Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENJAKORA

Volume 5 No 2, Edisi September 2018

DETERMINASI FAKTOR KECERDASAN INTELEKTUAL,


KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL
DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN

Wayan Sugandini1
1
Program Studi D3 Kebidanan, Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: sugandiniw@yahoo.com

Abstrak
Mata Kuliah Asuhan Persalinan merupakan salah satu mata kuliah utama dalam
kurikulum pendidikan bidan. Pada mata kuliah ini mahasiswa dituntut dapat
memberikan pelayanan kepada ibu bersalin secara komprehensif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan Intelektual, Emosional, dan
Spiritual terhadap hasil belajar asuhan persalinan pada mahasiswa semester VI Akademi
Kebidanan Provinsi Bali yang berjumlah 95 orang.
Hasil penelitian didapatkan; (1) perhitungan regresi sederhana antara X1 dengan Y
didapatkan nilai F= 14,458 adalah signifikan dengan kontribusi (R 2) = 13.5%; (2) X2
dengan Y didapatkan nilai F= 12,4 adalah signifikan dengan kontribusi (R 2) = 11,8 %;
(3) X3 dengan Y didapatkan nilai F=11,629 adalah signifikan dengan kontribusi (R 2) =
11,1 %; (4) perhitungan regresi ganda X 1,X2,X3 dengan Y didapatkan nilai F=10,789
adalah signifikan dengan kontribusi (R2) = 26,2 %. Dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara faktor kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional,
dan Kecerdasan Spiritual dengan Hasil Belajar Asuhan Persalinan baik secara terpisah
maupun bersama-sama. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar proses
pembelajaran memperhatikan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual sebagai faktor yang dapat menunjang hasil belajar asuhan
persalinan.

Kata-kata kunci: kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, asuhan

Abstract
Birth Care Subject is one of the main subjects in midwifery curriculum. In this subject
the students are required to be able to give comprehensive maternity service. This study
aims at find out the correlation between Intellectual, Emotional and Spiritual
Intelligence to the Learning Outcome of Birth Care Subject to the fourth semester
students of midwifery academy of Bali in total 95 students.
The results of the study are, (1) simple regression calculation between X1 with Y, it was
obtained F=14,458 is significance with the contribution (r2) = 13.5%, (2) x2 with Y, it
was obtained F= 12,4 is significance with contribution (R2) = 11,8%, (3) x3 with Y, it
was obtained F=11,629 is significance with contribution (R2) = 11,1%, (4) multiple
regression calculation x1,x2,x3 with Y, it was obtained F= 10,789 is significance with
contribution (R2) = 26,2%. It can be concluded that there is a significance correlation
between Intellectual, Emotional and Spiritual Intelligence to the Learning Outcome of
Birth Care Subject both separately and together. Based on the result of the study, it is

102
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

suggested that the learning process has to notice the Intellectual, Emotional and
Spiritual Intelligence as the factor that able to support the learning outcome of Birth
Care Subject.

