Anda di halaman 1dari 18

Di museum ini, aturan paling mendasar harus menggunakan pakaian yang sopan mengingat ada

ayat-ayat suci Al Quran di sana. Di tengah ada panggung untuk berfoto dengan latar belakang Al
Quran raksasa. Lalu di tepinya ada tangga agar pengunjung bisa naik ke lantai selanjutnya. Nah di
lantai kedua, pengunjung bisa menyaksikan sekaligus menyentuh ukiran ayat Al Quran di lembaran
kayu trembesu. Ayat Al Quran terukir dengan warna kuning emas dengan latar belakang gelap.
Lembaran-lembaran kayu ini pun bisa diputar agar bisa dibaca semua. Saat ingin melanjutkan ke
lantai selanjutnya, ternyata aksesnya ditutup. Sayang sekali ya.

Bayt Alquran Al Akbar adalah museum Alquran terbesar di dunia, lokasinya berada di Palembang.

Museum Rekor Indonesia (MURI), telah menobatkan Alquran raksasa ini menjadi yang terbesar dan
terberat di dunia.

Pasalnya, pembuatan Alquran ini menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik Kayu Tembesu.

Alquran ini memiliki tinggi hingga 15 meter dan lebar delapan meter.

Terdapat 30 juz ayat suci Alquran yang berhasil dipahat atau diukir di sana.

2. TPKS

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Palembang

Destinasi wisata sejarah yang satu ini juga biasa disebut dengan nama Situs Karanganyar. Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu tamann purbakala bekas kawasan area
pemukiman dan juga taman yang sering dikaitkan dengan masa kerajaan Sriwijaya yang berada pada
area tepi bagian utara Sungai Musi yang ada di Kota Palembang.

Pada kawasan yang satu ini juga akn ditemukan beberapa jaringan kanal, parit dan juga kolam yang
sengaja disusun dengan rapi dan juga dengan teratur yang bisa memastikan bahwasanya kawasan
area ini merupakan buatan asli manusia, dan juga dipercaya oleh penduduk setempat bahwasanya
tempat ini merupakan pusatnya kerajaan Sriwijaya pada Kota Palembang berada pada situs yang
satu ini.

Pada kawasan area Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya ini juga sering ditemukan beberapa
peninggalan-peninggalan pada zaman purbakala yang menunjukkan bahwasanya kawasan Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya ini memang pernah jadi tempat pusat permukiman dan juga pusat
aktiviats-aktivitas manusia pada zaman purbakala. Biaya masuk tempat ini gratis untuk umum.
Sumatera Selatan sejak berabad-abad lalu dikenal dengan sebutan bumi sriwijaya, di sanalah berdiri
kerajaan maritim terbesar dan terkuat yang pernah ada di nusantara bernama Kerajaan Sriwijaya.
Bahkan pengaruhnya tersebar hingga ke Madagaskar di Benua Afrika. Tidak hanya itu, masa
kejayaan Kerajaan Sriwijaya juga ditandai dengan kerukunan dan keharmonisan masyarakatnya yang
heterogen.

Di abad modern, Kerajaan Sriwijaya mulai dikenal ketika seorang arkeolog bernama George Coedes
menulis buku berdasarkan penelitiannya yang berjudul “Le Royaume de Criwijaya” dan diterbitkan
pada 1918. Sejak itulah, Kerajaan Sriwijaya mulai menarik perhatian para ahli untuk lebih dalam
meneliti, apalagi pada saat itu juga banyak ditemukan berbagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya
berupa prasasti, peninggalan arsitektur, area bersejarah, dan artefak.

Untuk menjaga dan melestarikan serta menampilkan kebesaran dan kejayaan Sriwijaya itulah
kemudian pada 1990 dibangun Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Menghabiskan waktu
empat tahun pembangunannya, TPKS kemudian diresmikan berdiri oleh Presiden Soeharto pada 22
Desember 1994. Lokasi berdirinya TPKS berada di sebuah kelokan Sungai Musi, tepatnya di situs
Karang Anyar Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang.

Pemilihan lokasi tersebut bukan tanpa sebab, menurut Cahyo Susianingsih, Kepala Pengelolaan
Koleksi TPKS, mengatakan, berdasarkan interpretasi foto udara, lokasi berdirinya TPKS merupakan
tempat berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya banyak benda
peninggalan Kerajaan Sriwijaya, seperti sisa bangunan bata, sejumlah fragmen gerabah keramik,
manik-manik, dan sisa perahu.

Selain itu, di lokasi TPKS juga ditemukan jaringan air berupa kolam, yang menggambarkan bahwa
sejak dahulu kawasan tersebut sudah ditinggali oleh masyarakat yang ahli dalam bidang tata air dan
kemaritiman. Berbagai penemuan tersebut tentu menunjukkan Situs Karang Anyar yang juga
merupakan lokasi berdirinya TPKS sekarang adalah situs yang penting bagi perkembangan Kerajaan
Sriwijaya.

