Disusun Oleh
Intan Adma Sari (213203018)
Sri Bintang Pamungkas (213203071)
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
tanggal :
XI. Evaluasi
Prosedur : Tanya jawab
Jenis : Objektif
Kriteria : Mampu menjelaskan kembali tentang materi yang telah
diberikan
Soal :
a. Sebutkan pengertian diare!
b. Sebutkan penyebab diare!
c. Sebutkan pencegahan diare!
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta sangat kooperatif dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang Anggrek
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dimulai pukul 10.00-10.30 WIB
b. Peserta antusias tehadap materi penyuluhan
c. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
d. Peserta terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. % peserta mampu menjelaskan pengertian diare.
b. % peserta mampu menjelaskan penyebab diare.
c. % peserta mampu menjelaskan pencegahan diare.
Handayani, R., & Arsiani. (2015). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Diare Pada
Balita Usia 0-59 bulan Di Puskesmas Gendangan Kecamatan Gedagan
Kabupaten Malang. Jurnal Biomed Science, 3(2), 9-21. Retrieved from
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/biomed/article/view/789
Hartati, S., & Nurazila. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kejosari Pekanbaru. Jurnal
Endurance, 3(2), 400-407. doi:http://doi.org/10.22216/jen.v3i2.2962
Irmawati. (2015). Bayi dan Balita Sehat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=ok5JDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Bayi+dan+Balita+Sehat&
hl=en&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwiW74qzj5Lw
AhWRWHwKHc05BtMQ6AEwAHoECAUQAg
Jannah, M. F., Kepel, B. J., & Maramis, F. R. (2016, Agustus). HUBUNGA
ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS
TIKALA BARU KOTA MANADO. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(3), 211-
217. doi:https://doi.org/10.35799/pha.5.2016.12976
Kurniawati, & Martini. (2016). Status Gizi dan Status Imunisasi Campak
Berhubungan Dengan Diare Akut. Jurnal Wiyata, 3(2).
Novita, O. T. (2020). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Diare
Pada Balita di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Journal of
Dehasen Education Review, 1(2), 56-64.
doi:https://doi.org/10.33258/jder.v1i2.988
Rachmawati, Barlianto, & Ariani. (2019). Pedoman Praktis Imunisasi Pada Anak
(1 ed.). Malang: UB Press. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
id=Y1cAEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Pedoman+Praktis+Imuni
sasi+Pada+Anak&hl=en&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahU
KEwjIvo7fjpLwAhXKYisKHYMuDiAQ6AEwAHoECAUQAg
Rane, Jurnalis, & Ismail. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Diare Dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita Di Kelurahan Lubuk
Buaya Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2013.
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2). doi:https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.710
Setiawan, I., & Ani, L. S. (2017). Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tembuku I Kabupaten Bangli Tahun 2016. E-Jurnal Medika,
6(5), 12-20. Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
Susanti, Hariyanto, & Adi. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Hygine
Makanan dengan Kejadian Diare pada Bayi di Wilayah Kerja Posyandu
Melati Kelurahan Tlogomas Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan, 2(1), 174-
180. doi:https://doi.org/10.33366/nn.v2i1.156
Susilowati, L., & Hutasoit, M. (2019, Mei). Hubungan Status Imunisasi Campak
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 12-59 Bulan. Indonesian Journal
of Nursing Research, 2(1), 20-26. Retrieved from
http://jurnal.unw.ac.id/ijnr
Utami. (2016). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Anak.
Jurnal Majority, 5(4). Retrieved from
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/893
Zuhrah, Agusdin, & Mariamu. (2020). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan
Keluarga Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Birem Bayeun Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2018. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 6(2),
1167-1176. doi:https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.1163
Lampiran
Materi penyuluhan
1. Pengertian diare
Diare berasal dari bahasa kedokteran yaitu diarrhea yaitu buang air
besar encer atau cair lebih dari empat kali sehari, disertai lendir dan darah
maupun tidak. Diare merupakan kehilangan cairan secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi 3 kali atau lebih buang air besar dengan
konsistensi dan bentuk tinja encer atau cair (Kemenkes RI, 2011). Diare
adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi
tinja, bertambahnya frekuensi buang air besar kadang disertai muntah atau
tinja berdarah (Arindari & Yulianto, 2018).
