OLEH :
ASMAWATI
FILIMON.Y.ANGGO
HARDIANTI M PUTRI
IRENE AGUSTIN L
JUBELINS S SABONO
KONSEP MEDIS
1. Definisi
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan tumor ganas pada
payudara yang menginvasi daerah sekitar payudara dan menyebar keseluruh tubuh
(American Cancer Society, 2014). Kanker payudara secara global menyebabkan
angka kematian tertinggi untuk wanita dan epidemiologinya menyebar merata tanpa
terkendali, prevelensi angka kejadian kanker payudara cukup tinggi mulai dari luar
negeri sampai dalam negeri.
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif,
2015).
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak
normal. Sel tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali serta
dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya.
2. Etiologi
- Pecandu Alkohol
Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam
insulin darah, seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth
factors (IGFs) dan estrogen. Oleh karena itu alkohol dapat
meningkatkan risiko kanker payudara.
- Perokok berat
Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada
perempuan, rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat
mempengaruhi organ – organ tubuh. Menurut penelitian WHO
menyatakan setiap jam tembakau rokok membunuh 560 oranng
di seluruh Dunia. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800
zat kimia yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen.
3800 zat kimia yang sebagian besar merupakan racun dan
karsinogen (zat pemicu kanker).
- Stress
Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres
pisikologi yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya
tahan tubuh dan penyakit fisik dapat mudah menyerang.
- Terpapar zat karsinogen
Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan
pembakaran asap tembakau. Zat karsinogen dapat memicu
tumbuhnya sel kanker payudara (Depkes, 2015).
Faktor-faktor yang tidak dapat diubah :
- Genetik
- Usia
- Faktor seks/jenis kelamin
- Riwayat menstruasi
- Riwayat menyusui
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa
tunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada
kulit atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang
jelas atau tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada
puting atau terjadi retraksi pada puting, edema atau cekungan pada kulit,
payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus limfe aksila. Pasien yang
menderita Carsinoma mamme biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada
yang tidak merasakan nyeri, dan berat badan menurun menunjukan adanya
metastase (Nurarif, 2015).
4. Patofisiologi
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit kanker payudara stdium
lanjut atau pasca mastektomi yaitu, metastase ke organ lain seperti tulang
rusuk menjadi kanker tulang, terjadi limfederma karena saluran limfe untuk
menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan
adekuat karena nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat.
6. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan : (Nurarif, 2015)
- Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
- Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
- Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun
sebelum kanker dapat dipalpasi.
- Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast
Cancer Susceptibility Gene).
- USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik
- Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah.
7. Penatalaksanaan
Penangan pada pasien kanker payudara meliputi:
Mastekomi
Mastektomi adalah pmbedahan yang dilakukan untuk mengangkat
payudara.
8. Pencegahan
- Mempertahankan BB Ideal atau menurunkan BB untuk mencapai
BB Ideal
- Menghentikan atau membatasu konsumsi minuman beralkohol
- Mengonsumsi makanan bergizi setiap harinya
- Berolahraga rutin minimal 30 menit setiap hari.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah sebuah gambarkan respon manusia
mengenai keadaan kesehatan pada individu atau klompok (Martin dan
Griffin, 2014). Diagnosa keperawatan sejalan dengan diagnosa medis
karena saat mengumpulkan data-data untuk menegakan diagnosa
keperawatan ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa medis.
Setelah melakukan pengkajian keperawatan dan timbul diagnosa yang
tepat.
Menurut Martin dan Griffin (2014), diagnosa keperawatan pada
pasien kanker payudara meliputi: defisiensi pengetahuan berhubugan
dengan tes yang dilakukan dan penanganan yang dipilih, gangguan citra
tubuh berhubungan dengan kemungkinan kehilanga bagian tubuh atau
fungsi tubuh, gangguan harga diri berhubungan dengan kehilangan
bagian tubuh atau feminitas, kecemasan berhubungan dengan penyakit
yang mengancam jiwa, nyeri berhubungan dengan insisi bedah
pascaoperasi, ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit yang
berpengaruh pada aktivitas, gangguan proses keluarga berhubungan
dengan dampak penyakit pada keluarga dan perubahan pola seksualitas
berhubungan dengan ketakutan akan penolakan dari pasangan. Menurut
Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien kanker
payudara yaitu:
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinidng
dada, hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas).