Secara umum TPKS memiliki luas lahan sekitar 20 hektar yang dilengkapi oleh tiga bangunan utama.
Tiga bangunan tersebut antara lain gedung museum, gedung pendopo, dan gedung prasasti
peresmian. Gedung museum digunakan untuk menyimpan berbagai benda peninggalan Kerajaan
Sriwijaya, yang dibuka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional. Sementara gedung Pendopo
digunakan sebagai tempat untuk mengadakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
Kerajaan Sriwijaya. Tepat di bagian kiri dan kanan gedung prasasti peresmian terdapat panggung
outdoor yang biasa digunakan untuk kegiatan di luar ruangan.

Pembangunan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya diharapkan mampu merevitalisasi kembali arti
penting Kerajaan Sriwijaya bagi masyarakat nusantara umumnya dan masyarakat Palembang
khususnya. Pembangunannya yang didasarkan pada konsep pelestarian dan pemanfaatan tentu
mempunyai tujuan agar masyarakat Indonesia mengetahui akar sejarah bangsanya, sebagai modal
penguatan jati diri untuk menghadapi arus globalisasi. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]

Artikel menarik lainnya dari Sumatera Selatan

3. Mesjid Suro

Palembang- Masjid Suro yang terletak di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir ini merupakan
salah satu masjid tertua di kota palembang, pada setiap bulan puasa di masjid ini selalu membagi-
bagikan bubur untuk berbuka bagi warga sekitar.

Masjid Al-Mahmudiyah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Suro adalah salah satu masjid
tertua yang berusia lebih dari seratus tahun dengan bangunan yang masih berdiri kokoh seperti awal
pembangunannya. Masjid yang didirikan oleh Kiyai Abdurahman Delamat yang merupakan salah
satu ulama besar di kota palembang pada tahun 1893 berjarak satu kilo meter dari pusat kota
Palembang. Di dalam ruang utama masjid terdapat 16 tiang sokoguru berbahan kayu yang hingga
kini masih kokoh menopang masjid dari awal pembangunan hingga saat ini hanya dua buah tiang
yang sudah mengalami renovasi karena di makan usia.

Selain itu Masjid Suro memiliki kolam tempat berwudlu jemaah dapat langsung mengambil air wudlu
di dalam kolam yang dipenuhi ikan. Meski kolam tersebut tampak tertutup namun memiliki sumber
mata air yang membuat air dapat berganti, selain itu pengurus masjid juga rutin menguras kolam
setiap satu bulan. meski saat ini pengurus masjid telah menyediakan kran air tempat berwudlu/
namun masih banyak jemaah yang menggunakan kolam ini.

Pada bulan ramadhan, aktivitas ibadah semakin padat termasuk sholat berjamaah di setiap waktu
sholat wajib dan sholat sunah menunggu berbuka puasa. Pengurus masjid juga menyediakan bubur
sop daging dengan campuran empat kilogram beras dengan satu kilogram daging.Kartibi salah satu
pengurus masjid yang memasak bubur sop daging mengaku telah membuat bubur ini sejak tahun
2009. Tradisi bagi bubur pada bulan ramadhan ini telah berlangsung selama ratusan tahun kepada
warga sekitar.
4.Rumah Limas, Rumah Tradisional Sumatera Selatan

Rumah Limas Sumatera Selatan

Kategori: Seni Budaya | Area: Sumatera Selatan

Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, jelaslah
bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri
untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Apabila Anda
bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai
dua saja. Rumah Limas sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan
atau acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi. Bahan material dalam membuat
dinding, lantai, serta pintu menggunakan kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah, pada
umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air. Berbeda dengan rangka rumah yang terbuat
dari kayu Seru. Kayu ini cukup langka. Kayu ini sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah Rumah
Limas, sebab kayu Seru dalam kebudayaannya dilarang untuk diinjak atau dilangkahi. Nilai-nilai
budaya Palembang juga dapat Anda rasakan dari ornamen ukiran pada pintu dan dindingnya. Selain
berbentuk limas, rumah tradisional Sumatera Selatan ini juga tampak seperti rumah panggung
dengan tiang-tiangnya yang dipancang hingga ke dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh kondisi
geografis lingkungannya yang berada di daerah perairan.

Denah Rumah LimasAdat yang kental sangat mendasari pembangunan Rumah Limas. Tingkatan yang
dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang disebut dengan kekijing. Hal ini menjadi simbol
atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Detail
setiap tingkatnya pun berbeda-beda.