2. Penyebab
Penyebab diare biasanya disebabkan oleh organisme seperti
bakteri, virus, dan parasite. Organisme ini biasanya menginfeksi saluran
pencernaan manusia melalui makanan dan minuman yang telah tercemar
oleh organisme tersebut (Kemenkes RI, 2011). Diare disebabkan oleh
infeksi (bakteri, virus dan parasite), malabsorbsi (kegagalan dalam
menyerap makanan dan minuman), alergi, keracunan, imunodefisiensi dan
sebab lain [CITATION Ind20 \l 1033 ].
a) Faktor infeksi
a. Infeksi enternal : infeksi saluran pencernaan meliputi:
(1) Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Yersinia, shigella Camylobacter,
Salmonella, Shigella dan Aeromonas
(2) Infeksi virus : enterovirus Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomeyilitis, Adeno virus, Rotavirus, dan Astrovirus.
(3) Infeksi parasite : Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris
Strongyluides), Protozoa (Entamoeba hystolitica, Giardia
Clamblia, Trichomonas Hominis), Jamur (Candida Albicans).
b. Infeksi Parenteral : infeksi di luar alat pencernaan seperti Otitis
Media Acut, Tonsilitis, Bronco pneumonia, dan Enchefalithis.
2) Faktor malabsorpsi
a) Malabsorpsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap
lactoglobulis dalam susu formula.
b) Malabsorpsi lemak, dalam makanan terdapat lemak yaitu
triglyserida dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak
menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase
dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul karena
lemak tidak terserap dengan baik.
c) Malabsorpsi protein.
3) Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare yaitu makanan yang
terkontaminasi, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran)
dan kurang matang [CITATION Zuh20 \l 1033 ].
4) Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, jika pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Diare Pada Balita
Faktor yang mempengaruhi terjadinya diare antara lain
pengetahuan orang tua, kurangnya personal hygine, lingkungan yang
tidak bersih, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat [CITATION
Ran171 \l 1033 ].
Faktor-faktor yang mempengaruhi diare pada balita yaitu:
1) Jamban keluarga
Jamban adalah faktor penting terhadap kejadian diare pada
balita karena dengan adanya jamban yang sesuai dengan standar
kesehatan pemerintah akan memutus mata rantai penularan diare
[CITATION Han15 \l 1033 ].
2) Pengolahan sampah
Pengolahan sampah dilakukan dengan cara pembakaran,
penimbunan, dan pengangkutan sampah oleh petugas. Pengolahan
sampah yang kurang baik dapat berpengaruh negatif kepada
masyarakat dan lingkungan. Pengolahan sampah yang kurang baik
akan berpengaruh pada bidang kesehatan yaitu dapat menyediakan
tempat berkembang biak penyakit. [CITATION Han15 \l 1033 ].
3) Perilaku ibu
Cuci tangan dibagi menjadi dua yaitu cuci tangan benar dan
tidak benar. Cuci tangan benar yaitu dengan sabun dan air
mengalir, sedangkan tidak baik yaitu tidak menggunakan sabun
dan hanya menggunakan air mengalir. Tidak mencuci tangan
sebelum menyiapkan makanan atau minuman pada anak dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit diare [CITATION Han15 \l
1033 ].
4) Riwayat ASI ekslusif
ASI mengandung zat kekebalan (Lactobasilus, bifidus,
Lactoferin, Lisozim/Muramidase), dan beberapa sistem kekebalan
lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri
pathogen seperti E.Coli, jamur, bakteri, dari penyakit diare
[CITATION Han15 \l 1033 ].
