Anda di halaman 1dari 12

KULIAH PENGANTAR

FILSAFAT MANUSIA
R. Wahyu Widodo, S.Psi.,M.Th.,M.Si
Pokok Bahasan:
• Pengertian
• Tujuan
• Obyek
• Metode
• Ciri
Pengertian:
• Filsafat Manusia adalah suatu refleksi atas
pengalaman yang dilaksanakan dengan
rasional, kritis serta ilmiah dan dengan
maksud untuk memahami diri manusia dari
segi yang paling azasi (Adelbert Snijders,
2004: 18)
• Titik tolak Refleksi untuk filsafat manusia
adalah pengalaman manusiawi. Artinya suatu
pengalaman menjadi pengalaman manusiawi
kalau pengalaman itu khas untuk manusia
karena dia manusia. Contoh makna kegagalan
Tujuan:
• Tujuan Filsafat Manusia adalah untuk
memahami diri manusia dari segi yang paling
azasi (Adelbert Snijders, 2004: 18)
• Filsafat tidak puas dengan jawaban yang
dangkal. Dalam hal ini pemahaman/paham
diperoleh dengan menemukan hal yang paling
azasi.
Obyek:
• Obyek material filsafat manusia adalah
menyelidiki gejala manusia, sama halnya
dengan ilmu-ilmu lain tentang manusia
(psikologi dan antropologi) (Abidin, 2009: 3)
• Ditinjau dari obyek formalnya (metodenya) fils
manusia tdk membatasi penyelidikannya pada
gejala empiris. Bentuk/jenis gejala apapun
tentang manusia sejauh bisa dipikirkan secara
rasional, bisa menjadi bahan kajian filsafat
manusia.
• Apa bedanya dengan obyek formal ilmu-ilmu
tentang manusia lain (psikologi&antropologi)?
Gejala empiris, obyektif&bisa diukur
Metode:
• Karena luasnya gejala manusiawi yang
diselediki oleh filsafat manusia, maka tidak
mungkin menggunakan metode observasional
atau eksperimental. Kedua metode ini
digunakan bila gejalanya bisa diamati
(empiris), diukur (statistik), dan dimanipulasi.
• Sedangkan aspek-aspek atau dimensi-dimensi
metafisis, spiritual, dan universal hanya
diselediki dengan mengunakan metode yang
lebih spesifik misalnya, melalui sintesis dan
refleksi.
Metode:
• Sintesis dan refleksi dapat dilakukan sejauh
gejalanya bisa dipikirkan. Sebab apa yang
dipikirkan lebih luas daripada yang diamati
secara empiris.
• Maka pengetahuan atau informasi tentang
gejala manusia di dalam filsafat manusia,
pada akhirnya jauh lebih ekstensif
(menyeluruh), dan intensif (mendalam)
daripada informasi atau teori yang didapatkan
oleh ilmu-ilmu tentang manusia.
Metode (Sintesis):
• Penggunakan metode sintesis dalam filsafat
manusia, yang mensintesiskan pengalaman
dan pengetahuan ke dalam satu visi
(memahami hakekat manusia)
• Secara praktis, berdasarkan pengalaman dan
berbagai pengetahuan tentang manusia, para
filsuf mencoba menyaring dan menggolong-
golongkan isi pengalaman dan pengetahuan
tsb ke dalam satu atau dua kategori realitas
paling mendasar, yang diandaikan sebagai
hakikat dari semua manusia.
Contoh (filsafat Schopenhauer)
• Pemikiran filsafat ahli ini merupakan sintesis
dari brbagai peristiwa dalam sejarah manusia
dan temuan-temuan ilmiah dalam ilmu biologi.
• Menurut ahli ini kejadian-kejadian besar
dalam hidup sejarah manusia (peperangan
besar) yang pada dasarnya tidak digerakkan
oleh pikiran-pikiran rasional, melainkan
merupakan ungkapan emosional para pelaku
sejarahnya.
• Demikian juga dengan temuan dalam ilmu
biologi, menunjukan semua spesies berjuang
untuk hidup (digerakkan oleh naluri) daripada
proses kognitif.
Contoh (filsafat Schopenhauer)
• Atas dasar temuan dalam ilmu sejarah dan
ilmu biologi maka disimpulkan bahwa hakekat
manusia pada dasarnya adalah kehendak
buta, kehendak yang tidak disadari, atau
kehendak yang bersifat tidak rasional
(naluriah).
• Manusia menurut Schopenhauer, bukanlah
makhluk rasional. Rasio hanyalah alat untuk
kepentingan kehendak buta.
Metode (Refleksi):
• Penggunaan metode refleksi dalam filsafat
manusia tampak dari pemikiran filsafati besar
yang dikembangkan, misal: Descartes, Kant,
Edmund Husserl, karl Jaspers dan Jean Paul
Sartre.
• Refleksi menunjuk pd dua hal: 1) pertanyaan
tentang esensi sesuatu hal. Misal: apakah
esensi manusia? 2) proses pemahaman diri.
Seorang Filsuf bukan hanya berusaha
memahami manusia an sich, tetapi juga
hendak memahami dirinya sendiri.
Ciri-Ciri:
• Ciri-ciri dari filsafat manusia yaitu ekstensif,
intensif, dan kritis.
• Ciri Ekstensif dapat dilihat dari luasnya
jangkauan obyek kajian yang dipelajari oleh
filsafat manusia
• Ciri Intensif berarti penjelasannya bersifat
mendasar. Filsafat manusia hendak mencari
inti, hakekat/esensi, akar, struktur dasar yang
melandasi kenyataan manusia.
• Ciri kritis filsafat manusia dapat dilihat dari
para filsuf yang mengkritisi setiap pandangan,
asumsi dan apapun yang berhubungan
dengan pemahaman diri manusia.

Anda mungkin juga menyukai