Pada tingkat pertama yang disebut pagar tenggalung, ruangannya tidak memiliki dinding pembatas,
terhampar seperti beranda saja. Suasana di tingkat pertama lebih santai dan biasa berfungsi sebagai
tempat menerima tamu saat acara adat. Kemudia kita beranjak ke ruang kedua. Jogan, begitu
mereka menyebutnya, digunakan sebagai tempat berkumpul khusus untuk pria. Naik lagi ke ruang
ketiga yang diberi nama kekijing ketiga. Posisi lantai tentunya lebih tinggi dan diberi batas dengan
menggunakan penyekat. Ruangan ini biasanya untuk tempat menerima para undangan dalam suatu
acara atau hajatan, terutama untuk handai taulan yang sudah separuh baya. Beranjak ke kekijing
keempat, sebutan untuk ruang keempat, yang memiliki posisi lebih tinggi lagi. Begitu juga dengan
orang-orang yang dipersilakan untuk mengisi ruangan ini pun memiliki hubungan kekerabatan lebih
dekat dan dihormati, seperti undangan yang lebih tua, dapunto dan datuk. Nah, ruang kelima yang
memiliki ukuran terluas disebut gegajah. Didalamnya terdapat ruang pangkeng, amben tetuo, dan
danamben keluarga. Amben adalah balai musyawarah. Amben tetuo sendiri digunakan sebagai
tempat tuan rumah menerima tamu kehormatan serta juga menjadi tempat pelaminan pengantin
dalam acara perkawinan. Dibandingkan dengan ruang lainnya, gegajah adalah yang paling istimewa
sebab memiliki kedudukan privasi yang sangat tinggi. Begitulah setiap ruang dan tingkatan Rumah
Limas yang memiliki karakteristiknya masing-masing.

Garis Keturunan

Rumah Limas Tampak DepanTingkat atau kijing yang dimiliki Rumah Limas menandakan garis
keturunan asli masyarakat palembang. Dalam kebudayaannya, dikenal tiga jenis garis keturunan
atau kedudukan seseorang, yaitu Kiagus, Kemas dan atau Massagus, serta Raden. Tingkatan atau
undakannya pun demikian. Yang terendah adalah tempat berkumpul golongan Kiagus. Selanjutnya,
yang kedua diisi oleh garis keturunan Kemas dan atau Massagus. Kemudia yang ketiga,
diperuntukkan bagi golongan tertinggi yaitu kaum Raden.

Rumah Limas Tampak SampingDi sisi lain, hiasan atau ukiran yang ada di dalam Rumah Limas pun
memiliki simbol-simbol tertentu. Jika Anda melihat dengan seksama ke dalamnya, akan terlihat
ornamen simbar atau tanduk pada bagian atas atap. Simbar dengan hiasan Melati melambangkan
mahkota yang bermakna kerukunan dan keagungan rumah adat ini. Tanduk yang menghiasi atap
juga bermakna tertentu sesuai dengan jumlahnya.

Saat ini pembangunan Rumah Limas Sumatera Selatan sudah jarang dilakukan. Luas wilayahnya
memakan biaya yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan membangun rumah tempat tinggal
biasa. Namun jangan khawatir, Anda dapat berkunjung ke Rumah Limas milik keluarga Bayuki
Wahab di Jl. Mayor Ruslan dan Hasyim Ning di Jl. Pulo, 24 Ilir, Palembang. Di sini, Anda akan
merasakan seperti berada di masa lalu dengan nuansa rumah adat yang sangat kental pengaruh
budayanya.

RUMAH LIMAS CEK MAS


KAMPUNG SONGKET

Wisata Halal Kota Palembang (4)

Berkunjung ke Sentra Kerajinan Songket Khas Palembang

gomuslim.co.id- Bagi kamu yang punya rencana akan berlibur ke Kota Palembang, jangan lupa untuk
mampir ke sentra kerajinan songket Tanggo Buntung. Sentra kerajinan songket di kawasan ini telah
berlangsung sejak sekitar abad XVIII. Pada kawasan ini, kamu bisa menemukan hasil kerajinan
songket khas Palembang dengan nilai seni serta kualitas yang tinggi.

Beberapa galeri songket terkenal di kawasan Tanggo Buntung antara lain Zainal Songket, Cek Ipah,
Cek Ilah, Fikri Collection, dan lain-lain. Sebagian besar para pengrajin songket masih memiliki
hubungan keluarga dimana ilmu menenun songket diturunkan secara turun temurun. Setiap toko
tidak hanya menyediakan kain songket dengan aneka motif, namun juga terdapat jumputan, batik
songket atau batik Palembang, cinderamata khas Palembang, dan lain-lain.

