Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK ANA

WOC (WORD OF CAUTIONS)

Dosen Pengampu : Khodijah, M.kep


Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

AMALYA ZUKHRUFAH
AMELIYA SUCI P
ANDIANI PUTRI JULINAR
DULI
DWI NUR OKTAVIANI
EKA AYU KUSUMAWATI
FAIQ SALMA YAFIE
FIRYAL HASNA AFIKAH
HERI SUPRIYANTO
HILDA LIA SAVIRA
LAELA AYU SAFITRI
LIZA HANIARDIYANI
MIA CHOIROTUNNISA
NAILISTIANATI NUR AULIA
NOVIA WULANDARI
NURUL AFIFAH
PUJI ATIKAH JUNIASIH
ULFI YULIANI
ULFIATUN KHOERUNISA
ULIYATUN AWALIYAH
VIA AMALIANTI
WOC ASD (Atrial Septum Defect)

Terdapat defek antara Tekanan Atrium kiri >


atrium kanan dan kiri Atrium

Terjadi aliran yang


tinggi dari atrium kiri
ke atrium kanan
Web of Caution (WOC)

Asma

Etiologi

Faktor infeksi Faktor non infeksi


Virus (respiratory syntitial virus) dan Alergi
virus parainfluenza Iritan
Bakteri (pertusis dan streptoccus) Cuaca
Jamur (aspergillus) Kegiatan jasmani
Parasit (ascaris) Psikis

Reaksi hiperaktivitas bronkus


Antibody muncul (IgE)
Sel mast mengalami degranulasi
Mengeluarkan mediator (histamin dan bradikinin)

Anoreksia Mempermudah proliferasi


Terjadi sumbatan dan daya konsolidasi Batuk, pilek
Perubahan nutrisi Mengi / wheezing
kurang dari Gangguan ventilasi Sesak
kebutuhan tubuh
Bersihan
jalan nafas
tak efektif

Gangguan difusi
Oksigenasi ke jaringan tidak memadai
Gangguan perfusi

Hipoksemia dan hipoksia


Kelelahan Dada terasa
Sianosis Lemah tertekan / sesak,
nyeri dada, nadi
Takipnea meningkat
Gelisah
Nafas cuping hidung Intoleransi
Retraksi otot dada aktivitas Nyeri
Keluarga bertanya tentang
penyakit
Cemas dan gelisah Kerusakan
pertukaran gas
Ansietas
Ventricullar septal Perbaikan Operasi Faktor Faktor Komplikasi : Tanda dan gejala :
Defect (VSD) kelainan sementara Eksogen Endogen 1. Aritmia 1. Sianosis
2. Hipertensi pulmonal 2. Sesak nafas
Pencampuran darah dari 3. Hematoraks 3. BB bayi tidak
Etiologi 4. Penyakit jantung bertambah
ventrikel kanan dan kiri
Pemeriksaan penunjang :
koroner 4. Clubbing finger’s
1. Pemeriksaan Laboratorium
5. Henti jantung 5. Pertumbuhan dan
Darah dari ventrikel 2. Radiologis
perkembangan
kanan dan kiri masuk dan 3. Elektokardiogram TOF (TETRALOGI OF berlangsung lambat
bercampur ke dalam 4. Katerisasi jantung
FALLOT)
Aorta
Intervensi :
4 Kelainan Jantung Bawaan a. Manajemen jalan napas (3140)
Katup aorta membesar 1. Observasi keadaan umum
Ketidakefektifan pola
dan bergeser ke kanan 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
nafas b.d keletihan
Hipoxemia Hipoxia otot pernapasan ventilasi (semi fowler)
3. Ajarkan teknik nonfarmakologi
Overriding aorta b. Terapi oksigen (3320)
4. Kolaborasikan dengan tenaga kesehatan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang
Stenosis Pulmonal lain mengenai pemberian oksigen dan
dari kebutuhan tubuh b.d hilangnya
obat
nafsu makan Penurunan Intoleransi aktifitas
Katup pulmonal curah jantung b.d
Intervensi :
menyempit Intervensi : b.d penurunan ketidakseimbangan
a. Terapi latihan ambulasi (0221)
a. Manajemen nutrisi (1100) nadi perifer antara suplai dan
1. Observasi keadaan umum
1. Observasi keadaan umum kebutuhan oksigen
Darah yang menuju ke 2. Bantu pasien memilih kegiatan
paru-paru berkurang 2. Dorong klien untuk yang tidak melelahkan
mendiskusikan makanan yang Intervensi : 3. Ajarkan teknik perawatan diri yang
disukai bersama dengan ahli gizi a. Perawatan jantung (4040) meminimalkan konsumsi oksigen
Hipertrofi ventrikel b. Monitor nutrisi (1160) 1. Observasi keadaan umum 4. Kolaborasikan dengan tenaga
kanan 3. Mengukur BB dan TB 2. Intruksikan pasien dan keluarga mengenai kesehatan lain mengenai latihan
4. Ajarkan dan dukung konsep tujuan perawatan dan bagaimana kemajuannya b. Peningkatan latihan : latihan
Kerja jantung yang nutrisi yang baik dengan klien akan diukur kekuatan (0201)
terlalu berat 5. Kolaborasi dengan tim kesehatan 3. Ajarkan pasien mengenai cara mengurangi 1. Instruksikan pasien untuk
lain untuk mengembangkan setres beristirahat sejenak setiap selesai
rencana perawatan dengan 4. Kolaborasikan dengan dokter spesialis jantung latihan
Jantung bisa melemah melibatkan klien dan orang- mengenai perkembangannya
dan terjadi gagal jantung orang terdekatnya dengan tepat
BRONKOPNEUMONIA

