Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SELF MANAGEMENT

HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


JULI KABUPATEN BIREUEN

Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk


MelaksanakanTugas Akhir

Disusun oleh :

HUSNUL CHATIMAH

NIM: 1707201016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2021
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU SELF
MANAGEMENT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS JULI KABUPATEN BIREUEN

1.1 Latar Belakang

Proses penuaan atau siklus kehidupan ditandai dengan tahapan-tahapan

menurunnya berbagai fungsi organ tubuh. Semakin rentannya tubuh terhadap

berbagai serangan penyakit dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem

kardiovaskuler, pembuluh darah, pernafasan, endokrin dan lain sebagainya. Hal

tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam

struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut akan

berpengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan

berpengaruh pada sosial lansia (Maryam, 2016).

Lansia merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari yang berjalan

terus menerus oleh setiap manusia, ditandai dengan adanya kemunduran biologis,

kongnitif. Ciri fisik diantaranya kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut

berubah, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan mulai berkurang,

secara kongnitif suka lupa, serta tidak mudah menerima hal atau ide baru

(Maryam, 2016).

Seiringnya dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami

penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular

banyak muncul pada usia lanjut. Selain itu masalah degenerative menurunkan

daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit

tidak menular pada lansia di antaranya, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi

atau rematik dan hipertensi (Fatimah, 2015).


Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada

masing-masing individu dan hamper sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-

gejala yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung

berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus) dan

mimisan (Kemenkes, 2018).

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang mengarah kepada

pada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan

penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke

menjadi dua penyebab kematian utama didunia (WHO, 2018). Kejadian hipertensi

diseluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 miliyar orang, yang mana angka tersebut

menggambarkan 31% jumlah penduduk dewasa didunia yang mengalami

peningkatan sebesar 5,1% lebih besar dibanding prevelensi global pada tahun

2000-2010 (Bloch, 2016).

World Health Organization (WHO, 2019) menyebutkan bahwa prevalensi

hipertensi secara global mencapai 22% dari total penduduk dunia. WHO juga

memproyeksikan enam wilayah dengan prevalensi hipertensi tertinggi yaitu

Wilayah Afrika Utara sebesar 27%, Mediterania Timur sebesar 26%, disusul Asia

Tenggara sebesar 25%, Eropa sebesar 23% dan Amerika sebesar 18%.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menyebutkan

bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran tekanan

darah pada penduduk usia 18 tahun meningkat dari 25.8% pada tahun 2013

menjadi 34,1% pada tahun 2018 dan prevalensi hipertensi menurut diagnosis

dokter pada penduduk usia 18 tahun sebesar 8.36% pada tahun 2018.
Terdapat tiga provinsi di Indonesia dengan prevalensi hipertensi tertinggi

yaitu Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan Timur yang menempati

urutan tiga teratas dengan angka kejadian 44,1%, 39.60% dan 39.30%. Sedangkan

Prevalensi hipertensi di Provinsi Aceh sebesar 26.54% (Kemenkes RI, 2019).

Data Dinas Kesehatan Aceh (2019) menyebutkan bahwa angka kejadian

hipertensi di Aceh pada penduduk usia >15 tahun mencapai 534.879 orang.

Terdapat tiga kabupaten dengan prevalensi tertinggi hipertensi yaitu Bireuen

menduduki peringkat pertama dengan angka kejadian 154.509 kasus, Aceh Timur

peringkat kedua dengan total 49.790 kasus dan Aceh Utara peringkat ketiga

dengan angka kejadian sebanyak 49.706 kasus. Tambah kampong apa ?

Salah satu faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah yaitu umur.

Berdasarkan diagnosis dokter, kelompok umur yang berisiko tinggi mengalami

hipertensi berada pada rentang usia 45-54 tahun (12.62%), 55-64 tahun (18.31%),

65-74 tahun (23.31%) dan >75 tahun (24.04%). Sedangkan berdasarkan hasil

pengukuran tekanan darah, kelompok umur yang paling berisiko berada pada usia

45-54 tahun (45.32%), 55-64 tahun (55.23%), 65-74 tahun (63.22%) dan >75

tahun (69.53%) (RISKESDAS, 2018).

Lansia merupakan kelompok umur yang paling rentan menderita hipertensi.

Meningkatnya angka kejadian hipertensi pada lansia menunjukkan belum efektif

dan efisiennya manajemen perawatan pada penderita hipertensi sehingga

dibutuhkan perilaku self management yang tepat pada lansia untuk menekan

kejadian hipertensi dan komplikasi berupa infark jantung (54%), stroke (36%),

dan gagal ginjal (32%) (Kemenkes, 2019).


Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan sesorang dalam

melakukan respon terhadap sesuatu kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya

nilai yang diyakini. Salah satu bentuk perilaku untuk mengendalikan hipertensi

adalah dengan melakukan self management penatalaksanaan secara komprehensif

baik secara farmakologi dan non farmakologi (PERKI, 2019).

Self management merupakan proses yang kompleks dan tantangan tersendiri

bagi penderita dan keluarga. Seberapa besar keyakinan penderita dalam mengelola

penyakitnya dan seberapa besar dukungan yang diberikan dalam upaya

pengelolaan penyakit hipertensi merupakan aspek yang sangat penting untuk

dikaji agar intervensi yang dilakukan oleh petugas kesehatan lebih tepat sesuai

kebutuhan penderita dan keluarga (Salami, 2018).

Self management pada penderita hipertensi meliputi upaya pengobatan,

pengaturan diet yang seimbang dengan diet rendah garam dan rendah lemak,

monitoring tekanan darah secara rutin, melakukan aktifitas fisik, menghindari

kebiasaan merokok, mengendalikan berat badan dan menghindari alcohol,

olahraga teratur dan pengelolaan stress. Manajemen hipertensi biasanya kondisi

seumur hidup, membutuhkan pengobatan berkelanjutan (James et al., 2018).

Mengingat kompleksitas dan kontiunitas self manajemen hipertensi dan

tingginya risiko untuk mengalami kenjenuhan, ketidakpatuhan serta gangguan

mental, banyak pasien hipertensi mungkin membutuhkan dukungan untuk

mengelola tekanan darah mereka dengan sukses. Seperti dukungan sosial dari

keluarga, teman, tenaga profesional (Sri Wahyuni, 2020).


Dukungan sosial adalah adanya interaksi interpersonal yang di tunjukan

dengan memberikan bantuan pada individu lain, umumnya diperoleh dari orang

yang berarti untuk individu yang bersangkutan. Dukungan sosial mengacu pada

pemberian kenyamanan pada orang lain, merawatnya dan menghargainya

(Zulaikha, 2018).

Dukungan sosial yang diberikan kepada lansia dapat memberikan rasa

kepedulian, kepercayaan, kasih sayang, dan bantuan yang berasal dari orang lain,

anggota keluarga, teman atau tenaga kesehatan yang berupa informasi, materi,

sehingga membuat lansia yang menerima merasa disayangi, dicintai, dihargai dan

diperhatikan sehingga lansia mempunyai keinginan untuk menjaga perilaku

kesehatannya (Edward, 2018).

Dukungan sosial sangatlah penting diberikan pada lansia yang di dapat dari

keluarga, teman, masyarakat. Apabila dukungan sosial yang diberikan baik maka

akan membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan tekanan darah dan

memberikan motivasi lansia untuk mencapai tujuan dari perilaku self management

hipertensi. Tetapi jika pada lansia tidak mendapatkan dukungan sosial maka

perilaku self management hipertensi tidak dilakukan dengan baik, sehingga dapat

terjadi suatu komplikasi dan memperparah hipertensi pada lansia (Yahya, 2018).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkanlatarbelakangdiatas, makarumusanmasalah yang

akanditelitidalampenelitianiniadalah “Apakah ada hubungan dukungan sosial

dengan perilaku self management hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja

Puskesmas ”?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuanumum

Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku self

management hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas …

1.3.2 Tujuankhusus

a. Untuk mengetahui dukungan sosial pada lansia hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas

b. Untuk mengetahui perilaku self management hipertensi pada lansia di

Wilayah Kerja Puskesmas

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku self

management hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

1.4 ManfaatPenelitian

1.4.1 BagiPeneliti

Penelitianinidiharapkandapatmenambahpemahaman, pengetahuan dan

wawasanmengenai dukungan sosial dan perilaku self management hipertensi pada

lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

1.4.2 BagiResponden

Menjadimasukansertamenambah pengetahuan tentang dukungan sosial pada

lansia hipertensi sehinggadapat membentuk perilaku self management yang baik

dan benar.