Dari sisi produksi, sentra songket 30-32 Ilir Palembang itu bukan pusat terbesar perajin songket.
Pusat perajin tenun songket sendiri terletak di desa-desa, salah satunya di Kabupaten Ogan Ilir, yang
jaraknya sekitar 1,5 jam perjalanan dari Palembang. Namun, ibarat etalase, perannya cukup penting
untuk menawarkan songket dan menjadi tujuan yang pertama kali disasar wisatawan dan para
pencari songket. Sentra tenun songket 30-32 Ilir Palembang itu juga berperan sebagai pusat
pengembangan dan inovasi songket.

Sejarah Songket

Pada masa lalu, songket adalah kain mewah yang hanya bisa dipakai oleh para bangsawan
Palembang. Penggunaan kain ini menunjukkan sebuah kemuliaan, derajat, serta martabat dari setiap
pemakainya. Namun, saat ini hampir semua golongan masyarakat bisa memilikinya, karena harga
kain songket sangat bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.

Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan
menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab. Menurut hikayat
rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok
dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang
emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-
pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan
penggunaan sehelai jarum leper.

Dokumentasi mengenai asal usul songket masih tidak jelas, kemungkinan tenun songket mencapai
semenanjung Malaya melalui perkawinan atau persekutuan antar bangsawan Melayu, karena
songket yang berharga kerap kali dijadikan maskawin atau hantaran dalam suatu perkawinan.
Praktik seperti ini lazim dilakukan oleh negeri-negeri Melayu untuk mengikat persekutuan strategis.
Pusat kerajinan songket terletak di kerajaan yang secara politik penting karena bahan pembuatannya
yang mahal; benang emas sejatinya memang terbuat dari lembaran emas murni asli. Songket
sebagai busana diraja juga disebutkan dalam naskah Abdullah bin Abdul Kadir pada tahun 1849.

Kekhasan Songket Palembang

Saat ini, jumlah motif kain songket Palembangkurang lebih 71 buah. Dari sejumlah motif tersebut,
ada 22 motif yang telah dipatenkan. Adapun beberapa nama motif yang terdapat pada kain songket
antara lain bungo pacik, bintang berante, nampan perak, bungo cino, bungo jepang, jando beraes,
tigo negeri, biji pare, dan lain-lain.

Adapun, motif dasar kain songket secara umum terbagi menjadi tiga bagian yaitu motif tumbuhan
seperti aneka bunga, motif geometris, dan yang terakhir adalah gabungan antara motif geometris
dan tumbuhan. Ketiga motif dasar kain songket ini merupakan warisan masa lalu yang tetap
dipertahankan hingga sekarang.

Harga dari hasil kerajinan tenun khas Palembang ini memang cukup mahal. Hal ini tidak terlepas dari
bahan yang digunakan, lamanya proses pembuatan selembar kain songket, dan nilai seni yang
terkandung di dalamnya. Pancaran atau kilauan dari kain songket Palembang dikarenakan benang-
benang emas yang tertanam di dalamnya. Proses untuk membuat sebuah kain songket berkualitas
baik membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Umumnya, harga termurah dari kain songket
Palembang adalah Rp 750.000. Selain itu, semakin tua umur dari kain songket maka harganya juga
akan semakin mahal.
Keindahan kain songket Palembang telah terkenal hingga ke mancanegara. Tidak hanya pembeli
lokal, ada banyak pembeli dari luar daerah dan luar negeri yang sering membeli hasil kerajinan tenun
khas Kota Palembang ini. Pada saat sedang diadakan event Internasional di Kota Palembang, sentra
kerajinan songket Tanggo Buntung akan semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan dari
mancanegara.

Transportasi Menuju ke Sentra Kerajinan Songket Palembang

Sentra Kerajinan Songket Tanggo Buntung berlokasi di Jalan Ki Rangga Wirasentika dan Jl. Ki Gede
Ing Suro, Kel. 30 ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang. Untuk menuju ke tempat ini, wisatawan bisa
menggunakan angkutan pribadi ataupun umum. Jika kamu ingin mencoba untuk naik angkutan
umum, dari terminal Ampera pilihlah angkutan dengan jurusan Ampera--Tangga Buntung.

Apabila kamu memakai kendaraan pribadi, setelah tiba di Jalan Merdeka lanjutkan perjalanan
menuju ke simpang empat Kambang Iwak, kemudian arahkan kendaraan ke kiri hingga bertemu
dengan simpang tiga. Dari tempat ini, wisatawan bisa melihat sebuah gerbang yang bertuliskan
sentra industri pengrajin songket.

