Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN POSTPARTUM

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Maternitas Holistik
Islami

disusun oleh:

PUTRI SAPRILASARI HARAHAP


NIM. 402021055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021

1
A. Konsep Laporan Pendahuluan Postpartum
1. Definisi
Post partum adalah waktu yang diperlukan agar organ genitalia
unterna ibu kembali menjadi normal secara anatomis dan fungsional
yaitu sekitar 6 minggu (Manuaba, 2007 dalam Marlina, 2012).
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan ,keluarnya
cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
Peride masa nifas terbagi menjadi 3 periode yaitu :
a. Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya
perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan
teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran loche, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode Early Postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk,
tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta
ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periose Late Postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.
2. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai

2
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan
progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang
menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh
kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria
yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
3. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam
keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik
hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-
pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post

3
partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-
perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada
hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua
basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen
dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan
dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia
kala.
4. Pathway

4
5. Manifestasi Klinik
Post partum di tandai oleh :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal
setelah hamil
2) Keluarnya lochea, komposisi jaringan endometrial, darah dan
limfe. Tahapannya:
a) Rubra(merah) : 1-3 hari
b) Sanguinolenta: warna merah kekuningan , berisi darah dan
lendiR terjadi pada hari ke 3-7
c) Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah
d) lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan
e) Lochea alba: cairan putih yang terjadinya pada hari setelah
2 minggu pasca persalinan
f) Lochea purulenta: ini terjadi karena infeksi, keluar cairan
seperti nanah berbau busuk
g) Lochiotosis: lochea tidak lancar keluarnya
3) Siklus menstruasi
Iklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai
menyusui
4) Serviks
Setelah lahir servik akan mengalami edema , bentuk
distensi untuk beberapa hari , struktur interna akan kembali
setelah 2 minggu
5) Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu
6) Perinium
Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang
akan terjadi masa penyembuhan selama 2 minggu.

5
7) Payudara
Payudara akan membesar karena vaskularisasi dan
engorgemen (bengkak karena peningkatan prilaktin.
6. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan)
a. Penatalaksanaan Medis.
b. Penatalaksanaan Keperawatan.
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi
perdarahan)
2) Observasi 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang,
usahakan miring kanan kiri.
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui
yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam
nifas.
4) Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5) Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan post partum:
a. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
b. Keadaan umum: TTV, selera makan dll
c. Payudara: air susu, putting
d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
e. Sekres yang keluar atau lochea
f. Keadaan alat kandungan
8. Komplikasi
Komplikasi persalinan diantaranya :
Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah
banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan
pergantian pembalut-pembalut 2 kali dalam setengah jam).
a. Pengeluaran cairan vagina yang berbau busuk.
b. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.

6
c. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah
penglihatan.
d. Pembengkakan diwajah atau ditangan.
e. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu BAK atau jika merasa tidak
enak badan.
f. Payudara yang bertambah atau berubah menjadi merah panas dan
atau terasa sakit.
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
h. Rasa sakit merah, lunak dan atau pembengkakan dikaki.
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya
atau dirinya sendiri.
j. Merasa sangat letih dan nafas terengah-engah.
B. REEDA
REEDA adalah singkatan yang sering digunakan untuk menilai
kondisi luka perineum REEDA singkatan (Redness/kemerahan.
Edema/bengkak, Ecchymosis/kebiruan, Discharge/nanah, dan
Approximation/penyatuan). Kemerahan dianggap normal pada luka
perineum, edema berlebih dapat memperlambat penyembuhan luka,
discharge harus tidak ada pada luka dan tepi luka jahitan harus rapat.
C. Asuhan Keperawatan pada ibu dengan post partum
1. Pengkajian
a. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur,
Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal
Pengkajian.
b. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.

c. Riwayat haid

7
Umur haid pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan
tanggal partus.
d. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah
perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua?
e. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil
Laboratorium : USG, Darah, Urine, keluhan selama kehamilan
termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi
keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
2) Riwayat persalinan
a) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal,
dan jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis
persalinan, penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik,
kondisi anak saat ini.
b) Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami
demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas,
tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal,
abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan eliminasi,
keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga.
c) Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his,
pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan,
dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan
jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak,
panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan
placenta, jumlah perdarahan.
d) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung
menangis atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai
APGAR skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan,

8
kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment
secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI
atau susu formula.

f. Riwayat KB & perencanaan keluarga


Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang
kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan
kontrasepsi yang akan datang atau rencana penambahan anggota
keluarga dimasa mendatang.
g. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana
cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan.
Apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh
berulang-ulang
h. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang
diturunkan secara genetic, menular, kelainan congenital atau
gangguan kejiwaan yang pernah diderita oleh keluarga.
i. Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang
terdekat, sibling, type rumah, community seeting, penghasilan
keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam kegiatan
masyarakat.
j. Pola hubungan seksual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan
meliputi freguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan
pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks,
continuitas hubungan seksual. Pengetahuan pasangan kapan
dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan
setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya
pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara memulai hubungan

9
seksual berdasarkan pengalamannya, nilai yang dianut, fantasi dan
emosi, apakah dimulai dengan bercumbu, berciuman, ketawa,
gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat hubungan seks apakah
menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat koitus,
kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah
memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu ekspresi
seksual : bayi menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur,
frustasi yang disebabkan penurunan libido.
k. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu
menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-
perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi
SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek.
l. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi
orangtua dan tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga,
pengetahuan perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blass dan
bowel. Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan
personal hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan
perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan
mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara
memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan
kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan,
mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami
gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.
m. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi
cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
2) Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut,
Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher.

