Anda di halaman 1dari 4

Analisis Jurnal

Judul Jurnal : “Venous Thromboembolic Risk Assessment In Pregnancy:


Comparison Of The All-Wales Maternity Risk Assessment Tool With Guidance From
The Royal College Of Obstetrics And Gynaecology”
Penilaian Risiko tromboemboli vena pada kehamilan : Perbandingan Alat Penilaian
Risiko Maternitas dengan bimbingan dari Royal College of Obstetric dan Ginekologi
Kata Kunci : Tromboemboli, Penilaian Resiko

1. Isi     :
Isi dari penelitian ini bahwa Emboli paru (PE) adalah penyebab utama kematian ibu
langsung di Inggris, dengan insiden 1:100.000 kehamilan. Upaya untuk mengurangi
kematian telah difokuskan pada tromboprofilaksis farmakologis pada pasien dengan
faktor risiko yang dapat diidentifikasi. Ini hadir pada 80% wanita yang meninggal
karena tromboemboli vena (VTE) (Lewis, 2007; O'Connor et al, 2016).
Terlepas dari upaya ini, tidak ada penurunan yang signifikan secara statistik di Inggris angka
kematian ibu antara tahun 2009–11 dan 2012–14, dengan trombosis dan tromboemboli
tetap menjadi penyebab utama kematian ibu langsung (Knight et al, 2014).
Tromboemboli vena atau yang dikenal dengan Venous thromboembolism (VTE)
adalah suatu keadaan terbentuknya trombus di dalam pembuluh darah vena.
Venous thromboembolism bermanifestasi sebagai Deep vein thrombosis pembuluh
darah arteri dan vena.

2. Hasil
Populasi dalam penelitian : 42.000 kehamilan yang dikelola dalam periode
penelitian, dengan 35 kejadian VTE di 34 kehamilan (0·08%). Data semua pasien
kebidanan untuk periode 7 tahun, di satu institusi antara 2009 dan 2015 dikumpulkan
menggunakan sistem data bersalin online EuroKing menderita VTE selama kehamilan
dan/atau masa nifas. Data kemudian dirujuk silang untuk menentukan apakah alat penilaian
risiko bersalin All-Wales telah digunakan dengan benar dan apakah tromboprofilaksis
diindikasikan dalam setiap kasus.
Metode penelitian : studi prospektif Penelitian prospektif (penelitian

kohort)

Merupakan salah satu penelitian yang bersifat longitudinal dengan mengikuti

perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu. Dimaksudkan untuk

menemukan insidensi penyakit pada kelompok yang terpajan oleh factor resiko

maupun pada kelompok yang tidak terpajan, kemudian insidensi penyakit pada

kedua kelompok tersebut secara statistic dibandingkan untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan sebab akibat antara pajanan dan penyakit yang diteliti.

Secara garis besar proses perjalanan penelitian prospektif sebagai berikut:

1.      Pada awal penelitian, kelompok terpajan maupun kelompok tidak terpajan belum

menampakkan gejala penyakit yang diteliti.

2.      Kedua kelompok diikuti ke depan berdasarkan sekuens waktu (prospektif)

3.      Dilakukan pengamatan untuk mencari insisdensi penyakit (efek) pada kedua

kelompok

4.      Insidensi penyakit pada kedua kelompok dibandingkan menggunakan perhitungan

statistik untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara pajanan dan

insidensi penyakit (efek)

Keuntungan

1.       

Kerugian

1.      Penelitian ini membutuhkan sampel yang besar dan waktu yang lama sehingga sulit

untuk mempertahankan subjek studi agar tetap mengikuti proses penelitian.

2.      Penelitian ini membutuhkan biaya yang besar sebagai akibat besarnya sampel dan

lamanya penelitian.
3.      Penelitian ini sulit dilakukan pada penyakit yang jarang terjadi. Hal ini karena

sulitnya memperoleh kelompok yang terpajan.

4.      Penelitian prospektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase laten yang

lama.

Lebih dari 30% dari semua pasien kebidanan yang diteliti memiliki BMI > 35.
Dengan meresepkan LMWH untuk semua wanita dengan obesitas morbid kami membatasi
akses mereka ke anestesi regional dan analgesia serta meningkatkan morbiditas dan
mortalitas relatif dari kelompok ini. Sebuah studi prospektif yang meneliti peran
tromboprofilaksis pada kehamilan dan masa nifas diperlukan, memeriksa pengurangan
kejadian VTE, tetapi juga bahaya yang disebabkan oleh tromboprofilaksis.

3. Kelebihan
1. Peneliti dapat menemukan dan menkonstruksikan pengetahuannya, dapat menjadi dasar

penanganan kasus VTE selanjutnya membantu dalam skrining pencegahan dan

menurunkan angka kematian Ibu akibat VTE Penelitian kohort dapat digunakan untuk

mengetahui perkembangan normal (ontogenik) yang terjadi dengan berjalannya waktu

karena intervensi yang dlakukan oleh alam berupa “waktu”.

2.      Penelitian ini dapat pula digunakan untuk mempelajari timbulnya penyakit secara alamiah

akibat pajanan (patogenik) yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan secara sengaja

atau tidak sengaja.

3.      Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari perjalanan klinis suatu penyakit

(patogresif).

4.      Rancangan penelitian ini digunakan untuk mempelajari hubungan sebab-akibat.

5.      Penelitian kohort dapat digunakan untuk mempelajari insidensi penyakit yang teliti.

6.      Penelitian kohort tidak memiliki hambatan masalah etis.

7.      Besarnya resiko relative dan resiko atribut dapat dihitung secara langsung.

8.      Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitingan statistic untuk mengui hipotesis.

9.      Pada penelitian kohort dapat diketahui lebih dari satu outcome terhadap satu pemaparan.
10.  Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok sejak awal penelitian.

4. Kelemahan:
Memerlukan waktu yang cukup lama (7th ), 42.000 kehamilan populasi dan

sampelnya banyak peneliti memerlukan tekhnologi dan SDM yang mumpuni agar penelitian

dapat berlangsung. Setiap penelitian di bidang ini harus mencakup analisis efektivitas biaya

serta ukuran hasil/pengalaman yang dilaporkan pasien. Ada kemungkinan mis data.

Penelitian ini membutuhkan sampel yang besar dan waktu yang lama sehingga sulit untuk

mempertahankan subjek studi agar tetap mengikuti proses penelitian.

2. Penelitian ini membutuhkan biaya yang besar sebagai akibat besarnya sampel

dan lamanya penelitian.

3. Penelitian ini sulit dilakukan pada penyakit yang jarang terjadi. Hal ini karena

sulitnya memperoleh kelompok yang terpajan.

4. Penelitian prospektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase laten

yang lama.

5. Saran
Agar mahasiwa selalu semangat dalam pembelajaran, dosen harus

memberikan bimbingan dalam proses belajar yang inovatif dan kreatif salah satunya

adalah dengan analisis jurnal dalam Bahasa Indonesia. Secara otomatis dosen

didorong untuk selalu mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya dan siswa juga

dituntut untuk tetap kritis, mandiri, dan bersungguh-sungguh selama mengikuti

pelajaran. Juga diharapkan dapat mengatur waktu semaksimal mungkin untuk

meminimalisir mahasiswa dalam kebingungan.

Anda mungkin juga menyukai