Namun, jika wisatawan ingin bersantai tanpa harus bertanya ataupun melihat GPS, kamu dapat
menggunakan jasa taksi atau menyewa mobil plus sopir.
(fau/pergiwisata/palembangtourism/dbs/foto: wisataindonesia)

KAMPUNG MURAL

Melihat Kreasi Lukisan di Wisata Kampung Mural di Goedang Boencit Tepian Sungai Musi Palembang

Rabu, 20 Februari 2019 22:12

Melihat Kreasi Lukisan di Wisata Kampung Mural di Goedang Boencit Tepian Sungai Musi Palembang

Tribun Sumsel/ Linda Trisnawati

Kampung Mural yang ada di Goedang Boencit di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan
Ilir Barat II, Palembang, Rabu (20/2/2019).

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati


TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Warga Palembang yang suka berfoto-foto maka bisa mencoba
foto-foto di Kampung Mural di Goedang Boencit di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir,
Kecamatan Ilir Barat II, Palembang.

Di Kampung Mural ini banyak lukisan ataupun gambar yang unik-unik, tentunya cocok untuk foto-
foto atau swafoto.

Mulai dari jalanan tembok di Goedang Boencit sudah terlihat berbagai lukisan mulai dari bunga dan
lain-lain.

Lalu semakin masuk ke lorong semakin banyak lukisan seperti gambar berbagai ikan, ular, kupu-kupu
dan lain-lain.

Kampung Mural yang ada di Goedang Boencit di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan
Ilir Barat II, Palembang, Rabu (20/2/2019).

Kampung Mural yang ada di Goedang Boencit di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan
Ilir Barat II, Palembang, Rabu (20/2/2019). (Tribun Sumsel/ Linda Trisnawati)

Sedangkan masuk ke dalam lebih banyak lagi spot-spot yang cocok untuk berfoto-foto seperti ada
lukisan kepala buaya menembus tembok, sayap burung, lukisan Bhin Bhin, Atung, kartun doraemon
dan masih banyak yang lainnya.

"Kampung Mural ini diresmikan oleh pak Walikota Palembang, Harnojoyo. Kampung Mural ini
diresmikan sejak tahun 2018."

"Dengan adanya Kampung Mural tentunya kami senang, karena banyak masyarakat ke sini," ujar
Bela warga sekitar yang juga pedagang makanan, Rabu (20/2/2019).

Kampung Mural yang ada di Goedang Boencit di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan
Ilir Barat II, Palembang, Rabu (20/2/2019).

Kampung Mural yang ada di Goedang Boencit di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan
Ilir Barat II, Palembang, Rabu (20/2/2019). (Tribun Sumsel/ Linda Trisnawati)
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan adanya Kampung Mural maka banyak juga masyarakat yang
membeli makanan yang ada di warungnya. Menurutnya paling ramai saat libur, Sabtu dan Minggu.

Di Kampung Mural tersebut tak hanya terlihat masyarakat yang foto-foto melainkan terlihat juga
anak-anak yang sedang bermain layang-layang sembari menunggu sore.

Di Kampung Mural Anda tak hanya bisa foto-foto dengan beragam lukisan, namun juga bisa melihat
indahnya sungai musi lebih dekat.

Bahkan banyak terlihat kapal-kapal, tongkang dan lain-lain lalu lalang.

Selain itu dari Kampung Mural Anda juga bisa melihat Jembatan Musi VI. Tentunya ketika malam hari
Jembatan Musi VI ini terlihat indah dengan lampu warna-warninya

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Melihat Kreasi Lukisan di Wisata Kampung
Mural di Goedang Boencit Tepian Sungai Musi Palembang,
https://sumsel.tribunnews.com/2019/02/20/melihat-kreasi-lukisan-di-wisata-kampung-mural-di-
goedang-boencit-tepian-sungai-musi-palembang.

Penulis: Linda Trisnawati

Editor: Wawan Perdana

SEKANAK BERSOLEK

Jadi Tempat Wisata Air, Sungai Kawasan Sekanak Bersolek

Sabtu 20 Oct 2018 08:18 WIB

Red: Reiny Dwinanda

0
Wali Kota Palembang non aktif Harnojoyo berlayar di Sungai Sekanak saat meresmikan satu
destinasi wisata baru di Palembang bernama #Tepian Sekanak Bersolek dengan menyusuri sungai.

Wali Kota Palembang non aktif Harnojoyo berlayar di Sungai Sekanak saat meresmikan satu destinasi
wisata baru di Palembang bernama #Tepian Sekanak Bersolek dengan menyusuri sungai.

Foto: dok. Humas Pemprov Palembang

Setelah Sungai Musi, anak sungai kawasan Sekanak dikembangkan jadi objek wisata air.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Pariwisata Palembang, Sumatera Selatan terus menambah


fasilitas wisata air di Sungai Musi. Beberapa anak sungai juga mulai dikembangkan menjadi objek
wisata air.

