Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN”

Dosen Pembimbing : Ns. Nurul Fuady Fitriyani, S.Kep., M.Kep

Di susun oleh:

KELOMPOK 5

1. Farah Adibah Urjuwan 21071014007

2. Sri Nurul Aprianti 21071014006

3. Tri Septiadi 21071014023

4. Muh. Dewa Abiyyu Sahrul 21071014025

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2021/2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala. karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Falsafah dan Teori
Keperawatan” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula tercurahkan
kepada baginda Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬ . yang telah membawa
manusia dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan pengetahuan kita
serta memenuhi syarat penilaian dalam mata kuliah “Falsafah dan Teori Dasar
Keperawatan”, dan apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
kami mohon maaf dan juga mengucapkan terima kasih.

Jazakumullahu Khairan Katsira.

Makassar, 23 November 2021

Penyusun;

Kelompok 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 2


BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3

2.1 Katie Erickson.................................................................................. 3

2.2 Rosemarie Rizzo Parse..................................................................... 17

2.3 Dorothy E. Johnson.......................................................................... 22

2.4 Ramona T. Mercer............................................................................ 28

2.5 Rufaidah Binti Sa’ad........................................................................ 36

BAB III PENUTUP..................................................................................... 39

3.1 Simpulan........................................................................................... 39

3.2 Saran................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA 40

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi ini, manusia telah berusaha
mengumpulkan fakta. Dari fakta ini kemudian disusun dan disimpulkan menjadi berbagai
teori, sesuai fakta yang di kumpulkan tersebut. Teori-teori tersebut kemudian digunakan
untuk memahami gejala-gejala alam dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan
perkembangan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi dan teknologi umat manusia, teori-
teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya, seperti apa yang
telah kita rasakan sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Biografi Ahli Keperawatan

2. Konsep Keperawatan Dari Ahli

3. Asumsi Dasar Para Ahli

4. Pandangan Ahli Mengenai Paradigma Keperawatan


1.3 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami tentang Teori Para Ahli.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MYRA ESTRIN LEVINE

A. BIOGRAFI MYRA ESTRIN LEVINE

Myra Estrin Levine (1920 – 1996) lahir di Chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua
dari tiga bersaudara. Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari
Universitas Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat
sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan di Wayne State University
pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga. Seperti di University
of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang
dipublikaskan yang termasuk artikel: An Introduction to Clicical Nursing” yang
dipublikasikan berulang kali pada tahun 1969, 1973 dan 1989. Ia juga menerima gelar
doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992. Myra Estrin levine
akhirnya meninggal dunia pada tahun 1996. (Alligood,2013 ; McEwen&Wills , 2010).

Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan


“teori keperawatan”, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama
dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan
sebuah endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari
praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus
pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien.

B. Konsep Keperawatan MYRA ESTRIN LEVINE

Teori Myra Estrin Levine dikenal dangan Konservasi Model. Model


Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi dan
pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model ini
memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh-pengaruh dan respon-respon di
tingkatan yang organismik. Perawat memenuhi sasaran dari model melalui
konservasi energi, struktur, dan integritas sosial dan pribadi (Levine, 1967 dalam
Tomey & Alligood, 2006). Walaupun konservasi adalah fundamental terhadap
hasil-hasil yang diharapkan ketika model itu digunakan.
Tiga Konsep utama model konservasi yaitu keutuhan, adaptasi, dan
konservasi.
a. Wholeness  (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah
sistem terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive
mutuality between diversified functions and parts within an entirety, the
boundaries of which are open and fluid. (Keutuhan menekankan pada suara,
organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian
dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka) (hal 63)”  Levine (1973, hal 11)
menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan
lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan
lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi
kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan
internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir holistik,  memandang
individu secara keseluruhan.
b. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan
internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi
dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil. Penekanan pada proses  adaptasi
ini  adalah mengenai tingkatan bukan pada proses berhasil atau gagal, jadi
tidak mengenal proses maladaptasi.
Levine (1991) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik adaptasi, yaitu:

1) Historisitas (Historicity)
Historisitas mengacu pada gagasan bahwa respon adaptif sebagian
manusia didasarkan pada genetik dan sejarah masa lalu. Setiap manusia
terdiri dari kombinasi genetic dan sejarah, dan respon adaptif merupakan
hasil dari keduanya.
2) Kekhususan (Specifity)
Kekhususan mengacu pada fakta bahwa setiap sistem yang
membentuk manusia memiliki jalur stimulus respon yang unik. Tanggapan
yang distimulasi oleh stress spesifik dan berorientasi tugas. Tanggapan
yang dipicu dalam beberapa jalur cenderung akan disinkronisasi.
3) Redundansi (Redundancy)
Redundansi menggambarkan pengertian bahwa jika suatu system
atau jalur tidak dapat memastikan adaptasi, maka jalur lain mungkin dapat
mengambil alih dan menyelesaikan pekerjaan. Ini mungkin berguna bila
respon korektif (misalnya, penggunaan suntikan alergi selama periode
waktu yang panjang untuk mengurangi keparahan alergi secara bertahap
dari system kekebalan tubuh). Namun, redundansi dapat merugikan,
seperti ketika tanggapan yang sebelumnya gagal membangun kembali
(misalnya, ketika kondisi autoimun menyebabkan system kekebalan
manusia itu sendiri menyerang jaringan yang sebelumnya sehat). Levine
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk
menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan 
adaptasi historis dan spesificity. pada kenyataannya, pola adaptasi dapat
disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk
menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui
trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu
sulit mempertahankan hidup. Levine (1991) menduga “adanya
kemungkinan bahwa penuaan itu sendiri merupakan konsekuensi dari
gagalnya redundansi proses fisiologis dan psikologis.
c. Konsep Konservasi
Konservasi berasal dari bahasa latin conservatio yang berarti “to keep
together”atau menjaga bersama-sama (Levine, 1973). Konservasi
menggambarkan cara system yang kompleks dibutuhkan untuk melanjutkan
fungsi bahkan jika terjadi hambatan yang berat sekalipun (Levine, 1990).
Selama konservasi, individu dapat melawan rintangan, melakukan adaptasi
yang sesuai, dan mempertahankan keunikannya. Tujuan konservasi adalah
kesehatan dan kekuatan untuk untuk menghadapi ketidakmampuan. Fokus
utama konservasi adalah menjaga bersama-sama seluruh aspek dari
manusia/individu. Meskipun intervensi keperawatan mungkin mengacu pada
satu bagian prinsip konservasi, perawat juga harus mengkaji pengaruh prinsip
konservasi lainnya (Levine, 1990). Konservasi berfokus pada keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan energy dalam realitas biologis yang unik untuk
setiap individu.
Ada empat prinsip konservasi, yaitu sebagai berikut :
1) Konservasi Energi
Individu membutuhkan keseimbangan energi dan pembaharuan
konstan dari energi untuk mempertahankan aktifitas hidup. Proses seperti
penyembuhan dan penuaan merupakan hambatan bagi energy tersebut.
Hukum termodinamika yang kedua diterapkan pada apapun di dunia,
termasuk manusia. Konservasi energi telah lama dipakai dalam praktik
keperawatan meskipun kebanyakan pada prosedur dasar. Tujuan dari
konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan energy yang
berlebihan atau kelelahan. Karena individu memerlukan keseimbangan
energy dan memperbaharui energy secara konstan untuk mempertahankan
aktivitas hidup. Dalam praktek keperwatan, hal ini terlihat di ruang rawat
pasien.
2) Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan merupakan proses memulihkan integritas structural
dan fungsi selama konservasi dalam mempertahanka keutuhan levine’s
1991). Ketidakmampuan akan ditunjukkan kepada level baru adaptasi
(Levine, 1996). Perawat dapat membatasi jumlah jaringan yang terlibat
dalam penyakit dengan deteksi dini terhadap perubahan fungsi dan dengan
intervensi keperawatan. Konservasi integritas struktur bertujuan untuk
mempertahankan atau memulihkan struktur tubuh sehingga mencegah
terjadinya kerusakan fisik dan meningkatkan proses penyembuhan.
Contoh: Membantu pasien dalam latihan ROM, Pemeliharaan kebersihan
diri pasien.
3) Konservasi Integritas Personal
Harga diri dan kepekaan identitas sangat penting, merupakan hal
yang paling mudah diserang. Hal ini diawali dengan berkurangnya privasi
dan munculnya kecemasan. Perawat dapat menunjukkan respek kepada
pasien selama prosedur, mensupport usaha mereka, dan mengajar mereka.
Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kekuatan sehingga individu tidak lagi melanjutkan hidup
pribadi dan tidak lagi bergantung, kebutuhan pasien harus dihormati,
dilengkapi dengan privasi, dan dukungan psikologis. kesucian hidup
diwujudkan pada semua orang. Keterbatasan di sini akan berpusat pada
klien yang secara psikologis terganggu. Konservasi integritas personal
bertujuan untuk mengenali individu sebagai manusia yang mendapatkan
pengakuan, rasa hormat, kesadaran diri, dan dapat menentukan nasibnya
sendiri.
