Anda di halaman 1dari 14

Halodoc adalah aplikasi yang memberikan solusi lengkap dan terpercaya untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Halodoc diprakarsai oleh Jonathan Sudharta, pada April
2016. Alasan beliau mendirikan Halodoc adalah melihat kesenjangan akses layanan dokter dan
apotek di Indonesia. Halodoc memafasilitasi interaksi antara dokter dengan pasien dalam sebuah
layanan online melalui aplikasi.

Halodoc sudah tersedia di Google Play, bagi pengguna Android, dan di App Store untuk pengguna
Iphone. Halodoc di Google Play saat ini versi 3.100. Setelah mengunduh aplikasi Halodoc,
selanjutnya lakukan registrasi dengan memasukkan nomor telepon genggam Anda.

Anda akan menerima SMS dari Halodoc. SMS berisi kode verifikasi yang harus kamu masukkan jika
ingin menjadi pengguna Halodoc. Kemudian, lengkapi data dirimu di Halodoc di menu Profil.
Sebelum masuk ke halaman utama Halodoc, kamu diminta menghidupkan GPS untuk mengetahui
posisi. Tujuannya untuk memudahkan proses pengantaran obat atau vitamin yang kamu pesan.

Halodoc telah menggandeng empat perusahaan asuransi, yakni Allianz, Cigna, FWD Employee, dan
Medicillin. Jika kamu terdaftar sebagai member dari salah satu asuransi tersebut, segera daftarkan
diri dan polisnya di Halodoc agar semakin mudah dalam berobat.

Halodoc juga menyediakan fitur Pengingat. Fitur pengingat merupakan catatan pengingat kapan
waktunya kamu minum obat. Masukkan nama obat kamu di kolom cari maka akan muncul obat yang
dicari, lalu klik obatnya. Kemudian, atur cara pemakaian, durasi, frekuensi, pilih waktu pengingat
menggunakan obat, dan petunjuk pemakaian. Jika waktu minum obat tiba maka akan muncul
pemberitahuan pengingat dari Halodoc di smartphone kamu.
Kamu bisa mengisi saldo (top up) akun Halodoc dari nominal 50 ribu, 100 ribu, atau 200 ribu. Pilih
metode pembayaran (pengisian saldo), seperti kartu kredit, ATM Bersama, Internet Banking (BRI e-
Pay dan Mandiri ClickPay), atau Doku Wallet. Saldo ini dapat digunakan untuk membeli atau
menebus resep obat dan membayar jasa konsultasi dokter.

Jika sedang senggang atau tidak sedang sibuk, kamu bisa membaca artikel kesehatan yang terdapat
di Halodoc. Ada berbagai tema artikel kesehatan yang terdapat di Halodoc, yang bisa kamu pilih
sesuai kategori yang diinginkan. Kategori artikel yang terdapat di Halodoc, yakni Kecantikan,
Reproduksi, Diet, Anak, Fitness, Kehamilan, Makanan, dan sebagainya. Untuk membaca artikel lebih
lengkap, kamu bisa kunjungi situs web halodoc.com.

Halodoc memiliki tiga fitur unggulan yang membedakannya dengan aplikasi kesehatan lainnya. Apa
saja ketiga fitur unggulannya? Simak di bawah gambar ini.

Dokpri

Dokpri

Apotik Antar

Fitur ini membantu kamu memesan obat dan vitamin secara mudah tanpa harus jalan ke apotek.
Halodoc sudah bekerjasama dengan seribu apotek yang telah memiliki Surat Izin Apotek (SIA) dan
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di sekitar 30 kota yang sudah tersedia layanan Go-Jek. Halodoc
berkolaborasi dengan Go-Jek dalam layanan pembelian dan pengiriman obat dari apotek ke rumah
kamu tanpa dikenakan ongkos kirim.

Hubungi Dokter

Fitur ini membantu kamu untuk konsultasi seputar kesehatan dengan dokter umum maupun dokter
spesialis terpercaya seharian penuh setiap hari. Halodoc telah bekerjasama dengan sekitar 20 ribu
dokter umum dan spesalis yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek
(SIP) dari Konsili Kedokteran Indonesia (KKI)

Konsultasi dengan dokter bisa melalui berbalas pesan (chat), telepon, ataupun telepon tatap muka
(video call). Untuk saat ini, Halodoc tidak mengenakan biaya konsultasi dokter untuk pengguna.
Waktu konsultasi dengan dokter yang diberikan adalah 60 menit per sesi.
Lab Service (Beta)

Fitur ini membantu kamu untuk mereservasi jadwal cek laboratorium yang dipilih. Untuk layanan
ini, Halodoc bekerjasama dengan Prodia. Petugas laboratorium Prodia akan datang ke rumah untuk
mengambil sampel darahmu, lalu sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium Prodia . Namun
sayangnya, layanan ini baru tersedia di beberapa kota saja.