"Wisata air yang selama ini baru ada di perairan Sungai Musi kini mulai dikembangkan di anak sungai
kawasan Sekanak," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani, di Palembang,
Jumat.

Penataan dan penambahan fasiliatas pendukung yang dapat menambah daya tarik dilakukan untuk
mengembangkan wisata air di anak Sungai Musi itu.

photo

Warga melintasi tepian anak sungai yang telah dicat warna-wani di kawasan anak Sungai Sekanak
26-27 Ilir Palembang, Sumsel, Selasa (9/1). Pemerintah Kota Palembang mengecat kawasan anak
Sungai Musi ini menjadi menarik mata dalam rangka menyambut penyelenggaraan Asian Games
Agustus.

Selama ini sudah ada beberapa kapal wisata yang melayani wisatawan lokal dan mancanegara di
daerah aliran Sungai Musi. Dengan dikembangkannya wisata air di tepian Sungai Sekanak,
pemerintah setempat pun menyiapkan beberapa unit perahu hias.

Perahu hias berkapasitas maksimal untuk 20 orang disiapkan untuk melayani warga kota dan
wisatawan yang akan menikmati suasana kawasan Sungai Sekanak. Turis akan dibawa melintasi
Sungai Sekanak yang tepiannya telah ditata dan dicat dengan warna cerah serta bergambar sejumlah
benda dan satwa dengan gaya tiga dimensi.
Isnaini menjelaskan sarana dan prasarana pendukung kawasan objek wisata di kota yang sukses
menjadi tuan rumah Asian Games 2018 itu akan terus ditingkatkan. Dengan begitu, ia berharap
Sungai Sekanak dapat menambah daya tarik yang memikat wisatawan berkunjung ke kota ini serta
bisa menunjang pertumbuhan industri pariwisata.

Industri pariwisata di kota ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup
baik, terbukti banyak berdiri bangunan hotel baru dan restoran. "Untuk meningkatkan kondisi
tersebut perlu diimbangi dengan pengembangan wisata air dan daerah tujuan wisata baru, ujarnya.

8. SEKANAK KREHEM

1. Jembatan Ampera, Jadi Ikon Wisata Palembang

Jembatan Ampera jadi Wisata di Palembang

Jembatan Ampera jadi Wisata di Palembang via shutterstock.com

Wisata Palembang tak lengkap rasanya jika belum mampir ke landmarknya, yaitu Jembatan Ampera.
Apalagi ditambah dengan keindahan Sungai Musi. Penghubung antara daerah seberang Ulu dan Ilir
ini dibangung tahun 1962 dengan panjang sekitar 50 meter. Kamu bisa menikmati pemandangan
indah dari tempat ini.

2. Masjid Agung Palembang

Masjid Agung jadi Wisata Religi di Palembang

Masjid Agung jadi Wisata Religi di Palembang via shutterstock.com

Wisata Palembang untuk religi juga ada, yaitu masjid indahnya. Nama lainnya Masjid Agung Sultan
Mahmud Badaruddin I yang disebut-sebut sebagai masjid terbesar di Palembang. Keunikan tempat
ibadah ini berada pada arsitekturnya yang dipengaruhi oleh 3 budaya, yaitu Indonesia, Cina dan
Eropa.

3. Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho jadi wisata Palembang

Masjid Cheng Ho jadi wisata Palembang via instagram/@kopijambi


Selain di Pasuruan dan Surabaya, ternyata Masjid Cheng Ho juga ada di Palembang. Lokasinya
berada di Jakabaring dan bisa menampung sekitar 600 jamaah. Dari namanya, jelas arsitektur rumah
ibadah ini berarsitektur Cina. Tak hanya itu, Masjid Cheng Ho Palembang dengan dua lantai ini juga
dipadukan dengan unsur Arab dan budaya lokal Palembang.

4. Masjid Lawang Kidul

Masjid Lawang Kidul jadi wisata Palembang

Masjid Lawang Kidul jadi wisata Palembang via instagram/@bpukuh

Sekitar Sungai Musi memiliki banyak tempat bersejarah yang masih terjaga. Termasuk Masjid
Lawang Kidul yang menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Palembang. Tempat ibadah ini berusia
lebih dari dua abad, dibangun pada tahun 1310 H (1890 M).

5. Museum Al-Quran Palembang

Museum Alquran Raksasa

Museum Alquran Raksasa jadi Wisata Palembang via shutterstock.com

Wisata Palembang terkenal lainnya adalah Museum Alquran Raksasa. Berlokasi di Jalan M Amin
Fauzi, Soak Bujang, Gandus, Palembang. Destinasi wisata religi ini menawarkan Al-Quran raksasa
yang terletak di permukaan kayu tembesu. Ukuran panjangnya sekitar 177 cm dan lebar 140 cm.
Sementara ketebalannya mencapai 2,5 cm.