Kategori: fisiologi, subkategori: respirasi, kode: D.0005.
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi. kategori:
pisikologi, subkategori: nyeri dan kenyamanan, kode: D.0077.
- Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien ke jaringan. Kategori: fisiologi,
subkategori: Nutrisi dan cairan
- Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor
mekanik (penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan,
subkategori: keamanan dan proteksi
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori:
fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat
- Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
struktur/bentuk tubuh. Kategori: psikologi, subkategori: integritas
ego
- Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
Kategori: psikologi,
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
Kategori: fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat
- Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi. Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan
pembelajaran
- Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif.
Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi
- Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor
mekanik (penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan,
subkategori: keamanan dan proteksi
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori:
fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat
- Gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan
struktur/bentuk tubuh. Kategori: psikologi, subkategori: integritas
ego
- Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
Kategori: psikologi,
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
Kategori: fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat
- Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi. Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan
pembelajaran
- Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif.
Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah berbagai perawatan yang berdasarkan
penilaian klinis dan pengetahuan yang dilakukan oleh perawat untuk
meningkatkan hasil klien/pasien (NANDA, 2015).
Membuat intervensi keperawatan membutuhkan keterampilan meliputi,
penetapan prioritas, penetapan tujuan klien (dalam prilaku yang dapat
diukur) dan kriteria hasil serta menetukan tindakan keperawatan (Martin
dan Griffin, 2014).
Membuat prioritas masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah dirumuskan sebelumnya karena tidak semua diagnosa keperawatan
diselesaikan secara bersama. Menentukaan tujuan, tujuan ada dua yaitu
tujuan jangka panjang untuk mengatasi masalah secara umum dan tujuan
jangka pendek untuk mengatasi etiologi guna mencapai tujuan jangka
panjang. Rumusan tujuan mencakup SMART yaitu specific (rumusan
tujuan harus jelas), measurabel (dapat diukur), achievable (dapat dicapai
bersma pasien ), realistic (dapat dicapai dan nyata), dan timing (harus
ada target waktu
NO.RM :396676
1. Data Umum
- Identitas klien
Nama : Ny. S
Tempat / tanggal lahir : Bulukumba, 21 - 11- 1982
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bulukumba
Tanggal MRS : 17 / 10/ 2021
Golongan Darah :A
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruangan : Baji Kamase
Dx Medis : Ca Mammae sinistra
Agama : Islam
- Penanggung jawab / pengantar
Nama : Tn. T
Umur : 43 Tahun
Alamat : Bulukumba
Pekerjaan : Supir
Pendidikan terakhir : SMP
Hubungan dengan pasien : Suami
GI:
G II :
G III :
38
Keterangan :
: Laki-laki
5. : Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
Penjelasan :
Pola koping : Klien mengataka jika ada masalah selalu menceritakan kepada
keluargannya
Harapan klien terhadap penyakitnya : Klien mengatakan berharap penyakitnya
cepat sembuh dan ingin kembali kerumah
Faktor stressor : Klien mengatakan tidak terlalu cemas terhadap penyakitnya
Konsep diri : Klien mengatakan tidak merasa malu dengan penyakitnya
Pengetahuan klien terhadap penyakitnya : Klien mengatakan iya mengetahui