Itulah sekilas review mengenai aplikasi Halodoc. Semoga review yang saya tulis bermanfaat untuk
para pembaca. Salam pena kreatif.

Targetkan akan hadir di 500 rumah sakit swasta dan pemerintah pada akhir 2019 mendatang

Marsya Nabila - 27 September 2018

Dailysocial.id is a news portal for startup and technology innovation. You can be a part of
DailySocial.id`s startup community and innovation members, download our tech research and
statistic reports, and engage with our innovation community.

Share this article

Aplikasi kesehatan online Halodoc meluncurkan layanan teranyar Halodoc Goes to Hospital (HG2H),
solusi yang memudahkan pasien menghemat waktu dalam menebus resep obat di rumah sakit, baik
racikan maupun non racikan.
Layanan ini hadir karena keresahan pasien untuk durasi tunggu yang terlampau lama saat menebus
resep dokter. Lamanya durasi tersebut tentunya mengganggu rumah sakit dalam memberikan
pelayanan yang prima. Hal ini diklaim juga berdampak pada penuhnya ruang tunggu yang
kapasitasnya terbatas, sampai lahan parkir yang tidak produktif karena pasien yang terlampau lama
di rumah sakit.

“HG2H merupakan wujud komitmen kami dalam mempermudah akses kesehatan bagi masyarakat.
Sekaligus upaya kami dalam membangun sinergi positif dengan rumah sakit dalam mendukung RS
menghadirkan layanan prima bagi setiap pasiennya,” ujar CEO Halodoc Jonathan Sudharta, Kamis
(27/9).

Untuk menikmati layanan tersebut, saat pasien mendapat resep obat dari dokter rumah sakit,
mereka dapat melakukan pembayaran atas layanan konsultasi yang diberikan dokter beserta resep
obat yang ingin ditebus di kasir. Pada proses pembayaran inilah pihak RS akan memberi rekomendasi
apakah mau menggunakan pengantaran obat melalui Halodoc atau tidak.

Ada tim Halodoc yang menempati booth di dekat meja kasir untuk mendampingi proses lebih lanjut.
Bila setuju, pasien akan diminta mengisi data tambahan untuk pengiriman obat seraya mendapat
penjelasan mengenai aturan pakai oleh apoteker mengenai obat yang ditebusnya.

Setelah itu, pasien dapat langsung meninggalkan rumah sakit dan obat akan diantar sesuai alamat
yang dikehendaki pasien lewat mitra pengemudi Go-Jek. Pasien dapat mengunduh aplikasi Halodoc
untuk memantau posisi.

Halodoc menjamin pengiriman akan sampai kurang dari satu jam, setelah proses racikan resep
selesai di apoteker sesuai dengan prosedur kurang lebih memakan waktu antara 30 menit sampai 1
jam.

Pada tahap awal, pasien tidak dikenai biaya pengiriman oleh Halodoc. Pengiriman akan dilakukan
dengan jarak pengiriman maksimal 40 km.

Isu lama rumah sakit

Permasalahan lama yang selama ini dihadapi rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang prima
adalah memangkas durasi waktu tunggu pasien pasca membayar resep dokter. Kebanyakan rumah
sakit tidak memiliki ruang tunggu dengan kapasitas terbatas.
Sementara, apoteker tidak bisa memangkas waktu kerjanya dalam meracik obat karena harus sesuai
prosedur, mengingat ada nyawa pasien yang harus diobati. Untuk rumah sakit besar yang
kesehariannya menampung 800 pasien, tidak bisa memberikan layanan terbaiknya.

Alhasil pasien harus menunggu waktu dari pendaftaran konsultasi ke dokter dari sebelum matahari
terbit, belum lagi harus antri saat menebus resep dokter. Mereka bisa seharian menghabiskan
waktunya di rumah sakit.

“Menurut WHO, ada tujuh kunci pelayanan yang harus diutamakan rumah sakit. Diantaranya akses,
center care, cost, integritas dan lainnya. Nah, layanan yang dihadirkan Halodoc menjawab salah satu
kunci tersebut. Diharapkan layanan ini bisa memangkas waktu pasien, dan rumah sakit akhirnya bisa
memberikan pelayanan optimal,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI) Kuntjoro.

