KAJIAN PUSTAKA
atau butuh rawat, mental subnormal, defisit mental, defisit kognitif, cacat mental,
Pada dasarnya anak tunagrahita itu adalah anak yang mengalami hambatan
khusus atau dengan kata lain membutuhkan program khusus (Munawarah, 2009).
Anak tunagrahita juga bisa diartikan suatu keadaan dimana anak tidak
mendapat perkembangan mental yang wajar, biasa dan normal sehingga sebagai
adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental
7
8
lainnya adalah sama seperti anak normal pada umumnya. Perbedaan tunagrahita
perbedaan karakteristik belajar anak tunagrahita terdapat pada tiga daerah yaitu:
mandiri, dan tidak mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan
taraf kecerdasan dibawah rata-rata (IQ nya di bawah 70) (Arifianto, 2006). Akan
tetapi diagnosis tunagrahita tidak dapat hanya didasarkan pada inteligensi yang
rendah saja, tetapi juga ditentukan oleh kapasitas individu beradaptasi dengan
lingkungan, juga tidak semua anak yang mengalami gangguan intelektual tidak
9
juga bahwa anak tunagrahita masih dapat bergaul, menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya, dapat hidup mandiri, dan dapat melakukan pekerjaan yang
dan terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial, yaitu ketidakmampuan untuk
terus diberikan sebuah perlakuan yang sesuai dengan keterbatasan mereka, sehingga
menjadikan kemampuan mereka menjadi lebih baik. Berhubungan dengan hal itu
kemampuan anak tuna grahita dapat dilakukan latihan-latihan prestasi yang dibagi
menjadi 3 tahapan.
Latihan ini untuk membina dan meningkatkan kesegaran jasmani. Latihan ini
2. Latihan teknik
Merupakan suatu cara latihan untuk lebih memantapkan mental. Latihan ini
dapat dilakukan dengan kerja sama, persaingan atau perlombaan, pertandingan dan
latihan konsentrasi.
10
dan motorisnya. Latihan harus diberikan secara praktis, karena daya tangkap maupun
gerakan yang ringan kemudian diteruskan ke gerakan yang lebih kompleks. Latihan
kelompok otot, latihan kondisi, latihan untuk rekreasi dan prestasi (permainan,
yaitu kategori, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. keterbelakangan mental
tipe ringan masih mampu dididik, tipe sedang masih mampu dilatih, tipe berat
(Swaiman, 1989).
Secara umum apabila diukur melalui tes inteligensi yang hasilnya disebut
kosong)
sebagai berikut:
1. Educable
2. Trainable
3. Custodial
Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus, dapat melatih
anak tentang dasar-dasar cara monolog diri sendiri dan kemampuan yang bersifat
komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan pengawasan dan dukungan yang terus
dalam proses belajar baik itu berupa materi bidang studi, wawasan, berbahasa dan
1. Otot
2. Saraf, dan
3. Otak.
otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang