Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

PERANCANGAN

Dalam perancangan dan pembuatan mesin leaaktester cover cylinder head

sauzuki APV ini terdiri dari beberapa macam proses diantaranya adalah sebagai

berikut:

4.1 Analisa Cover cylinder head Suzuki APV

Analisa ini bertujuan mengetahui tentang dimensi dari cover

cylinder head dan juga bagian-bagian dari cover cylinder head yang akan

di-clamping . Didalam cover cylinder head ini terdapat area bending pada

bagian depan sebesar 0.5 - 0.8 mm, padahal dalam standar drawing part

maksimal bending adalah sebesar 0.5 mm.

Gambar 41 Area cover cylinder head yang bending

25
26

Dari gambar diatas diketahui bahwa untuk mengatasi masalah

tersebut maka harus dipasang gasket untuk melakukan leaktester agar

tidak terjadi kebocoran pada area bending dan juga kebocoran pada area

kedua radius dibagian kanan dan kiri cover cylinder head.

Area clamping

Gambar 4.2 Bagian cover cylinder yang di-clamping

Dari gambar diatas diketahui bahwa area clamping ditetapkan pada

bagian lubang baut M6, pada bagian ini dipilih karena merupakan titik

seimbang dari cover cylinder head dan juaga merupakan baut pengikat

pada saat cover cylinder head di-Assy Unit.

4.2 Perhitungan luas area pada cover cylinder head APV

Pada perhitungan luas area pada cover cylinder head APV ini yang

dilakukan adalah menghitung luas area dari cover cylinder head APV,

kemudian dikurangi dengan bagian-bagian dari cover cylinder head yang


27

tidak terkena air leaktester. Lalu akan diperoleh luas proyeksi yang

sebenarnya. Dalam perhitungan luas proyeksi ini diperoleh data sebagai

berikut:

Perhitungan luas area cover cylinder head

Panjang produk ( p ) = 385 mm

Lebar produk ( l ) = 169 mm

Luas 4 lubang pada cover cylinder head yang tidak terkena air leaktester

= 1884 mm² x 4 = 7539.14 mm²

Luas produk total ( A ) = p x l - 7539.14 mm²

= 385 mm x 169 mm - 7539.14 mm²

= 65065 mm² - 7539.14 mm²

= 578525.86 mm²

= 0.058 m²

Setelah diketahui bahwa luas area dari cover cylinder head adalah

0.058 m², maka langkah selanjutnya adalah menentukan pneumatic yang

akan digunakan sebagai clamping part.

4.3 Menentukan pneumatic yang akan digunakan untuk clamping

Untuk pemilihan pneumatic ditentukan berdasarkan perhitungan

luas area daripada cover cylinder head itu sendiri, adapun langkah-langkah

untuk menentukan pneumatic yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

4.3.1 Perhitungan gaya tekan part


28

Gaya tekanan keatas part yang diakibatkan oleh air leaktester


F=AxP
= 0.058 m² x 0.3 bar (air leaktester for cover cylinder head)
= 0.058 m² x 30000 N/m²
= 1740 N

4.3.2 Perhitungan volume cover cylinder head APV

Dalam perhitungan volume cover cylinder head APV ini

terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

V1 = 0.00182 m³

V2 = 0.000359 m³

V3 = 0.000516 m³

Untuk perhitungan volume part ini disesuaikan dengan

gambar part cover cylinder head suzuki APV, yang dapat dilihat

pada lampiran.

4.3.3 Perhitungan titik berat cover cylinder head

Untuk perhitungan titik berat cover cylinder head ini

berpedoman pada volume part yang sudah dihitung pada

perhitungan diatas, perhitunganya adalah sebagai berikut.

Perhitungan pada sumbu X


29

= 110.28 mm

Perhitungan pada sumbu Y

= 71.15 mm

Titik berat cover cylinder head

Gambar 4.3 Titik berat cover cylinder head APV

4.3.4 Menentukan jumlah clamping cover cylinder head

Setelah diketahui gaya keatas part adalah sebesar 1740 N,

maka langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah clamping


30

yang akan dibutuhkan. Dalam analisa cover cylinder head sudah

ditetapkan bahwa jumlah clamping ada 6 titik pada baut M6,

setelah diketahui jumlah pneumatic maka pemilihan pneumatic

dapat dihitung, sebagai berikut.

