Anda di halaman 1dari 1

Sikap Durhaka dan Cara Menghindarinya

Durhaka (al-‘uquuq) berasal dari al-‘aqqu yang berarti al-qath’u yaitu memutus, membelah,
merobek, atau memotong. Dalam islam, anak dikatakan durhaka pada orang tua (uquuqul walidain) apabila
melakukan perbuatan atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati orang tuanya. Perbuatan durhaka kepada
orang tua jelas dilarang oleh agama. Bahkan termasuk dalam dosa besar yang setara dengan mempersekutukan
Allah SWT. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadist yang menjelaskan dosa berbuat durhaka. Durhaka
adalah Perbuatan tercela yang dilakukan oleh anak kepada orang tua dengan menentang, menyakiti,
serta tidak patuh apa yang diperintahkan. Durhaka merupakan perbuatan yang tidak diampuni oleh
Allah setelah Musyrik kecuali bertaubat dan meminta maaf kepada orangtuanya.

A. Akibat dari Durhaka kepada orang tua :

1. Hidupnya di dunia selalu resah dan tidak tenang


2. Allah tidak akan memberi petunjuk sebelum dia bertaubat
3. Tidak akan masuk Surga
4. Termasuk golongan tercela.
5. Tidak bahagia selama di dunia
6. Akan mendapatkan Azab dari Allah

B. Cara Menghindari Sikap Durhaka

1. Banyak mendekatkan diri kepada Allah.


2. Meminta ampunan kepada Allah.
3. Selalu berbuat baik kepada orang tua.
4. Meningkatkan takwa dan selalu mengingat Allah.
5. Ingat bahwa ridho kedua orang tua adalah ridho Allah.

C. Keburukan

1. Dijauhi oleh Allah.


2. Mendapatkan Dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah
3. Hidup menjadi tidak ter-arah.
4. Menganiaya dirinya sendiri

D. Contoh Durhaka kepada orang tua:

1. Menyampaikan perkataan – perkataan yang sifatnya untuk menghindari kemauan dari orang
tuanya. Misalnya : berkata “Ah”
2. Menyampaikan perkataan yang bersifat merendahkan, menghina, tidak memulyakan.
3. Berani membentak kepada kedua orang tuanya.
4. Berlaku sombong terhadap kedua orang tuanya.
5. Tidak mau berdoa kepada Allah untuk kedua orangtuanya, tentang rahmat, ampunan serta
hidayah-Nya.
6. Tidak mau mensyukuri kenikmatan yang diberikan orang tua kepada anak.

َّ َ‫علَى َوا ِلد‬


‫ي‬ َ ‫ي َو‬ َ َ‫ب أ َ ْو ِز ْع ِني أ َ ْن أ َ ْشكُ َر ِن ْع َمتَكَ الَّ ِتي أ َ ْن َعمْت‬
َّ َ‫عل‬ ِ ِّ ‫َر‬
Artinya:
“ Ya Rabb-ku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu, yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua orang tuaku …” (Q.S An-naml ayat 19).
7. Mengubah washiat.
‫ع ِليم‬
َ ‫س ِميع‬ َ ‫س ِمعَه فَإِنَّ َماإِثْمه‬
َ َ‫علَى الَّذِينَ يبَدِلونَه إِ َّن للا‬ َ ‫فَ َمن بَ َّدلَه بَ ْع َد َما‬
Artinya:
“ Maka barang siapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya
dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui “ (Q.S Al-Baqarah ayat 181).
8. Menyampingkan kepentingan orang tua.
9. Memperolok-olok agama orang tua.
10. Tidak mampu mengurus orang tua.

Anda mungkin juga menyukai