tentang penyakitnya
Adaptasi : Klien mengatakan selalu beradaptasi dengan lingkungan
Hubungan dengan anggota keluarga : Klien mengatakan hubungan dengan
keluarga baik
Hubungan dengan masyarakat : Klien mengatakan hubungan dengan masyarakat
baik
Perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara : Klien mampu merespon saat
diajak bicara
Aktivitas sosial : Klien mengatakan dibantu oleh keluarga saat melakukan
aktivitas
Bahasa yang sering digunakan : Bahasa Indonesia
Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan tampak bersih
Kegiatan keagamaan / pola ibadah : Klien mengatakan bahwa selama di RS klien
jarang beribadah
Keyakinan tentang kesehatan : Klien mengatakan iya yakin bahwa penyakitnya
akan sembuh
- Makan
Sebelum MRS : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi,
sayur dan lauk pauk lainnya dan nafsu makan baik
Setelah MRS : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi yang tidak
dihabiskan ½ porsi
- Minum
Sebelum MRS : Klien mengatakam minum kurang lebih 6-8 gelas / hari
Setelah MSR : Klien mengatakan minum jika haus kurang lebih 3-4 gelas /
hari
- Tidur
Sebelum MRS : Klien mengatakan selalu tidur siang 1 jam dan malam hari
kurang lebih 7 jam
Setelah MRS : Klien mengatakan sulit tidur, kurang lebih 5 jam waktu tidur
di malam hari dan 30 menit disiang hari
- Eliminasi fekal / BAB
Sebelum MRS : Klien mmengatakan BAB 2x / hari konsistensi lunak dan
berwarna kuning
Setelah MRS : Klien mengatakan BAB 1x selama di RS
- Eliminasi urine
Sebelum MRS : Klien mengatakan BAK 4-5 kali / hari dengan warna jernih
Setelah MRS : Klien mengatakan BAK lancar tampak terpasang katetetr
( 100ml ) berwarna orange
- Aktivitas dan latihan
Sebelum MRS : Klien mampu beraktivitas sendiri dan setiap hari selalu
beraktivitas
Setelah MRS : Klien mengatakan selalu dibantu oleh keluarga saat
beraktivitas
- Personal Hygiene
Sebelum MRS : Klien mengatakan mandi 2x / hari
Setelah MRS : Klien mengatakan mandi 1x selama di RS
7. Pemeriksaan fisik
Hari : Rabu
Tanggal : 20 -10 – 2021
Jam : 11.00
- Keadaan Umum
Kehilangan BB :
Kelemahan : Klien tampak lemah
Perubahan mood :
Vital sign :
TD : 110/80 Mmhg
N : 100 x/ menit
S : 37,1
P : 21 x/menit
Tingkat kesadaran : compos mentis
- Head to toe
Kulit / intagument : Kulit tampak bersih, sianosis (-), edema (-)
Kepala dan rambut : Bentuk kepala simetris, kulit kepala cukup bersih
Kuku : Kuku klien tampak bersih
Mata / penglihatan : Fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda – tanda radang
Telinga / pendengaran : Pendengaran baik
Hidung : Bentuk simetris, polip (-), peradangan (-), fungsi penciuman baik
Mulut dan gigi : Gigi tampak bersih dan bibir sedikit kering
Leher : Tidak ada benjolan, suara jelas
Dada :
Inspeksi : Bentuk dada tidak simetris karena ada benjolan pada
payudara kiri
Palpasi : terdapat nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : -
Abdoment :
Inspeksi : Perut simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : -
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
Genetalia : Tidak ada kelainan dan tampak terpasang kateter
Extremitas :
Extremitas atas : Klien tidak mampu menggerakkan lengan kiri karena
terasa nyeri, terpasang infus RL di tangan kanan
Extremitas bawah : Klien mampu menggerakkan kaki dan tidak ada
edema
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan labolatorium
- WBC : 12,75
- RBC : 4,08
- HGB : 10,8
- HCT : 32,7
Penatalaksanaan medis
- Ceftriaxone : 1gr / 12 jam / iv
- Ranitidine : 1amp / 12 jam / iv
- Asam mefenamat : 3 x 1
- Ketarolac : 1 amp / 8 jam / iv
- Neurobion
DATA FOKUS
Data subjektif
- Klien mengatakan nyeri pada payudara kiri sampai ke lengan
- Klien mengatakan ada benjolan di payudara kiri sejak 4 bulan yang lalu,
awalnya benjolan kecil lama - kelamaan benjolan membesar
- Klien mengatakan saat beraktivitas dibantu oleh keluarga
- Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan hanya makan ½ porsi makanan
Data objektif
- Klien tampak meringis
- Klien tampak lemahnya.
- Tampak benjolan pada payudara kiri
- Klien tidak mampu menggerakkan lengan kiri karena terasa nyeri
- Klien tampak dibantu oleh keluarga saat beraktivitas
- Klien terlihat lesu karena kurang tidur
- Klien tampak tidak menghabiskan makanannya
- Skala nyeri 6
- Vital sign :
TD : 110 / 80 Mmhg
N : 100 x / menit
S : 37,1
P : 21 x / menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
Penurunan BB
Defisit Nutrisi
Nyeri
A : Masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Latihan rentang
gerak
- Bantu dalam
aktivitas
- Bantu ambulasi
3. Defisit 19.00 - mengkaji pola makan S:
Nutrisib/d Hasil : untuk mengetahui - Klien mengatakan
kurangnya kebutuhan nutrisi klien hanya
asupan - Menganjurkan menghabiskan ½
makanan klien untuk porsi makanan
makan dalam
porsi kecil tapi O :
sering - Tampak klien
tidak
menghabiskan
makanannya
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji pola makan
- Anjurkan untuk
makan dalam
porsi kecil tapi
sering
4. Gangguan - mengidentifikasi faktor S : klien mengatakan sulit
pola tidur pengganggu tidur tidur
b/d 20.00 - memonitor kualitas
kurangnya tidur dan perasaan segar O : Klien tampak lesu
kontrol saat bangun
tidur - jelaskan pentingnya A : Masalah Belum
waktu tidur teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Identifikasi faktor
pengganggu tidur
- Monitor kualitas
tidur dan perasaan
segar saat bangun
- Jelaskan
pentingnya waktu
tidur
N Diagnosa Hari/Tangg Implementasi Evaluasi
O. Keperawata al
n Jam
1. Nyeri Kamis, - Mengkaji tingkat nyeri, S:
Kronik b/d 21-10-2021 skala nyeri, lokasi dan - Klien mengatakan
Infiltrasi 11.00 penyebaran nyeri pda
Tumor Hasil : untuk mengetahui payudara kiri
perkembangan rasa nyeri - Klien mengatakan
- Menganjurkan nyeri pada lengan
11.20 klien untuk kiri
menarik napas O:
dalam Keadaan umum : sedang
Hasil :dapat mengurangi Vital Sign :
11.30 rasa nyeri TD : 120/70 mmHg
- Memberikan N : 69x/mnt
posisi yang Rr : 20x/mnt
nyaman S : 37℃
Hasil: dapat
mempengaruhi A : Masalah belum
kemampuan klien untuk teratasi
rileks
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji tingkat nyeri
- Memberikan
posisi yang
nyaman
- Ajarkan teknik
napas dalam
A : Masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Latihan rentang
gerak
- Bantu dalam
aktivitas
- Bantu ambulasi
3. Defisit 19.00 - mengkaji pola makan S:
Nutrisib/d Hasil : untuk mengetahui - Klien mengatakan
kurangnya kebutuhan nutrisi klien mampu
asupan - Menganjurkan menghabiskan 1
makanan klien untuk porsi makanan
makan dalam
porsi kecil tapi O :
sering - Tampak klien
menghabiskan
makanannya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
4. Gangguan - mengidentifikasi faktor S : klien mengatakan sulit
pola tidur pengganggu tidur tidur
b/d 20.00 - memonitor kualitas
kurangnya tidur dan perasaan segar O : Klien tampak lesu
kontrol saat bangun
tidur - jelaskan pentingnya A : Masalah Belum
waktu tidur teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Identifikasi faktor
pengganggu tidur
- Monitor kualitas
tidur dan perasaan
segar saat bangun
- Jelaskan
pentingnya waktu
tidur
NO Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
. Keperawatan Jam
1. Nyeri Kronik Jumat, - Mengkaji tingkat S:
b/d Infiltrasi 22-10-2021 nyeri, skala nyeri, - Klien
Tumor 11.00 lokasi dan mengatakan
penyebaran nyeri pda
Hasil : untuk payudara kiri
mengetahui berkurang
11.20 perkembangan rasa - Klien
nyeri mengatakan
4. Menganjurka nyeri pada
n klien untuk lengan kiri
11.30 menarik berkurang
napas dalam O:
Hasil :dapat Keadaan umum : Baik
mengurangi rasa Vital Sign :
nyeri TD : 112/73 mmHg
5. Memberikan N : 67x/mnt
posisi yang Rr : 20x/mnt
nyaman S : 37℃
Hasil: dapat
mempengaruhi A : Masalah teratasi
kemampuan klien
untuk rileks P : Hentikan intervensi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2005. How many people have breast cancer.
Jakarta : EGC
Moorhead, S., Johnson, M., & Maas, M. (2004). Iowa Outcomes Project Nursing
2007-2008. Philadelphia