6. Pagoda Pulau Kemaro, Wisata Palembang yang Menakjubkan

Pagoda Pulau Kemaro Palembang

Pagoda Pulau Kemaro Palembang via shutterstock.com

Wisata Palembang tidak hanya memiliki masjid, tapi juga pagoda yang terletak di Pulau Kemaro.
Pagoda ini memiliki 9 lantai yang menjulang tinggi di tengah-tengah pulau. Tidak hanya menjadi
tempat ibadah Buddha, bangunan yang dibangun tahun 2006 ini juga sering dijadikan destinasi
wisata Palembang kekinian.

7. Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak via shutterstock.com


Selain Jogja dan Solo, bangunan keraton juga bisa ditemukan di Palembang. Namanya Benteng Kuto
Besak yang kini menjadi destinasi wisata bersejarah di Sumatera Selatan. Bagian pelataran benteng
ini ditata rapi dan dijadikan alun-alun oleh Pemerintah setempat. Tujuannya untuk menjadi tempat
singgah baik penduduk lokal maupun wisatawan. Wisata Palembang memang kaya, ya.

8. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II via instagram/@bastianphotography

Tak jauh dari Sungai Musi dan Benteng Kuto Besak terdapat museum yang menyimpan banyak
peninggalan sejarah. Namanya Musium Sultan Mahmud Badaruddin II yang menyimpan sekitar 669
buah benda bersejarah. Ada arkeologika, biologi, etnografika, seni rupa, keramologika hingga
numismatika. Di sini, Teman Traveler juga dapat melihat koin yang dulunya jadi alat tukar di masa
Kesultanan Palembang. Destinasi ini terawat hingga sekarang jadi andalan wisata Palembang 2018.

9. Museum Negeri Balaputra Dewa

Museum Negeri Balaputra Dewa

Museum Negeri Balaputra Dewa via instagram/@pesonasriwijaya

Masih ingat dengan uang Rp10.000 dengan gambar Rumah Limas? Nah, gambar di alat tukar ini
dapat Teman Traveler temukan saat liburan ke Palembang. Wisata Palembang satu ini terbuat dari
kayu dan terletak di Museum Negeri Sumatera atau Museum Balaputra Dewa. Rumah tersebut
disebut dibangun pada tahun 1830 dan beberapa kali berpindah tempat.

10. Kampung Arab Palembang

Kampung Arab Palembang

Kampung Arab Palembang via instagram/@genpisumsel

Palembang punya kampung unik yang terdiri dari bangunan rumah tempo dulu. Konon, usia
bangunan tersebut sudah lebih dari 200 tahun. Yap, namanya Kampung Al Munawwar, kampung
arabnya Palembang yang berlokasi di daerah 13 Ulu. Saat menulusuri kampung ini, suasana ala
Timur Tengah dapat Teman Traveler temukan.

11. Hutan Punti Kayu

Replika Eiffel di Hutan Punti Kayu via instagram/al_akhnabiel


Taman Wisata Punti Kayu adalah satu-satunya hutan yang berada di jantung kota Palembang, ibu
kota provinsi Sumatera Selatan. Bayangkan diri Anda melangkah keluar dari kehidupan yang penuh
dengan lalu lintas untuk menikmati diri Anda selama satu hari di alam yang menenangkan di antara
pohon pinus yang tenang. Hanya sekitar 7 km dari pusat kota, hutan membentang seluas 50 hektar
tanaman hijau.

12. Pulau Kemaro

Pulau Kemaro via shutterstock.com

Pulau Kemaro terletak di sebuah delta di tengah Sungai Musi yang membelah Kota Palembang.
Untuk mencapai tempat ini, kamu hanya perlu menempuh perjalanan sekitar lima kilometer ke arah
hulu dari Jembatan Ampera. Pulau seluas lima hektar ini menyimpan legenda tentang kisah cinta
antara Siti Fatimah, putri Raja Palembang, yang dilamar oleh anak Raja China, Tan Bun Ann.
Tepiannya yang indah sudah seperti wisata pantai di Palembang.

13. Air Terjun Lematang Indah

Air terjun Lematang Indah via instagram/genpisumsel

Untuk dapat sampai ke air terjun ini, Teman Traveler harus menyebrangi sungai. Tapi tanpa melalui
jembatan, namun menggunakan ban. Untuk bisa menggunakan ban tersebut hanya perlu biaya
Rp.5.000 saat artikel ini ditulis. Meskipun ketinggiannya hanya mencapai 40 meter, Air Terjun
Lematang Indah masih dikelilingi oleh alam yang hijau dan asri.