= 1740 N : 6 ( 6 titik pada area lubang baut M6 )

= 290 N (pada satu clamping pneumatic)

Dalam memilih jumlah clamping ini ditetapkan di 6 titik

karena pada titik ini merupakan titik seimbang dari cover cylinder

head, karena pada cover cylinder head ini terdapat area bending

dan juga berpedoman pada datum yang ada di cover cylinder head,

yang berfungsi pada saat di-assy unit datum itu sebagai acuan

sampai menempel pada block silinder pada engine

Area bending Datum acuan clamping

Gambar 4.4 Area bending dan acuan clamping

Setelah diketahui bahwa pada satu clamp memiliki gaya

sebesar 290 N maka dapat ditentukan Pneumatic yang akan

digunakan dengan melihat tabel, pneumatic diameter berapa yang


31

mempunyai piston force sebesar 290 N dengan operating

preassure 5 bar.

Tabel 4.1 Preassure Force pneumatic festo


Operating
Pressure [ bar ] 1 2 3 4 5 6 7 8
Diam eter Piston force
[m m ] [ N]
2.5 0.4 0.9 1.3 1.8 2.2 2.7 3.1 3.5
3.5 0.9 1.7 3.8 3.5 4.3 5.2 6.1 6.9
5.35 2 4 6.1 8.1 10.1 12.1 14.2 16.2
6 2.5 5.1 7.6 10.2 12.7 15.3 17.8 20.4
8 4.5 9 13.6 18.1 22.6 27.1 31.7 36.2
10 7.1 14.1 21.2 28.3 35.3 42.4 49.5 56.5
12 10.2 20.4 30.5 40.7 50.9 61 71.3 81.4
16 18.1 36.5 54.3 72.4 90.5 109 127 145
20 28.3 56.5 84.8 113 141 170 198 226
25 44.2 88.4 133 177 221 265 309 353
32 72.4 145 217 290 362 434 507 579
40 113 226 339 452 565 679 792 905
50 177 353 530 707 884 1060 1240 1410
63 281 561 842 1120 1400 1680 1960 2240
80 452 905 1360 1810 2260 2710 3170 3620
100 707 1410 2120 2830 3530 4240 4950 5650
125 1100 2210 3310 4420 5520 6630 7730 8840
160 1810 3620 5430 7240 9050 10900 12700 14500
200 2830 5650 8480 1130 14100 17000 19800 22600
250 4420 8840 13300 17700 22100 26500 30900 35300
320 7240 14500 21700 29000 36200 43400 50700 57900

Dari tabel diatas maka diketahui bahwa clamping yang dibutuhkan

adalah pneumatic dengan diameter piston 32 mm yang menghasilkan

preassure force sebesar 362 N, setelah diketahui preassure force sebesar

362 N maka nilai ini dikalikan 6 (jumlah clamping pneumatic) maka akan

diperoleh hasil 2170 N.

Dengan hasil sebesar 2170 N, maka kondisi clamping secara

perhitungan dapat menahan gaya keatas cover cylinder head yang


32

disebabkan oleh air leaktester sebesar 0.3 bar. 2170 N – 1740 N = 430 N,

dengan gaya tekan lebih sebesar 430 N ditambahkan berat cover cylinder

1.8 kg, maka hal ini seharusnya dapat menahan gaya keatas part.

Tetapi pada kenyataanya tidak dapat menahan gaya keatas, dan

masih bocor pada area gasket, menurut analisa hal ini disebabkan oleh

permukaan part yang bending.

Setelah melakukan analisa maka dalam perhitungan untuk

mendapatkan titik aman agar tidak terjadi kebocoran maka pneumatic

diameter 32 mm dikalikan 1.5 agar gaya kebawah lebih besar dan dapat

menahan area bending 0.5-0.8 mm.

