Maria Agustin1
Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang
Fabiola Hendrati2
Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang
Abstract
This research is to find out if anything to do with the harmonious marriage of the wife of independence in the
early stages of marriage. The population used in this study were those who married at an early stage at the village
Pagentan Singosari Malang. Sampling was purposive technique. Methods of data collection using the likert method to
scale marital harmony and independence wife. Validity of the results on a scale of marital harmony with significance
level 0.05 moving from 0.310 to 0.594 with a valid aitem number by 52, while the results of the validity of
the scale independence wife with a significance level of 0.05 moves from 0.304 to 0.551 with aitem valid number
by 52. CalculaWLRQ RI YDULDEOH UHOLDELOLW\ PDULWDO KDUPRQ\ REWDLQHG YDOXH . DQG 5HOLDELOLW\ ZLIH
LQGHSHQGHQFH REWDLQHG YDOXH . :KHUH WZR QXPEHUV DUH DFFRUGLQJ WR WKH UXOHV VWDWHG UHOLDELOLW\ LV
very reliable. The results of data analysis showed no association with the harmonious marriage of the wife of
independence in the early stages of marriage with f table f count = 0.525 = 0.176, which f count (0.525) > ftable
(0.176). The hypothesis states there is a relationship between self and wife with marital harmony in the early stages
of marriage (ha) was accepted with a correlation coefficient of 0.525.
Keywords: marital harmony, independence wife, and the early stages of marriage.
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: maria.agustin27@yahoo.co.id
2
Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: fhendarti@yahoo.co.id
691
KEMANDIRIAN ISTRI DAN KEHARMONISAN PERKAWINAN
seksualitas (4) ketidaksetian (5) hilangnya atas). Pada awal usia perkawinan inilah
kegairahan dan kesenangan dalam hubungan merupakan masa perkenalan dan masa
suami istri (6) keuangan (7) pertentangan penyesuaian diri bagi kedua belah pihak, pada
masalah anak-anak (8) pengunaan alkohol dan tahun ini pula biasanya sangat sulit dilalui
obat bius lainnya (9) masalah hak-hak wanita karena pasangan kurang mampu mengantisipasi
(10) ipar atau mertua. ketegangan atau tekanan yang mungkin timbul
Berdasarkan dari data tersebut, salah dalam kehidupan perkawinan. Tahapan ini
satu penyebab rusaknya keharmonisan di dalam berlangsung antara usia pekawinan 0 sampai 10
perkawinan yaitu rusaknya komunikasi keluarga tahun, suami istri harus saling belajar untuk
dan keuangan. Hal itu dapat di lihat dari hasil saling mengenal sebab pada masa ini biasanya
wawancara peneliti dengan salah satu pasangan terjadi suatu krisis yang disebabkan karena
di desa Putih bahwa mereka merasa tidak masing – masing kurang memainkan peranan
harmonis dengan istri karena kurang mampunya baru baik sebagai suami istri maupun sebagai
untuk meluangkan waktu bersama untuk orang tua.
berkomunikasi. Terdapat kasus dimana istri Pemaparan fenomena diatas diketahui
yang bekerja diluar rumah dengan jangka waktu beberapa contoh bentuk ketidakharmonisan
6 – 8 jam sehari yang terlalu sibuk dan banyak perkawinan dalam keluarga yang dipengaruhi
menghabiskan waktunya untuk pekerjaan tanpa faktor ekonomi dan kurang optimalnya
menjalankan fungsinya sebagai istri. Satu lagi komunikasi pada awal masa perkawinan yang
kasus ketidak harmonisan dalam suatu keluarga dapat terjadi karena adanya kurang mampunya
yaitu kurang mampunya istri dalam menerima suami atau istri dalam menyesuaikan diri
kenyataan dan mengelola keuangan yang hanya terhadap perubahan peran sebagai suami dan
bersumber pada satu pencari nafkah yaitu istri di masa awal perkawinan yang juga
suami. dipengaruhi oleh kurang mampunya menerima
Adanya perubahan peran seperti yang kenyataan dalam hal ini perekonomian,
telah dijelaskan sebelumnya terhadap suami istri pengabaian tugas sebagai pasangan suami istri,
sering menyebabkan konflik diantara keduanya, kurangnya waktu untuk bersama, yang
terlebih jika kurang mampunya salah satu berdampak pada timbulnya pertengkaran dan
pasangan atau keduanya dalam menyesuaikan percecokan di dalam rumah tangga.
diri terhadap kehidupan perkawinan. Menurut Ketidakmampuan pasangan dalam
Ruben (dalam Husodo, 2007) yaitu kehidupan menyelesaikan permasalahan, pertengkaran dan
perkawinan memiliki beberapa tahap, yaitu The kurangnya waktu untuk bersama dengan
Early Years (0 – 10 tahun), The Middle Years pasangan tersebut dimungkinkan karena adanya
(10 – 30 tahun), The Mature Years (30 tahun ke tuntutan professional istri yang bekerja dan
menghabiskan banyak waktu diluar rumah, bidang nafkah, seksual, pergaulan antar anggota
kurang mampunya berkomunikasi untuk rumah tangga dan pergaulan dengan
tuntutan yang melebihi batas kemampuan suami masyarakat. Keadaan rumah tangga seperti
dalam memenuhi perekonomian untuk istri tidak inilah yang disebut suami istri harmonis.
bekerja Faktor yang mempengaruhi
keharmonisan perkawinan yang dikemukakan
Keharmonisan Perkawinan oleh Widarjono (dalam Fahroza, 2011) dibagi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), menjadi 10 faktor, yaitu : cinta, seiman, saling
secara terminologi keharmonisan berasal dari percaya, seks, ekonomi, kehadiran anak,
kata harmonis yang berarti serasi, selaras. Titik menghindari pihak ketiga, menjaga romantisme,
berat dari keharmonisan adalah keadaan selaras komunikasi, dan saling memuji dan
atau serasi. Keharmonisan bertujuan untuk memperhatikan. Agar pernikahan bahagia dan
mencapai keselarasan dan keserasian dalam harmonis bila dipelihara dan dibina terus,
kehidupan. masing-masing pihak terus menerus berusaha
Gunarsa (dalam Kurnia, 2011) menjadi pendamping yang baik bagi
perkawinan yang harmonis ditandai dengan pasangannya dengan mendahulukan
beberapa faktor yaitu adanya perhatian terhadap tanggungjawab terhadap pasangannya dan
seluruh anggota keluarga, mengetahui setiap bukan mendahulukan minat dan keiinginannya
perubahan di dalam keluarga dan perubahan sendiri.
anggota keluarga, adanya pengenalan diri setiap Menurut Marajo (dalam Kurnia, 2011),
anggota keluarga, saling pengertian,sikap keluarga bahagia atau tidak bahagia dipengaruhi
menerima anggota keluarga yang satu terhadap oleh beberapa kondisi pribadi, yaitu : Kondisi
kelemahan, kekurangan dan kelebihan anggota fisik, Kondisi mental – psikis, Kondisi sosio-
keluarga lainnya, meningkatkan usaha dan ekonomi dan budaya, dan Kondisi lingkungan
mengembangkan setiap aspek dari anggotanya khusus.
secara optimal, serta dapat saling menyesuaikan Pernikahan yang harmonis adalah
diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pernikahan dua orang yang sama – sama
di dalam maupun di luar keluarga. dewasa, saling percaya dan saling menghargai
Sahly (dalam Hadi, 2010) Hidup bahagia demi menjalani hidup dengan cita – cita dan
dalam ikatan cinta kasih suami istri yang konsep yang sama. Menurut Hawari (dalam
didasari oleh kerelaan dan keselarasan hidup Maria, 2007) mengemukakan aspek – aspek
bersama, dalam ketenangan lahir dan batin perkawinan harmonis: menciptakan kehidupan
karena merasa cukup puas atas segala sesuatu beragama dalam keluarga, menyediakan waktu
yang ada dan telah dicapai yang menyangkut bersama dalam keluarga, mempunyai
komunikasi yang baik antar anggota keluarga, 45 pasangan istri tidak bekerja. Variabel bebas
saling menghargai antar sesame anggota penelitian ini adalah istri bekerja dan istri tida
keluarga, kualitas dan kuantitas konflik yang bekerja, variabel tergantung penelitian ini
minim, adanya hubungan atau ikatan yang erat adalah keharmonisan perkawinan.
antar anggota keluarga, Metode pengumpulan data dalam
Vuuren (dalam Fahroza, 2011) penelitian ini dengan menggunakan penskalaan.
mengemukakan bahwa istri bekerja adalah istri instrumen yang digunakan untuk
yang selain mengurus rumah tangga juga mengumpulkan data dalam penskalaan skala,
memiliki tanggung jawab diluar rumah, yaitu skala keharmonisan perkawinan. Model
dikantor, yayasan, atau wiraswasta yang juga skala yang digunakan dalam penelitian ini
menghasilkan penghasilan untuk keluarga adalah model penskalaan Likert yang sudah
dengan kisaran waktu 6 jam sampai 8 jam domodifikasi dengan meniadakan jawaban
sehari. tengah atau netral.