4) Konservasi Integritas Sosial
Seorang individu diakui sebagai anggota keluarga, anggota
komunitas atau masyarakat, kelompok keagamaan, kelompok etnis, dan
system politik suatu bangsa. Makna hidup meningkat sepanjang
komunikasi sosial dan kesehatan dipertahankan. Perawat memegang
peranan professional untuk anggota keluarga, membantu dalam kebutuhan
agama, dan menggunakan hubungan interpersonal untuk melestarikan atau
mempertahankan integritas sosial. Tujuan konservasi integritas sosial
adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama
dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem
dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak
memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien
psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti
orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun ada
orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.
C. Asumsi Dasar Menurut Mary Estrin Levine
a. Asumsi Tentang Individu
1) Setiap individu "adalah peserta aktif dalam interaksi dengan lingkungan
dan terus-menerus mencari informasi darinya." (Levine, 1969).
2) Individu "adalah makhluk hidup dan kemampuan untuk berinteraksi
dengan lingkungan tampaknya tak terhindarkan terkait dengan organ
inderanya."
3) “Perubahan adalah esensi kehidupan dan itu tak henti-hentinya selama
hidup terus berjalan. Perubahan adalah karakteristik kehidupan. ”(Levine,
1973)
b. Asumsi Tentang Keperawatan
1)"Pada akhirnya keputusan untuk intervensi keperawatan harus didasarkan
pada perilaku unik dari masing-masing pasien.
2)“Perawatan yang berpusat pada pasien berarti perawatan keperawatan
individual. Hal ini didasarkan pada realitas pengalaman umum: setiap
manusia adalah individu yang unik, dan karena itu ia memerlukan
konstelasi keterampilan, teknik, dan ide unik yang dirancang khusus
untuknya. ”(Levine, 1973)
3) Hubungan dengan teori konservasi
1) Konservasi energi didasarkan pada intervensi keperawatan untuk
menghemat melalui keputusan yang disengaja mengenai keseimbangan
antara aktivitas dan energi yang tersedia.
2) Konservasi integritas struktural adalah dasar intervensi keperawatan untuk
membatasi jumlah keterlibatan jaringan.
3) Konservasi integritas pribadi didasarkan pada intervensi keperawatan yang
memungkinkan individu untuk membuat keputusan untuk dirinya sendiri
atau berpartisipasi dalam keputusan.
4) Konservasi integritas sosial didasarkan pada intervensi keperawatan untuk
menjaga interaksi klien dengan keluarga dan sistem sosial di mana mereka
berada.
5) Semua intervensi keperawatan didasarkan pada pengamatan yang cermat
dan terus menerus dari waktu ke waktu.
D. Paradigma Keperawatan menurut Myra Estrin Levine
a. Manusia
1) Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi konstan
dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis hemat,
energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas mereka.
2) Individu menjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa depan
dan masa lalu-sadar.
3) Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan beradaptasi
dengan lingkungan.
4) Individu adalah “holistik”
5) Sebuah makhluk sosial terpadu
6) “Whole” tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek
psychosocio-budaya dan spiritual
7) Individu adalahsebuah identitas dan layak.
8) Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya,
berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
b. Kesehatan
1) Kesehatan menjadi “Whole” bukan hanya bebas dari penyakit atau
penyakit.
2) Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal.
3) Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan
keyakinan.
4) Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.
5) Bukan hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke
kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali lagi
menjadi individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.
6) Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka dengan
orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya adalah
skenario negatif.
c. Lingkungan
1)Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif
terlibat.
2)Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
3)Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.
4)Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal (persepsi,
operasional, dan konseptual).
d. Keperawatan
1) Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk
mempromosikan keutuhan melalui adaptasi
2) Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai
tingkat maksimum adaptasi).
3) Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip
konservasi.
4) Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster yang
unik dan terpisah dari aktivitas.
5) Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab
perawat untuk membantu dia untuk membela dan mencari realisasinya.
6) Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan
seseorang.