14. Tangga 2001

Tangga 2001 jadi Wisata Palembang via instagram/agungprayogi1104

Inilah tempat wisata di Palembang 2018. Tangga 2001 berada di sekitar lereng Gunung Dempo.
Penggunaan nama tersebut hanya sebuah julukan, padahal tangganya hanya berkisar ratusan saja.
Terdapat jajaran anak tangga yang membelah kebun teh hingga mencapai ketinggian. Keindahan
Gunung Dempo dapat terlihat dari puncak. Tak hanya itu, kamu juga dapat menikmati wahana
sepeda gantung di tempat ini.

15. Tugu Belido


Tugu Belido via instagram/lrtpunyokito

Berada di tepi Sungai Musi dan menghadap Jembatan Ampera, Tugu Ikan Belido adalah ikon baru
untuk Wisata Palembang. Ikan belido sendiri adalah hewan yang hidup di Sungai Musi dan saat ini
semakin langka. Sebelum beralih menggunakan tenggiri, ikan belido adalah bahan dasar untuk
pembuatan pempek.

20. Taman Kambang Iwak

Taman Kambang Iwak via instagram/achmadsyariefw

Taman Kambang Iwak adalah salah satu peninggalan Belanda yang ada di Kota Palembang. Taman
kota ini telah ada semenjak tahun 1900-an dan dibangun sebagai tempat olahraga untuk keturunan
Belanda.Taman dengan luas total 5 hektare ini memiliki berbagai fasilitas yang lengkap seperti
taman bermain anak hingga hotspot wi-fi gratis.

21. Riverside Restaurant

Tawarkan makanan dan view Jembatan Ampera, Via Instagram iqbalinus

Tawarkan makanan dan view Jembatan Ampera, Via Instagram iqbalinus

Palembang terkenal dengan Jembatan Ampera-nya. Nah, tempat makan satu ini menawarkan
panorama Jembatan Ampera yang gagah dan cantik. Para pengunjung bisa memilih tempat duduk di
rooftop untuk bisa menikmati berbagai pemandangan kota. Untuk menu yang ditawarkan di sini ada
kuliner khas Palembang, dimsum, cah kangkung, brengkes, menu seafood dan lain-lain.

43. Monuman Perjuangan Rakyat

Monumen Perjuangan Rakyat

Monumen Perjuangan Rakyat via instagram/@ttagitaralla

Sebagai simbol peringatan perjuangan perjuang saat perang 5 hari 5 malam di Palembang,
dibangunlah Monumen Perjuangan Rakyat atau Monpera. Bentuknya menyerupai bungai melati
dengan 5 kelopak. Letaknya dekat dengan Masjid Agung dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
44. Tugu Belido

Tugu Belido

Tugu Belido via instagram/@jumninardo

Jika Singapura terkenal dengan Patung Merlion, Palembang punya Tugu Belido yang jadi ikon baru di
kota ini. Bentuknya serupa dengan ikan belido berukuran raksasa yang menyemburkan air dari
mulutnya.

45. Klenteng Chandra Nadi

Klenteng Chandra Nadi

Klenteng Chandra Nadi via instagram/@ayuamandasitanggang

Tempat ibadah yang berusia ratusan tahun tidak hanya masjid, tapi juga klenteng. Salah satunya
Klenteng Tri Dharma Chanda Nadi yang berdiri tahun 1733. Tempatnya eksotis dengan dominasi
warna merah di setiap sudutnya.

46. Masjid H. Bayumi Wahab

Masjid H Bayumi Wahab

Masjid H Bayumi Wahab via shutterstock.com

Tempat ibadah umat Islam yang megah di Palembang tidak hanya Masjid Agung saja. Teman traveler
juga bisa mampir ke Masjid H. Bayumi Wahab yang arsitekturnya menakjubkan. Lokasinya memang
di Kabupaten Ogan Ilir, tapi tak jauh dari pusat Kota Palembang.

49. Taman Kambang Iwak Besak

Taman Kambang Iwak Besak

Taman Kambang Iwak Besak via instagram/@baka.neko.baka

Rencana liburan ke Palembang jangan hanya jadi wacana. Banyak tempat menarik yang bikin betah.
Termasuk taman Kambang Iwak Besak di Jalan Tasik, Talang Semut yang sudah didekorasi untuk
menyambut Asian Games 2018.

50. Sekanak Sidewalk

Sekanak Sidewalk
Sekanak Sidewalk via instagram/@heruprasetio99

Selain Taman Kambang Iwak Besak, ada juga Sekanak Side Walk yang menarik dengan jalanan bercat
warna-warni. Tembok di kawasan Sungai Sekanak ini juga dilukis mural.

Anda mungkin juga menyukai