= 32 mm x 1.5 = 48.75 mm = Ø 50 mm

Preassure force dari piston Ø 50 mm dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Ope rating
Pre ssure [ bar ] 1 2 3 4 5 6 7 8
Diam ete r Piston force
[m m ] [ N]
2.5 0.4 0.9 1.3 1.8 2.2 2.7 3.1 3.5
3.5 0.9 1.7 3.8 3.5 4.3 5.2 6.1 6.9
5.35 2 4 6.1 8.1 10.1 12.1 14.2 16.2
6 2.5 5.1 7.6 10.2 12.7 15.3 17.8 20.4
8 4.5 9 13.6 18.1 22.6 27.1 31.7 36.2
10 7.1 14.1 21.2 28.3 35.3 42.4 49.5 56.5
12 Tabel 4.2
10.2 Preassure
20.4 Force
30.5 pneumatic
40.7 fest
50.9 61 71.3 81.4
16 18.1 36.5 54.3 72.4 90.5 109 127 145
20 28.3 56.5 84.8 113 141 170 198 226
25 44.2 88.4 133 177 221 265 309 353
32 72.4 145 217 290 362 434 507 579
40 113 226 339 452 565 679 792 905
50 177 353 530 707 884 1060 1240 1410
63 281 561 842 1120 1400 1680 1960 2240
80 452 905 1360 1810 2260 2710 3170 3620
100 707 1410 2120 2830 3530 4240 4950 5650
125 1100 2210 3310 4420 5520 6630 7730 8840
160 1810 3620 5430 7240 9050 10900 12700 14500
200 2830 5650 8480 1130 14100 17000 19800 22600
250 4420 8840 13300 17700 22100 26500 30900 35300
320 7240 14500 21700 29000 36200 43400 50700 57900
33

Dengan menggunakan pneumatic Ø 50 mm maka akan diketahui

preassure force sebesar 884 N dikalikan jumlah pneumatic clamping

yang akan digunakan.

= 884 N x 6 (jumlah pneumatic clamping ) = 5304 N

= 5304 N - 1740 N (gaya tekanan keatas part)

= 3564 N dengan arah gaya kebawah.

Setelah melakukan perhitungan dan didapatkan diameter piston

yang akan digunakan maka langkah selanjutnya adalah menentukan jenis

pneumatic yang akan digunakan untuk pembuatan mesin leaktester ini

Dalam menentukan jenis pneumatic yang dilkukan adalah melihat

kondisi jig and fixture apakah pneumatic akan melakukan clamping dari

bawah atau dari atas dan juga melihat stock pneumatic yang ada di
34

Nusametal. Dalam pemilihan pneumatic ini, pneumatic yang digunakan

adalah pneumatic bekas dari jig yang sudah tidak digunakan lagi, sehingga

dapat menghemat biaya pembuatan mesin leaktester. Jenis pneumatic yang

digunakan dalam mesin leaktester dapat dilihat pada gambar berikut.

DNC 50-50 PPV-A DNC 50-125 PPV-A

DNC 80-200 PPV-A DNC 50-125 PPV-A

ADVU 50-50 PA ADVU 32-10 PA

ADVU 32-40 PA ADVU 50-50 A-P-A

ADVU 50-100 PA ADVU 40-40 PA

Gambar 4.5 Jenis pneumatic yang dipakai


4.4 Desain jig and fixture

Dalam desain jig and fixture ini disesuaikan dengan kondisi mesin

yang ada, yang sebelumnya gagal dalam pembuatan mesin leaktester.


35

Gambar 4.6 Desain jig and fixture

Keterangan gambar:

1. Base Plate
2. Cover cylindaer head
3. Guide pillar
4. Pneumatic clamping
5. Upper plate
6. Profile radius jig and fixture
7. Pneumatic clamping
8. Pneumatic air stop

Untuk gambar detail dari pada pembutan jig and fixture

dapat dilihat pada lampiran.

Untuk desain jig and fixture juga masih menggunakan

bekas jig yang lama, tetapi dilakukan proses surface grinding

karena permukaan dari pada jig itu sendiri tidak rata dan sudah
36

berkarat sehingga perlu dilakukan proses surface grinding.

Setelah dilakukan pembuatan desain jig and fixture maka

langkah selanjutnya adalah melakukan desain mesin, yang mana

pada desain mesin ini menggabungkan jig and fixture dan juga

mesin yang sudah ada tanpa ada perubahan

Gambar 4.7 Konsep desain mesin leaktester

Desain kerangka mesin

Dalam desain kerangka mesin ini, masih menggunakan

bekas mesin yang lama.


