0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Iqra dan Tilawah dalam Al-Quran, sejarah Al-Quran pada masa Khulafaur Rasyidin, penyebab perbedaan Qiraat dalam Al-Quran, serta pengertian ayat Makkiyah dan Madaniyah.
Dokumen tersebut membahas tentang Iqra dan Tilawah dalam Al-Quran, sejarah Al-Quran pada masa Khulafaur Rasyidin, penyebab perbedaan Qiraat dalam Al-Quran, serta pengertian ayat Makkiyah dan Madaniyah.
Dokumen tersebut membahas tentang Iqra dan Tilawah dalam Al-Quran, sejarah Al-Quran pada masa Khulafaur Rasyidin, penyebab perbedaan Qiraat dalam Al-Quran, serta pengertian ayat Makkiyah dan Madaniyah.
Npm : 19.12.4784 1 Berikan penjelasan anda tentang Iqra dan Tilawah dalam Al-Quran?
Menurut Quraish Shihab, kata Iqra‟ mempunyai arti membaca, menelaah,
menyampaikan, dan sebagainya. Karena objeknya bersifat umum, maka objek kata tersebut mencakup segala yang dapat terjangkau, baik ia merupakan bacaan yang suci yang bersumber dari Tuhan maupun bukan, baik ia menyangkut ayat-ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Adapun tilawah secara istilah adalah membaca Al Qur'an dengan bacaan yang menampakkan huruf-hurufnya dan berhati-hati dalam melafadzkannya agar lebih mudah untuk memahani makna-makna yang terkandung di dalamnya.
2 Jelaskan bagaimana sejarah Al-Quran pada masa Khulafaurrasyidin?
Pada periode Abu Bakar Ash-Shiddiq, terjadi banyak kekacauan, terutama kekecauan yang dipimpin oleh Musailamah al-Khadzdzab bersama para pengikutnya. Yamamah yang terjadi pada 12 H, tercacat sekitar 70 penghafal Al-Qur’an dari para sahabat gugur. Bahkan ada riwayat lain yang menyebutkan sekitar 500 orang, dan mengakibatkan al- Qur’an musnah. Berangkat dari peristiwa tersebut, Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan dan menulis Al-Qur’an dalam sebuah mushaf. Umar khawatir bahwa Al-Qur’an akan hilang jika hanya mengandalkan para penghafal Al-Qur’an, terlebih ketika semakin banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam peperangan. , Abu Bakar dan Zaid pun menyetujuinya. Kemudian Abu bakar memerintahkan Zaid untuk menuliskan Al-Qur’an, mengingat kedudukannya dalam qira’at, penulisan, pemahaman, kecerdasan, serta kehadirannya dalam pembacaan terakhir kali. Pada periode Usman bin’ Affan, wilayah penyebaran Islam semakin luas, para pengajar Al-Qur’an pun diperlukan lebih. Huzdzaifah bin Yaman, seorang pemimpin prajurit Islam di perbatasan Azerbaijan dan Armenia, melihat perbedaan di kalangan umat Islam dalam membaca Al-Qur’an. Beliau khawatir jika perbedaan tersebut lambat laun akan mengancam kesatuan Al-Qur’an dan persatuan umat Islam di kemudian hari. Menurut riwayat, Usman mengadakan pertemuan dengan para sahabat, setelah menerima laporan tersebut. Hasil akhirnya adalah dengan menyeragamkan umat Islam pada satu mushaf sehingga tidak ada lagi perbedaan dan perselisihan.
3 Apa yang melatarbelakangi adanya perbedaan Qiraat dalam Al-Quran?
Imam Muslim dengan sanad dari Ubai bin Kaab berkata: Ketika aku berada di masjid tiba-tiba masuklah seorang laki-laki untuk shalat dan membaca bacaan yang aku ingkari, setelah itu masuk lagi laki-laki lain, bacaannya berbeda dengan laki-laki yang pertama. Setelah kami selesai shalat kami menemui Rasulullah, lalu aku bercerita tentang hal tersebut, kemudian Rasulullah memerintahkan keduanya untuk membaca, maka Rasulullah saw. mengatakan kepadaku: “Hai Ubay, sesungguhya aku diutus membaca Al-Qur’an dengan tujuh huruf”. (Muhammad Ali ash-Shabuni: 1988). Karna itulah qiraat berbeda-beda sehingga orang pun banyak menggunakan bacaan berbeda-beda tergantung guru yang membacakannya sehingga timbulah perbedaan qiraan sampai sekarang yang tidak bertentangan dengan makna dalam alquran
4 Jelaskan teori-teori tentang pengertian al-Makky wa al-Madany?
Ayat Makiyah Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa ayat makkiyah merupakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT di kota Mekkah, yaitu sebelum Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berhijrah ke Madinah. Beberapa ayat tersebut di antaranya adalah Al- fatihah, Al- A’raf, Yunus, Al- An’am, Ar- Rad, Yusuf, An- Nahl, Al- Isro, Al- Hajj, dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an lainnya. Ayat Madaniyyah Ini merupakan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya dalam bentuk ayat atau surat- surat yang diturunkan oleh Allah SWT tepatnya ketika Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam telah berhijrah ke Madinah. Beberapa surat-surat dalam Al-Qur’an yang tergolong sebagai Al- Madaniyyah di antaranya adalah QS. Al- Baqarah, QS. An-Nisa’, QS. Ali Imron, QS. Al- Maidah, QS. At- Taubah, QS. Al- Hujurat, dan beberapa surat lainnya.