Keywords : intellectual, emotional and spiritual intelligence, birth care

PENDAHULUAN komprehensif yang didalamnya


UPT Akademi Kebidanan Dinas diperlukan suatu pengambilan-
Kesehatan Provinsi Bali merupakan pengambilan keputusan secara cepat
salah satu instansi pendidikan tinggi di dan tepat. Seiring dengan meningkatnya
bidang kesehatan yang menyediakan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
bidan tingkat ahli madya atau setara semakin meningkat pula tuntutan
Diploma III sebagai bagian integral dari masyarakat akan pelayanan publik
sistem pendidikan tinggi untuk dalam segala bentuk pelayanan, dengan
mendukung upaya pembangunan di demikian dituntut semua lembaga yang
bidang kesehatan. Pendidikan Diploma menghasilkan tenaga yang memberikan
III Kebidanan ini sesuai dengan pelayanan publik agar menghasilkan
Permenkes No. 900 Tahun 2002 tenaga yang siap pakai dan dapat
(Pusdiknakes Depkes RI. 2003), memberi pelayanan yang sesuai dengan
bertujuan untuk mempersiapkan tenaga tuntutan masyarakat. Agar dapat
bidan yang memiliki kemampuan menjadi tenaga pelayan publik yang
profesional dalam menerapkan ilmu dan handal dan dapat memberikan
teknologi, konsep kebidanan dan pelayanan sesuai tuntutan masyarakat,
diharapkan mampu melaksanakan tugas dibutuhkan lembaga pendidikan yang
sesuai peran, fungsi dan kompetensinya. komprahensif namun tidak terlepas dari
Dalam kaitannya dengan input yang tidak hanya mempunyai
penyelenggaraan pendidikan di tingkat intelligent question yang tinggi akan
akademi, maka UPT Akademi tetapi juga memiliki emosional question
Kebidanan Dinas Kesehatan Provinsi dan kecerdasan spiritual yang baik. Hal
Bali telah melaksanakan proses belajar tersebut tentunya akan sangat terkait
mengajar dengan berpedoman pada dengan kualitas pelayanan yang
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dilakukan pada kasus-kasus persalinan
telah tertuang pada standar kurikulum juga memerlukan suatu kematangan
pendidikan bidan. emosional dari seorang bidan dalam
Berdasarkan hal tersebut, kegiatan memberikan pertolongan persalinan
proses belajar mengajar kemudian kepada pasiennya.
dijabarkan dalam kegiatan perkuliahan Kesabaran, cara komunikasi yang
teori, kegiatan laboratorium dan baik dengan pasien serta sikap tidak
praktika pada tatanan nyata, pada semua cepat emosi tentu juga akan
mata kuliah, termasuk pada Mata menentukan kualitas pelayanan yang
Kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan. diberikan. Pada proses persalinan tentu
Mata Kuliah Asuhan Persalinan diperlukan suatu upaya dan dukungan
merupakan salah satu mata kuliah dari pihak pihak terdekat dengan pasien.
utama yang tercakup dalam kurikulum Tidak menutup kemungkinan bidan
pendidikan bidan. Pada mata kuliah ini dapat menyarankan suami atau keluarga
mahasiswa dituntut dapat memberikan terdekat sebagai pendamping untuk
pelayanan kepada ibu bersalin secara berdoa sesuai dengan keyakinan untuk

103
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

memperlancar proses persalinannya. menyumbang 20% bagi kesuksesan,


Dalam hal ini tentunya seorang bidan sedangkan 80% adalah sumbangan
harus memiliki keyakinan spiritual faktor kekuatan-kekuatan lain,
yang matang. diantaranya adalah kecerdasan
Sejalan dengan filosofi “learn to emosional. Kecerdasan emosional
live together” yakni untuk merupakan kemampuan untuk
mempersiapkan mahasiswa hidup menggunakan emosi secara efektif
dimasyarakat, karena pada dalam mengelola diri sendiri dan
kenyataannya manusia hidup tidak mempengaruhi hubungan dengan orang
pernah terlepas dari masalah dari yang lain secara positif. Goleman. 2000 juga
sifatnya rumit hingga pada masalah mengatakan bahwa kecerdasan
yang kompleks. emosional di dalamnya termasuk
Kemampuan mahasiswa dalam kemampuan mengontrol diri, memacu,
menghadapi masalah tentunya tidak tetap tekun, serta dapat memotivasi diri.
terlepas dari cara mahasiswa dalam Seacara khusus untuk mencapai hasil
menyikapi suatu permasalahan yang belajar yang baik membutuhkan EQ
dalam hal ini akan terkait sekali dengan yang tinggi karena dalam lingkungan
kecakapan emosionalnya dalam pendidikan, berinteraksi dengan banyak
menghadapi masalah. Satu hal yang orang baik di dalam maupun di luar
perlu diingat bahwasanya sebagai lingkungan pendidikan, berperan
seorang bidan nantinya tentu akan lebih penting dalam dalam membentuk moral
banyak berhadapan dengan individu/ dan disiplin para peserta didik yang
klien yang sakit, yang butuh nanti akan memberi pelayanan pada
pertolongan sehingga dalam konteks ini pengguna jasa. Apabila dilengkapi
sangat diperlukan keterampilan sosial dengan kecerdasan spiritual/ spiritual
menyangkut bagaimana seorang bidan question(SQ), maka akan menjadi lebih
berinteraksi dengan orang lain dengan lengkap karena kecerdasan spiritual
sabar, ulet dan tekun dalam menurut Zohar dan Marshal 2001,
memecahkan masalah klien. menempatkan perilaku dan hidup kita
Seseorang mahasiswa yang dalam konteks makna yang lebih luas
memiliki IQ tinggi diharapkan dan kaya, kecerdasan untuk menilia
memperoleh hasil belajar yang lebih bahwa tindakan atau jalan hidup
baik dibandingkan mereka yang seseorang lebih bernilai dan bermakna.
memiliki IQ rendah. Hal tersebut karena Dalam hal ini kecakapan emosi
mereka yang memiliki IQ tinggi lebih mahasiswa akan diukur melalui
mudah menyerap ilmu yang diberikan kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan
sehingga kemampuannya dalam emosional atau dikenal dengan
memecahkan masalah yang berkaitan Emotional Quotient (EQ) yang
dengan pekerjaannya akan lebih baik didalamnya tercakup kemampuan
(Eysenck. 1981). Tes inteligensi memotivasi diri sendiri, mengatasi
seseorang dapat dipandang sebagai frustasi, mengontrol desakan hati,
ukuran kemampuan belajar atau mengatur suasana hati (mood),
inteligensi akademik. Menurut Anastasi, berempati serta kemampuan bekerja
1997, bahwa orang yang memiliki skor sama. Adanya perdebatan tentang IQ
inteligensi yang cukup tinggi akan dan EQ, maka muncul kecerdasan
berhasil dalam lingkungan kerja. Spiritual (SQ) yang ikut berperan yang
Goleman, 2001 menyatakan bahwa lebih menekan pada makna hidup dan
kecerdasan intelektual (IQ) hanya bukan hanya terbatas pada penekanan