Nancy (dalam Nuryati, 2009) Validitas item dalam alat ukur penelitian
mengemukakan wanita yang tidak bekerja ini diuji dengan menggunakan teknik korelasi
adalah wanita yang setiap harinya tinggal product moment dimana aitem dikatakan valid
dirumah dan menjalankan tugas sebagai wanita jika probabilitas per item lebih besar daripada
antara lain mengurus anak dan melayani suami. rtabel 1 . VHGDQJNDQ XQtuk
Ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak reliabilitas penelitian ini mengunakan teknik
waktu untuk memperhatikan keluarga ataupun alpha cronbach melalui analisa SPSS.
pasangannya.
Adapun motif istri bekerja menurut Sean Hasil dan Diskusi
Covey (dalam Mufidah, 2008) antara lain: Penelitian ini mengambil tempat di desa
kebutuhan finansial, kebutuhan sosial relasional, Putih Kabupaten Kediri dengan mengambil
dan kebutuhan aktualisasi diri. masyarakat setempat sebagai subyek dari
penelitian. Sampel yang dipakai dalam
Metode Penelitian penelitian ini berjumlah 90 pasangan dengan
Penelitian ini menggunakan jenis cirri : usia perkawina 1-10 tahun, seiman.
penelitian kuantitatif. Penelitian ini Alat ukur dalam penelitian ini diuji
dilaksanakan di Desa Putih Kabupaten Kediri validitas dan reabilitasnya setelah dilakukan
dengan populasi sebesar 628 pasangan dan penyebaran skala 98 aitem yang ada di dalam
kemudian dengan mengunakan teknik purposive skala keharmonisan perkawinan terdapat 90
sampling didapatkan sampel berjumlah 90 aitem yang valid dengan korelasi bergerak 0,301
pasangan dengan 45 pasangan istri bekerja dan sampai 0,560. Hasil uji reliabilitas skala
ataupun kelebihan potensi istri, meluangkan Kurnia, S. S. 2011. Pengaruh penerimaan diri
terhadap keharmonisan perkawinan
waktu dan mengajak istri untuk saling
remaja perempuan yang menikah dini di
bertukar pendapat ataupun keluhan dalam Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan
Madura. Skripsi. Fakultas Psikologi
kehidupan perkawinan dan mencari solusi
Universitas Merdeka Malang.
bersama).
Maria, U. 2007. Peran persepsi keharmonisan
4. Bagi peneliti lain keluarga dan konsep diri terhadap
Bagi peneliti lain yang tertarik dengan kecenderungan kenakalan remaja. Tesis.
Pascasarjana Fakultas Psikologi
permasalahan yang sama dengan penelitian Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
ini, dapat menyempurnakan dan
Mufidah, L. 2008. Perbedaan kecemasan istri
mengembangkan penelitian ini dengan akan kehadiran orang ke tiga ditinjau dari
istri bekerja dan istri tidak bekerja.
memperdalam literatur mengenai faktor - Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas
faktor lain yang mempengaruhi Merdeka Malang.
keharmonisan perkawinan. Nuryati, I. 2009. Perbedaan tingkat depresi
antara ibu rumah tangga yang bekerja
dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
Kepustakaan Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas
Da’arul Ulum Jombang.
Alteza, M & Hidayati, L. N. 2011. Work family
conflict pada wanita bekerja. Jurnal.
Astuti, S. 2006. Perbedaan keharmonisan
perkawinan ditinjau dari komunikasi
interpersonal dan kepuasan hubungan
seksual pada pria dan wanita. Skripsi
Fakultas Psikologi Universitas Merdeka
Malang.
Fahroza, L. M. D. 2011. Hubungan kematangan
emosi dengan keharmonisan pada
pasangan pernikahan dini. Skripsi.
Fakultas Psikologi Universitas Merdeka
Malang.
Hadi, S. 2010. Religiusitas dan keharmonisan
suami istri di Desa Wringinsongo
Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Jurnal.
Hurlock, E. B. 1996. Psikologi perkembangan.
Jakarta: Erlangga
Husodo, O. 2007. Perbedaan kepuasan
perkawinan suami istri ditinjau dari status
pekerjaan istri. Skripsi. Fakultas Pskologi
Universitas Surabaya.