Anda di halaman 1dari 25

TATA KELOLA MUTU (TKM) DI PUSKESMAS

UPAYA MENJAGA MUTU SECARA


BERKESINAMBUNGAN (CQI)
MELALUI PDC/SA DI PUSKESMAS
KONSEP & TAHAPAN IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU
Effective
People
centred
Safe
Menurut WHO “
Handbook
DIMENSI NATIONAL QUALITY
MUTU Eefficient POLICY &
Timely STRATEGY”
TAHUN 2018

Integrated
Equitable
DIMENSI MUTU YANKES
1. FOKUS PADA PASIEN (PERSON CENTERED)
Pelayanan kesehatan berfokus pada pasien artinya memberikan pelayanan yang
menghormati dan merespon keinginan pasien, kebutuhan pasien, nilai-nilai dan
memastikan nillai – nilai tersebut dihormati dalam proses pelayanan. Pelayanan
kesehatan juga berusaha meningkatkan aksepbilitas masyarakat (1.1.1.. & 4.1.1.)

2. KESELAMATAN (SAFE) -→ Bab 9


Meningkatkan keselamatan melalui penerapan prinsip manajemen resiko dan
menghindari cedera pada pasien akibat pelayanan yang diberikan. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan keselamatan menjadi hal yang penting, baik untuk pasien
maupun petugas kesehatan. Mengurangi risiko cedera, infeksi, atau bahaya lain terkait
pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan melibatkan petugas kesehatan dan
pasien.
.
Menurut Institute of Medicine (IOM) dalam tulisan yang berjudul Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st
Century. Washington, D.C: National Academy Press tahun 2011, dimensi mutu layanan kesehatan ada 6, yaitu:
DIMENSI MUTU YANKES
3. Efektivitas (Effectiveness)→ PEDOMAN DAN SOP
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang menyangkut norma pelayanan kesehatan dan
petunjuk klinis sesuai standar yang ada. Pelayanan kesehatan berupaya meningkatkan efektivitas seperti
melalui penyusunan pedoman klinis dan petunjuk klinis (clinical guideline and clinical pathway). Pelayanan
diberikan kepada pasien yang memerlukan dan tidak diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan
berdasarkan bukti ilmiah

4. Efisiensi (Efficiency) : OPTIMALISASI SD (SPATU+DI+WAKTU)


Dimensi yang penting dari kualitas pelayanan kesehatan adalah efisiensi kerja. Efisiensi ini yang akan
mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya
terbatas. Pelayanan yang efisien pada umumnya akan memberikan perhatian yang optimal pada pasien dan
masyarakat. Petugas kesehatan akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang
dimiliki. Pelayanan kesehatan berusaha meningkatkan efisiensi misalnya Program Pencegahan Fraud dan
menghindari tindakan dan upaya yang tidak diperlukan.

Menurut Institute of Medicine (IOM) dalam tulisan yang berjudul Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st
Century. Washington, D.C: National Academy Press tahun 2011, dimensi mutu layanan kesehatan ada 6, yaitu:
DIMENSI MUTU YANKES
5. Adil (Equitable) → Bab I, VII
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Mutu pelayanan kesehatan harus sama tanpa membedakan
individu, gender, agama, etnis, lokasi geografis, dll. Pemberi layanan kesehatan berupaya meningkatkan
pemerataan jumlah dan penyebaran fasilitas serta SDM kesehatan sehingga masyarakat dapat
menerima pelayanan dengan kualitas yang sama.