Penyebab ( virus, bakteri, jamur)

Infeksi saluran pernapasan atas

Kuman berlebih di bronkus Kuman terbawa ke saluran cerna Infeksi saluran pernapasan bawah

Infeksi saluran cerna Dilatasi pembuluh Peradangan


Proses peradangan darah

Akumulasi sekret di bronkus Peningkatan flora Eksudat masuk Peningkatan suhu


normal di usus alveoli tubuh

Mobilisasi yang Peristaltik usus Hipertermi


terhambat meningkat Gangguan difusi gas

Analisis gas darah Hipoksia


Malabsorpsi
Batuk tidak efektif Mukus bronkus
meningkat
Diare Fatique
Gangguan
pertukaran gas
Bersihan jalan Bau mulut tidak
nafas tidak efektif Gangguan Intoleransi aktifitas
sedap
keseimbangan cairan
tubuh
Anoreksia

Intake menurun

Berat badan menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan


WOC KONJUNGTIVITIS

1. Bakteri (Pnemococcus, Bahan iritan (bahan kimia)


Staphylococcus auereus, dll)
2. Virus (adenovirus, herpes zoster, dll) kontrak langsung atau masuk ke saccus
3. Pamsit (Loa-loa, ascaris tidak langsung
Lumbricodes, dll) Infeksi
4. Allergen cidera pada epitel
konjungtiva

Edema epitel hipertropi

Stroma Pembentukan Pemeriksaan Penunjang :


1. Pemeriksaan mikroskopis
Pengembangan Folikel 2. Pemeriksaan darah
Inflamasi konjungtiva mata yang
disebabkan oleh proses infeksi, Konjungtiviti
iritasi fisik atau respon alergi

sel radang menuju permukaan Dilatasi pembuluh Menginfeksi kelenjar air mata
Bergabung dengan fibrin dan sel mucus Hiperemi konjungtiva Hipersekre

Eksudat pembengkakan

Perlengketan tepian Nyeri akut Resiko infeksi peningkatan tekanan

Penglihatan Gangguan rasa nyaman

Tujuan : setelah Saluran air mata

diberikan askep keperawatan Iskemik saraf

diharapkan gangguan persepsi Ulkus komas

sensori berkurang atau hilang Pandangan kabur

KH : Pasien dapat melihat Tujuan : nyeri yang dirasakan Tujuan : pasien Gangguan persepsi sensori penglihatan

dengan baik, pasien tidak klien dapat berkurang, dank lien tidak tidak mengalami infeksi.

mengalami kesusahan waktu merasa kesakitan KH : Penyebaran infeksi

melihat atau berinteraksi dengan orang lain. KH : Nyeri berkurang atau terkontrol tidak terjadi.

1. Kaji ketajaman penglihatan pasien. 1. Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien. 1. Anjurkan untuk cuci

2. Anjurkan kepada keluarga atau orang 2. Ajarkan klien metode distraksi selama nyeri, tangan sebelum dan sesudah
terdekat klien untuk tinggal bersama klien. Seperti nafas dalam dan teratur. Memegang mata.

3. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk 3. Kolabo-kolaborasi dengan tim medis 2. Bersihkan kelopak mata

Memenuhi program terapi yang telah dilaksanakan. dalam pemberian analgesik. dari dalam ke arah luar.

3. Berikan antibiotika sesuai

Dosis dan umur. 1. Konjungtiva bakteri : dilatasi pembuluh

4. Pertahankan tindakan darah, edema konjungtiva ringan, kelopak

Septik dan aseptik. Mata menyatu dalam posisi tertutup

Terutama saat bangun tidur pagi hari,

Edukasi lebih berlimpah.

2. konjungtivitis Alergi : mata gatal,

Panas, mata berair,mata merah, kelopak


mata bengkak.
3. Konjungtivitis vital :
pembesaran

Kelenjar limfe preaurikular, fotofobia


Dan sensasi adanya benda asing pada
mata. Epifora merupakan gejala
ter- banyak, adenopati, demam,
faringitis, dan infeksi saluran nafas
atas.

Konjungtiva kemerahan, dan bisa terjadi


nyeri periorbital.
4. Konjungtivitis blenore,
konjungtivitis

Purulen : Bemanah, pada bayi, di

Tularkan dari ibu yang menderita


penyakit GO, Memberikan
sekret

Purulen padat sekret yang kental dan

Perdarahan subkonjungtiva.

Anda mungkin juga menyukai