37

Gambar 4.8 Desain kerangka dan bak mesin

Keterangan gambar:

1. Kaki mesin, besi profile 40 x 40 cm

2. Bak mesin, plat dengan tebal 2 mm

3. Penyangga jig and fixture, besi U profile 100 x 50 mm

Berikut adalah spesifikasi teknis dari mesin leaktester cover

cylinder suzuki APV

Tabel 4.3 Spesifikasi teknis mesin leaktester


38

NO ITEM SPESIFIKASI

1 Dimensi mesin 350x750x170mm


2 Sumber energi Tekanan angin 4-6 bar
3 Metode pemeriksaan Air leaktest visual inspeksi
4 Control Pneumatic with valve
5 Air leaktest for cover cylinder 0.3 bar

4.4 Menentukan system control


39

Gambar 4.9 Sistem control mesin leaktaester

Dari Sistem control mesin leaktester cover cylinder head terstebut

dapat diketahui bahwa komponen penyusun mesin leaktester itu sangat

sederhana karena hanya dikontrol oleh dua valve. Adapun keterangan dari

gambar tersebut yaitu sebagai berikut.

4.4.1 Air compressor

Merupakan penghasil udara bertekanan yang langsung digunakan

dalam proses maesin leaktester cover cylinder head ini.

4.4.2 Booster regulator

Booster regulator ini digunakan untuk menstabilkan tekanan angin,

karena sebelum menggunakan booster regulator ini clamping sering tidak

seimbang dan hal ini disebabkan oleh banyaknya clamping pneumatic

yang bekerja, sehingga tekanan angin 4-6 bar terbagi-bagi dan tidak

seimbang.
40

Gambar 4.10 Booster regulator

4.4.3 Air service unit 5 bar

Digunakan untuk mengukur tekanan angin yang masuk kedalam

regulator, Pressure control dari pada mesin leaktester ini menggunakan

Regulator jenis LFR-D-MIDI FESTO. Tekanan angin yang masuk

kedalam regulator ini sebesar 5 bar.Regulator jenis LFR-D-MIDI FESTO.

Dalam penggunaan regulator jenis ini dipilih karena stok yang ada di

Nusa Metal, fungsi dari regulator ini adalah untuk mendeteksi tekanan

udara dari preassure utama kompresor Nusametal apakah stabil atau labil

yang berkisar antara 4-7 bar.

Gambar 4.11 Regulator LFR-D -MIDI FESTO

4.4.4 Pressure control air leaktester

Pressure control dari pada mesin leaktester ini menggunakan

Regulator jenis LR-D MINI FESTO, pada regulator ini tekanan angin
41

adalah 0.3 bar, tekanan angin ini langsung masuk kedalam cover cylinder

head. Regulator ini dipasang seri dengan regulator MIDI diatas gunakan

untuk mendeteksi tekanan udara yang masuk kedalam cover cylinder yang

akan di-leaktest, dan tekanan angin yang masuk kedalam cover cylinder

adalah 0.3

bar, dan dapat

di-setting

sesuai dengan

kebutuhan.

Gambar 4.12 Regulator LR-D MINI FESTO

4.4.5 Valve clamping part

Valve ini berfungsi untuk mengontrol clamping pneumatic yang

bekerja pada cover cylinder head.

Posisi OFF
Posisi
ON
42

Gambar 4.13 Handle valve clamping

4.4.6 Valve jig UP/DOWN

Valve ini berfungsi untuk maengontrol jig and fixture naik dan

turun kedalam air, pada saat proses pemeriksaan kebocoran.

Gambar 4.14 valve jig up/down

4.4.7 Pneumatic jig UP/DOWN

Pneumatic ini spesifikasinya adalah DNC 80-200 PPV-A, berfungsi

untuk menurunkan jig and fixture kedalam air setelah valve jig UP/DOWN

diputar pada posisi ON/OFF. Apabila valve diputar pada posisi ON maka
43

jig akan turun dan apabila diputar pada posisi OFF maka jig akan naik

keatas dan keluar dari dalam air, pneumatic ini dipilih karena berat total

jig and fixture adalah 174 kg, sehingga pemilihan pneumatic adalah

diameter 80 mm karena pneumatic ini memiliki piston force sebesar 2260

N atau setara dengan 226 kg.

Gambar 4.15 Pneumatic DNC 80-200 PPV-A

4.4.8 Clamping pneumatic

Digunakan untuk meng-clamping cover cylinder head agar tidak

bocor pada area gasket pada saat dilakukan leaktester. Jumlah pneumatic

yang digunakan untuk clamping ini sebanyak 6 pcs dengan diameter

piston 50 mm, untuk gambar pneumatic clamping dapat dilihat pada

gambar 4.4.

4.5.9 Pneumatic Air Stop

Berfungsi untuk menutup bagian lubang yang terdapat pada produk

cover cylinder head. Agar pada saat pengujian kebocoran tidak keluar

udara pada lubang ini. Untuk pneumatic air stop ini yang digunakan

adalah jenis ADVU 32-40 PA, ADVU 32-10 PA dan ADVU 40-40 PA,

untuk gambar pneumatic air stop dapat dilihat pada gambar 4.4
44

4.5.10 Sub komponen atau komponen pendukung mesin leaktester

4.5.10.1 Fitting tub

Fitting tube ini digunakan untuk menghubungkan selang

angin kedalam pneumatic dan menghubungkan antara pneumatic

dengan valve control, untuk pemilihan fitting ini tergantung dengan

diameter ulir yang ada di-pneumatic. Untuk jenis fitting tube ini

yang dipakai dalam desain mesin ini ada dua yaitu yang

menggunakan adjustable flow control dan yang biasa.

Gambar 4.16 Fitting tube adjustable

4.5.10.2 Tubbing

Tubbing atau selang digunakan untuk men-supplay udara

dari pneumatic yang satu ke pneumatic yang lain. Pemilihan

tubbing tergantung dari diameter selang yang ada di fitting tube,

yang dipakai

dalam mesin
45

leaktester ini adalah diameter 8 mm dan 6 mm.

Gambar 4.17 Tubbing

4.6 Flow proses pengoperasian mesin leaktester

Dalam mesin leaktester ini untuk mengoperasikan mesin dikontrol

oleh dua valve yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, untuk

valve yang satu berfungsi sebagai pengatur clamping , sedangkan yang

satunya berfungsi untuk menurunkan jig ke dalam air agar kebocoran

dapat terlihat. Untuk lebih jelasnya pengoperasian dapat dilihat pada

gambar berikut.
46

Start

Loading part

Pasang gasket

Pasang part
pada jig

Valve clamp “ON”


( clamp )

Valve jig UP/DOWN


“ON” ( DOWN )

NG Visual inspection OK

Valve jig UP/DOWN Valve jig UP/DOWN


“OFF”( UP ) “OFF” ( UP )

Valve clamp OFF Valve clamp OFF


( OPEN ) ( OPEN )

Unloading part Unloading part

Lepas gasket Lepas gasket

Box reject Next proses

Ga mbar

4.18 Flow proses mesin leaktester cover cylinder head Suzuki APV

4.6.1 Start
Pada saat start yang dilakukan adalah memeriksa kondisi mesin

dan juga jig and fixture yang meliputi pneumatic clamping , tekanan angin

utama dan juga tekanan angin untuk leaktester sebesar 0.3 bar. Untuk
47

standar pemeriksaan untuk clamping adalah pneumatic dapat melakukan

clamping, untuk tekanan angin leaktester disesuaikan dengan pengaturan

yaitu 0.3 bar. Untuk jig and fixture bersih dari scrap dan kotoran agar

tidak mengganjal dan mengakibatkan kebocoran pada saat leaktester.

4.6.2 Loading part


Menunggu pada saat cover cylinder head sudah dilakukan proses

washing, sehingga siap dilakukan proses pemasangan gasket dan proses

leaktester.

4.6.3 Pemasangan gasket


Pemasangan gasket ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

kebocoran, karena pada bagian cover cylinder head terdapat area bending

dan cara pengatasannya adalah dengan cara dipasang gasket pada saat

leaktester.

Gasket

Gambar 4.19 Area pemasangan gasket

4.6.4 Pasang part pada jig

Setelah dilakukan peamasangan gadsket maka langkah selanjutnya

adalah memasang part pada jig, dalam pemasangan part pada jig ini

dibuatkanlah pokayoke yang berupa pin penepat agar tidak tejadi


48

kesalahan pada saat pemasangan pada jig.