5) Pengetahuan ibu
Karena masih banyak ibu yang menganggap diare tidak
dapat ditularkan melalui kotoran (BAB), tidak dapat ditularkan
melalui air minum yang dikonsumsi sehari-hari, serta masih
banyak ibu yang beranggapan bahwa apabila anak buang air besar
3x sehari menandakan anak akan tumbuh besar (Kemenkes RI,
2018).
Faktor yang mempengaruhi diare disebabkan antara lain faktor
lingkungan, tingkat pengetahuan ibu, social ekonomi masyarakat, dan
makanan dan minuman yang dikonsumsi. Faktor lingkungan yang dapat
meningkatkan risiko diare seperi pengolahan sampah, saluran limbah,
sumber air maupun kebiasaan mencuci tangan [CITATION Har18 \l 1033 ].
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari diare adalah sebagai berikut:
1) Nafsu makan menurun
2) Suhu tubuh meningkat
3) Buang air besar tidak teratur
4) Lesu
5) Lemas
6) Tinja menjadi cair dan dapat disertai lendir ataupun darah [CITATION
Uta161 \l 1033 ].
5. Akibat atau dampak
Dampak dari diare adalah sebagai berikut:
1) Dehidrasi
Hal ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme
tubuh bahkan dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Hal ini
karena kekurangan/kehabisan cairan tubuh [CITATION Zub20 \l 1033 ].
2) Gangguan pertumbuhan
Terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluaran zat
gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar akan menjadi
diare kronis [CITATION Wid \l 1033 ].
6. Penatalaksanaan
Penangan diare yaitu dengan Lima Langkah Tuntaskan Diare yaitu:
1) pemberian oralit formula baru, hal ini untuk mencegah terjaidnya
dehidrasi.
2) pemberian zink selama 10 hari, dimana zink mampu mengurangi
lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air
besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan
kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.
3) memberikan ASI dan makanan bertujuan untuk memberikan gizi
agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan.
4) pemberian antibiotic selektif sesuai indikasi bermanfaat pada
penderita diare dengan darah dan suspek kolera.
5) konseling ibu dengan memberikan nasehat jika anak mengalami
gejala diare segera bawa ke fasilitas kesehatan (Kemenkes RI,2011).
7. Pencegahan
Menurut [ CITATION WHO17 \l 1033 ] langkah-langkah utama dalam
mencegah diare yaitu:
1) sumber air minum yang bersih dan aman
Air minum harus terjamin kebersihannya. Kebersihan air
ditentukan tidak hanya pengolahannya tetapi juga penyimpanannya
sehingga dapat mencegah air dari kontaminasi bakteri. Bakteri
dalam air dapat berpengaruh pada masalah pencernaan anak.
Penyimpanan air minum yang baik adalah disimpan pada tempat
yang bersih dan tertutup tujuannya untuk menghindari serangga
dan debu yang akan mencemari air [ CITATION Hen19 \l 1033 ].
2) penggunaan sanitasi yang baik
Penggunaan sanitasi yaitu seperti sumber air, jenis jamban,
kebersihan jamban, pengolahan air limbah dan pembuangan
sampah.
3) mencuci tangan dengan sabun
Cuci tangan yang baik adalah menggunakan sabun dan air
mengalir, mencuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan dapat menghilangkan dan mengurangi
mikroorganisme pathogen yang tidak bisa terlihat oleh kasat mata.
Cuci tangan dapat mengurangi kejadian diare pada balita [ CITATION
Hen19 \l 1033 ].
4) pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan
Pemberian ASI ekslusif merupakan pemberian antibody secara
alami sehingga selama masa pemberian ASI ekslusif tidak perlu
diberikan makanan tambahan lain. Pemberian ASI ekslusif dapat
menghindari kontaminasi mikroorganisme penyebab diare,
sedangkan susu formula dalam proses pembuatannya ada potensi
terkontaminasi. ASI mampu menjaga nutrisi bayi, meningkatkan
imunitas tubuh dan kedekatan emosional ibu dan bayi [ CITATION
Hen19 \l 1033 ].
