Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Tunas Cendekia ISSN 2622-0849 (Media Cetak)

ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/tunascendekia ISSN 2654-6051 (Media Online)

STRATEGI PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK USIA DINI DI


KELURAHAN KROBOKAN KECAMATAN SEMARANG BARAT
Arif Wijayanto1 & Khikmah Novitasari2
1
Universitas Negeri Yogyakarta, wijayanto.arif@uny.ac.id
2
Universitas PGRI Yogyakarta, khikmah@upy.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi orangtua dalam mengembangkan
kecerdasan emosi anak usia dini di Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Unit analisis utama adalah orangtua dan anak usia dini (5-6 tahun).
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan kajian dokumen. Keabsahan data
diperoleh melalui triangulasi data. Teknik analisis data dilakukan dengan model interaktif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa strategi orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak
dibagi menjadi 4 jenis yaitu: 1) Strategi orangtua yang dilakukan agar anak dapat mengenali emosi
dirinya dengan baik ini adalah dengan mengenalkan nama-nama emosi sesuai ekspresinya, 2) strategi
orangtua agar anak mampu mengatur emosi sesuai dengan situasi dan kondisi ini dilakukan dengan
cara memberikan pengertian mengenai bagaimana mengendalikan emosi, bagaimana menahan diri
untuk meluapkan emosi yang negatif, serta ikut berperilaku ekspresif sesuai dengan emosi yang
muncul pada diri sendiri, 3) Strategi orangtua agar anak mampu memanfaatkan emosi secara positif
dilakukan dengan memberikan anak kesibukan yang positif, dan memberikan anak penghargaan atas
kemampuannya dalam memilih kegiata yang positif, 4) Strategi orangtua agar anak mampu memiliki
pertahanan diri dalam menghadapi setiap persoalan adalah memberikan kesempatan kepada anak
untuk berpendapat, orangtua mendengarkan dengan hati-hati setiap pendapat anak tersebut dan
mencarikan solusi terbaik untuk disepakati bersama, orangtua membiasakan menjelaskan sebab dan
akibat dari suatu pilihan itu, dan anak diminta untuk menentuka sendiri serta menerima segala
konsekuensi atas pilihannya itu.
Kata Kunci: Kecerdasan Emosi, Anak Usia Dini, Strategi Orangtua
Abstract: This study aims to describe the strategies of parents in developing early childhood emotional
intelligence in Krobokan, West Semarang. This research is a qualitative research. The main unit of
analysis is parents and early childhood (5-6 years). Data collection uses observation, interview and
document review techniques. The validity of the data is obtained through data triangulation. Data
analysis technique is done by interactive models. The results of this study indicate that the parents'
strategy in developing children's emotional intelligence is divided into 4 types: 1) The parent's strategy
is carried out so that the child can recognize his emotions well is to introduce the names of emotions
according to his expression, 2) the parent's strategy so that the child is able regulate emotions in
accordance with situations and conditions is done by providing an understanding of how to control
emotions, how to refrain from overflowing with negative emotions, and participate in expressive
behavior in accordance with emotions that arise in yourself, 3) Parents' strategies so that children are
able to use emotions emotionally positive done by giving children a positive busyness, and giving
children appreciation for their ability to choose positive activities, 4) Parent's strategy so that children
are able to have self-defense in dealing with every problem is to give children the opportunity to have
an opinion, parents listen with careful each child's opinion and find the best solution to be agreed
upon, parents get used to explain the causes and consequences of a choice, and children are asked to
determine themselves and accept all the consequences of that choice.
Keywords: Emotional Intelligence, Early Childhood, Parental Strategy

©
JURNAL TUNAS CENDEKIA
Corresponding Autor Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Adress: Yogyakarta Institut Agama Islam Negeri Palopo
Phone: +62 819-0202-2800 Alamat: Jl Agatis Balandai Kota Palopo.Tel / fax: 0471 22076 / 0471 325195