6. Tepat waktu (Timely) → Bab I, IV, VII, VIII


Mengurangi waktu tunggu dan penundaan pelayanan yang membahayakan pasien dan pemberi layanan.
7. Integrasi : ada integrasi dan komunikasi efektif seluruh provider dalam menajamin
adanya pelayanan yang baik bagi pasien/customer
Mutu pelayanan
mutu

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANAN
MUTU
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
A P

C D
P
C
PENINGKATAN KUALITAS SECARA TERUS
P D MENERUS & BERKESINAMBUNGAN
C A MELALUI SIKLUS PDCA/PDSA
A P P D
C A
C D P D
A
D
Siklus PDCA/PDSA ibarat mesin yang terus
bergerak untuk mencapai tujuan perbaikan
dan peningkatan mutu dengan berupaya
mencapai indikator-indikator mutu secara
Kementerian Kesehatan Republik Indonesiabertahap dan terus menerus
3/2/2018 16

10
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12-Dec-20
1. IDENTIFIKASI HASIL PENYELENGGARAAN UPAYA
PUSKESMAS, UMPAN BALIK PELANGGAN 1. LAKSANAKAN UPAYA PENYELESAIAN
2. DESKRIPSIKAN PROSES PENYELENGGARAAN MASALAH, LAKUKAN TRIAL/UJI COBA
PELAYANAN YG BERJALAN SAAT INI
3. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS UNTUK 2. MELAKUKAN RENCANA YANG TELAH
MENENTUKAN GAP MASALAH DITETAPKAN SEBELUMNYA SESEGERA
4. ANALISIS AKAR MASALAH MUNGKIN.
5. IDENTIFIKASI PELUANG PENINGKATAN MUTU
6. MENCARI DAN MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH . 3. MEMANTAU PROSES
7. MEMBAUT RENCANA SOLUSI PELAKSANAANNYA
PERMASALAHAN/PERBAIKAN KUALITAS PLAN DO

ACTION STUDY
• APABILA UPAYA YANG DILAKSANAKAN
DINYATAKAN BERHASIL/SUKSES, MAKA
• MEMPELAJARI PERBAIKAN KUALITAS
STANDARISASIKAN PERUBAHAN TERSEBUT,
SELANJUTNYA UPAYAKAN LANGKAH-LANGKAH PELAJARI EFEK PERUBAHAN YG TERJADI
PERBAIKAN/PENINGKATAN MUTU SERATA TERHADAP KONDISI YANG ADA,
TERUS MENERUS BERKESINAMBUNGAN. BILA SELANJUTNYA KUMPULKAN DATA BARU
DINYATAKAN KURANG BERHASIL, HARUS DAN BANDINGKAN DENGAN DATA
DICARI JALAN LAIN DENGAN MELAKUKAN SEBELUMNYA, KEMUDIAN LIHAT EFEK
IDENTIFIKASI ULANG ATAS MASALAH ATAUPUN PERUBAHAN, DAN ATAS PERBAIKAN
UPAYA YANG DILAKSANAKAN
YANG DIPEROLEH DIREPLIKASIKAN
12-Dec-20 11
KONSEP DASAR PENGGUNAAN SIKLUS PDCA/PDSA DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU

SMART
PLAN :
5W2H
Penggunaan kata MEMBUAT
DO :
MELAKSANAKAN
kerja ; Misal RENCANA PERBAIKAN MUTU Apa masalah yg mendesak ut
PERBAIKAN MUTU What
Specific Menurunkan , diselesaikan ?
menghilangkan,
meningkatkan ACTION :
STUDY : Where Dimana akan diselesaikan ?
STANDARISASI
MEMPLAJARI HASIL
HASIL PERBAIKAN
Menggunakan MUTU
PERBAIKAN MUTU
indikator
Measurable
keberhasilan When Kapan dilaksanakan
(TERUKUR)