5) kebersihan makanan dan pribadi
6) pendidikan kesehatan tentang bagaimana virus menyebar
7) vaksinasi rotavirus.
Rotavirus adalah salah satu penyebab diare akut berat pada
balita. Tujuan pemberian vaksin rotavirus yaitu untuk mengontrol
infeksi rotavirus serta mencegah keparahan diare terutama yang
disebabkan oleh rotavirus. Vaksin ini terdiri dari 2 jenis yaitu
vaksin monovalent dan pentavalent.
a) Vaksin monovalent adalah vaksin hidup yang mengandung 1
jenis rotavirus dengan tipe G1P, diberikan secara oral 2 kali
(106 CFU/mL/dosis). Dosis pertama diberikan saat usia 10
minggu dan dosis kedua saat usia 14 minggu.
b) Vaksin pentavalent adalah vaksin yang mengandung 5 galur
rotavirus, vaksin ini memiliki keefektifitasan yang tinggi
dalam mencegah keparahan akibat rotavirus, diberikan
sebanyak 3 kali melalui oral. Pemberian pertama diberikan
saat usia 6-14 minggu, pemberian kedua setelah 4-8 minggu
dan dosis ketiga maksimal pada usia 8 bulan [CITATION Rac19 \l
1033 ].
Vaksin rotavirus diberikan saat anak usia 6 bulan melalui
oral. Imunisasi ini dapat mencegah diare parah dan muntah. Efek
samping dari imunisasi rotavirus yaitu diare ringan, muntah dan
mudah emosi [CITATION Irm15 \l 1033 ].
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah penurunan diare
yaitu sebagai berikut:
1) Perbaikan akses air bersih
2) Promosi sanitasi
3) Imunisasi campak dan rotavirus
Pemerintah mewajibkan pemberian imunisasi campak.
Rekomendasi pemberian imunisasi campak oleh Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) adalah saat usia 9 bulan imunisasi
pertama, kedua saat usia 18 bulan sebagai booster dan ketiga saat
usia 6 tahun. Penyebab campak merupakan virus campak yang
disebarkan melalui droplet dan dapat menyebabkan komplikasi
berbahaya. Salah satunya pada saluran pencernaan yang
menyebabkan diare dan disertai dengan dehidrasi [ CITATION Sus19
\l 1033 ].
Imunisasi khusus permasalahan diare tidak ada, tetapi
pemberian imunisai campak dapat mencegah diare. Imunisasi
campak diberikan saat anak berusia 9 bulan [ CITATION Hen19 \l
1033 ]. Imunisasi campak dapat menurunkan angka kejadian diare
dan mencegah terjadinya keparahan diare yang lebih berat.
Tujuan pemberian imunisasi yaitu untuk membentuk sistem
kekebalan tubuh agar mampu melawan berbagai bakteri dan virus
yang ada di sekelilingnya[ CITATION Kur16 \l 1033 ] .
4) Suplementasi vitamin A
5) Promosi ASI ekslusif
Leaflet
https://www.canva.com/design/DAEuRLMaILU/nuCj9s43dogotijcgDZWqQ/vie
w?
utm_content=DAEuRLMaILU&utm_campaign=designshare&utm_medium=link
&utm_source=publishsharelink
Universitas Jenderal Achmad Yani
LANGKAH-LANGAKAH
MEMERAH ASI
1. Menyiapkan peralatan
Gelas/cangkir untuk menampung ASI perah
Botol untuk menyimpan ASI yang sudah diperah Label dan spidol
Cooler box/termos dan blue ice
Jika diperlukan memerah dapat menggunakan pompa ASI