89
TUNAS CENDEKIA
Volume 2, Edisi 2, Oktober 2019

PENDAHULUAN tidaklah stabil. Namun, pada dasarnya anak


Kecerdasan emosi pada anak hidup bukan hanya menggunakan insting
merupakan kemampuan anak tersebut saja tetapi juga mampu melakukan integrasi
untuk mengenali, mengolah dan perilaku antara perasaan dengan
mengontrol emosi sehingga setiap kondisi pengalamannya untuk bertindak secara
yang merangsang munculnya emosi-emosi logis, rasional, dan terukur (Mashar, 2011).
itu mampu direspon secara positif. Kecerdasan emosi sangat penting
Kecerdasan emosi juga dapat diartikan dalam membantu anak menahan diri dari
sebagai kecakapan individu berupa tindak kejahatan. Sebanyak 26.954 kasus
pengendalikan perasaan negatif menjadi kekerasan anak telah dilaporkan kepada
bentuk ekspresi fisik secara positif ketika Komnas Perlindungan Anak dalam 7 tahun
menghadapi persoalan hidup di dalam terakhir ini (Sahroji, 2017). Kasus-kasus
lingkungannya (Mulyana, dkk, 2017). tersebut memperlihatkan bahwa anak-anak
Kecerdasan emosi atau Emotional belum memiliki kecerasan emosi yang baik.
intelligence juga dapat berarti kemampuan Perkembangan kecerdasan emosi pada
mengenali perasaan diri sendiri dan setiap anak dapat optimal, dengan stimulus
perasaan orang lain, kemampuan yang positif serta membiasakan diri dengan
memotivasi diri sendiri,dan kemampuan perilaku emosi yang positif. Sayangnya
mengelola emosi dengan baik pada diri Pengembangan kecerdasan emosi pada
sendiri dan dalam hubungan dengan orang anak usia dini saat ini masih kurang
lain (Goleman, 2001). disadari, pendidik lebih banyak fokus
Salovey dan Mayer (dalam Mashar, mengembangkan kecerdasan kognitif (IQ)
2011) menjelaskan mengenai aspek-aspek anak dibandingkan dengan kecerdasan
yang terdapat dalam kecerdasan emosional, Emosi (EQ) (Tominey, O’Bryon, Rivers, &
yaitu: 1) mengungkapkan dan memahami Shapses, 2017). Padahal kecerdasan emosi
perasaan, 2) mengendalikan amarah, 3) juga penting untuk kelangsungan hidup
kemampuan menyesuaikan diri, 4) anak.
kemampuan memecahkan masalah pribadi, Dalam hal ini lingkungan merupakan
5) empati, 6) kemandirian, 7) ketekunan, 8) faktor yang secara dominan dapat
kesetiakawanan, 9) keramahan, dan 10) memberikan pengaruh terhadap perilaku
sikap hormat. Kemampuan emosional anak emosi setiap anak, baik secara positif
telah dijelaskan sebagai keterampilan anak maupun secara negatif. Goleman (2016)
dalam mengemukakan kesadaran, mengemukakan bahwa emosi selalu
pengaturan, dan pengelolaan perasaan yang berkaitan dengan aspek sosial yang terdapat
terjadi dalam dirinya lebih cepat berubah aspek-aspek perilaku dari ungkapan
dalam memberikan tindakan melalui sikap perasaan individu terhadap lingkungan.
diri untuk mencapai kebahagiaan dirinya Oleh sebab itu, lingkungan perlu
sendiri. Berdasarkan penjabaran tersebut, diperhatikan secara teliti agar mendukung
maka dapat diartikan bahwa emosi anak pembiasaan diri untuk mengeluarkan emosi