104
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

agama ( Hoffman. 2002). Dari pendapat seluruh mahasiswa semester VI yang


diatas dapat disarikan bahwa dalam sudah mendapat mata kuliah asuhan
proses belajar mengajar perhatian persalinan beserta mata kuliah prasarat
terhadap kecerdasan emosi dan yang telah ditentukan dan sudah
kecerdasan spiritual mahasiswa sangat melaksanakan praktik melaksanakan
membantu mempercepat pembelajaran asuhan kebidanan pada ibu bersalin baik
mereka. Memahami emosi mereka juga di laboratorium maupun di klinik,
dapat membuat pembelajaran menjadi rumah sakit serta puskesmas, sebanyak
lebih berarti dan permanen. Dengan 95 orang.
kata lain kecerdasan emosional dan Teknik Pengumpulan data dengan
kecerdasan spiritual akan turut andil metode tes untuk data Kecerdasan
dalam menentukan hasil belajar Intelektual, kecerdasan emosional dan
mahasiswa. kecerdasan spiritual, sedangkan untuk
Dalam kaitan pentingnya memperoleh hasil belajar mahasiswa
kecerdasan emosional dan spiritual tentang asuhan persalinan menggunakan
selain kecerdasan intelektual pada diri teknik dokumentasi. Alat pengumpulan
peserta didik sebagai faktor penting data yang digunakan untuk
untuk meraih prestasi akademik, maka mengumpulkan data penelitian terdiri
dalam penelitian ini penulis tertarik dari beberapa macam instrument,
untuk meneliti “Determinasi Faktor diantaranya : 1) Instrumen test IQ
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan menggunakan jasa profesional di
Emosional dan Kecerdasan Spiritual bidangnya, digunakan untuk
dengan Hasil Belajar Asuhan Persalinan memperoleh data kecerdasan
pada Mahasiswa semester VI Akademi intelektual, 2) Instrument test
Kebidanan Pemerintah Provinsi Bali”. Kecerdasan Emosional yang disusun
Karena untuk dapat memberikan asuhan oleh peneliti berdasarkan the grand
persalinan yang berkualitas tidak hanya teory digunakan untuk memperoleh data
didasari oleh penguasaan aspek kecerdasan emosional, dan 3)
pengetahuan yang baik, namun juga Instrument test kecerdasan Spiritual
dibutuhkan emosional yang matang yang juga disusun oleh peneliti
dengan tetap mengedepankan nilai-nilai berdasarkan the grand teory, digunakan
spiritual yang matang. untuk memperoleh data kecerdasan
spiritual.
METODE Penelitian ini terdiri dari tiga
Penelitian ini berjenis non variable bebas dan satu variabel terikat.
eksperimen dengan sifat hubungan Untuk menganalisa variable bebas dan
korelasional, dalam hal ini peneliti akan variable terikat menggunakan analisis
melihat hubungan antara tiga variable distribusi frekuensi (Koyan.2007),
bebas dengan satu variable terikat. untuk menganalisis hubungan antara
Variabel bebasnya adalah kecerdasan satu variable bebas dan variable terikat
Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan menggunakan analisis parametrik
Kecerdasan Spiritual, sedangkan regresi sederhana (Candiasa. 2004),
variabel terikatnya adalah hasil belajar sedangkan untuk menganalisis secara
asuhan persalinan. bersama sama hubungan antara seluruh
Populasi pada penelitian ini variable bebas dengan variable terikat
adalah mahasiswa Akademi Kebidanan menggunakan analisis regresi tiga
Pemerintah Provinsi Bali yang predictor (Candiasa. 2004)
berjumlah 317 orang. Sampelnya adalah