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta jadi rumah sakit pertama yang menggunakan layanan
HG2H sejak awal tahun ini. Tiap harinya RSPP menangani 800 pasien dari berbagai poli, sehingga
karakteristik obat yang dibutuhkan berbeda-beda.

Menurut pengakuan Business Management Head RSPP Agus W Susetyo, hingga kini pihaknya belum
sama sekali menerima keluhan dari pasien terkait pelayanan dari Halodoc. Padahal, saat pertama
kali Halodoc mau mengintegrasikan layanannya ke RSPP butuh waktu yang tidak sebentar untuk
menjelaskan ke manajemen RS.

Ini wajar, katanya, mengingat hal ini pertama kali baru ada di Indonesia. Sehingga manajemen harus
bolak balik memastikan kajiannya dari segi aturan

“Apakah menyalahi aturan, mengingat yang diantar oleh Go-Jek ini adalah obat, ada nyawa pasien
yang menggantungkan hidupnya dengan obat tersebut. Ini tidak semudah saat antar penumpang,”
kata Agus.
Selain melayani konsultasi kesehatan secara online, HaloDoc juga menawarkan solusi mudah bagi
pasien yang hendak menebus obat tapi terbentur kondisi fisik atau kesibukan. Layanan penebusan
obat ini tidak mengharuskan pasien untuk keluar rumah, melainkan cukup menggunakan aplikasi
dan memindai resep resmi dari dokter.

Anda yang belum pernah coba layanan ini, bisa mengikuti tutorial singkat yang Trikinet berikan
berikut ini.

Halodoc sendiri telah melayani sekitar tujuh juta orang per bulan, menghubungkan mereka secara
online dengan 22 ribu dokter dan lebih dari 1.000 apotek, mengantarkan layanan pengantaran obat
di 50 kota.

Jakarta, 27 Mei 2015

Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) diperingati setiap tanggal 29 Mei. Penduduk lanjut usia adalah
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan
jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut
usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah penduduk
lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan
mancapai 36 juta jiwa.

Para Menteri Kesehatan yang termasuk Regional Office for South-East Asia (SEARO) dalam Health
Ministers Meeting ke 30 sepakat untuk mengangkat isu Ageing sebagai prioritas masalah kesehatan
yang disebut Yogyakarta Declaration on Ageing and Health 2012. 11 negara yang termasuk SEARO
adalah Bangladesh, Bhutan, Democratic People’s Republic of Korea, India, Indonesia, Maldives,
Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste. Terdapat 14 komitmen yang harus
ditindaklanjuti oleh setiap negara SEARO dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia di setiap
negara. Salah satu dari komitmen tersebut yaitu menjadikan kesehatan lanjut usia sebagai prioritas
nasional.

Masalah kesehatan pada lanjut usia berawal dari kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan
daya tahan tubuh menurun serta faktor resiko terhadap penyakit pun meningkat. Masalah
kesehatan yang sering dialami lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan
mendadak, dll. Selain itu, beberapa penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia antara lain
hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia, osteoporosis, dsb.

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut
usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun
ekonomis. Selain itu, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan
memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif.

Upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia, khususnya dalam bidang kesehatan tentu melibatkan
peran serta dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpU (K) menyampaikan pada acara temu
media di Jakarta, (27/5) bahwa upaya promotif dan preventif merupakan faktor penting yang harus
dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan pada lanjut usia. Selain itu, harus ada koordinasi yang
efektif antara lintas program terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi
dalam upaya peningkatan kesehatan lanjut usia.

Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang berkualitas melalui penyediaan sarana pelayanan
kesehatan yang ramah bagi lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang berdayaguna bagi keluarga
dan masyarakat. Upaya yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut antara lain
meningkatkan upaya kesehatan bagi lanjut usia di pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan
Pelayanan Santun lanjut usia, meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut usia melalui
pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit, dan menyediakan sarana dan prasarana
yang ramah bagi lanjut usia.