90
Strategi Pengembangan,,,
Arif dan Khikmah

secara positif pada anak sejak usia dini. Semarang Barat ini dipilih sebagai lokasi
Kemampuan anak usia dini, dalam hal penelitian karena pada wilayah ini
ini anak usia 5-6 tahun dalam mengelola didominasi oleh pasangan usia produktif
emosi diri sendiri adalah bagian dari proses dan memiliki anak usia 5-6 tahun. Latar
pematangan perkembangan emosi anak belakang masing-masing keluarga juga
pada masa peralihan dari pra operasional berbeda satu sama lainnya, sehingga dapat
memasuki masa operasional konkrit. mengungkap strategi pengembangan
Permendikbud nomor 137 tentang Standar kecerdasan emosi secara lebih lengkap dan
Nasional dalam standar tingkat pencapain menyeluruh. Atas dasar itulah penelitian
perkembangan anak usia 5-6 tahun hlm 28 strategi orangtua dalam mengembangkan
menegaskan perkembangan emosi anak kecerdasan emosi anak usia dini di
yaitu “mengenal emosinya sendiri dan kelurahan krobokan kecamatan semarang
mengelolanya secara wajar”. Kemampuan barat ini layak untuk dilakukan.
mengelola emosi diri anak usia 5-6 tahun
cenderung dapat tercermin pada sebagai METODOLOGI
berikut: 1) mengenal emosi diri, 2) 1. PendekatanPenelitian
Kemampuan mengatur emosi sesuai
Berdasarkan pokok permasalahan yang
dengan situasi dan kondisi diri, 3)
dikaji, agar dapat mendeskripsikan secara
Kemampuan anak dalam memanfaatkan
jelas dan rinci, serta dapat memperoleh data
emosi diri secara positif, 4) Memiliki
yang mendalam dari fokus penelitian ini,
pertahanan diri dalam menghadapi setiap
maka penelitian ini menggunakan
persoalan.
pendekatan kualitatif. Penelitian ini
Lingkungan yang paling dekat dengan
menggunakan logika induksi yang dalam
anak adalah lingkungan keluarga, terutama
penerapanya akan dicari data-data khusus
orangtua. Orangtua merupakan
untuk digunakan sebagai data awal untuk
penanggungjawab terbesar pengasuhan
menarik kesimpulan secara umum.
anak. Termasuk didalamnya
bertanggungjawab dalam mengembangkan 2. Setting Penelitian
kecerdasan emosi anak. Bukan hanya
Kriteria harus sesuai dengan tujuan
mengasuh, namun juga bertanggungjawab
dan masalah penelitian, maka penelitian
mendidik anak hingga menjadi manusia
dilakukan di Kelurahan Krobokan
yang berguna di masa depan.
Kecamatan Semaran Barat.
Orangtua memerlukan strategi yang
Kelurahan krobokan merupakan
tepat untuk mengembangkan kecerdasan
salah satu kelurahan di kota semarang yang
emosi anak. Strategi ini diperlukan agar
penduduknya cenderung lebih heterogen
kecerdasan emosi anak berkembang
dari sisi ekonomi, status sosial dan
optimal dan sesuai dengan tahapan usianya.
Pendidikan. Sehingga memungkinkan
Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis
penelitian menjadi lebih kaya dan
mengungkap strategi-strategi yang telah
mendalam.
dilakukan orangtua di wilayah kelurahan
3. Unit Analisis
Krobokan Kecamatan Semarang Barat
dalam mengembangkan kecerdasan emosi Dalam rangka mendapatkan data
anak. yang tepat, maka sebelumnya telah
Kelurahan Krobokan Kecamatan ditentukan unit analisis yang digunakan

91
TUNAS CENDEKIA
Volume 2, Edisi 2, Oktober 2019

dalam penelitian ini. Unit analisis yang metode wawancara, observasi dan
digunakan memfokuskan pada strategi dokumentasi.
orang tua dalam mengembangkan 6. Keabsahan Data
kecerdasan emosi pada anak usia dini usia Keabsahan suatu data dapat
5-6 tahun. Selain itu, unit analisis ini akan dilakukan dengan teknik pemeriksaan
memberikan gambaran secara keseluruhan berdasarkan kriteria tertentu. Pada
terkait dengan strategi apa saja yang penelitian ini, untuk mengetahui keabsahan
digunakan oleh orang tua dalam data, akan menggunakan triangulasi,
mengembangkan kecerdasan emosi pada menggunakan bahan referensi, serta
anak usia dini. meningkatkan ketekunan.
4. Sumber Data 7. Analisis Data
Pada penelitian ini, hanya Analisis data yang digunakan dalam
menggunakan sumber data yang berupa penelitian ini adalah analisis interaktif
data dari subjek penelitian (melalui model dari Miles & Hiberman. Miles,
wawancara), lokasi penelitian (melalui Hiberman & Saldana (2014: 14)
observasi), dan berkas atau gambar menyebutkan komponen analisis data
(melalui dokumen) yang memiliki model interaktif.
kesesuaian dengan unti analisis penelitian.
Ketiga data tersebut kemudian dipilah
menjadi sumber data primer dan sumber
data sekunder sebagai berikut:
a) Sumber Data Primer
Data primer dari penelitian ini
didapat dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi dengan subjek penelitian yang
terdiri dari orang tua (kode: OT1, OT2,
OT3 sampai dengan OT10), Anak usia dini
(kode: AUD1, AUD2, AUD3 sampai Gambar 1. Komponen Analisis Data:
dengan AUD10) dan guru PAUD (kode: Model Interaktif
GR).
b) Sumber Data Sekunder
Data sekunder berwujud data HASIL DAN PEMBAHASAN
dokumentasi dan data laporan yang telah Strategi orang tua dalam
tersedia. Data sekunder dalam penelitian ini mengembangkan kecerdasan emosio anak
adalah buku, jurnal penelitian, atau artikel, usia dini merupakan cara yang dilakukan
yang mendukung hasil penelitian ini. orang tua untuk mengembangkan
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan kecerdasan emosional anak-anak mereka
agar berkembang secara optimal dan
Data
berguna bagi kelangungan hidup anak
Instrumen yang digunakan dalam tersebut di masa yang akan datang. Strategi
penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu orangtua dalam mengembangkan
dengan pedoman wawancara, pedoman kecerdasan emosi anak di Kelurahan
observasi dan pedoman dokumentasi yang Krobokan Kecamatan Semarang Barat
terstruktur. Penelitian ini menggunakan disesuaikan dengan kemampuan

92
Strategi Pengembangan,,,
Arif dan Khikmah

pengelolan emosi diri anak usia dini diekspresikan oleh seseorang hendaknya
tersebut. Adapun lebih rinci mengenai sesuai dengan situasi dan kondisinya.
strategi pengembangan kecerdasan emosi Begitupula yang seharusnya dilakukan
anak usia dini di wilayah ini adalah sebagai oleh anak usia dini. Anak-anak yang
berikut. masih labil sebaiknya dibiasakan untuk
1. Strategi orangtua agar anak mampu mengungkapkan dan mengatur
mengenal emosi diri emosinya secara tepat agar tidak
Anak-anak di Kelurahan Krobokan merugikan dirinya sendiri maupun orang
Kecamatan Semarang Barat mampu lain.
merespon dengan tersenyum terhadap Anak-anak di Kelurahan Krobokan
orang lain yang mengajaknya Kecamatan Semarang Barat telah
tersenyum, anak merespon dengan menunjukkan kemampuannya untuk
tertawa terhadap objek yang menurutnya menunda rasa senang dan bertindak
lucu, anak merespon dengan gelisah sesuai dengan tindakan yang seharusnya
terhadap objek yang membuatnya tidak dilakukan. Anak-anak mau menunggu
nyaman, anak merespon dengan ekspresi giliran bermain, mau membereskan
takut terhadap objek yang menyeramkan mainannya, anak bersedia menahan diri
menurutnya, anak merespon dengan untuk membeli mainan yang
ekspresi marah karena keinginannya diinginkannya. Artinya, anak-anak
tidak dituruti. tersebut telah mampu mengatur emosi
Melihat ekspresi dan respon yang sesuai dengan situasi dan kondisi
ditunjukkan anak terhadap masing- Adapun strategi orangtua agar anak
masing objek di atas, maka dapat mampu mengatur emosi sesuai dengan
dikatakan bahwa anak-anak usia dini di situasi dan kondisi ini dilakukan dengan
Keluraan Krobokan Kecamatan cara memberikan pengertian mengenai
Semarang Barat telah mampu mengenal bagaimana mengendalikan emosi,
emosi dirinya dengan baik. Adapun bagaimana menahan diri untuk
strategi orangtua yang dilakukan agar meluapkan emosi yang negatif, serta
anak dapat mengenali emosi dirinya ikut berperilaku ekspresif sesuai dengan
dengan baik ini adalah dengan emosi yang muncul pada diri sendiri.
mengenalkan nama-nama emosi sesuai
ekspresinya. Selain itu, orangtua juga 3. Strategi orangtua agar anak mampu
memberikan pengertian kepada anak memanfaatkan emosi secara positif
mengenai sebab dan akibat dari Kemampuan dalam memanfaatkan
munculnya emosi tertentu. emosi secara positif disini berarti
2. Strategi orangtua agar anak mampu mampu menggunakan emosi untuk hal
mengatur emosi sesuai dengan situasi yang positif. Dimensi sikap anak yang
dan kondisi harus dimiliki adalah anak akan mampu
Kemampuan mengatur emosi mengungkapkan hasrat, mampu
sesuai dengan situasi dan kondisi diri menggerakan hasrat, mampu
merupakan penataan emosi yang berperilaku positif dari segala persaan
disesuaikan dengan keadaan situasi dan diri.
kondisi diri untuk melakukan setiap Anak-anak di Kelurahan Krobokan
perilaku yang positif. Emosi yang Kecamatan Semarang Barat terbiasa

93
TUNAS CENDEKIA
Volume 2, Edisi 2, Oktober 2019

meminta izin kepada orangtua atau menyelesaikan segala permasalahan


gurunya sebelum mereka melakukan yang terjadi pada diri. Sikap yang perlu
kegiatan atau aktivitas. Anak-anak juga dimiliki adalah anak mampu bersikap
membiasakan diri untuk selalu berdoa waspada, mampu mempertahankan
dan bersyukur sebelum dan sesudah gagasan, dan mampu menghadapi
melakukan kegiatan, anak-anak juga persoalan.
berani mencoba hal yang baru serta Dari hasil pengamatan, anak-anak
banyak tertawa ketika dalam proses di Kelurahan Krobokan Kecamatan
menyelesaikan tugasnya ada kejadian Semarang Barat menunjukkan
yang dianggapnya lucu (Valoka, 2004; kemampuannya untuk meyakinkan
Nurhidayah, 2006; Ioannidou & temannya mengenai alasan yang ia
Konstantikaki, 2008; Harms & Crede, miliki dalam memilih suatu permainan.
2010; dan Mashar, 2011). Anak-anak juga mampu menjaga
Mengelola emosi secara positif barang-barang miliknya supaya tidak
yang dimaksud adalah anak mampu rusak dan menyebabkan mereka
memanfaatkan emosi diri dengan menangis setelahnya.
produktif dan mampu Strategi yang dilakukan orangtua
mengeksplorasikan perasaannya tanpa dalam hal ini adalah memberikan
merugikan diri sendiri dan orang lain. kesempatan keada anak untuk
Hal tersebut dapat berupa aktivitas yang berpendapat. Selain itu juga orangtua
positif seperti anak membuat karya mendengarkan dengan hati-hati setiap
tanpa ada perintah dari orangtua atau pendapat anak tersebut dan mencarikan
guru dan melakukan kegiatan positif lain solusi terbaik untuk disepakati bersama.
saat menunggu temannya, anak juga Dalam menentukan pilihan, orangtua
mampu melakukan latihan permainan membiasakan menjelaskan sebab da
diluar area permainan ketika merasa akibat dari suatu pilihan itu, dan anak
jenuh, anak tersenyum ketika diminta untuk menentuka sendiri serta
mengalami kegagalan saat bermain, dan menerima segala kosekuesi atas
anak menyempatkan tertawa ketika pilihannya itu.
dalam proses menyelesaikan tugasnya
terjadi hal yang lucu atau menyenangkan PENUTUP
(Mashar, 2011; Yusuf, 2012). Simpulan
Strategi orangtua agar anak mampu Kecerdasan emosi merupakan suatu
memanfaatkan emosi secara positif kecerdasan yang tidak bisa dianggap
dilakukan dengan memberikan anak sepele. Kecerdasan ini hendaknya
kesibukan yang positif, dan memberikan distimulasi dengan strategi yang tepat sejak
anak penghargaan atas kemampuannya usia dini, agar ketika dewasa anak memiliki
dalam memilih kegiata yang positif. kecerdasan emosi yang tinggi sehingga
4. Strategi orangtua agar anak mampu mampu mengelola diri dan lingkungannya
memiliki pertahanan diri dalam dengan baik. Strategi orangtua dalam
menghadapi setiap persoalan mengembangkan kecerdasan emosi anak
Seseorang perlu memiliki usia dini di Kelurahan Krobokan
pertahanan diri dalam menghadapi Kecamatan semarang barat ini dilakukan
setiap persoalan. Hal ini bertujuan untuk dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Strategi

94
Strategi Pengembangan,,,
Arif dan Khikmah

orangtua yang dilakukan agar anak dapat dikemudian hari, sehingga diperlukan
mengenali emosi dirinya dengan baik ini kesabaran dalam melihat hasil dari
adalah dengan mengenalkan nama-nama penerapan strategi pengembangan
emosi sesuai ekspresinya, 2) strategi kecerdasan emosi anak usia dini ini.
orangtua agar anak mampu mengatur emosi
sesuai dengan situasi dan kondisi ini
UCAPAN TERIMAKASIH
dilakukan dengan cara memberikan
pengertian mengenai bagaimana Kami mengucapkan terimakasih
mengendalikan emosi, bagaimana menahan kepada Tim Editor Jurnal Tunas Cendekia
diri untuk meluapkan emosi yang negatif, yang telah memberikan penulis kesempatan
serta ikut berperilaku ekspresif sesuai sehingga jurnal ini dapat diterbitkan tepat
dengan emosi yang muncul pada diri pada waktunya. Tidak lupa pula penulis
sendiri, 3) Strategi orangtua agar anak menyampaikan hal yang sama pada
mampu memanfaatkan emosi secara positif Universitas Negeri Yogyakarta dan
dilakukan dengan memberikan anak Univeritas PGRI Yogyakarta, serta
kesibukan yang positif, dan memberikan berbagai pihak lainnya yang telah banyak
anak penghargaan atas kemampuannya membantu dalam proses pelaksanaan
dalam memilih kegiata yang positif, 4) penelitian ini.
Strategi orangtua agar anak mampu
DAFTAR PUSTAKA
memiliki pertahanan diri dalam
Mulyana, E. H., Gandana, G., & Muslim,
menghadapi setiap persoalan adalah
M. Z. N. (2017). Kemampuan Anak
memberikan kesempatan kepada anak
Usia Dini Mengelola Emosi Diri
untuk berpendapat, orangtua
Pada Kelompok B Di TK Pertiwi
mendengarkan dengan hati-hati setiap
DWP Kecamatan Tawang Kota
pendapat anak tersebut dan mencarikan
Tasikmalaya. Jurnal PAUD
solusi terbaik untuk disepakati bersama,
Agapedia, 1(2), 214-232.
orangtua membiasakan menjelaskan sebab
Novitasari, K. (2017). Pembelajaran
dan akibat dari suatu pilihan itu, dan anak
Berbasis Proyek untuk
diminta untuk menentuka sendiri serta
Menanamkan Karakter Tanggung
menerima segala konsekuensi atas
Jawab pada Anak Kelompok B Di
pilihannya itu.
Tk Nasima Kota Semarang. PG
PAUD Universitas PGRI
Saran
Yogyakarta.
Mengembangkan kecerdasan emosi
Sahroji, A. (2017). Data KPAI Sebut Ada
pada anak usia dini bukan merupakan hal
26.954 Kasus Kekerasan terhadap
yang mudah. Dalam hal ini diperlukan
Anak dalam 7 Tahun Terakhir.
ketelatenan dan konsistensi. Oleh sebab itu
okezone.
orangtua hendaknya mengetahui betul Yusuf. LN., S. (2012). Psikologi
bagaimana strategi dalam mengembangkan Perkembangan Anak & Remaja.
kecerdasan emosi anak dan menerapkannya Bandung: Remaja Rosdakarya.
dalam kehidupan sehari-hari secara tegas Valoka, M., Tsaousis, I. & Nikolaou, I.
dan teratur. Hasil dari upaya ini tidak bisa (2004). The Role of Emotional
dilihat secara langsung melainkan akan Intelligence and Personality
menjadi dampak pada kehidupan anak

95
TUNAS CENDEKIA
Volume 2, Edisi 2, Oktober 2019

Variables on Attitudes Toward


Organisational Change: Journal of
Managerialn Psychology, Volume
19, 2004 - Issue 2.
Goleman, D. (2001). Kecerdasan Emosi
untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Jakarta: Gramedia.
Mashar, R. (2011). Emosi Anak Usia Dini
dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta: Kencana.
Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD.
Bandung: Rosda Karya

96

Anda mungkin juga menyukai