105
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN regresinya adalah sebesar 0.367 dengan


Sebelum dilakukan uji hipotesis nilai signifikansi 0.000. Oleh karenan
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, nilai signifikansi lebih kecil dari nilai
diantaranya : 1) uji normalitas, 2) uji probabilitas p 0.05, hal ini berarti
homogenitas, dan 3) uji linieritas data. terdapat hubungan kecerdasan
Pengujian normalitas sebaran data intelektual dengan hasil belajar Asuhan
penelitian dilakukan pada data hasil Persalinan. Dengan kecerdasan
belajar Asuhan Persalinan, Data intelektual yang tinggi yang dimiliki
Kecerdasan Intelektual, Dengan oleh mahasiswa, maka mereka dapat
menggunakan uji Kolmogorov- belajar secara terarah dan bermakna
Smirnov(Candiasa. 2004), pada empat dalam belajar memberikan asuhan
kelompok lebih besar dari nilai persalinan pada pasien dan berinteraksi
probabilitas 0.05. Persyaratan data dengan baik di linggkungan belajarnya,
disebut normal jika probabilitas atau p> hal ini sesuai dengan pendapat
0.05 pada uji normalitas Kolmogrov Wechsler (dalam Anastasi. 1997), yang
Smirnov. Oleh karena nilai p pada menyatakan bahwa inteligensi adalah
keempat kelompok data tersebut lebih kemampuan global yang dimiliki oleh
besar dari p 0.05, maka dapat dikatakan individu agar bisa bertindak secara
distribusi data hasil belajar Asuhan terarah dan berpikir secara bermakna
Persalinan, data kecerdasan intelektual, serta bisa berinteraksi dengan
data kecerdasan emosional dan data lingkungan secara efisien. Hal tersebut
kecerdasan spiritual mahasiswa adalah karena mereka yang memiliki IQ tinggi
berdistribusi normal. lebih mudah menyerap ilmu yang
Pengujian homogenitas varians diberikan sehingga kemampuannya
dilakukan dengan menggunakan dalam memecahkan masalah yang
aplikasi SPSS 13 for windows dengan berkaitan dengan pekerjaannya akan
memperhatikan nilai statistic Lavene lebih baik (Eysenck. 1981). Tes
pada ketiga varians dan didapatkan hasil inteligensi seseorang dapat dipandang
homogen. sebagai ukuran kemampuan belajar atau
Uji Linearitas yang dilakukan inteligensi akademik. Menurut Anastasi,
pada penelitian ini ditujukan untuk 1997, bahwa orang yang memiliki skor
melihat hubungan variabel bebas inteligensi yang cukup tinggi akan
dengan variabel terikat pada penelitian, berhasil dalam lingkungan kerja.
meliputi hubungan kecerdasan 2) Hubungan Kecerdasan Emosional
intelektual dengan hasil belajar, Dengan Hasil Belajar Asuhan
hubungan kecerdasan emosional dengan Persalinan
hasil belajar, dan hubungan kecerdasan Dengan menggunakan bantuan
spiritual dengan hasil belajar dan dalam SPSS 13 for windows dapat dilihat nilai
penelitian ini menggunakan bantuan regresinya adalah sebesar 0.343 dengan
SPSS 13.0 for windows dan didapatkan nilai signifikansi 0.001. Oleh karenan
hasil linier. nilai signifikansi lebih kecil dari nilai
Hasil uji hipotesis sebagai probabilitas p 0.05, hal ini berarti
berikut. terdapat hubungan kecerdasan
1) Hubungan Kecerdasan Intelektual Emosional dengan hasil belajar Asuhan
Dengan Hasil Belajar Asuhan Persalinan. Dengan kecerdasan emosi
Persalinan yang baik, maka mahasiswa dapat
Dengan menggunakan bantuan mengelola emosinya dengan baik dalam
SPSS 13 for windows dapat dilihat nilai mengikuti proses belajar, sehingga