Dalam acara temu media ini hadir pula dr. Arya Govinda Roosheroe, Sp.PD-KGer mewakili
Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI). PERGEMI berperan dalam membantu
Pemerintah dalam pelayanan kesehatan usia lanjut. Beberapa kegiatan yang dilakukan PERGEMI
antara lain membantu pemerintah dalam membuat kebijakan dalam pelayanan kesehatan lanjut dan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan pada masyarakat dan kelompok warga usia lanjut.
Pada akhirnya, kesadaran dari setiap individu untuk menjaga kesehatan dan menyiapkan hari tua
dengan sebaik dan sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting. Semua pelayanan kesehatan
harus didasarkan pada konsep pendekatan siklus hidup dengan tujuan jangka panjang, yaitu sehat
sampai memasuki lanjut usia.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS
081281562620; faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id

Fasilitas pelayanan kesehatan didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang ramah lansia berarti menyediakan tempat pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan lansia.Lansia didefinisikan sebagai orang yang memiliki usia >60 tahun. Meningkatnya
jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan menjadi 32.1% pada tahun 2100, dari sebelumnya di
tahun 2011 yaitu 7.58%.

Meningkatnya jumlah lansia akan menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang dialami oleh
lansia tersebut. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lansia adalah masalah
kesehatan akibat proses penuaan, hal ini ditunjukkan oleh masalah penyakit yang muncul pada
lansia. Berdasarkan riset kesehatan dasar, tiga penyakit terbanyak pada lansia antara lain darah
tinggi, nyeri pada sendi, dan stroke. Penyakit tersebut dapat memperbesar risiko jatuh lansia yang
pada akhirnya dapat meningkatkan angka kesakitan lansia.

Tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk lansia untuk berobat jalan adalah praktek
tenaga kesehatan (rumah sakit), praktek dokter/poliklinik, dan puskesmas sebesar. Banyaknya lansia
yang memilih berobat ke pelayanan kesehatan menjadikan isu yang perlu diperhatikan terkait
fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah terhadap lansia.

Kebijakan terkait fasilitas kesehatan yang ramah lansia sudah tertuang dalam UU No 36 Tahun 2009
Pasal 138 ayat 2 (DPR RI, 2009). Namun dalam implementasinya dirasa belum optimal dan belum
memihak pada lansia. Termasuk fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah lansia belum dibahas
khusus dalam undang-undang tersebut. Sejauh ini, fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah lansia
belum menjadi isu khusus untuk di bahas lebih lanjut. Program penyediaan fasilitas kesehatan yang
ramah lansia sangat bermanfaat bagi lansia dalam menerima hak nya mendapatkan pelayanan
kesehatan yang sesuai dan aman.

Sebagian besar lansia belum mendapatkan akses yang cukup tentang fasilitas pelayanan kesehatan
yang ramah lansia, terutama di daerah terpencil, serta masih adanya pemikiran masyarakat yang
menganggap isu ini sebagai hal yang biasa saja, tidak penting. Hal ini disebabkan karena belum
adanya kebijakan khusus program pelayanan kesehatan yang ramah lansia yang disebabkan pula
oleh belum menjadi program prioritas pemerintah.

Amanat Undang-undang RI No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia Pasal 5 ayat 1 dan 2
poin b bahwa lansia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial yang salah satunya adalah pelayanan kesehatan. Undang-undang
RI No 36 tahun 2009 Pasal 138 ayat 2 yang mengatakan Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup
mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.

Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan No 79 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan


Geriatri di rumah sakit, mengatur penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan keselamatan pasien geriatrik. Peraturan
menteri kesehatan No 25 tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan Lansia
disebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban untuk menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi pengembangan kelompok lanjut usia. Namun, dalam implementasinya,
dirasa masih belum optimal dan belum memihak kepada lansia.

Adanya tuntutan masyarakat peduli lansia tentang pentingnya kebutuhan akan program fasilitas
pelayanan kesehatan yang ramah lansia, dimana hal ini sudah mulai menjadi perhatian publik dan
merupakan isu kebijakan yang mendesak, termasuk kebutuhan untuk meninjau ulang Undang-
undang tentang kesehatan, terutama lansia dan merevisinya untuk memastikan didalam pelayanan
kesehatan umum terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang ramah lansia.

Alternatif pilihan kebijakan pertama adalah membuat peraturan turunan dari PMK No 25 tahun 2016
tentang RAN kesehatan lansia, yang secara khusus mengatur tentang fasilitas pelayanan kesehatan
yang ramah lansia. Kelebihan dari alternatif kebijakan ini adalah tersedianya regulasi yang adekuat
untuk membuat fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan lansia. Kelemahan dari alternatif
strategi ini adalah rumah sakit sebagai tempat penyedia fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan dana yang cukup besar untuk mendesain kembali sarana dan prasarana rumah
sakitnya sesuai dengan lansia.