2.2 Pamella G. Reed

A. Biografi Pamella G. Reed


Pamela G. Reed, dilahirkan di Detroit, Michigan pada tahun 1973. Beliau
menikah dengan Gary, suaminya, dan telah memiliki 2 putri. Reed memulai karir
keperawatannya dengan bersekolah di Wayne State University, Detroit, Michigan
dan tamat pada tahun 1974, lalu Reed melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 di
bidang kesehatan mental anak dan remaja dan pendidikan keperawatan dan berhasil
menamatkan dan memperoleh gelar M.S.N pada tahun 1976. Pendidikan tinggi
terakhir berikutnya, jenjang S3 (Ph.D) berhasil diselesaikannya pada tahun 1982
dengan konsentrasi mayor teori dan riset keperawatan, dengan studi minor pada
perkembangan usia dewasa dan usia lanjut (lansia).
Saat ini, Reed mengisi kegiatan sehari-harinya dengan mengajar pada
Fakultas keperawatan University of Arizona College, Tucson. Selain mengajar,
Reed juga melakukan penelitian dan memberikan pelayanan administrasi di
institusi yang sama sejak tahun 1983. Pengajaran dan penelitiannya berfokus pada
topik utama Well-being and Aging. Reed yang telah menerima beberapa macam
penghargaan juga merupakan pioneer dalam riset-riset keperawatan dalam bidang
kajian spiritualitas. (Tomey and Alligood, 2010)