10
3) Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan
areola dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan
atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum.
Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
4) Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus
rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi,
striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy),
lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
5) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan
liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri,
tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema,
kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau,
bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10
hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
6) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila
dipalpasi, kekuatan otot.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien Postpartum

a. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan


pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kesehatan maternal pasca
persalinan
c. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan payudara bengkak.

11
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil RENCANA
TINDAKAN/INTERVENSI (SIKI)
Ketidaknyamanan pasca Setelah dilakukan tindakan Perawatan Pasca Persalinan
partum berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 a. Observasi
jam diharapkan status 1. Monitor tanda-tanda vital
pembengkakan payudara
kenyamanan pasca partum 2. Monitor keadaan lokia
dimana alveoli mulai terisi meningkat dengan kriteria (jumlah, bau, dan bekuan)
ASI hasil: 3. Periksa perineum atau
1. Klien tidak robekan
mengeluh 4. Monitor nyeri
ketidaknyamanan. 5. Monitor status pencernaan
2. Klien tidak meringis. 6. Monitor tanda Homans sign
3. Klien tidak 7. Identifikasi kemampuan ibu
berkeringat merawat bayi
berlebihan. 8. Identifikasi adanya masalah
4. Kontraksi uterus adaptasi psikologis ibu
membaik postpartum
Terapeutik
1. Kosongkan kandung kemih
sebelum pemeriksaan
2. Massase fundus sampai
kontraksi kuat,jika perlu.
3. Dukung ibu untuk melakukan
ambulasi dini

12
4. Berikan kenyamanan pada
ibu.
5. Fasilitasi ibu berkemih secara
normal
6. Fasilitasi ikatan tali kasih ibu
dan bayi secara optimal.
7. Diskusikan kebutuhan
aktivitas dan istirahat selama
masa postpartum.
8. Diskusikan tentang
perubahan fisik dan
psikologis ibu postpartum.
9. Diskusikan seksualitas masa
postpartum.
10. Diskusikan penggunaan alat
kontrasepsi.
c. Edukasi
1. Jelaskan tanda bahaya nifas
pada ibu dan keluarga.
2. Jelaskan pemeriksaan pada
ibu dan bayi secara rutin.
3. Ajarkan cara perawatan
perineum yang tepat.
4. Ajarkan ibu mengatasi nyeri
secara nonfarmakologis (mis.

13
Teknik disktraksi, imajinasi)
5. Ajarkan ibu mengurangi
masalah thrombosis vena.
d. Kolaborasi
1. Rujuk ke konselor laktasi,
jika perlu.
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi perawatan perineum
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 a) Observasi
jam, diharapkan tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan
kesehatan maternal pasca
pengetahuan pada klien kemampuan menerima
persalinan. meningkat dengan kriteria informasi.
hasil: 2. Identifikasi pengetahuan ibu
1. Perilaku sesuai tentang perawatan perineal
anjuran dan pasca persalinan
pengetahuan. b) Terapeutik
2. Kemampuan 1. Sediakan materi dan media
menjelaskan tentang pendidikan kesehatan.
perawatan pasca 2. Jadwalkan pendidikan
persalinan. kesehatan sesuai kesepakatan.
3. Kemampuan 3. Berikan kesempatan untuk
menggambarkan bertanya.
pengalaman c) Edukasi
sebelumnya yang 1. Jelaskan prosedur perineal
sesuai dengan topik hygine yang benar.
perawatan pasca 2. Jelaskan tanda-tanda infeksi

14
persalinan. pada perineum.
3. Anjurkan selalu menjaga area
genital agar tidak lembab.
4. Anjurkan menghindari
menggunakan bahan apapun
ketika membersihkan area
genitalia (kecuali air bersih)
5. Anjurkan sesering mungkin
mengganti celana dalam
(setiap 4 jam)
6. Ajarkan cara penggunaan
celana dalam yang aman.
7. Ajarkan cara penggunan
pembalut.
8. Ajarkan menilai perdarahan
postpartum abnormal.
Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1.
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24
payudara bengkak jam, diharapkan status
menyussi pada klien
membaik dengan kriteria
hasil:
1. Perleketan bayi pada

15
payudara ibu
membaik
2. Kemampuan ibu
memposisikan bayi
dengan benar.
3. Miksi bayi lebih dari
8 kali / 24 jam.
4. Berat badan bayi
membaik
5. Tetesan / pancaran
ASI membaik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bobak,M.Irene.2015. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung:


VIA PKP.
Hafifah. 2011. Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan
Normal.
Dimuat dalam
http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-
pendahuluan-pada-pasien-dengan.html.
Maryunani, Anik. 2017. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas
(Postpartum). Jakarta: TIM.
Mochtar, Rustam.2015.Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC : Jakarta
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC
Edisi Revisi. Yogyakarta: Mediaction.
Saleha,Siti.2012.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Sarwono, P. 2015.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Suherni. 2013. Perawatan Masa Nifas. Yogyakart: Penerbit Fitramaya.

17

Anda mungkin juga menyukai