Harus dapat Who Siapa yang bertanggungjawab


Achievable
dicapai
MENYATAKAN AKAR PENYEBAB MASALAH MUTU
Harus terkait Why Mengapa dilakukan ?
Relevant dgn dengan visi-misi
Visi-misi dan tujuan
organisasi MENYATAKAN MASALAH MUTU YANG ADA Bagaimana cara melakukan
How
perbaikan mutu
Time Bound/ Menetapkan batas
Timely waktu pencapaian MEMAHAMI KEBUTUHAN PERBAIKAN MUTU
(menyadari /potensi masalah mutu) How Berapa biaya ? Berapa manfaat yang
Much diperoleh
MASALAH MUTU
PENDEKATAN USE PDS/CA DALAM “TOPS” UNTUK
PENYELENGGARAAN UKP & UKM PUSKESMAS YG BERKUALITAS
• U = UNDERSTAND QUALITY IMPROVEMENT NEED(s)
• S = STATE THE QUALITY PROBLEM(s)
• E = EVALUATE THE ROOT CAUSE(s)
• P = PLAN THE SOLUTION
• D = DO, OR IMPLEMENT THE SOLUTION
• S/C = STUDY/CHECK THE SOLUTION RESULT
• A = ACT TO STANDARDIZED THE SOLUTION; dalam…….
“TOPS” = TEAM ORIENTED PROBLEM SOLVING 12
Tim peningkatan mutu Puskesmas P melakukan diskusi (brainstorming)
dengan Kepala Puskesmas Po, Kepala Poli Gigi, Kepala Perawatan Balai
pengobatan, bidan KIA, petugas obat, petugas pendaftaran, perawatan BP,
PLAN petugas laboratorium, dan juru imunisasi mengenai permasalahan yang
ada di Puskesmas dalam proses pelayanan kesehatan. Dari hasil diskusi
diketahui informasi beberapa masalah pelayanan kesehatan yang ada,
yaitu:
LANGKAH PERTAMA :
IDENTIFIKASI HASIL PENYELENGGARAAN
UPAYA PUSKESMAS & MASUKAN /UMPAN 1. Pasien menumpuk di loket pendaftaran, Farmasi, dan ruang
BALIK PELANGGAN pemeriksaan
2. Jumlah kunjungan yang cukup banyak sedangkan ruang tunggu
kurang memadai
3. Lamanya waktu tunggu pasien di Farmasi dalam pengambilan
Nilai Makna Nilai Makna
obat
1 Sangat tidak penting 6 Cukup penting
4. Di bagian laboratorium tidak ada ruang tunggu untuk pasien
2 Tidak Penting 7 Penting
yang mengantri mendapat pelayanan laboratorium
3 Kurang penting 8 Penting sekali
5. Lamanya waktu tunggu pasien mulai dari pendaftaran sampai
4 Tidak begitu penting 9 Sangat penting
pasien mendapat obat yaitu sekitar dua jam
5 Agak penting 10 Sangat penting sekali

Nomor Pendapat petugas kesehatan Jumlah


Untuk memiliki masalah pelayanan yang
masalah A B C D E F G H I J
Masalah 1 7 5 8 7 8 6 6 7 7 8 69 dianggap paling penting untuk segera diperbaiki,
Masalah 2 6 6 5 8 7 5 4 4 3 6 54
dilakukan proses pemberian nilai terhadap
Masalah 3 7 8 6 8 7 8 9 8 7 8 76
Masalah 4 5 6 7 5 4 5 7 7 6 8 60 masalah yang ada oleh petugas kesehatan.
12-Dec-20
Masalah 5 7 4 5 7 8 7 5 8 6 8 65 14
Setiap anggota FKTP membuat gambaran tentang proses
yang selama ini dilakukan dalam memberikan pelayanan
PLAN kepada pasien. Masing-masing bagian di FKTP
menggambarkan proses yang mereka lakukan dalam
bentuk flowchart kegiatan pelayanan kesehatan mulai dari
input – proses – output. Kadang selama ini kita
LANGKAH KEDUA : melakukan pekerjaan tanpa standar/ketentuan alur yang
DESKRIPSIKAN PROSES PENYELENGGARAAN jelas, sehingga ketika flowchart dibuat kita menyadari
PELAYANAN YG BERJALAN SAAT INI bahwa kita bisa meningkatkan atau bahkan mengubah
proses yang selama ini berjalan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan.

15
Berdasarkan pembobotan masalah yang ada di
Puskesmas didapatkan hasil bahwa “lamanya waktu
PLAN tunggu pasien di Farmasi” sebagai masalah yang
dianggap prioritas untuk diperbaiki.

LANGKAH KETIGA :
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS UNTUK
MENENTUKAN GAP MASALAH

Puskesmas P
PLAN

LANGKAH KE EMPAT : FOKUS PADA PELUANG


PENINGKATAN MUTU

Petugas kesehatan di Puskesmas P memilih masalah prioritas untuk diperbaiki


sebagai upaya peningkatan mutu, yaitu :
MENURUNKAN LAMA WAKTU TUNGGU DI FARMASI dari
30 MENIT MENJADI 20 MENIT DI PUSKESMAS P.

17
Berdasarkan pembobotan masalah yang ada di
Puskesmas didapatkan hasil bahwa “lamanya waktu
PLAN tunggu pasien di Farmasi” sebagai masalah yang
dianggap prioritas untuk diperbaiki.

LANGKAH KE LIMA : ANALISIS AKAR


MASALAH Dari permasalahan waktu tunggu pasien di Farmasi
Puskesmas P, dilakukan penelusuran akar penyebab
masalah. Hal ini dilakukan dengan metode Fishborne
Diagram atau yang juga dikenal dengan Diagram
Ishikawa.

PLAN

18
SETELAH DIKETAHUI AKAR PERMASALAHAN PENYEBAB
PLAN LAMANYA WAKTU TUNGGU PASIEN DI FARMASI
PUSKESMAS P, TIM PENINGKATAN MUTU SELANJUTNYA
LANGKAH KE ENAM : MENCARI DAN MENCARI BEBERAPA SOLUSI SEBAGAI RENCANA
MEMILIH PENYELESAIAN MASALAH PERBAIKAN MASALAH, YAITU:

KLASIFIKASI MANFFAT YG
MASALAH RENCANA PERBAIKAN PIC WAKTU BIAYA
PENYEBAB DIPEROLEH
Kurangnya pengetahuan petugas Memberikan pelatihan kepada petugas
MANUSIA
Farmasi tentang pengelolaan obat
Tidak ada SOP Pembuatan dan sosialisasi SOP
METODE
Susunan obat tidak teratur Penyusunan ulang tata kelola obat
Pemisahan loket penerimaan resep dan
Loket hanya satu
penyerahan obat

Kaca loket tidak transparan Mengganti kaca loket menjadi transparan


SARANA
Tidak tersedia nomor urut Pemberian nomor urut pasien

Kemasan obat tidak lengkap Pengadaan etiket dan label obat

19
Setelah membuat rencana perbaikan, tim peningkatan

DO (PELAKSNAAN) mutu Puskesmas membuat peta pelaksanaan PILOT


PROJECT (uji coba) untuk diimplementasikan di
Puskesmas. Pemetaan uji coba ini dilakukan dengan
menentukan bentuk perbaikan, estimasi biaya, waktu
LANGKAH KE TUJUH : pelaksanaan, dan nama penanggung jawab.
MEMETAKAN PILOT PROJECT (UJI COBA)

Rencana perbaikan WAKTU & TEMPAT BIAYA PENANGGUNG JAWAB


Memberikan pelatihan kepada petugas tentang 4 Januari 2018 di Puskesmas Rp.120.000,- dr. Yulianita
pengelolaan obat
27 Desember 2004 – 4 Feb 2018 Rp.100.000,- drg. Nani Wahyuning
Pembuatan dan sosialisasi SOP di Puskesmas
Penyusunan ulang tata kelola obat 5 Januari 2018 di Puskesmas Rp.0,- Marta
Pemisahan loket penerimaan resep dan penyerahan 27 Desember 2017 Rp. 150.000,- Novi
obat
Mengganti kaca loket menjadi transparan 27 Desember 2017 Rp.300.000,- Susi
Pemberian nomor urut pasien 27 Desember 2017 Rp. 200.000,- Misnani
Pengadaan etiket dan label obat 27 Desember 2017 Rp.56.000,- Marta

20
DO (PELAKSNAAN) PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROJECT(UJI
COBA) SELAMA KURANG LEBIH 3 BULAN
(DESEMBER 2017 – FEBRUARI 2018 )

LANGKAH KE DELAPAN : IMPLEMENTASI


PILOT PROJECT (UJI COBA)

1. LAKUKAN PENGUKURAN DAN PEMANTUAN


SELAMA IMPLEMENTASI UJI COBA.
2. LAKUKAN DETEKSI SETIAP PENYIMPANGAN
3. LAKUKAN DOKUMENTASI & VERIFIKASI SETIAP
TINDAKAN

Baseline % Peningkatan Kinerja selama Uji


TAHAP PROSES Kebutuhan pelanggan Kesimpulan
Kinerja Awal Kinerja Coba

21
CHECK
(EVALUASI HASIL) Tim melakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan yang
dilakukan setelah dilakukan uji coba selama kurang
lebih 3 bulan.
LANGKAH KE SEMBILAN : EVALUASI HASIL Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan hal-hal berikut:
1. Tidak lagi terjadi penumpukan pasien di depan loket
Farmasi baik untuk pemberian resep maupun
pengambilan obat
2. Petugas sudah lebih mudah mencari obat sehingga
pelayanan lebih cepat
3. Proses pelayanan obat sudah berjalan sesuai SOP
dimana alur resep berjalan satu arah First In First
Out (FIFO)

22
CHECK Dari pemantauan tim perbaikan mutu Puskesmas diketahui
bahwa ternyata pelayanan obat di Farmasi dengan
(EVALUASI HASIL) menggunakan metode satu arah menjadi faktor paling
dominan dalam perbaikan mengurangi waktu tunggu pasien
di Farmasi. Dimana pasien yang pertama kali datang
LANGKAH KE SEPULUH : memberikan resep obat ke Farmasi adalah pasien yang lebih
dahulu dilayani dan menerima obat sehingga penumpukan
pasien dapat dihindari
BUAT KESIMPULAN

23
Aksi artinya melakukan evaluasi total terhadap tujuan dan proses serta
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah

ACT (AKSI) kita kerjakan masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera
melakukan action untuk memperbaikinya. Tahap aksi ini sangat penting
artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan
selanjutnya. Di tahap ini kita melakukan apa yang dibutuhkan untuk
melakukan perubahan positif dalam proses keseharian pelayanan pasien
LANGKAH KE SEBELAS : sampai pada akhirnya kita bisa melakukan peningkatan dan/atau perbaikan
dalam pelayanan kesehatan.
STANDARISASI PERUBAHAN

Setelah uji coba dilakukan, buat standarisasi perubahan dengan cara:


• Gambarkan proses baru dalam flowchart yang jelas dan mudah dipahami
• Diskusikan dengan orang-orang yang terlibat dalam proses standarisasi untuk mempertimbangkan bagian lain yang
mungkin akan mendapat dampak positif dari perubahan yang akan dilakukan
• Modifikasi standar, prosedur, kebijakan, capaian/target, untuk menggambarkan proses perubahan
• Diskusikan dengan semua staf FKTP tentang rencana perubahan
• Berikan penjelasan dan pelatihan kepada staf sesuai kebutuhan untuk melakukan perubahan di FKTP
• Bangun rencana untuk mendukung orang-orang agar mau berubah, mulai dari fasilitas dan lingkungan kerja di FKTP
• Dokumentasikan setiap tahap proses perubahan sehingga dapat dijadikan lesson kearn untuk senior manager atau
FKTP lain

MISALNYA DALAM CONTOH KASUS DI ATAS, HASIL IMPLEMENTASI YANG ADA DAPAT DIAJUKAN UNTUK
MEMBUAT SK KEPALA PUSKESMAS SEHINGGA MENJADI LANDASAN PETUGAS PUSKESMAS UNTUK
BERANI MENGAMBIL TINDAKAN TERHADAP PELAYANAN KEPADA PASIEN. 24
25

Anda mungkin juga menyukai