B. Konsep Keperawatan Pamella G. Reed

Pamella G. Reed (2003) yang teorinya merupakan sintesa dari tiga sumber.
Ketiga sumber yang dimaksud antara lain (1) bahwa perkembangan manusia
sebagai proses sepanjang hayat dalam mencapai kedewasaan termasuk didalamnya
proses menua dan proses menjelang ajal, (2) adanya factor kontekstual terhadap
terjadinya ketidakseimbangan antara manusia dan lingkungan sebagai sesuatu yang
penting dalam pengembangan, dan (3) berdasarkan pengalaman klinik dan riset
yang mengindikasikan secara klinik dilaporkan bahwa depresi pada lansia lebih
sedikit disebabkan oleh penurunan sumber pengembangan dan perasaan sejahtera
akibat penurunan kemampuan fisik dan kognitif daripada kelompok kesehatan
lansia.
Reed (1991) mengembangkan teori tentang self-transcendence dengan
menggunakan strategi “deductive reformulation“. Strategi ini digunakan untuk
membangun middle range theory menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari
teori non keperawatan yang kemudian di reformulasi secara deductive dari model
konsep keperawatan. Teori non keperawatan yang dipergunakan adalah life-span
theory pada social kognitif dan pengembangan transpersonal orang dewasa. Prinsip
dari teori life-span adalah merupakan reformulasi dari prespektif keperawatan dari
Martha E. Rogers tentang konsep kesatuan system manusia.
1. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak
dari yang kurang baik menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik.
Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefinisikan sebagai pengembangan
konsep diri dibatasi secara multidimensi yaitu :
a. Inwardly (batiniah) : Melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman-
pengalaman yang telah dialami.
b. Outwardly (lahiriah) : Diartikan pentingnya berinteraksi dengan
lingkungannya.
c. Temporally (duniawi) : Menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran
untuk mencapai tujuan masa depan.
Self-trancendence pada awalnya didefinisikan oleh Reed (1991) sebagai
pengembangan batasan konsep diri multidimensi: inward/kedalam (terhadap
wawasan yang lebih luas ke dalam kepercayaan, nilai dan mimpi seseorang) contoh
melalui pengalaman introspeksi, outward/keluar (terhadap kesadaran akan hal lain
dan lingkungan),dan temporal (masa lampau dan masa datang yang terintegrasi saat
ini). Reed mendefinisikan secara menyeluruh, sebagai berikut : Self-transcendence
mengarah pada fluktuasi batasan-batasan keluar dari seseorang (atau diri sendiri)
dengan segera dan pandangan-pandangan sempit dari diri sendiri dan dunia.
Fluktuasi ini adalah pandimensional, inward (terhadap kesadaran yang lebih besar
dari kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan cita-cita), outward (terhadap orang
lain dan lingkungan), dan temporal (terhadap pengintegrasian masa lampau dan
masa depan dengan cara meningkatkan masa kini yang relatif).
Tahun 2003, pola lain dari perluasan batas disatukan sehingga self-transcendence
adalah kapasitas itu memperluas batasan-batasan" transpersonally (untuk
berhubungan dengan dimensi di luar dirinya)"diri sendiri. Karena self-
transcendence adalah pandimensional, ini memungkinkan dimensi-dimensi lain bisa
ditambahkan untuk menguraikan kapasitas perluasan batas.
2. Well-Being
Didefinisikan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadaan
yang baik. Well-being didefinisikan sebagai rasa “feeling whole and healthy” yang
sesuai dengan kriteria sendiri untuk wholeness and well-being (Reed,2003).
Seseorang dengan tingkat Well-being yang tinggi menunjukkan kepuasan terhadap
hidup dan memiliki tingkat depresi yang rendah.
Kesejahteraan (well-being) didefinisikan sebagai “ perasaan merasa utuh dan sehat,
sesuai dengan salah satu kriteria untuk perasaan utuh dan kesejahteraannya” (Reed,
2003). Reed mendefinisikan mekanisme yang mendasari kesejahteraan pada artikel
tahun 1997. Dalam artikel tersebut, dia mengusulkan keperawatan semestinya
“proses keperawatan menuju kesejahteraan”. Kesejahteraan sebagai proses
keperawatan, kemudian digambarkan dengan istilah dari sintesa 2 macam perubahan
: perubahan dalam kompleksitas kehidupan (contoh : peningkatan kelemahan pada
lanjut usia atau hilangnya pasangan/orang yang dicintai), perubahan dalam integrasi
(contoh. membentuk arti dari kejadian dalam kehidupan).
3. Vulnerability
Vulnerability didefinisikan sebagai kesadaran akan kematian yang timbul seiring
dengan usia dan fase kehidupan atau selama kejadian sakit dan krisis kehidupan
(Reed,2003).
Vulnerability merupakan kesadaran seseorang akan adanya kematian, konsep
vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk
didalamnya adalah krisis kehidupan seperti disabilitas/ketidakmampuan/cacat,
penyakit kronik dan terminal, kelahiran dan pengasuhan orangtua.
Konsep tambahan dalam teori ini adalah faktor-faktor moderating-mediating dan
poin-poin intervensi.
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor moderating-mediating adalah variabel-variabel yang bersifat personal
dan kontekstual Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang
berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : jenis kelamin, usia,
kemampuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial dan
riwayat masa lalu yang dapat mempengaruhi hubugan antara vulnerability dan self-
transcendence dan antara self-transcendence dan well-being. Luasnya berbagai
variabel dari individu dan interaksi mereka mungkin mempengaruhi proses self-
transcendence juga berkontribusi menuju kesejahteraan. Contoh variabel seperti
umur, jenis kelamin, kemampuan kognitif, pengalaman hidup, perspektif spiritual,
lingkungan sosial, dan kejadian histories. Variabel dari individu bisa menguatkan
atau melemahkan hubungan antara vulnerability dan self-transcendence dan antara
self-transcendence dengan well-being (Reed, 2003).
5. Point of Intervention
Poin-poin intervensi adalah tindakan keperawatan yang memfasilitasi self-
transcendence. Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua point intervensi :
1. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang
berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri.
2. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan
antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
Tiga hal dibangun dengan menggunakan tiga konsep dasar tersebut, yaitu :
1. Self-transcendence lebih besar pada seseorang yang menghadapi pokok persoalan
akhir dari kehidupannya sendiri daripada pada orang yang tidak menghadapinya.
Issue dari akhir kehidupan seseorang diinterpretasikan secara luas yang timbul
dengan peristiwa kehidupan, penyakit, lanjut usia dan pengalaman lain yang
meningkatkan kesadaran akan kematian.
2. Boundaries konseptual berhubungan dengan well-being. Tergantung pada sifat
alamiahnya, fluktuasi dalan boundaries konseptual mempengaruhi well-being secara
positif atau negatif melewati masa kehidupan. Sebagai contoh, peningkatan dalam
pandangan dan perilaku self-transcendence diharapkan menjadi positif terkait dengan
kesehatan jiwa sebagai suatu indikator well-being pada orang-orang yang
menghadapi akhir hidupnya.
3. Faktor-faktor manusia-lingkungan berfungsi sebagai korelasi, moderator atau
mediator dari hubungan antara vulnerability, self-transcendence dan well-being.