106
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

dapat dengan mudah mencerna materi menurut Zohar dan Marshal 2001,
yang disampaikan oleh dosen, hal ini menempatkan perilaku dan hidup kita
sesuai dengan pendapat Patton (dalam dalam konteks makna yang lebih luas
Meyer.2000), bahwa penggunaan emosi dan kaya, kecerdasan untuk menilia
yang efektif akan mencapai tujuan bahwa tindakan atau jalan hidup
dalam membangun hubungan yang baik seseorang lebih bernilai dan bermakna.
dan meraih keberhasilan. Kecerdasan 4) Hubungan Secara Bersama-sama
emosional merupakan kemampuan Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
untuk menggunakan emosi secara Emosional dan Kecerdasan Spiritual
efektif dalam mengelola diri sendiri dan Dengan Hasil Belajar Asuhan
mempengaruhi hubungan dengan orang Persalinan
lain secara positif. Goleman. 2000 juga Dengan menggunakan bantuan
mengatakan bahwa kecerdasan SPSS 13 for windows dapat dilihat nilai
emosional di dalamnya termasuk regresinya adalah sebesar 0.512 dengan
kemampuan mengontrol diri, memacu, nilai signifikansi 0.000. Oleh karenan
tetap tekun, serta dapat memotivasi diri. nilai signifikansi lebih kecil dari nilai
Seacara khusus untuk mencapai hasil probabilitas p 0.05, hal ini berarti
belajar yang baik membutuhkan EQ terdapat hubungan kecerdasan
yang tinggi karena dalam lingkungan intelektual dengan hasil belajar Asuhan
pendidikan, berinteraksi dengan banyak Persalinan.
orang baik di dalam maupun di luar Hal ini menyatakan bahwa secara
lingkungan pendidikan, berperan bersama-sama terdapat hubungan yang
penting dalam dalam membentuk moral signifikan antara kecerdasan intelektual,
dan disiplin para peserta didik yang kecerdasan emosional dan kecerdasan
nanti akan memberi pelayanan pada spiritual dengan hasil belajar Asuhan
pengguna jasa. Persalinan pada mahasiswa. Dari nilai
3) Hubungan Kecerdasan Spiritual koefisien determinasi sebesar 0.262
Dengan Hasil Belajar Asuhan tersebut dapat dilihat bahawa terdapat
Persalinan kontribusi ketiga variabel tersebut
Dengan menggunakan bantuan dengan hasil belajar adalah sebesar
SPSS 13 for windows dapat dilihat nilai 26.2%. Hal tersebut mengisyaratkan
regresinya adalah sebesar 0.333 dengan bahwa hasil belajar Asuhan Persalinan
nilai signifikansi 0.001. Oleh karenan 26.2 % nya ditentukan oleh variabel
nilai signifikansi lebih kecil dari nilai intelegensi (kecerdasan intelektual),
probabilitas p 0.05, hal ini berarti kecerdasan emosional dan kecerdasan
terdapat hubungan kecerdasan spiritual mahasiswa, dan sisanya
intelektual dengan hasil belajar Asuhan ditentukan oleh faktor lain yang tidak
Persalinan. Dalam belajar memberikan diamati pada penelitian ini. Dalam
asuhan kepada klien dibutuhkan pembelajaran guru harus memahami
hubungan yang dalam dengan ikhlas hakikat materi pelajaran yang
sehingga dapat memberikan asuhan diajarkannya sebagai suatu pelajaran
sesuai yang dibutuhkan oleh klien, hal yang dapat mengembangkan
ini hanya dapat dilakukan oleh orang kemampuan berpikir siswa dan
yang memiliki kecerdasan spiritual yang memahami berbagai model
tinggi. Sesuai dengan ungkapan dari pembelajaran yang merangsang
Berman. 2001, kecerdasan spiritual kemampuan siswa untuk belajar dengan
dapat membantu seseorang melakukan perencanaan pengajaran yang matang
transedensi diri. Kecerdasan spiritual oleh guru. Jadi pembelajaran diarahkan