Pin penepat ( pokayoke )

Gambar 4.20 Pin penepat

Part menempati pin penepat

Gambar 4.21 Penempatan part

4.6.5 Melakukan clamping (valve clamping posisi ON)

Setelah part sudah menempati jig lengkap dengan gasket yang

sudah terpasang maka langkah selanjutnya adalah memutar clamping

valve ke posisi ON atau posisi clamping . Hal ini bertujuan agar pada saat
49

lektester tidak terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air leaktester

sebesar 0.3 bar.

Posisi OFF
Posisi
ON

Gambar 4.22 handle valve clamping

4.6.6 Menurunkan jig keadalam air (valve jig up/down posisi ON)

Setelah part dipastikan sudah terclamping maka langkah

selanjutnya adalah menurunkan jig kedalam air agar pemeriksaan

kebocoran dapat terlihat, dengan cara memutar handle valve ke posisi ON

sehingga jig turun dan masuk kedalam air karena apabila terjadi kebocoran

maka part akan mengeluarkan gelembung udara karena didalam cover

cylinder head terdapat air leaktester sebesar 0.3 bar sesuai drawing part.

4.6.7 Melakukan inspeksi atau pemeriksaan terhadap cover cylinder head

Setelah cover cylinder head masuk kedalam air maka langkah


50

selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan tehadap covaer cylinder head,

apakah ada kebocoran atau tidak, yang ditandai dengan keluarnya

gelembung udara daari cover cylinder head itu sendiri

Gambar 4.23 Pemeriksaan cover cylinder head

4.6.8 Hasil pemeriksaan

Apa bila pemeriksaan sudah selesai dilakukan maka langkah

selanjutnya adalah memeutar valve clamping pneumatic pada posisi

OFF, maka pneumatic akan membuka clamping , setelah itu valve jig

dan fixture UP/DOWN diputar pada posisi OFF maka akan mengangkat

jig fixture dari dalam air. Setelah jig and fixture keluiar dari dalam air

maka langkah selanjutnya adalah mengambil part dari jig dan melepas

gasket, apabila hasil pemeriksaan OK maka cover cylinder head siap

untuk proses selanjutnya dan apabila hasil pemeriksaan NG maka cover

cylinder head diletakkan diadalam box reject.

4.7 Pembuatan mesin leaktester

Dalam pembuatan mesin leaktester menggunakan peralatan untuk

pembuatan mesin ini, diantaranya alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mesin welding SMAW

2. Hand drill manual

3. Drill Ø 8.5mm, 5.6mm, 6.5mm

4. Hand tap
51

5. Tap M6, M8, M10

6. Hand grinding

7. Cutter

8. Mesin Milling

9. Mesin surface grinding

10. Mesin turning

Adapun juga komponen penyusun dari pada mesin leaktester adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.4 Komponen mesin leaktester

No Nama komponen Spesifikasi Merek Jumlah


(pcs)
1 Pneumatic top clamping DNC 50-125 PPV-A Festo 2

2 Pneumatic top clamping ADVU 50-100 P-A Festo 1

3 Pneumatic top clamping ADVU 50-50 A-P-A Festo 1

4 Pneumatic top clamping DNC 50-50 PPV-A Festo 1

5 Pneumatic top clamping ADVU 50-50 P-A Festo 1


6 Pneumatic air stop ADVU 40-40 P-A Festo 1
52

7 Pneumatic air stop ADVU 50-100 P-A Festo 1


8 Pneumatic air stop ADVU 32-10 P-A Festo 1
9 Pneumatic jig leaktester DNC 80-200 PPV-A Festo 1
10 Regulator LFR-D-MIDI Festo 1
11 Regulator LR- D MINI Festo 1
12 Fitting tube Adjustable Festo 20
13 Tubbing Diameter 8 mm Festo -
14 Directional control valve - SMC 2
15 Booster Regulator VBA 2100-03 GN SMC 1

Pneumatic
Jig and fixture

Pneumatic
clamping

Valve jig
up/down

Valve
clamping

Booster
regulator
53

Gambar 4.24 Kondisi mesin setelah di-Assy

Anda mungkin juga menyukai