1.4.3 BagiInstitusi Pendidikan

Hasil penelitianinidiharapkandapatmenambahwawasan dan

ilmupengetahuandalamilmukeperawatansertamengembangkan instrument-
instrument terkait dukungan sosial keluarga dengan perilaku self management

hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

1.4.4 BagiPeneliti Lain

Penelitianinidiharapkandapatmenjadidasarbagipenelitian lain yang

berhubungan dengan dukungan sosial dan perilaku self management hipertensi

pada lansia di wilayah kerja puskesmas …

1.5 KerangkaKonsepPenelitian

Variabel independen variabel dependen

Dukungan Perilaku Self Management


Sosial Hipertensi

Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian

1.6 Hipotesa

Ho : Tidak ada hubungan dukungan sosial dengan perilaku self management

hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas …

Ha : Ada hubungan dukungan sosial dengan perilaku self management

hipertensi pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas …

1.7 DesainPenelitian

Jenispenelitianiniadalahkuantitatifdenganstudideskriptifkorelasiyaitusuatude

sainuntukmengkajihubunganantaravariabel. Desainpenelitian

yangdigunakanadalahmetodecross sectional,dimanahubunganantara dukungan

sosial (variabel independent) dengan perilaku self management hipertensi


(variabel dependent) dilihat dan diukursatu kali dalamwaktubersamaan

(Nursalam, 2017). Pada penelitianini, penelitiakanmelakukan wawancara dengan

menggunakan kuesioner.

1.8 Populasi dan Sampel

1.8.1 Populasi

Populasiadalahseluruhsubjekatau data dengankarateristiktertentu yang

akanditeliti (Nursalam, 2017). Populasidalampenelitianiniadalahseluruh lansia

penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas ….

1.8.2 Sampel

Sampeladalahbagiandaripopulasi yang

akanditelitiuntukmenentukanjumlahresponden. Pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Startified random

sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan suatu

tingkatan (strata) pada populasi. Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap

desa dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih

proporsional (Nursalam, 2015).

1.9 Analisa Data

1.9.1 Analisa univariat

Analisa univariatdilakukanterhadaptiap variable darihasilpenelitian. Data

analisadisajikandalambentuktabel. Pada umumnya, hasilanalisis data

hanyamenghasilkandistribusifrekuensi,
kemudianakanditemukanpersentasedenganmenggunakanrumus (Notoatmodjo,

2014).

1.9.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariatadalahanalisa yang dilakukanterhadapdua variable yang

didugaberhbunganatauberkorelasi. Untukmengetahuihubunganantar variable

digunakanuji chi square (Notoatmodjo, 2014). Analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah chi square test, dengan bantuan statistical package for the

social sciences (SPSS20). Penentuan nilai α (alpha) tergantung dari tujuan dan

kondisi peneliti. Nilai α yang sering digunakan adalah 10%, 5% atau 1%. Nilai α

(alpha) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% (0,05) (Rachmat, 2014).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria yaitu, apabila ρ value ≤ 0,05, H0

ditolak, berarti ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Bila ρ value  0,05, H0 gagal dotolak, berarti tidak ada hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen (Oktavia, 2018).


DAFTAR PUSTAKA

Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Nursalam. (2017). MetodelogiPenelitianIlmuKeperawatan.Jakarta:


SalembaMedika.

Oktavia. (2018). SistematikaPenulisanKaryaIlmiah. Yogyakarta: Deepublish.

Putri, Ayu. (2013). Dampak Sibling Rivalry (PersainganSaudaraKandung) Pada


AnakUsia Dini.

Rachmat, Mochamad. (2014). Biostatiska Aplikasi Pada Penelitian Kesehatan.


Jakarta: EGC.

Maryam, S. Eka Sari, M. F., Rosidawati, Tien, H., Suryati, E.S., &Noorkasiani.
(2016). Asuhan keperawatan pada lansia. Jakarta: Trans Info Medika.

Maryam, R. Siti. (2016). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:


Salemba Medika

Fatimah. (2018). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu pendekatan Proses


Keperawatan Gerontik. Jakarta: CV Trans Info Media.

Salami. (2020). Hubungan Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Self Care
Management Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Cijagra
Lama Bandung. Jurnal Keperawatan ‘Asyisyiah
.

James, Paul A, Oparil, Suzanne, Carter, Barry L, Cushman, William C,


DennisonHimmelfarb,Cheryl, Handler,Joel, Ogedegbe, Olugbenga.
(2018). evidence-based guideline for the management of high blood
pressure in adults: report from the panel members appointed to the Eighth
Joint National Committee (JNC 8). Jama, 311(5), 507520.

Sri Wahyuni. (2020). Dukungan Keluarga dan Manajemen Hipertensi. Jurnal


Keperawatan

Zulaikha, I. (2018). Dukungan Sosial Pada Perilaku Sehat Pada Lansia Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Keperawatan

Edward P. Sarafino, Timoty W. Smith. (2018). Health Psychology:


Biopsychosocial and Interaction. Edisi 8. United of America: Wiley
Global Education. 2013. Tersedia dalam: books.google.co.id
Yahya R. (2018). hubungan dukungan sosial dengan self care management
hipertensi. Jurnal Keperawatan UMY.

Anda mungkin juga menyukai