107
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

untuk membangun kemampuan berfikir menawarkan peluang demi peluang


dan kemampuan menguasai materi untuk meningkatkan kecerdasan emosi
pelajaran, dimana pengetahuan itu seseorang. Sepanjang perjalanan hidup
sumbernya dari luar diri, tetapi yang normal, kecerdasan emosi
dikonstruksi dalam diri individu siswa. cenderung bertambah, oleh karena tiap
Pengetahuan tidak diperoleh dengan individu belajar untuk menyadari
cara diberikan atau ditransfer dari orang suasana hati, menangani emosi – emosi
lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi yang menyulitkan secara lebih baik atau
oleh individu itu sendiri sehingga siswa pendek kata menjadi individu yang
itu mampu mengembangkan semakin matang, dan mencapai
intelektualnya. Oleh karenanya sangat puncaknya pada usia empat puluhan
penting bagi seorang guru untuk tidak (Goleman, 2001). Begitu pula halnya
mengesampingkan faktor-faktor yang dengan kecerdasan spiritual (SQ).
mempengaruhi keberhasilan Kecerdasan spiritual merupakan dasar
pembelajaran. Sejalan dengan teori yang perlu untuk mendorong
pembelajaran, terdapat beberapa berfungsinya secara lebih efektif, baik
variable yang mempengaruhi hasil Intelligence Quotient (IQ) maupun
belajar adalah diantaranya: 1) Emotional Intelligence (EI). Jadi,
Kecerdasan/ IQ; Intelegensi besar kecerdasan spiritual berkaitan dengan
pengaruhnya terhadap kemajuan hasil kecerdasan intelektual dan kecerdasan
belajar. Siswa dengan tingkat emosional.
intelegensi tinggi lebih berhasil dari Kesuksesan dan Keberhasilan
siswa dengan tingkat intelegensi rendah. seseorang didalam menjalani
Tetapi bukan berarti siswa dengan Kehidupan sangat didukung oleh
intelegensi tinggi pasti berhasil dalam Kecerdasan Emosional (EQ – 80 %),
belajarnya. Hal ini dikarenakan belajar sedangkan peranan Kecerdasan
merupakan proses yang kompleks dan Intelektual (IQ) hanya 20 % saja.
banyak factor yang berpengaruh Dimana ternyata Pusatnya IQ dan EQ
didalamnya, sedangkan intelegensi adalah Kecerdasan Spiritual (SQ),
merupakan salah satu factor yang ada sehingga diyakini bahwa SQ yang
didalamnya, 2) Kematangan Emosi; menentukan Kesuksesan dan
belajar akan lebih baik jika anak sudah Keberhasilan Seseorang. Dalam hal ini
matang/ siap, sehingga kemajuan baru IQ dan EQ akan bisa berfungsi secara
untuk mencapai suatu kecakapan baik/ efektif jika dikendalikan oleh SQ
tergantung dari kematangan dan belajar (Berman. 2005).
(Aunurrahman.2007).
Menurut Aunurrahman (2007) SIMPULAN
kecerdasan emosional dapat dijadikan Dari hasil uji hipotesis, dalam
sebagi indikator hasil belajar seseorang. penelitian ini ditemukan bahwa :
Disini dapat kita simpulkan betapa 1) Kecerdasan intelektual memiliki
pentingnya kecerdasan emosional hubungan yang signifikan dengan
dikembangkan pada diri siswa. Satu hal hasil belajar Asuhan Persalinan pada
yang membedakan IQ dengan mahasiswa semester VI Akademi
kecerdasan emosi menurut Goleman Kebidanan Universitas Pendidikan
adalah IQ telah ditetapkan dan tidak Ganesha.
berubah oleh bertambahnya usia, 2) Kecerdasan emosional memiliki
sedangkan kecerdasan emosi dapat hubungan yang signifikan dengan
meningkat sepanjang hidup. Hidup hasil belajar Asuhan Persalinan pada

108
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

mahasiswa semester VI Akademi proses pembelajaran, dan harus


Kebidanan Universitas Pendidikan disadari bahwasanya dalam
Ganesha. memberikan asuhan pada ibu
3) Kecerdasan spiritual memiliki bersalin dibutuhan suatu pola-pola
hubungan yang signifikan dengan pengambilan putusan yang cepat
hasil belajar Asuhan Persalinan pada dan tepat, menjaga sikap yang tidak
mahasiswa semester VI Akademi emosional serta menjunjung tinggi
Kebidanan Universitas Pendidikan akhlak kemanusiaan,
Ganesha.
4) Secara bersama-sama ketiga variabel DAFTAR PUSTAKA
tersebut diantaranya : kecerdasan Anastasi, A, dan Urbina, S. 1997. Tes
intelektual, kecerdasan emosional Psikologi (Psichological
dan kecerdasan spiritual memiliki Testing), PT Prehanllindo.
hubungan yang signifikan dengan Jakarta.
hasil belajar Asuhan Persalinan pada Aunurrahman. 2007. Belajar dan
mahasiswa semester VI Akademi Pembelajaran. Cetakan Ketujuh.
Kebidanan Universitas Pendidikan Alfabeta. Bandung
Ganesha
Berman, M, Developing SQ (Spiritual
SARAN Intelligence) Throught ELT,
1) Untuk Institusi Pendidikan http://www.eltnesletter.com, 12
Kebidanan Juni 2005
Agar mengubah paradigma bahwa Candiasa,M. 2004. Statistik Multivariat
keberhasilan pembelajaran tidak saja dilengkapi Aplikasi dengan
ditunjukkan oleh kelengkapan sarana SPSS. Unit Penerbitan IKIP
dan prasarana serta tenaga pendidik, Singaraja
tetapi ada hal yang lebih penting lagi
yakni faktor-faktor lain diluar Eysenck, HJ, and Kamin, L, 1981
institusi pendidikan salah satunya Intelligence : The Batle For tHe
faktor kecerdasan yang ada pada diri Mind, Pan Book, London dan
peserta didik. Sydney
2) Untuk Dinas Kesehatan Provinsi Bali Goleman Daniel. 2001. Kecerdasan
Instansi induk yaitu Dinas Emosi Untuk Mencapai Puncak
Kesehatan Provinsi Bali supaya Prestasi. Alih Bahasa Alex Tri
terus melakukan pembinaan dan Kantjono Widodo.Working with
mengupayakan bantuan dana bagi Emotional Intelligence.PT
terselenggaranya proses belajar Gramedia Pustaka Utama.
mengajar. Perlu juga diadakan Jakarta
suatu evaluasi terhadap sistem
penerimaan mahasiswa baru dan Gottman, DeClaire. 2003.Kiat-kiat
oleh karenanya sangat penting untuk Membesarkan Anak yang
lebih selektif dalam menentukan Memiliki Kecerdasan
calon peserta didik. Emosional.Alih Bahasa
3) Untuk Mahasiswa T.Hermaya. The Heart of
Dalam mengikuti pembelajaran, Parenting.Jakarta
sebagai seorang mahasiswa Hoffman, E, 2002, Psychological
hendaknya selalu bersungguh- Testing At Work, Mc Graw Hill,
sungguh dalam mengikuti setiap New York

109
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 2, Edisi September 2018

Kerlinger, Fred N. 1990. Asas-Asas Pusdiknakes Depkes RI. 2003. Garis


Penelitian Behavioral. Besar Program Pengajaran
Terjemahan Landung L Pendidikan Bidan. Jakarta
Simatupang. Foundation of Riduwan. 2010. Metode dan Teknik
Behavioral Research. 1973. Menyusun Tesis. Cetakan
Yogyakarta. Gajah Mada
ketujuh. Penerbit Alfabeta.
University Press. Bandung.
Koyan,W.2007. Statistik Terapan Sugiyono. 2009. Statistik Untuk
(Teknik Analisis Data Penelitian. PT Raja Grafindo
Kuantitatif).Buku Persada. Jakarta.
Ajar.Universitas Pendidikan
Ganesha.Singaraja Zohar, D, Marshal, I. 2000, SQ (
Spiritual Intelligence)
Meyer, J. 2000. EQ dan Kesuksesan Blomzburry Publishing, London.
Kerja, http://www.e-
psikologi.com. 12 Desember
2004

110

Anda mungkin juga menyukai