C. Paradigma Keperawatan dan Asumsi Dasar Pamella G. Reed

Asumsi di dalam teori Reed, mengusulkan suatu model untuk membangun kerangka-
kerangka konseptual bahwa pendidikan keperawatan merupakan keahlian khusus klinis. di
model tersebut, Asumsi dari model Reed adalah kesehatan menjadi sentral konsep dipengaruhi
oleh aktivitas keperawatan, manusia, dan lingkungan.kesehatan diusulkan sebagai konsep
utama, di sekitar yang aktivitas ilmu perawatan pengambil alihan model adalah bahwa fokus
dari disiplin ilmu perawatan di bangunan dan melibatkan pengetahuan untuk mempromosikan
proses- proses kesehatan Fokus dalam model ini adalah disiplin keperawatan yang telah
membangun dan menyatukan pengetahuan untuk meningkatkan proses kesehatan
1) Kesehatan Sehat, merupakan awal proses model, yang didefinisikan secara mutlak sebagai
proses kehidupan dari dua hal yaitu pengalaman negatif dan positif dimana individu
menciptakan lingkungan dan nilai-nilai yang unik dan kreatif yang mendukung kesejahteraan
(well-being).
2) Keperawatan Peran aktivitas keperawatan membantu seseorang (persons) (melalui proses
interpersonal dan manajemen terapeutik pada lingkungannya) dengan membutuhkan
keterampilan untuk mendukung kesehatan (health) dan kesejahteraan (well-being).
3) Manusia Manusia adalah seseorang yang harus dipahami sebagai individu yang sedang
berkembang sepanjang hayat mereka dalam berinteraksi dengan orang lain dan dengan
lingkungan dalam perubahan yang kompleks dan vital dimana hal tersebut bisa berkontribusi
positif atau negatif dalam mencapai kesehatan dan rasa sejahtera. Manusia dipahami
berkembang sepanjang kehidupan dalam interaksi dengan manusia yang lain dan dalam
lingkungan yang mengubah secara kompleks dan bersemangat bias kearah positif dan negatif
yang berkontribusi kearah kesehatan dan kesejahteraan.
4) Lingkungan Keluarga, jaringan sosial, lingkungan fisik dan komunitas adalah lingkungan
yang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan dimana perawat mempengaruhinya
dengan mengatur interaksi yang terapeutik antara orangorang, objek dan aktivitas keperawatan.
Dalam keterangan sebelumnya dari munculnya teori self-transcedence Reed mengidentifikasi
satu asumsi kunci berdasarkan konsep Rogers dan dipengaruhi oleh teori life-span development
pengetahuan tentang klink kesehatan mental, penemuan penelitian, dan pengalaman individu.
Asumsinya bahwa manusia sebagai sistem terbuka yang memiliki batas-batas dalam dirinya
untuk mendefinisikan kenyataan dirinya dalam menghadirkan rasa menyeluruh dan keterkaitan
dengan lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA
Levine’s four conservation principles. (2012).
(http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.html
diakses pada 23 November 2021).

Myra Estrin Levine: The Consevation Model. (2011). https://nursingtheories.weebly.com/myra-


estrin-levine.html diakses pada 23 November 2021).

Marriner Tomey, A., & Alligood, M. R. (2010). Nursing Theory and Their Work (7rd ed.).
St. Louis: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai