ORGANISASI FARMASI
Nim : 200703110014
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pekerjaan Kefarmasian menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
tahun 2009 adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat,
obat tradisional, dan kosmetika. Dalam pengelolaannya, apotek harus dikelola oleh
Apoteker, yang telah mengucapkan sumpah jabatan dan telah memperoleh Surat Izin
Apotek (SIA) dari Dinas Kesehatan setempat.
Bahwa para apoteker indonesia merupakan bagian dari masyarakat indonesia yang
dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang kefarmasian,
yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan
rakyat dan pengembangan pribadi warga negara Republik Indonesia untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
serta untuk menyatukan diri dalam upaya mengembangkan profesi luhur
Kefarmasian di Indonesia ada banyak organisasi-organisasi kefarmasian seperti IAI (Ikatan
Apoteker Indonesia), APTFI (Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia), HISFARSI
(Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia), HISFARIN (Himpunan
Seminat Farmasi Industri), HISFARKEMAS (Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan
Masyarakat).
B. Rumusan Masalah
1. sebutkan dan jelaskan organisasi farmasi?
2. Apa tujuan dari organisasi tersebut?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui pengertian dari organisasi
tersebut serta tujuan dan fungsi dari masing-masing organisasi farmasi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan dihadiri oleh wakil-wakil dari institusi pendidikan tinggi farmasi Universitas
Airlangga, Universitas Surabaya, Universitas Widya Mandala, Universitas Gajah Mada,
Universitas Sanata Dharma, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Pancasila, Universitas
Tujuh Belas Agustus 45, Universitas Indonesia, Institut Sain dan Teknologi Nasional,
Institut Teknologi Bandung, Universitas Andalas, dan Universitas Hasanuddin, dibentuklah
Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) pada tanggal 29 Agustus 2000
pada saat rapat forum komunikasi di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Badan hukum
APTFI disahkan di Jakarta oleh Notaris Ny. Endang S. Antariksa, SH No. 4, tanggal 5
Desember 2000, yang kemudian disempurnakan dalam Akta Notaris No. 686, tanggal 22
Juli 2013. Pengesahan status hukum APTFI oleh Kementerian Hukum dan HAM RI
melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-191.AH.01.07 Tahun 2013
pada tanggal 24 September 2013.
Saat ini, selain didukung oleh Komisi Pengembangan Pendidikan, Komisi Organisasi
dan Pendanmpingan, dan Komisi Kerjasama dan Hukum, untuk mengefisienkan
komunikasi sesama anggota, APTFI memiliki 5 Forum Wilayah (ForWil), yaitu (1)
Sumatera, (2) Jawa Barat-Banten-DKI-Kalimantan Barat, (3) Jawa tengah-DIY-
Kalimantan Selatan, (4) Jawa Timur-Bali, Nusa Tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur, dan
(5) Kalimantan Timur-Kalimantan Utara-Sulawesi, Maluku-Maluku Utara-Papua-Papua
Barat.
APTFI adalah salah satu Asosiasi Institusi Pendidikan (AIP) pendiri Lembaga
Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes), dan anggota
Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan (LPUK Nakes).
C. Himpunan Seminat
Himpunan seminat adalah organ otonom dalam organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI) yang berfungsi mengorganisir pelaksanaan pengabdian profesi berdasarkan jenis
praktik kefarmasian (seminat), yang bertanggung jawab kepada kepengurusan IAI sesuai
tingkatannya. Himpunan seminat memiliki maksud dan tujuan untuk mewadahi upaya
pengembangan praktik apoteker yang lebih terorientasi guna mewujudkan apoteker yang
profesional di bidang keseminatannya, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup sehat
bagi setiap manusia.
Jenis himpunan seminat yang sudah ada pada saat peraturan organisasi ini ditetapkan,
yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi ataupun Himpunan Senat dibuat bertujuan untuk mempererat dan
mempersatukan apoteker di seluruh Indonesia yang memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda-
beda. Dan juga agar lebih mudah untuk menyebarluaskan tentang kefarmasian kepada
masyarakat, serta untuk mewadahi upaya pengembangan praktik apoteker yang lebih terorientasi
guna mewujudkan apoteker yang profesional di bidang keseminatannya, sehingga mampu
meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.oleh karena itu maka dibuatlah
organisasi-organisasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurlinda08.blogspot.com/2012/12/ikatan-apoteker-indonesia.html
https://direktoriorganisasiprofesi.wordpress.com/2016/01/15/ikatan-apoteker-indonesia-
iai/#:~:text=Ikatan%20Apoteker%20Indonesia%20(IAI)%20merupakan,menaungi%20seluruh
%20apoteker%20di%20indonesia.&text=Membina%2C%20menjaga%2C%20dan
%20meningkatkan%20profesional,Melindungi%20anggota%20dalam%20menjalankan
%20profesinya
http://repository.wima.ac.id/7919/2/BAB%201.pdf
http://www.aptfi.or.id/tentang.html
https://hisfarsi.org/#
http://iaidiy.com/detail_global/keseminatan/hisfarkesmas_pd_iai_diy
http://iaidiy.com/detail_global/keseminatan/hisfarin_pd_iai_diy
https://gudangilmu.farmasetika.com/apa-itu-himpunan-seminat-yang-dibentuk-ikatan-apoteker-
indonesia/