Alternatif pilihan kebijakan kedua adalah membuat pedoman pelaksanaan program fasilitas
kesehatan yang ramah lansia, khususnya terkait sarana dan prasarana rumah sakit yang sesuai
dengan lansia agar dapat dijadikan acuan dalam mendesain pelayanan kesehatan sesuai dengan
kondisi lansia. Kekurangan dari pembuatan pedoman ini adalah diperlukannya sosialisasi yang
adekuat kepada seluruh pelayanan kesehatan agar mampu mengaplikasikan isi dari pedoman
tersebut. Pedoman juga harus dibuat oleh berbagai pihak agar dalam pelaksanaannya mudah di
aplikasikan oleh seluruh pelayanan kesehatan yang ada.

Usulan rekomendasi ini ditujukan kepada kementerian terkait yaitu Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Sosial, serta rumah sakit, baik milik pemerintah atau milik perorangan. Rekomendasi
dan alternatif kebijakan yang diajukan diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada pada
lansia, khususnya keamanan dan keselamatan lansia.
1.18 Upaya Pemeliharaan Kesehatan Lanjut Usia35

(Pasal 138)

a) Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan.

b) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menjamin


ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap
hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.

c) Untuk mendukung penyelenggaraan Upaya Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut perlu dibentuk
Tim Kelompok Kerja Tetap Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan.

d) Pembentukan Tim Kelompok Kerja Tingkat Provinsi ditetapkan oleh Gubernur, Tim Kelompok
Kerja Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota, Tim Kelompok Kerja Tingkat
Kecamatan ditetapkan oleh Camat, dan Tim Pelaksana Tingkat Desa/Kelurahan ditetapkan oleh
Kepala Desa/Lurah.

e) Pemerintah Desa/Kelurahan berkewajiban membentuk Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia


dalam rangka meningkatkan kesehatan usia lanjut.

f) Standar pelayanan untuk menjaga kesehatan lansia berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.

g) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis upaya pemeliharaan kesehatan
lanjut usia.
Kebutuhan Obat dan Vitamin

Halodoc memiliki fitur yang memudahkan akses kesehatan. Salah satunya memudahkan orang
membeli obat saat sakit tanpa harus ke luar rumah, seperti obat batuk, flu, demam, maag, diare,
alergi, sakit mata, sakit kulit, nyeri otot dan sendi, asma, diabetes, hipertensi, hingga penyakit
jantung. Bahkan, kamu dapat membeli kebutuhan kesehatan lainnya di bagian Vitamin, First Aid,
Wanita, Kontrasepsi, Health Supplement, Consumer Goods, Ibu dan Anak, Medical Device, Stamina,
Antibiotik, Herbal, Dietary, Antiseptik, dan lain - lain.

Jika kamu ragu mengenai obat yang ingin dibeli, tanya dokter Halodoc di fitur Contact Doctor.
Bicarakan keluhan kesehatan yang kamu alami dan jangan ragu bertanya mengenai cara penanganan
yang tepat. Sebab bila dibutuhkan, dokter akan memberikan resep obat yang dapat dibeli langsung
di fitur Pharmacy Delivery pada aplikasi Halodoc

Ada dua jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh pengguna Halodoc. Pertama, diskusi yang bersifat
emergensi. Sebagian besar kasus ini dapat diselesaikan dengan anamnesa atau tindakan medis
digital. Misalnya pada kasus kulit merah dan mata bengkak, dokter akan melihat kondisi lewat
gambar yang dikirim atau video call untuk mengetahui gejala penyakit yang dialami. Jenis diskusi
yang kedua adalah tindak lanjut (follow up) setelah diskusi pertama.

Semua layanan Halodoc kini sudah tersedia di banyak kota, seperti:

Bali, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam,
Belitung, Bukittinggi, Cilacap, Cirebon, Garut, Gresik, Jakarta, Jambi, Jember, Jombang, Karawang,
Kediri, Madiun, Madura, Magelang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Mojokerto,
Padang, Palembang, Pasuruan, Pekalongan, Pekanbaru, Pematang Siantar, Pontianak, Probolinggo,
Purwakarta, Purwokerto, Salatiga, Samarinda, Semarang, Serang, Sidoarjo, Solo, Sukabumi,
Sumedang, Surabaya, Tasikmalaya, Tegal, dan Yogyakarta.

Halodoc adalah aplikasi yang memberikan solusi lengkap dan terpercaya untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Halodoc diprakarsai oleh Jonathan Sudharta, pada April
2016.

Anda mungkin juga menyukai