang dari delapan
menunjukkan mayoritas ibu memberikan ASI jam (62,3%).
Eksklusif sebesar 50,7%. Hasil uji statistik
menunjukan ada hubungan yang bermakna Dalam penelitian ini dari 97 sampel sebanyak
antara pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI 61,9% pekerja tenaga kesehatan wanita
Eksklusif pada bayi (P <0.5) (p 0.018) dan ibu memberikan ASI Eksklusif untuk anaknya.
tidak bekerja mempunyai peluang yang besar Ditemukan bahwa karakteristik lama jam kerja
0.396 kali kali lebih besar untuk memberikan pada penelitian ini dibagi menjadi lama jam
ASI Eksklusif dibanding dengan tidak kerja 8 jam. Hasil tertinggi perilaku pemberian
memberikan ASI Eksklusif. ASI eksklusif pada ibu pekerja tenaga
kesehatan wanita ditunjukkan pada ibu dengan
Perilaku ibu-ibu memberikan ASI Eksklusif lama jam kerja 8 jam yang memberikan ASI
pada bayinya dipengaruhi oleh beberapa faktor eksklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa lama
diantaranya faktor pengetahuan, pendidikan, waktu bekerja ibu berpengaruh terhadap
sikap, pekerjaan, ketersediaan waktu, dorongan pemberian ASI eksklusif karena semakin lama
dari keluarga dan faktor dari petugas kesehatan jam kerja ibu maka semakin sedikit juga waktu
(Notoadmojo, 2003). yang diberikan untuk bayinya, sehingga ibu
cenderung untuk memberikan susu formula.
Dalam penelitian ini mayoritas ibu tidak
bekerja sebanyak 75,7 % dan 37% bekerja. Hasil penelitian Ramli, (2020) dengan jumlah
Hasil yang sama juga didapat dalam penelitian responden 57 orang didapatkan sebanyak 52
Hafni, (2006), yang menyatakan bahwa dari 99 ibu (91%) tidak memberikan ASI eksklusif.
responden penelitian, ada 74 orang (74,7%) Sebagian besar ibu (73,7%) adalah ibu yang
ibu yang tidak bekerja dibanding ibu yang tidak bekerja dan tidak memberikan ASI
bekerja. Penelitian yang dilakukan Mohanis, eksklusif (90,5%). Ibu yang bekerja berjumlah
(2014) terhadap 52 responden yang dijadikan 15 ibu (26,3%) dan hanya 1 ibu (6,7%) yang
sampel, juga didapatkan 67,3 % ibu yang tidak menyusui secara eksklusif. Berdasarkan hasil
bekerja dan 32,7 % ibu yang bekerja. uji analis bivariat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara status pekerjaan ibu dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif, P value = 0.604 <
responden yang tidak bekerja memberikan ASI 0,05
Eksklusif sebesar 54,8%, lebih banyak
dibandingkan dengan yang memberi ASI Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
Eksklusif sebesar 45,2%, sedangkan responden ibu tidak bekerja dan diantaranya ada 4 orang
yang bekerja memberikan ASI Eksklusif (9,5%) yang memberikan ASI saja selama 6
sebesar 67,6%, lebih banyak dibandingkan bulan kepada bayinya. Sementara itu, dari
dengan yang tidak memberikan ASI Eksklusif seluruh ibu yang bekerja hanya ada 1 orang
sebesar 32,4%. Kecenderungan ini dapat (6,7%) yang menyusui secara eksklusif. Hasil
terjadi salah satunya dikarenakan bagi pekerja analisis bivariat didapatkan nilai P value =
wanita yang melahirkan, memberikan ASI 0,604 > α 0,05, artinya tidak ada hubungan
Eksklusif merupakan suatu dilema, karena antara status pekerjaan ibu dengan pemberian
masa cuti terlalu singkat dibandingkan masa ASI eksklusif.
menyusui, sehingga mereka akan memberikan
susu formula sebagai pengganti ASI Eksklusif.
Pekerjaan terkadang mempengaruhi
Berdasarkan Penelitian dan pengambilan keterlambatan ibu untuk memberikan ASI
sampel dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat secara eksklusif. Secara teknis hal itu
Sanglah pada 97 responden pada periode Juni - dikarenakan kesibukan ibu sehingga tidak
56
cukup untuk memperhatikan kebutuhan ASI oorang yang berpendapatan rendah (44,2%),
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, terdapat 35 responden (65,4%) yang
2005). memberikan ASI Eksklusif dan 18 orang
(34,6%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif
2. Hubungan Pendapatan orang tua di pada bayi usia 0-6 bulan. Tidak terdapat
masa pandemic covid-19 dengan hubungan antara tingkat pendapatan keluarga
pelaksanaan pemberian ASI ekslusif terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Status ekonomi adalah kedudukan seseorang Dadok Tunggul Hitam Kecamatan Koto
atau keluarga di masyarakat berdasarkan Tangah Kota Padang dengan Chi-Square
pendapatan (Kartono, 2006). (0,232). Hasil penelitian ini sama dengan
Hasil penelitian Fatmawati (2013) dari 95 penelitian yang dilkukan oleh Nelly Mayulu
sampel dengan tekhnik sampling prorprsional (2017) tentang Hubungan status sosial
random sampling ditemukan Berdasarkan hasil ekonomi orangtua dengan pemberian ASI
uji Chi Square diperoleh nilai  2 hitung = Eksklusif di Kota Manado yang menyatakan
6,389 dengan p= 0,041. Oleh karena hasil bahwa tidak terdapat hubungan tingkat
perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 ekonomi keluarga dengan pemberian ASI
maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan dengan P
yang signifikan antara status ekonomi orangtua Value = (0,705) >0,05. Pada kelompok yang
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi memiliki ekonomi rendah mempunyai peluang
usia 0-6 bulan di Baki. Sehingga dapat lebih besar untuk memberikan ASI Eksklusif
diketahui bahwa ibu-ibu yang mempunyai karena susu formula yang mahal menyebabkan
anak usia 0-2 tahun di Kecamatan Baki yang hampir sebagian besar pendapatan keluarga
memberikan ASI secara eksklusif mayoritas hanya untuk membeli susu sehingga tidak
mempunyai status ekonomi sedang. Hal ini mencukupi kebutuhan yang lain dibanding
karena adanya dukungan dari keluarga, dengan ibu ekonomi yang tinggi.
pengetahuan ibu yang tinggi tentang Bertambahnya pendapatan keluarga atau status
pentingnya pemberian ASI secara eksklusif. sosial ekonomi yang tinggi atau lapangan
Hasil penelitian menunjukan yang dapat pekerjaan bagi perempuan, membuat orangtua
mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif berpikir untuk mengganti ASI mereka dengan
pada bayi usia 0- 6 bulan, salah satunya status susu formula. (Dewi VNL, 2010). Menurut
ekonomi atau penghasilan keluarga. Menurut Analisis Penulis dapat di asumsi kan bahwa
Kartono (2006), status ekonomi adalah tidak ada hubungan Tingkat pendapatan
kedudukan seseorang atau keluarga di keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif.
masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Pendapatan yang rendah seharusnya lebih
Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan berpeluang memberikan ASI Eksklusif kepada
yang disesuaikan dengan harga barang pokok. bayi nya, akan tetapi dalam penelitian ini
Pendapat tersebut apabila dikaitkan dengan responden yang berpendapatan rendah justru
status ekonomi orangtua adalah bahwa status lebih banyak tidak memberikan ASI Eksklusif.
ekonomi orangtua yang rendah mendorong ibu
untuk bekerja diluar rumah guna membantu 3. Hubungan Status Pekerjaan dan
memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga ibu Pendapatan orang tua di masa
cenderung tidak mempunyai waktu yang cukup pandemic Covid-19 dengan pelaksanaan
untuk memberikan ASI secara eksklusif pemberian ASI ekslusif
kepada anaknya.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat
Berdasarkan penelitian Rahayu, (2019) dari 52 disimpulkan bahwa status pekerjaan tidak
responden di wilayah kerja puskesmas Dadok berpenagruh secara langsung terhadap perilaku
Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah Kota pemberian ASI ekslusif. Namun pada
Padang diketahui sebagian besar responden kenyataannya terjadi peningkatan cakupan
yang Tingkat pendapatan Tinggi (55,8%) dan pemberian ASI eksklusif di masa pandemic
sebanyak (44,2%) yang berpendapatan rendah. covid 19, dimana dari data penelitian yang
Dari hasil penelitian Rahayu,(2019) ditemukan dilakukan oleh Ray, (2020) disebutkan bahwa
terdapat 29 orang (55,8%) responden yang prevalensi keberhasilan pemberian ASI
memiliki pendapatan keluarga tinggi dan 23 eksklusif di Indonesia pada tahun 2020
57
mencapai sebesar 89,4% (Kompas.com). DAHLAN, Arvina; MUBIN, Fatkhul;
Sebelum pandemic, pada kelompok ibu MUSTIKA, Dian Nintyasari.
pekerja, angka keberhasilan pemberian ASI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN
eksklusif kelompok tersebut hanyalah berkisar DENGAN PEMBERIAN ASI
19-47%. Meskipun peningkatan perilaku EKSKLUSIF DI KELURAHAN
pemberian ASI ekslusif tidak dipengaruhi oleh PALEBON KECAMATAN
status pekerjaan ibu, tetapi dengan adanya PEDURUNGAN KOTA
pembatasan social berskala besar pada masa SEMARANG. Jurnal Kebidanan, [S.l.],
pandemic covid-19 ini membuat ibu memiliki v. 2, n. 2, p. 56-60, feb. 2014. ISSN 2549-
banyak waktu untuk kontak dengan bayi dan 7081. Available at:
mengurangi akses ibu untuk membeli susu <https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur
formula kepada bayi, sehingga pada saat ini _bid/article/view/1021>. Date accessed:
pemberian ASI eksklusif adalah pilihan yang 27 feb. 2021.
paling baik. doi:https://doi.org/10.26714/jk.2.2.2013.5
6-60.
Begitu juga dengan hubungannya dengan Erliani, dkk. 2020. Perilaku pemberian ASI
pendapatan orang tua dari hasil kajuian ekslusif pada wanita pekerja tenaga
literature pendapatan orang tua tidak kesehatan Rumah Sakit Umum Sanglah
berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI Jurnal Medika Udayana,VOL. 9
ekslusif, tetapi adanya pandemic covid-19 dan NO.6,JUNI, 2020
pembatasan sosial berskala besar membuat Fatmawati, (2013). Hubungan status pekerjaan
orang tua lebih konsen untuk membeli orang tua dengan pemberian ASI ekslusif
makanan bergizi untuk keluarga dibandingkan pada bayi usia 0-6 bulan di BAki
dengan membeli susu formula, sehingga ASI Sukohardjo.
eksklusif menjadi pilihan yang terbaik saat ini. Kartono. 2006. Perilaku Manusia. Jakarta.
JAdi terdapat hubungan antara status pekerjaan Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
dan pendapatan orang tua di masa pandemic 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Covid-19 dengan perilaku pemberian ASI Republik Indonesia.
ekslusif. Kompas.com. ASI Eklusif meningkat tajam di
Indonesia selama pandemic Covid-19.
KESIMPULAN DAN SARAN Diakses tanggal 21-1-2020.
Mohanis, W., 2014. Peran Petugas Kesehatan
Terdapat hubungan antara pekerjaan dan Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan
penghasilan orang tua dimasa pandemic Pemberian Asi Eksklusif. J. Kesehat.
Covid-19 dengan perilaku pemberian ASI Masy. 8, 40– 45.
ekslusif. Bagi peneliti selanjutnya agar Nahsriana, R., & Fijri, B. (2018).
meneliti tentang faktor lain yang menyebabkan HUBUNGAN TINGKAT
peningkatan cakupan pemberian ASI ekslusif PENGETAHUAN TENTANG
di masa pandemi. PERAWATAN PAYUDARA DENGAN
PENGELUARAN ASI PADA IBU
UCAPAN TERIMA KASIH NIFAS DI RUANG JABAL TSUR RS.
ISLAM SAMARINDA TAHUN 2016.
Atas asungkerta Ida Sang Hyang Widhi Wasa Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ),
beserta segala manifestasinya artikel ini dapat 1(1), 8 - 13. Retrieved from
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah https://bemj.e-
direncanakan. Sebagai rasa syukur melalui journal.id/BEMJ/article/view/12
kesempatan ini tim penulis mengucapkan Notoadmojo, S., 2003. Pendidikan Dan
terimakasih kepada semua pihak yang tidak Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
dapat kami sebutkan satu persatu atas Jakarta.
dukungan dan arahannya sehingga artikel ini Okawary, O., 2015. Hubungan Status
terwujud Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Seyegan Sleman Yogyakarta. Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah,
Yogyakarta.
58
Ramli,2020. Hubungan Pengetahuan dan
Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal
of Health Promotion and Health
Education Vol. 8 No. 1(2020) 36-46 doi:
10.20473/jpk.V8.I1.2020.36-46
Timpowok. 2018. Hubungan Status Pekerjaan
ibu dengan pemberian ASI ekslusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan.
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6
Nomor 1, Mei 2018

59

Anda mungkin juga menyukai